tanggung jawab dan kekuasaan. Setiap orang harus cukup sadar dan tahu akan posisinya dalam tangga organisasi, dan berpegang seteguh-teguhnya pada posisi itu, walaupun kadang-kadang gatal dan gelisah melihat rekan sewarga organisasi melakukan hal-hal yang melanggar prinsip-prinsip organisasi, bahkan atasan juga kadang-kadang yang melakukan pelanggaran.
manager sampai bawahan yang paling bawah, segala sesuatunya berlangsung menurut garis komando biasa sehingga tidak ada kompleksitas dalam sikap pimpinan.
Pada tipe organisasi ini, semua tampak bagi personal bahwa kekuasaan dan tanggung jawab yang terbesar dan tertinggi adalah pada top manager, dan makin berkurang ke bawah, sehingga kekuasaan serta tanggung jawab pekerja yang paling bawah adalah yang paling kecil.
Kelemahan tipe organisasi lini adalah koordinasinya sukar, dan over all planning-nya juga sulit karena tiap-tiap kepala merasa dirinya tidak terikat apa-apa kepada rekan-rekannya yang setingkat, tetapi hanya merasa terikat kepada atasan langsungnya.
2. Organisasi Staf
Dalam praktik, tidak ada organisasi murni yang merupakan organisasi staf karena tidak ada pekerjaan yang 100% terdiri atas pekerjaan otak saja.
3. Organisasi Lini dan Staf
Inilah tipe organisasi yang paling banyak dan paling baik untuk dipakai oleh badan-badan usaha yang cukup besar. Organisasi badan terdiri atas unit-unit organisasi lini, yang berhubungan satu sama lain menurut garis komando (pimpinan) lurus mulai top manajer sampai dengan unit lini yang paling bawah.
Kiri-kanan dari garis itu terdapat unit-unit organisasi staf, yang dihubungkan dengan garis tata hubungan staf kepada unit-unit organisasi lini yang membutuhkan “bantuan pikiran” atau
“bantuan keahlian” dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
Dalam tipe organisasi lini dan staf terdapat dua golongan pimpinan, yakni pejabat-pejabat pimpinan lini yang disebut executives atau line managers, dan pejabat-pejabat pimpinan penasihat atau staf yang disebut staff officer. Staff officers atau staffer sering juga mempunyai anak buah (subordiriates) yang cukup banyak untuk membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas staf mereka. Terhadap anak buah ini, staff officer menjalankan pimpinan lini.
Bagi masyarakat yang masih belum maju, tipe organisasi lini dan staf banyak mengandung bahaya dan tidak dimengerti oleh para pegawainya, bahkan di antara pejabat-pejabat pimpinannya pun banyak timbul kongurensi yang tidak sehat, lebih-lebih jika di antara staff officers terdapat orang-orang yang berwibawa dan lebih mampu sebagai executive.
Di samping itu, banyak yang kurang paham akan arti nasihat atau advis atau advice. Jika memang hendak dijadikan terjemahan daripada advies (Belanda) atau advice (Inggris) nasihat itu harus diartikan sebagai “opini mengenai apa yang akan atau harus diperbuat” diberikan oleh penasihat (adviseur, adviser) kepada yang harus/akan berbuat, yakni orang yang minta atau harus atau wajib dinasihati (gead-vieseerde, advisee).
Jadi, suatu advis selalu merupakan hasil pemikiran secara rasional berdasarkan pengolahan data informasi. Kadang- kadang, “advis” memang dipergunakan hanya dalam arti informasi belaka.
Advis yang diberikan oleh seorang kepala, (manajer) kepada bawahannya disebut instructional advice sebab dengan adanya hierarki, bawahan itu sedikit-banyak akan menaatinya.
Advis yang diberikan oleh seorang kepada orang lain padahal antara mereka tidak ada hubungan organisatoris (lini atau staf) disebut “irresponsible” advice karena orang yang diberi advis bebas dari segala macam ikatan, sehingga apa pun yang diperbuat oleh orang yang menerima advis itu seratus persen adalah tanggungan dia.
Advis yang diberikan oleh seorang staffer, dan advis yang diberikan oleh seorang bawahan (subordinate) kepada pimpinan disebut responsible advice. Walaupun pimpinan tetap bebas untuk tidak menuruti advis yang diberikan oleh staff officer-nya atau oleh bawahannya (staff officer-nya), staff officer, bawahan, dan setiap orang yang berkewajiban untuk memberikan advis, bertanggung jawab atas mutu (quality) advis. Jika advis yang diikuti ternyata salah atau data infomasi dasarnya keliru, adviser (staff officer, subordiriate, adviser) bisa dimintai pertanggunganjawaban dan dikenakan hukuman. Dari uraian- uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang kompleksitas yang dapat timbul dari tipe organisasi lini dan staf.
4. Organisasi Fungsional
Organisasi tipe ini disusun atas dasar jenis-jenis kerja atau aktivitas tertentu dan para ahli ditempatkan untuk bertanggung jawab atas aspek-aspek tertentu pada jenis kerja atau aktivitas itu.
Para ahli yang diserahi tanggung jawab disebut asisten atau pembantu, sehingga dalam banyak hal menyerupai staff officer. Bedanya, staff officer tidak bertindak (pada prinsipnya, kecuali dalam keadaan darurat), sedangkan para asisten dapat bertindak secara fungsional, tidak secara komando umum.
Misalnya, asisten untuk pembelian, engineering (teknik), pengawasan materiil, pengecekan surat-surat keterangan.
Dalam praktik sehari-hari, perbedaan antara staff officer dan specialist assistant sering sangat sukar dilihat. Hal tersebut bergantung pada job description dan perincian tugas.
5. Organisasi Dewan atau Panitia
Tipe organisasi ini terdapat di berbagai negara komunis, dan merupakan organisasi dengan pimpinan-pimpinan kolektif (collective authority and responsibility). Tidak akan ada tipe organisasi dewan yang murni sebab suatu kolektivitas tidak akan bisa bertindak maksimal hanya mengambil keputusan dan memberi perintah bersama, sedangkan praktik tanggung jawab bersama banyak liku-likunya.
Tipe organisasi dewan sangat baik sebagai forum untuk diskusi, pertukaran pengalaman, dan menjernihkan masalah- masalah koordinasi. Tipe organisasi ini dapat dipakai sebagai tambahan pada organisasi lini dan staff, dan baik pula sebagai sumber-sumber ide baru atau pendapat mengenai berbagai hal.