• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Obyektif

Dalam dokumen ASKEB COC ELISABET P27224017125 PDF (Halaman 73-77)

MAK III MAK III oleh bidan

A. Pembahasan 1. Asuhan Kehamilan

2) Data Obyektif

Data Obyektif didapatkan pada tanggal 01 maret 2021 jam 06.00 WIB hasil pemeriksaan umum: tekanan darah 116/74 mmHg, pernapasan 20 x/menit, nadi 72 x/menit, suhu 36,50C sedangkan dari hasil pemeriksaan dalam Ny. S umur 26 tahun G3P1A1 hamil 39 minggu inpartu kala I fase laten, dengan pembukaan 2 cm, , selaput ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan kepala di Hodge I, sarung tangan lendir darah.

Pada jam 08.00 WIB Ny. S merasakan seperti ingin mengejan dan merasakan tekanan yang semakin meningkat pada anus dan vaginanya.

Dari hasil inspeksi terlihat bahwa perineum sudah menonjol, vulva vagina dan sfingter ani membuka. Tanda-tanda tersebut sesuai dengan tanda dan gejala kala II: his semakin kuat antara 2 sampai 3 menit, ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan adanya kontraksi, ibu merasakan meningkatnya tekanan pada rektum dan vagina, perineum menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah (JNPK-KR, 2008).

Saat dilakukan pemeriksaan dalam jam 08.00 WIB, portio tidak teraba, pembukaan sudah lengkap (10cm), effecement 100%, UKK jam 1, presentasi kepala, penurunan kepala 2/5 bagian masukpanggul, penurunan kepala di Hodge IV, tulang-tulang kepala janin saling bersetuhan, sarung tangan lendir darah.

Kala II berlangsung selama 20 menit. Hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba (2010: 175) yang menyatakan bahwa pada primigravida kala II berlangsung 1-1,5 jam sedangkan pada multigravida kala II berlangsung 0,5-1 jam. Kala II pada Ny. S berlangsung lebih cepat dari teori, menurut Saifuddin (2010: 574) pada ibu dengan paritas tinggi yang vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin.

69

Kala III dimulai setelah pengeluaran janin sampai lahirnya plasenta yang biasanya berlangsung 10 menit. Seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri (Sofian, 2012: 73). Menurut Cunningham (2013) tanda-tanda lepasnya plasenta antara lain: uterus menjadi globular dan biasanya lebih kencang, sering ada pancaran darah mendadak, uterus naik di abdomen karena plasenta yang telah terlepas berjalan turun masuk ke segmen bawah uterus dan vagina serta massanya mendorong uterus ke atas. Berdasarkan data sekunder bidanpada Ny. S terdapat tanda- tanda pelepasan plasenta dan kala III berlangsung selama 10 menit, hal ini sesuai dengan teori diatas.

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan pernapasan), kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc (Manuaba, 2010: 174). Berdasarkan data sekunder bidan didapatkan keadaan umum Ny.S baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,50C, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong, perdarahan ± 20 cc, terdapat laserasi derajat 1 di mukosa vagina. Observasi telah dilakukan sesuai dengan teori Ny.S masih tergolong normal.

b. Analisa

Diagnosa dan masalah ditegakkan berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh bidan dan sesuai nomenklatur kebidanan. Diagnosa yang muncul adalah Ny. S usia 27 tahun G3P1A1 usia kehamilan 39 minggu dengan inpartu kala 1, kala II, kala III dan kala IV . Masalah yang dirasakan ibu bersalin antara lain merasakan nyeri pinggang,ketuban sudah pecah dengan/tanpa kontraksi, terdapat bloody show, rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak (Sofian, 2011; Lowdermilk, 2013). Adapun masalah yang dirasakan Ny.A adalah kenceng-kenceng yang semakin sering dan nyeri pinggang yang semakin sakit hingga menjalar ke depan.

c. Perencanaan

Menurut Saifuddin (2009: 109) perencanaan yang dilakukan pada kala I antara lain: hadirkan orang-orang yang dianggap penting oleh ibu, atur aktivitas dan posisi ibu, bimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his, jaga

70

privasi ibu dan menjaga kebersihan ibu, berikan massase dengan melakukan pijatan pada punggung atau mengusap perut dengan lembut, berikan cukup minum untuk memenuhi energi dan mencegah dehidrasi, pertahankan kandung kemih agar tetap kosong. Sesuai dengan teori yang disebutkan perencanaan yang dilakukan bidan pada kala I: beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu, anjurkan ibu untuk makan dan minum disela- sela kontraksi, ajarkan ibu teknik relaksasi pernapasan untuk mengurangi nyeri kontraksi dan dapat mengatur pernapasan, anjurkan ibu untuk merubah posisi dan ambulasi, anjurkan ibu untuk kencing bila kandung kemih penuh agar tidak mengganggu kontraksi, anjurkan agar keluargamendampingi ibu selama persalinan, lakukan pemantauan kemajuan persalinan menggunakan partograf,

Perencanaan pada kala II sama seperti kala I perbedaannya adalah ketika pembukaan sudah lengkap pimpin mengejan selama ada his dengan menganjurkan menarik napas, pantau DJJ setelah setiap kontraksi, lahirkan bayi, keringkan dan hangatkan bayi dari kepala sampai seluruh tubuh, kemudian lakukan rangsangan kepada bayi (Saifuddin, 2009: 113).

