BAB IV PENUTUP
B) Portofolio dan Penilaian Sikap
1. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama :
No. Absen :
Kelas :
TP : Menganalisis ayat-ayat Al-Quran tentang semangat
menuntut imu pengetahuan dan Menghayati nilai-nilai dari perintah menuntut ilmu pengetahuan
Soal
1. Apa arti dari mufrodat di bawah ini ?
وْهُقَّفَتَـيَلِّ
Jawaban :
2. Terjemahkan potongan ayat di bawah ini
ةًفَّ آكَ اوْرُفَنْيَلِّ نَوْنْمِؤْمُلِّا نَ اكَ امِوْ
3. Sebutkan 5 Contoh, pengamalan ilmu yang telah di pelajari dalam kehidupan sehari- hari ?!
Rubrik Penilaian Pengertahuan
No Soal Skor Kriteria Peneilaian
40 Siswa menjawab soal dengan benar
1 5 Siswa menjawab tapi salah
a. Asesmen Pengetahuan
Jawaban :
Jawaban :
0 Siswa tidak menjawab
30 Siswa menjawab soal dengan benar
2 5 Siswa menjawab tapi salah
0 Siswa tidak menjawab
30 Siswa menjawab soal dengan benar
3 5 Siswa menjawab tapi salah
0 Siswa tidak menjawab
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang menguasai materi ini dengan sangat baik, berupa kegiatan tambahan terkait dengan topik kajian, dan diberikan kesempatan untuk memahami materi pada bab berikutnya.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi dengan baik, yaitu dengan cara memberikan pengulangan materi dasar serta materi spesifik yang kurang dikuasai oleh peseta didik melalui pendampingan personal atau kelompok.
1. Apa arti dari mufrodat di bawah ini ?
اوْرُذِنْيَلِّ
2. Terjemahkan potongan ayat di bawah ini
نِيْدِّلِّا ىفَّ اوْهُقَّفَتَـيَلِّ #ةًفَئِآطَ مْهُنْمِ 'ةًقَرُفَّ لِّكَ نِمِ رُفَنَ لَاوْلَفَّ
3. Sebutkan maksimal 5 contoh kegiatan menuntut ilmu yang dapat dilakukan diluar jam sekolah ?
A. Surah At-Taubah ayat 122
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وْ نِيْدِّلِّا ىفَّ اوْهُقَّفَتَـيَلِّ #ةًفَئِآطَ مْهُنْمِ 'ةًقَرُفَّ لِّكَ نِمِ رُفَنَ لَاوْلَفَّ ۗةًفَّآكَ اوْرُفَنْيَلِّ نَوْنْمِؤْمُلِّا نَ اكَ امِوْ ۗ نَوْرُذِحْيْ مْهُلَعَلِّ مْهُيَلِّا اوْعَجَرُ ا وْۤذَا مْهُمِوْقَ اوْرُذِنْيَلِّ
MATERI
Pengayaan dan Remedial
Soal
B. Arti mufrodat
Mereka pergi اوْرُفَنْيَلِّ
Golongan 'ةًقَرُفَّ
Untuk memperdalam وْهُقَّفَتَـيَلِّ
Untuk memberi peringatan اوْرُذِنْيَلِّ
C. Terjemahan ayat
"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At- Taubah: Ayat 12
D. Penjelasan ayat
Dalam ayat ini, Allah Swt. menerangkan kewajiban menuntut ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Hal itu merupakan salah satu alat dan cara berjihad.
Menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan umat serta mengembangkan agama Islam. Dengan demikian, Islam dapat disebarluaskan dan dipahami segala lapisan masyarakat.
Allah Swt. menjelaskan bahwa tidak perlu semua orang mukmin itu berangkat kemedan perang. Pembagian tugas dalam masyarakat harus dilakukan. Sebagian berangkat ke medan perang dan sebagian yang lain menekuni ilmu serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Setelah mendalami ilmu-ilmu tersebut, mereka diharapkan dapat menye- barkannya serta menjalankan dakwah islamiah dengan cara atau metode yang baik sehingga mencapai hasil yang lebih baik pula. Ilmu adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menyejahterakan umat, dan mensyiarkan ajaran-ajaran agama Islam.
Tidak dapat dibenarkan apabila ada orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar pangkat, mencari gelar, dan ke- untungan pribadi. Orang-orang yang telah memiliki ilmu pengetahuan harus menyebarkan dan mengamalkan ilmunya agar menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, dapat diambil suatu pengertian bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban. Kewajiban itu adalah menuntut ilmu, mengamalkan, dan mengajarkannya kepada orang lain. Islam sangat menghargai orang-orang yang berjuang di bidang ilmu pengetahuan. Bahkan, mereka disamakan derajat dan nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan peperangan atau orang yang beribadah. Surah
al-'Alaq Ayat 1-5 adalah ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad saw.
