A. Teori Akad 1. Definisi Akad
3. Unsur Terbentuknya Akad
belum menghadirkan objek akad maka dapat dinyatakan belum sah secara hukum.
i. Berdasarkan Dilarang atau Tidaknya, akad ini terbagi menjadi dua 68yaitu pertama, akad masyru’. Akad ini dimaknai sebagai akad yang pola pelaksanaan sesuai dengan tuntunan syariah yang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti yang kita sudah kenal ialah akad mud}a>rabah, ija>rah, qord}ul h}asan, dan akad yang lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kedua, akad ghair masyru’. Akad ini dimaknai sebagai akad yang setiap pelaksanaan keluar dari kolidor ketentuan hukum yang berlaku sehingga tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam, karena akan melahirkan akad yang merugikan bagi pihak-pihak yang melakukan akad tersebut.
36
Menurut Mushtofa Ahmad al-Zarqa yang dikutip oleh Jaih Mubarok,70 rukun akad terdiri dari, antara lain: Pertama, para pihak yang melakukan akad (‘aqidain).
Kedua, pernyataan kehendak para pihak (ijab dan qabul/s}ig}at al- ‘aqd). Ketiga, objek akad (ma’qu>d ‘alaih) dan keempat, tujuan akad (maud}u’ al- ‘aqd). Keempat rukun tersebut pada dasarnya berlaku untuk semua akad.
Adapun berkaitan dengan syarat akad, merujuk kepada rukunnya, yaitu:
No Rukun
Akad
Syarat-Syarat Akad Syarat
Terbentuknya Akad
Syarat Sah Akad
Syarat Berlakunya
Akad
Syarat Kelaziman
Akad 1.
Para Pihak (Al-
‘Aqidain)
1. Tamyiz (kecakapan) 2. Berbilang
1. Adanya kewenangan sempurna.
2. Adanya kewenangan untuk melakukan tindakan hukum
Sudah tidak terdapat perjanjian
optional (khiya>r).
2. Ijab qabul (s}ig}at)
1. Kesesuaian Ijab qabul
2. Kesatuan Majelis
3.
Objek Akad (ma’qu>d
‘alaih)
1. Masyru’
(bukan yang dilarang syara’) 2. Dapat
diserahterima kan.
3. Tertentu.
4. Dapat ditransaksikan .
1. Tidak ada unsur d}arar. 2. Tidak ada unsur g}ara>r.
3. Terbebas dari unsur riba.
4.
Tujuan akad (mau’d}u al-
‘aqd)
1. Tidak bertentangan dengan syariah Akibat
Hukum Batal Batal Fa>sid Mauqu>f Mengikat
Tabel 3 Syarat dan Rukun Akad
70 Jaih Mubarok dan Hasanudin. Fikih Mu’amalah Maliyyah: Akad Jual Beli… 11.
Berdasarkan tabel di atas, maka syarat akad dapat dipaparkan sebagai berikut, antara lain:
a. Syarat Terbentuknya akad (syuru>t} al-in’iqa>d)
Syarat terbentuknya akad (syuru>t} al-in’iqa>d) didasarkan kepada rukun akad71 yaitu Pertama, syarat terbentuknya akad bagi para pihak antara lain: para pihak yang melakukan akad harus berakal (mumayyiz) dan para pihaknya berbilang.
Kedua, syarat terbentuknya akad bagi s}ighat akad antara lain: kesesuaian antara ijab dan qabul serta adanya kesatuan dalam majelis akad. Ketiga, syarat terbentuknya akad bagi objek akad (ma’qu>d ‘alaih) antara lain: barang dapat diserahterimakan, barang dapat ditransaksikan dan objek akadnya dapat ditentukan. Keempat, syarat terbentuknya akad bagi tujuan akad (maud}u al-
‘aqd) yaitu tujuan akad harus sesuai dengan prinsip syariah. Beberapa syarat tersebut merupakan komponen utama yang harus dipenuhi dalam akad, apabila tidak terpenuhi maka kedudukan akad yang dilakukan memiliki status akad yang batil, sehingga tidak sah dan tidak memiliki akibat hukum yang mengikat bagi para pihaknya.