Perencanaan bidan pada kala II sesuai dengan teori yaitu beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan persalinan akan segera berlangsung, dekatkan partus set, siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran, lakukan monitoring persalinan kala II, persiapkan diri untuk membantu persalinan dengan langkah APN, lakukan IMD dan menyelimuti bayi, lakukan observasi perdarahan kala II dan melanjutkan kala III.

Perencanaan kala III menurut Saifuddin (2009: 117) antara lain: jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin, berikan oksitosin, Lakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT), masase fundus uteri. Teori ini sesuai dengan perencanaan kala III yang dilakukan oleh bidan yaitu raba perut ibu untuk memastikan tidak adanya janin kedua, suntikkan oksitosin 10 unit IM, lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan letakkan satu tangan diatas simpisis pubis dan yang satu memegang klem didekat vulva, lakukan massase fundus uteri untuk memastikan uterus berkontraksidengan baik.

Perencanaan kala IV secara teori antara lain: pemeriksaan fundus dan masase,pemberian nutrisi dan cegah dehidrasi, bersihkan ibu, anjurkan istirahat, peningkatan hubungan ibu dan bayi, anjuran untuk mulai menyusui, pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam post partum, ajari ibu dan

71

keluarga pemeriksaan fundus dan tanda bahaya ibu serta bayinya (Saifuddin, 2009: 120). Perencanaan kala IV yang dilakukan bidan telah sesuai teori yaitu observasi (keadaan umum, vital sign, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan untuk memantau kondisi ibu), pemeriksaan adanya robekan jalan lahir, bersihkan ibu agar ibu merasa lebih nyaman, rendam alat dalam larutan klorin sebelum dicuci dengan sabun dan disterilkan kembali, anjurkan ibu untuk makan dan minum setelah melahirkan untuk mengembalikan tenaga, lengkapi portograf.

d. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan asuhan persalinan kala I sampai kala IV dilakukan oleh bidan. Asuhan yang diberikan kepada Ny. S dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada kasus Ny. S terdapat perbedaan pelaksanaan pada kala I yaitu dalam pembuatan partograf. Partograf yang seharusnya dibuat pada saat persalinan berlangsung justru dibuat saat persalinan sudah selesai.

Pada kala II menurut teori APN,setelah 1 jam pemberian vitamin K1 memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral (IBI, 2016). Asuhan yang dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan teori.

Pelaksanaan pada kala III dan kala IV sudah sesuai dengan perencanaan dan teori yang ada. Pertolongan persalinan pada Ny. A dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan normal menurut IBI (2016).

e. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. S d Poned Puskesmas Tawangsari maka evaluasi yang didapat pada kala antara lain:

suami dan keluarga bersedia mendampingi ibu, ibu bersedia merubah posisi menjadi miring ke kiri, ibu paham dan dapat mempraktekkan teknik relaksasi sewaktu ada his yaitu dengan menarik napas panjang lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut, ibu telah minum 1 gelas teh hangat, observasi (keadaan umum, tanda vital, kontraksi, DJJ dan kemajuan persalinan) telah dilakukan.

Pada kala II hasil evaluasi ibu yaitu ibu dan keluarga sudah mengerti tentang informasi yang diberikan mengenai kemajuan persalinan, ibu bersedia segera memposisikan diri senyaman mungkin dan memilih posisi dorsal rekumben, ibu mengerti cara meneran yang benar dan melakukannya dengan benar, ibu bersedia dipimpin persalinannya, bayi jenis laki-laki (berat 3100 gram, panjang 49 cm) dapat dilahirkan dan segera dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh serta melakukan rangsangan

72 terhadap bayi.

Pada kala III manajemen aktif kala III telah dilakukan setelah ada tanda pelepasan plasenta, plasenta lahir lengkap, tidak ada laserasi jalan lahir. IMD dilakukan selama 1 jam tetapi kepala bayi masih diarahkan ke arah putting dan bayi mampu meraih puting ibu.

Pada kala IV yaitu observasi keadaan umum, tanda vital, kontraksi, perdarahan, kandung kemih telah dilakukan, salep mata telah diberikan dan vitamin K telah disuntikkan, ibu bersedia untuk massase fundus uteri, ibu bersedia istirahat cukup, ibu bersedia untuk latihan mobilisasi, pasien telah dibersihkan dan diganti pakaiannya

3. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus

Dalam dokumen ASKEB COC ELISABET P27224017125 PDF (Halaman 73-77)

Dokumen terkait