Ayat ini turun memberikan kabar gembira kepada para manusia. Allah Swt. memberikan pengajaran kepada manusia untuk belajar dan mengenal Tuhannya. Dengan demikian, manusia akan dapat mencapai kehidupan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari kandungan ayat tersebut. Berikut ini adalah lafal Surah al-'Alaq ayat 1-5.
مْلَقَّلِّابِ مْلَعَ يذِلِّا مُرُكَلْأَا كَ8بِرُوْ أْرُقَا 'قٍلَعَ نِمِ نَاسَنَلإِا قٍلَخَ قٍلَخَ يذِلِّا كَبِرُ مْسْابِ أْرُقَا . / قٍلَعَلِّا مْلَعَيْ مْلِّ امِ نَاسَنَلإِا مْلَعَ
٩٦ ١ : Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang meng- ajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Q.S. al-'Alaq/96: 1-5)
Pada ayat pertama, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar membaca dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan. Iqra'atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu pembuka yang diterima Nabi Muhammad saw.
Kata iqra' memiliki makna yang penting dalam rangkaian wahyu pertama yang ditujukan kepada seseorang yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis). Beliau tidak pernah membaca suatu kitab apa pun sebelum turunnya Al-Qur'an. Pada hakikatnya perintah ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad saw., tetapi seluruh umat manusia sebagai jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Membaca berasal dari kata qara'a yang berarti menghimpun. Kemudian, berkembang maknanya menjadi menelaah, meneliti, membaca, menyampaikan, dan mengetahui ciri- cirinya. Aktivitas membaca, kemudian meneliti, menghimpun, dan menelaah yang disebut pada ayat pertama ini dikaitkan dengan kata bismi rabbika (dengan nama Tuhanmu). Hal itu berarti proses bangkitnya manusia dari kebodohan (jahiliah) menuju kepada Islam. Pengaitan ini merupakan syarat sehingga menuntut si pembaca bukan sekadar melakukan bacaan dengan ikhlas. Akan tetapi, ia juga harus memilih bahan- bahan bacaan yang tidak mengantarkannya kepada hal-hal yang bertentangan dengan
"nama Allah".
Pada ayat kedua, Allah Swt. mengungkapkan tentang penciptaan manusia, yaitu dijadikan dari segumpal darah. Kemudian, manusia diberi-Nya kesanggupan untuk
menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya. Dia berkuasa menjadikan insan kamil di antara manusia, seperti Nabi Muhammad saw. yang cerdas dan pandai sekalipun tanpa belajar.
Pada ayat ketiga. Allah Swt. memerintahkan kembali kepada Nabi Muhammad saw.
untuk membaca. Bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang, kecuali dengan mengulang-ulang dan membiasakannya. Perintah tersebut dirangkai dengan kalimat warabbuka al-akram. Ayat ini merupakan dorongan untuk meningkatkan minat baca.
Perintah kedua ini menjanjikan manfaat yang diperoleh dari membaca. Dalam ayat ketiga Allah Swt. menjanjikan kepada seseorang yang membaca hanya karena Allah, akan mendapat ilmu pengetahuan, pemahaman- pemahaman, dan wawasan-wawasan baru.
Inilah perbedaan perintah membaca pada ayat pertama dan ketiga. Membaca pada ayat pertama menjelaskan syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika membaca. Adapun membaca pada ayat ketiga menjanjikan manfaat yang akan diterima dari Allah Yang Maha Mulia.
Pada ayat keempat, Allah Swt. menjelaskan bahwa dengan karunia dan dengan perantara kalam terjadi proses belajar mengajar antarmanusia. Kalam sebagai alat terjadinya proses belajar mengajar manusia dan komunikasi antarmanusia. Dengan pena, pengetahuan seseorang dapat ditransfer kepada orang lain. Hasil kalam yang berupa tulisan dapat dikembangkan menjadi berbagai bentuk informasi konkret. Dengan demikian, tugas manusia untuk memakmurkan dunia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya semakin dapat terpenuhi Pada ayat kelima, Allah Swt. menambahkan keterangan tentang limpahan karunia- Nya yang tidak terhingga kepada manusia.
Dialah Tuhan yang mengajar manusia bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya. Ilmu menjadikan manusia lebih utama daripada makhluk lainnya.
Dengan demikian, menjadi tidak aneh apabila Allah Swt. menjadikan Nabi Muhammad saw. pandai membaca dan mengetahui bermacam-macam ilmu pengetahuan sekalipun tanpa proses belajar terlebih dahulu. Perintah membaca merupakan perintah yang paling awal dan paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Hal itu disebabkan membaca merupakan jalan yang mengantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Dengan kata lain, dengan membaca, manusia dapat membangun sebuah peradaban yang maju. Makin luas pembacaan, makin tinggi pula peradabannya.