b. Syarat keabsahan akad (syuru>t} al-s}ihhah)
Rukun dan syarat terbentuknya akad di atas, tentunya memerlukan kualitas tambahan sebagai unsur penyempurna. Karena suatu akad yang telah memenuhi rukun dan syarat terbentuknya akad, pada dasarnya sudah terbentuk dan
71 Syamsul Anwar. Hukum Perjanjian Syariah… 98.
38
memiliki wujud secara yuridis syar’i, namun belum serta merta sah untuk dilakukan. Sehingga untuk sahnya suatu akad, rukun dan syarat terbentuknya itu memerlukan unsur penyempurna yang disebut dengan syarat keabsahan akad (syuru>t} al- s}ih}ah).72Dari syarat terbentuknya akad yang didasarkan kepada rukun akad, objek akad memerlukan unsur syarat keabsahan akad yaitu syarat objek akad dapat diserahterimakan memerlukan penyempurnaan bahwa objek akan yang ditransaksikan tidak boleh adanya sesuatu yang menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak, apabila salah satu pihaknya mengalami kerugian maka status akad yang dilakukan menjadi fa>sid. Syarat objek akad harus tertentu, membutuhkan penyempurnaan, objek akad tidak boleh mengandung g}ara>r. Apabila mengandung g}ara>r, maka status akad yang dilakukan menjadi fa>sid. Syarat objek akad harus ditransaksikan memerlukan penyempurnaan harus bebas dari syarat fa>sid dan bagi akad atas beban harus terbebas dari unsur riba. Sehingga akad yang telah memenuhi rukun, syarat terbentuknya dan syarat keabsahannya maka akad tersebut dapat dinyatakan sebagai akad yang sah.
c. Syarat Berlakunya Akibat Hukum (syuru>t} al- nafaz})
Akad yang sudah sesuai dengan rukun dan syarat akad disebut dengan terbentuknya akad, akad yang sudah sempurna sesuai dengan keabsahan akad maka disebut dengan akad yang sah, namun akad tidak serta merta hanya dikatakan sah namun dalam pelaksanaan harus terlaksana dari akibat hukum.
72 Syamsul Anwar. Hukum Perjanjian Syariah…100
Sedangkan akad yang belum bisa melaksanakan dari akibat hukum meski akad sudah sah maka akad tersebut dikatakan sebagai akad mauqu>f/terhenti.73 Terjadinya akibat hukum apabila akad sudah dinyatakan sah yang sesuai dengan rukun dan syarat yang sesuai berlaku akibat hukum, adapun akad yang sah harus memenuhi kedua syarat sebagai berikut: Pertama, memiliki status kewenangan secara menyeluruh atas objek akad yang disebut sebagai ahliyah al- ‘ada. Kedua, terdapat tindakan hukum atas kewenangan yang dilakukan yang disebut sebagai ahliyah al-wujud.74
d. Syarat Mengikatnya Akad (syuru>t} al-luzu>m)
Pada dasarnya, suatu akad yang sudah memenuhi rukun dan syarat keabsahan akad secara mengikat dapat dikatakan sebagai akad yang sah. Namun dalam pelaksanaannya, apabila para pihak sudah saling mengikatkan diri untuk memenuhi akad, maka salah satu pihaknya tidak boleh memutuskan akad secara sepihak tanpa adanya kesepakatan dari pihak lainnya. Contoh dari akad yang menurut sifat aslinya, akad yang tidak mengikat adalah akad titipan, apabila akad sedang berlangsung maka salah satu pihak bisa membatalkan akad tersebut secara sepihak. Selain itu juga, akad yang masih adanya hak khiya>r di dalamnya pun dapat dibatalkan secara sepihak. Akad yang bebas dari sesuatu
73 Syamsul Anwar. Hukum Perjanjian Syariah… 101.
74 Rachmat Syafi’i. Fiqih Muamalah… 54.
40
yang dapat membatalkannya itulah, telah memenuhi syarat mengikatnya akad (syuru>t} al-luzu>m).75