JUSTIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN:
REHABILITASI JEMBATAN BILALANGNGE STA 2+100
KELURAHAN LEMOE KECAMATAN BACUKIKI
JUSTIFIKASI TEKNIS
I. LATAR BELAKANG JUSTIFIKASI 1.1. URAIAN SINGKAT PEKERJAAN
Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan Bilalangnge STA 2+100 Kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki dengan eksisting panjang 24 m dan lebar jembatan 5,6 m. Akibat bencana banjir menyebabkan salah satu oprit jembatan mengalami kerusakan sehingga hanyut dan saat ini abutmen jembatan berada di tengah Sungai (akibat perubahan morfologi Sungai) menyebabkan jembatan tidak bisa dilewati.
Adapun item pekerjaan yang masuk dalam usulan awal adalah sebagai berikut:
DIVISI 1. UMUM
a) Mobilisasi dan Demobilisasi b) Keselamatan dan Kesahatan Kerja
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
a) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter (Proteksi) b) Timbunan Pilihan dari sumber galian
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR a) Lapis Pondasi Agregat Kelas A b) Lapis Pondasi Agregat Kelas B
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair b) Lapis Perekat - Aspal Cair
c) Laston Lapis Aus (AC-WC) d) Laston Lapis Antara (AC-BC)
DIVISI 7. STRUKTUR
a) Beton mutu sedang fc’20 MPa (Talud Sungai) b) Baja Tulangan U 24 Polos (Talud Sungai) c) Pasangan Batu
d) Sandaran (Railing) pipa Giv Medium Dia 2,5"
PEMERINTAH KOTA PAREPARE
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
JL. Ganggawa No. 12 TELP. 0421-22280 Fax. 0421-27812
Kode Pos 91144, Email : [email protected], Website: www.pareparekota.go.id
e) Cat
Gambar desain usulan awal adalah sebagai berikut:
1.2. DATA PEKERJAAN
Kegiatan : Rehabilitasi Jembatan Bilalangnge STA 2+100 Kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki
Lokasi : Kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki Kabupaten/Kota : Kota Parepare
Panjang Rencana : 40 meter (oprit jembatan) Nilai Usulan Awal : Rp. 2.450.000.000,00
II. PERTIMBANGAN PERUBAHAN DESAIN
Dasar pertimbangan perubahan desain adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Desain
a) Terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat usulan awal dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam BA verifikasi lapangan, maka desain dilakukan perubahan yang meliputi antara lain:
- Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam usulan awal;
- Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
- Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan;
- Mengubah jenis Kegiatan dari Rehabilitasi menjadi Rekonstruksi;
b) Perintah perubahan dilakukan oleh Konsultan Perencanaan dan tim teknis Dinas PUPR berdasarkan asistensi teknis di BBPJN Sulawesi Selatan dan BBWS Pompengan – Jeneberang dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam BA verifikasi lapangan.
c) Perubahan tersebut dituangkan dalam Notulen Rapat serta Rekomendasi Teknis sebagai dasar penyusunan perubahan desain.
2) Hasil penyelidikan karakteristik tanah menggunan metode Boring
3) Hasil perhitungan hidrologi dengan data curah hujan sehingga diperoleh Debit Banjir sehingga digunakan dalam penentuan elevasi lantai jembatan
4) Penyesuaian biaya yang tersedia
5) Volume yang ada dalam usulan awal diperoleh dari hasil desain sebelum BA verifikasi lapangan dilakukan.
III. POKOK PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN 3.1. POKOK PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil pengamatan, pengukuran, dan hasil BA Verifikasi Lapangan ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a) Diperlukan penambahan bentang jembatan konstruksi beton bertulang dengan Panjang bentang 25 m dan lebar 4,5 m.
b) Penambahan sayap jembatan untuk melindungi abutmen jembatan.
c) Perlunya mempertimbangka survey topografi untuk mengetahui elevasi tanah dan eksisting jembatan.
d) Perlunya mempertimbangkan data hidrologi dalam penentuan elevasi muka air banjir sehingga dapat ditentukannya elevasi lantai jembatan.
e) Perlunya mengetahui daya dukung tanah dengan metode Boring.
3.2. PEMBAHASAN
Curah hujan yang tinggi sehingga menimbulkan bencana banjir yang mengakibatkan salah satu oprit pada Jembatan Bilalangnge mengalami kerusakan sehingga hanyut dan saat ini abutmen jembatan berada di tengah Sungai (akibat perubahan morfologi Sungai) menyebabkan jembatan tidak bisa dilewati. Oleh karena itu diperlukan desain jembatan yang sesuai dengan kondisi lapangan serta diperlukannya data-data pendukung dalam desain jembatan, sehingga Pemerintah Kota Parepare dalam hal ini Dinas PUPR menganggarkan untuk Konsultan Perencanaan Teknis.
IV. PERUBAHAN DESAIN DAN KUANTITAS
Dari hasil peninjaun dan pengukuran lapangan serta pengambilan data topografi, data hidrologi, dan data daya dukung tanah menggunakan Boring yang dilakukan oleh Konsultan Perencana serta merujuk hasil BA Verifikasi Lapangan maka perlu dilakukan perubahan desain sesuai kondisi lapangan dan data yang ada. Sehingga terjadi perubahan desain dan kuantitas pekerjaan maupun item pekerjaan serta jenis kegiatan.
Berdasarkan pada usulan awal anggaran yang dialokasikan sebesar Rp.2.450.000.000,00 dengan penanganan pada oprit jembatan. Maka setelah dilakukan desain dan perhitungan ulang didapat nilai sebesar Rp.15.730.903.000,00 dengan penggantian kontruksi jembatan lama menjadi konstruksi rangka baja dan pondasi bore pile.
Setelah dilakukan asistensi di BBPJN dan BBWS yang selanjutnya dituangkan dalam rekomendasi teknis adalah sebagai berikut:
1) Dari hasil BA Verifikasi Lapangan direkomendasikan Rehabilitasi Jembatan dengan penambahan bentang jembatan konstruksi beton bertulang dengan Panjang 25 m dan lebar 4,5 m, tetapi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan pengolahan data hidrologi diperoleh permasalahan sebagai berikut:
Kondisi pondasi jembatan existing sangat rentan terhadap scouring.
Berdasarkan analisa hidrologi menggunakan debit banjir kala ulang 50 tahun yaitu 518,62 m3/dtk didapatkan elevasi tinggi muka air banjir di Jembatan Bilalangnge berada pada elevasi +59,11 m sedangkan elevasi eksisting jembatan berada pada elevasi +56,75 m.
Elevasi muka air banjir yang terjadi pada jembatan existing melewati lantai jembatan sehingga menyebabkan gangguan fungsional dan bahaya keruntuhan pada jembatan.
Sangat beresiko untuk menggunakan jembatan existing karena tidak dilakukan evaluasi kapasitas jembatan existing.
Penentuan posisi abutmen jembatan diletakkan diluar dari tepi badan Sungai sehingga tidak menggangu debit aliran Sungai.
Sehingga direkomendasikan penggantian jembatan dengan menggunakan Jembatan Rangka Baja Tipe C dengan Panjang bentang 60 m dan lebar 5,5 m.
2) Perubahan jenis kegiatan penanganan jembatan berdasarkan BA Verifikasi Lapangan dari Rehabilitasi Jembatan Bilalangnge STA 2+100 Kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki menjadi Rekonstruksi Jembatan Bilalangnge STA 2+100 Kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki.
3) Menggunakan pondasi Bore Pile diameter 80 cm dengan kedalaman 11 meter dengan pertimbangan sebagai berikut:
Desain awal menggunakan pondasi sumuran dengan kedalaman 3-4 meter, dari hasil pengukuran lapangan oleh konsultan perencana diperoleh elevasi terhadap dasar Sungai sejajar / sama dengan dasar sumuran, kondisi ini sangat rentan terhadap scouring (gerusan akibat banjir).
Dari hasil Pengujian Tanah adalah untuk titik BH 1 pondasi bore pile dengan kedalaman 8 meter dan untuk titik BH 2 pondasi sumuran dengan kedalam 4 meter, dimana dari hasil penyelidikan tanah pada kedalaman 4 meter sudah N SPT 60. Apabila ditinjau dari daya dukung axial ( Vertikal ) maka pondasi dangkal atau pondasi sumuran memang cocok, tetapi daya dukung Horisontal termasuk tekanan akibat hidrolika yang pondasi sumuran meskipun duduk
diatas tanah keras N SPT 60 tidak menjamin kestabilan terhadap guling dan geser akibat tekanan air akibat gerusan, maka diusulkan memakai pondasi dalam, dan pondasi dalam yang dipilih tidak bisa memakai tiang pancang karena tidak tembus penetrasi melewati permukaan tanah keras sehingga dipilih pondasi bor pile dengan asumsi mampu melewati tanah keras sehingga titik jepit sempurna dalam menghadap gaya akibat gerusan. Dari data tersebut konsultan perencana melakukan perhitungan kedalaman pondasi sebagai berikut:
𝐿 = (N. SPT + 5d)x fk 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎,
𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑁. 𝑆𝑃𝑇 = 4 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑑 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖
𝑓𝑘 = 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (1,25 − 2)
𝐿 = (4 + (5x0,8))x 1,35 𝐿 = 10,8 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ~ 11 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh kedalaman pondasi bore pile 11 meter.
Untuk perhitungan daya dukung dan gaya yang dijinkan secara lengkap dapat dilihat pada Laporan Perhitungan Struktur.
Dari hasil data penyelidikan tanah diperoleh bahwa material lapisan tanah dasar terdiri dari batuan, sehingga untuk pemilihan jenis pondasi yang paling sesuai berdasarkan data tersebut adalah pondasi bore pile.
4) Penambahan bronjong pada sisi kiri dan kanan sayap jembatan sepanjang masing- masing 50 m untuk melindungi abutmen jembatan dari skoring.
5) Penambahan oprit/jalan pendekat jembatan pada sisi inbond (masuk) dan outbond (keluar) akibat dari peninggian elevasi jembatan rencana.
Adapun item pekerjaan yang masuk dalam perencanaan akhir adalah sebagai berikut:
DIVISI 1. UMUM a) Mobilisasi
b) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK a) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
b) Timbunan Pilihan dari sumber galian
c) Penyiapan Badan Jalan d) Geotekstil Separator Kelas 1
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR a) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair b) Lapis Perekat - Aspal Cair
c) Laston Lapis Aus (AC-WC) d) Laston Lapis Antara (AC-BC)
DIVISI 7. STRUKTUR
a) Beton mutu sedang fc’30 Mpa b) Beton mutu sedang fc’20 Mpa c) Beton mutu rendah fc’10 Mpa d) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 e) Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
f) Penyediaan Struktur Jembatan Rangka Baja Standar Panjang 60.00 m g) Pemasangan Jembatan Rangka Baja Standar Panjang 60.00 m
h) Tiang Bor Beton, diameter 800 mm
i) Pengujian Crosshole sonic logging (CSL) pada Tiang bor betonPengujian Pembebanan Dinamis Jenis PDLT (Pile Dynamic Load Testing) pada Tiang ukuran / diameter 800 mm
j) Pasangan Batu
k) Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis l) Papan Nama Jembatan
m) Pembongkaran Pasangan Batu n) Pembongkaran Beton
DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN
a) Pengecetan dekoratif pada elemen struktur beton, tebal : 100 µm
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN a) Rel Pengaman
Adapun Gambar desain yang masuk dalam Perencanaan Akhir adalah sebagai berikut:
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENGUKURAN TOPOGRAFI
DOKUMENTASI PENYELIDIKAN TANAH (BORING)
HASIL PENYELIDIKAN TANAH
HASIL PERHITUNGAN HIDROLOGI