Dengan ayat-ayat tersebut, terbuktilah bahwa dengan perantara kalam, manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. Dengan kalam pula ilmu pengetahuan dapat
disebarluaskan, penelitian dapat dikaji, ajaran agama dapat dipahami dengan baik, dan seni dapat diciptakan, serta sejarah dapat terpelihara.
Menurut pemikiran modern, ternyata Al-Qur'an bukan hanya menyeru kepada agama, tetapi juga menyeru kepada ilmu. Mengapa mencari ilmu motifnya harus karena Allah?
Pertama, menuntut ilmu yang motifnya karena Allah, tentu ilmu yang ingin dicari adalah ilmu yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Kedua, ada kesungguhan bagi yang menuntutnya. Ketiga, si penuntut ilmu tidak akan kecewa apabila tujuan sampingan tidak tercapai.
Oleh sebab itu, menuntut ilmu hendaklah didasari karena Allah. Dialah sumber dari pengetahuan. Mencari ilmu jangan didasarkan pada pekerjaan atau kedudukan dunia yang menjadi tujuan utamanya. Jika orang Islam mempunyai niat mencari ilmu karena Allah, ia sudah tahu manfaat yang akan diraihnya, di samping pahala yang didapatnya.
Ilmu adalah sarana penting manusia dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Rasulullah saw. dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam ad-Darimi menyatakan sikap wajib dan pentingnya menuntut ilmu.
ابًحْمِ وْأْ اعَمُتَسَمِ وْأْ امُلَعَتَمِ وْأْ امُلِّاعَ نِكَ مْلَسْوْ هِيَلَعَ هِلَلِّا ىلَصَ هِلَلِّا لُوْسْرُ لُاقَ
يمِرُادِّلِّا هاوْرُ كَلَهُتَفَّ اسَمِاخَ نِكُتَ لَاوْ . Artinya:
Rasulullah saw. bersabda, "Jadilah kamu orang pandai, pelajar, pendengar, pencinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima sebab kamu akan binasa." (H.R. ad- Darimi:
250)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam itu harus pandai ('alim), dapat mengajar orang lain. Apabila belum sampai ke tingkat pandai, jadilah penuntut ilmu atau belajar kepada orang lain, baik secara formal maupun secara nonformal. Apabila kesempatan kedua ini tidak ada karena biaya, waktu, dan usia, jadilah sebagai pendengar saja melalui majelis taklim, radio, televisi, atau media lainnya. Pilihan perintah terakhir, apabila alternatif-alternatif di atas tidak memungkinkan, jadilah pencinta orang pandai, pelajar, dan pendengar ilmu pengetahuan. Yang sangat dilarang adalah menjadi kelompok kelima, yaitu pembenci ilmu atau pendengar, penuntut, dan orang yang berilmu.
Pertanyaan yang bisa digunakan dalam merefleksikan pembejaran di kelas:
Refleksi Guru
1. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas?
2. Kesulitan apa yang dialami?
3. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
4. Apakah kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan berfikir kreatif pada diri siswa?
5. Apakah kegiatan pembelajaran ini dapat membangun kesadaran siswa tentang pentingnya menyiapkan bekal untuk akhirat?
Refleksi Peserta Didik
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagian manakah yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
3. Bagian manakah yang
menurutmu menyenangkan?
4. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pembelajaran ? 5. Jika kamu diminta untuk
memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan pada usaha yang telaha kamu lakukan ?
Ilmu : aktifitas berfikir
Iqro : bacalah
Wajib : perintah
Buku teks Al-Quran Hadis MA kelas XI, KSKK Madrasah, Kemenag RI Wasmin, A., Oktori, S., & Nurhalimah, S. (2023). Kewajiban Menuntut Ilmu
Mengembangkan Dan Mengamalkannya. Al-Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 1(3), 110-117.
Anida Yufa, L. (2023). ETIKA MENUNTUT ILMU DALAM KITAB MINHAJUL MUTA'ALLIM KARYA IMAM AL-
GHAZALI (Doctoral dissertation, UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri).
Mengetahui, Guru Pamong
Delfi Syuhada, S. Pd. I NIP. 198009212009012005
Pontianak, 10 November 2024 Mahasiswa PLP 2
Desi lastari NIM 12101081 Glosarium
Kepustakaan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Penyusun : Muhamad Rifki
Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : IX / 2 Tahun Pelajaran : 2023/2024
Materi Pokok : Menghindari Dosa Besar Pembelajaran ke : Pertemuan Ke-9
Alokasi waktu : 2 x 45 Menit A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan