Laporan Praktikum ke: 8 Hari/Tanggal : Senin/ 27 Maret 2023 Mikrobiologi Nutrisi Tempat Praktikum : Lab. Biokimia dan
Mikrobiologi Nutrisi
Dosen : Dr. Dilla Maerestia Fassah., S.Pt., M.Sc
Nama Asisten : Dessy Permata (D2501222039) Ade Dimas K (D24190002)
TEKNIK ISOLASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL)
ALYA LATIFAH D2401211085
P2/K4
DEPARTEMEN ILMU DAN NUTRISI TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2023
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri banyak ditemukan pada lingkungan luar dan kontaminasi dari dalam ruangan. Hal ini disebabkan karena bakteri mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap berbagai kondisi lingkungan, sepertiudara, bahan organik, vektor serangga, hewan dan manusia. Kontaminasi yang paling sering terjadi adalah kontaminasi yang didapat dari lingkungan (Welkrianadan Irnameria 2019). Jenis bakteri yang mampu hidup pada berbagai habitat yang cukup luas di alam seperti pada tanaman, saluran pencernaan hewan dan manusia yaitu bakteri asam laktat (BAL). BAL merupakan jenis bakteri yang menghasilkan asam laktat, hidrogenperoksida, antimikroba, dan hasil metabolisme lain yang memberikan pengaruh positif bagi produktivitasnya. BAL menghasilkan antibakteri berupa asam organik, bakteriosin, metabolit primer, hidrogen peroksida, diasetil, karbondioksida, asetaldehid. BAL dapat menurunkan pH lingkungannya dengan mengeksresikan senyawa yang mampu menghambat bakteri patogen.
BAL dimanfaatkan dalam pembuatan minuman susu fermentasi seperti yakult. BAL dalam yakult memberikan efek fungsional bagi kesehatan karena sebagai sumber probiotik yang dapat menjaga kesehatan usus, membantu penyerapan makanan, mencegah kanker usus, anti alergi, anti hipeternsi, dan kardivaskular (Sukmaningrum et al. 2021). Selain bermanfaat bagi kesehatan manusia, bakteri asam laktat (BAL) juga memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan hewan ternak. BAL memiliki kemampuan tumbuh pada jalur intestine. Dalam saluran pencernaan bakteri asam laktat bersifat kompetitif untuk mengeliminasi bakteri patogen penyebab penyakit. Oleh karena BAL hidup diberbagai habitat yang cukup luas, dalam mengambil satu jenis BAL untuk dimanfaatkan maka diperlukan isolasi yaitu dengan memisahkan lalu menumbuhkannya pada media buatan sehingga diperoleh biakan murni.
Berdasarkan uraian diatas maka praktikum ini dilaksanakan agar dipahami teknik isolasi BAL menggunakan media NA.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui cara melakukan isolasi bakteri asam laktat (BAL) menggunkan media NA dan metode cawan gores dengan pola zig- zag.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Asam Laktat
Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah salah satu jenis bakteri gram positif dengan ciri tidak berspora, berbentuk bulat atau batang, dan menghasilkan produk
akhir dari proses fermentasi karbohidrat berupa asam laktat (Ramesh 2015). BAL termasuk jenis bakteri mesofilik dan termofilik, beberapa dapat tumbuh pada suhu 5 ̊C dan tertinggi 45 ̊C, mampu bertahan pada pH 1,2-9,6 namun beberapa dapat tumbuh pasa kisaran pH yang sempit. BAL dapat berfungsi sebagai pengontrol pertumbuhan bakteri patogen dalam bahan pangan karena mampu menurunkan pH dan memproduksi senyawa anti bakteri. Penambahan bakteri BAL dalam makanan aman karena sifatnya tidak toksik dan tidak menghasilkan senyawa toksin sehingga dikenal sebagai food grade microorganism atau mikroorganisme yang tidak beresiko terhadap kesehatan (Finanda et al. 2021). Bagi kesehatan, BAL sangat bermanfaat karena bersifat bakteriosin yang berupa senyawa protein antimikroba yang mana mampu melawan bakteri tertentu. (Okfrianti et al. 2018).
Sehingga, BAL dapat dijadikan sebagai sumber probiotik (Emmawati et al. 2015).
Identifikasi bakteri asam laktat terbagi kedalam genus Lactobacillus, Streptococcus, Lactococcus, Pediococcus, Enterococcus, Leuconostoc, Bifidobacterium, dan Corinebacterium (Shah et al. 2014).
2.2 Media NA
Media NA (nutrient agar) adalah media yang paling umum digunakan untuk menumbuhkan sebagian besar bakteri. Media NA mengandung glukosa dan asam amino yang terdapat pada ekstrak daging dan peptop sesuai dengan kebutuhan bakteri. Media NA berbentuk serbuk bewarna putih kekuningan yang akan berbentuk padat setelah digunakan karena adanya agar sebagai bahan pemadatnya (Thohari et al. 2019). Penggunaan media padat umumnya untuk mengamati morfologi koloni bakteri (Munandar 2016). Tujuan dibuatnya media NA yaitu sebagai media tumbuh dan media kultur isolat bakteri (Napitupulu et al. 2019).
Berdasarkan bahan yang digunakan, media NA termasuk dalam kelompok media semi alami karena terdiri dari bahan alami yang ditambahkan dengan bahan kimia (Rossita et al. 2017). Koloni bakteri yang diisolasi menggunakan media NA menghasilkan pigmen bewarna kuning dan koloni yang terbentuk terlihat lebih besar dan mudah diamati. Hal ini karena media NA telah teruji secara klinis baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga proses metabolism bakteri berlangsung sempurna (Juariah dan Tiana 2021).
2.3 Isolasi Bakteri
Isolasi bakteri adalah proses memisahkan dan memindahkan bakteri tertentu dari lingkungan asalnya dan menumbuhkannya pada media buatan sehingga diperoleh biakan murni (Mikdarullah dan Nugraha 2017). Pemisahan satu jenis bakteri dengan bakteri lain dalam campuran berbagai macam jenis bakteri merupakan prinsip dari isolasi mikroba. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat dimana sel-sel bakteri akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sabbathini et al. 2017). Terdapat beberapa teknik isolasi bakteri diantaranya yaitu metode gores atau streak plate
menggunakan loope ose dengan menggoreskannya ke permukaan media agar dengan pola tertentu; media tuang atau pour plate yaitu mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50˚C dan menuangkannya pada cawan petri; dan metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menuangkan suspensi bakterike atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata menggunakan trigalski atau L glass (Wati 2013). Pemindahan bakteri dari media lama ke media baru diperlukan ketelitian dan kesterilan alat yang digunakan agar tidak terjadi kontaminasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara cawan petri harus dibalik untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri (Alam et al. 2013).
III. MATERI DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain cawan petri, lampu spirtus, jarum ose, autoclave, labu Erlenmeyer, inkubator, dan spidol. Bahan yang digunakan adalah airan rumen (BAL), media Na, dan alkohol.
3.2 Metode
Pertama meja kerja, tangan, serta baju lab disemprotkan dengan menggunakan alkohol 70%, lalu cawan petri disterilkan menggunakan autoclave.
Kemudian media Na dipanaskan lalu dituangkan ke dalam cawan petri yang telah steril sebanyak 12,5 ml. Setelah dingin, pada bagian cawan petri dibagi menjadi 4 bagian dengan menggunakan spidol. Jarum ose dipanaskan pada lampu spirtus hingga membara, kemudian didinginkan selama ± 1 menit di udara. Setelah itu sampel bakteri asam laktat dari cairan rumen digoreskan pada permukaanawan petri secara zig-zag pada area 1. Selanjutnya jarum ose dipanaskan lalu didinginkan kembali dan sampel BAL diambil dari ujung torehan pertama, dan ditorehkan pada area 2 secara zig-zag. Langkah tersebut diulangi pada area 3 dan area 4, kemudian diinkubasi selama 48 jam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh isolat bakteri asam laktat dalam media nutrient agar (NA). Isolasi bakteri asam laktat dilakukan menggunakan metode cawan gores dengan membagi menjadi 4 bagian dan pola zig-zag. Hasil media biakan BAL sebelum dan sesudah isolasi tersaji pada gambar berikut:
Gambar 1 Media biakan BAL pengenceran 101
Gambar 2 Media biakan BAL pengenceran 101 setelah 48 jam
4.2 Pembahasan
Isolasi bakteri adalah suatu proses mengambil bakteri dari medium atau dari lingkungan alamiahnya lalu menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Perolehan biakan murni dari bakteri yang diingingkan merupakan tujuan dari isolasi bakteri. Hal ini karena prinsip isolasi bakteri yaitu memisahkan satu jenis bakteri dengan bakteri lainnya dalam campuran berbagai bakteri (Sabbathini et al. 2017). Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memperoleh biakan murni dari biakan campurannya adalah metode cawan gores atau streak plate. Metode cawan gores dilakukan dengan cara menggoreskan loope ose pada media asal bakteri ke permukaan media agar dengan pola tertentu (Wati 2013).
Media yang digunakan pada praktikum ini berupa media nutrient agar (NA).
Media NA adalah media yang paling umum digunakan untuk menumbuhkan sebagian besar bakteri. Media NA berbentuk serbuk bewarna putih kekuningan yang akan berubah padat setelah digunakan karena adanya agar sebagai bahan pemadatnya (Thohari et al. 2019). Media NA termasuk media tidak selektif sehingga sebagian besar bakteri dapat tumbuh termasuk bakteri asam laktat (BAL). Hal ini karena media NA mengandung glukosa dan asam amino yang terdapat pada ekstrak daging dan peptop sebagai bahan pembuatan media NA.
Glukosa menjadi sumber karbon yang baik bagi BAL sebagai sumber energi dan pembentuk asam laktat, serta asam amino atau nitrogen digunakan sebagai bahan pembentuk biomassa sel. Kandungan nutrisi tersebut sesuai dengan kebutuhan bakteri asam laktat guna mendukung pertumbuhan yang optimal. Namun, isolasi BAL menggunakan media NA perlu ditingkatkan ketelitian dan kesterilannya agar tidak ada bakteri lain yang tidak diinginkan ikut tumbuh/ kontaminan.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh isolat bakteri asam laktat pada pengencer 1 atau tumbuh pada area 1, sedangkan pada area lainnya tidak terdapat pertumbuhan bakteri BAL. Hal ini dipengaruhi oleh pengenceran karena pada
metode cawan gores, isolat bakteri pada area selanjutnya diperoleh dari goresan pada area sebelumnya, sehingga isolat bakteri akan semakin sedikit. Pertumbuhan BAL juga dipengaruhi oleh pH, suhu, kadar garam, dan tersedianya sumber makanan berupa glukosa dan nitrogen (Mardalena 2016). Sehingga pertumbuhan BAL sangat diperlukan media tumbuh yang ideal. Penggunaan media NA bukannlah media selektif untuk isolasi BAL, sehingga berpotensi tumbuh mikroorganisme lain seperti jamur. Pertumbuhan jamur dalam media disebabkan oleh faktor pH. Media akan didominasi oleh jamur apabila pH media sekitar 5, hal ini karena jamur akan tumbuh sangat baik pada media dengan pH 5-6 (Thohari et al. 2019).
Bakteri asam laktat banyak digunakan dalam pembuatan minuman susu fermentasi seperti yakult. Yakult termasuk pangan fungsional karena memiliki manfaat baik bagi kesehatan. BAL dalam yakult memberikan efek fungsional bagi kesehatan karena sebagai sumber probiotik yang dapat menjaga kesehatan usus, membantu penyerapan makanan, mencegah kanker usus, anti alergi, anti hipeternsi, dan kardivaskular (Sukmaningrum et al. 2021). Selain itu BAL memiliki aktivitas anti bakteri karena mampu menurunkan pH dan bersifat bakteriosin berupa senyawa protein antimikroba yang mana mampu melawan bakteri (Okfrianti et al. 2018), hal ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI) populasi bakteri asam laktat dalam produk minuman susu fermentasi seperti yakult yaitu 106 cfu/ml.
Produk tersebut untuk memberikan manfaat kesehatan maka jumlah strain probiotik yang harus dikonsumsi setiap harinya sekitar 108 CFU/ml, hal ini bertujuan mengimbangi ketika adanya penurunan bakteri probiotik saat berada dalam saluran pencernaan.
Selain bermanfaat bagi kesehatan manusia, bakteri asam laktat (BAL) juga memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan hewan ternak. BAL memiliki kemampuan tumbuh pada jalur intestine. Dalam saluran pencernaan bakteri asam laktat bersifat kompetitif untuk mengeliminasi bakteri patogen penyebab penyakit. Selain memiliki sifat anti mikroba, beberapa spesies BAL memiliki enzim BSH (Bile Salt Hidrolase) yaitu enzim yang berfungsi mendegradasi lemak jenuh menjadi lemak tidak jenuh. Hal ini berdampak baik dengan menjadikan produk peternakan menjadi rendah kolestrol (Mardalena 2016).
V. SIMPULAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan teknik isolasi bakteri asam laktat (BAL) menggunakan media NA (Nutrient Agar) diperoleh isolat baktri pada pengencer 1. Pertumbuhan BAL ini dipengaruhi oleh pH, suhu, kadar garam, dan
tersedianya sumber makanan berupa glukosa dan nitrogen. Selain itu terdapat kontaminan berupa jamur. Hal ini dapat terjadi karena media NA bukanlah media yang selektif untuk isolasi bakteri BAL, sehingga apabila tidak dilakukan secara steril berpotensi tumbuh mikroorganisme lain. Adanya kontaminan tersebut dipengaruhi oleh pH yang mana diduga pH media NA tersebut cukup baik untuk pertumbuhan jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Alam MS, Sarjono PR, Aminin ALN. 2013. Isolasi bakteri selulolitik termofilik kompos pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Cheminfo. 1(1):
190-193.
Emmawati A, Laksmi B, Nuraida L. 2015. Characterization of lactic acid bacteria isolates from mandai function as probiotic. Jurnal Agritech. 35: 146. doi:
10.22146/agritech.9400.
Finanda A, Mukarlina, Rahmwati. 2021. Isolasi dan karakterisasi genus bakteri asam laktat dari fermentasi daging buah pisang kepok (Musa paradisiaca l.). Jurnal Protobiont. 10(2): 7-41.
Juariah S, Tiana R. 2021. Media alternatif pertumbuhan Staphylococcus aureus dari biji durian (Durio zibethinus murr). Meditory: The Journal of Medical Laboratory. 9(1): 19-25.
Mardalena. 2016. Fase pertumbuhan isolate bakteri asam laktat (BAL) tempoyak asal Jambi yang disimpan pada suhu kamar. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 11(1): 58-66
Mikdarullah, Nugraha A. 2017. Teknik isolasi bakteri proteolitik dari sumber air panas ciwidey, Bandung. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur. 15(1): 11- 14.
Munandar,K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Bandung:
Refika Aditama
Napitupulu HG, Rumengan IFM, Wullur S, Ginting EL, Rimper JRTSL, Tolo BH. 2019. Bacillus sp. sebagai agensia pengurai dalam pemeliharaan Brachionus rotundiformis yang menggunakan ikan mentah sebagai sumber nutrisi. Jurnal Ilmiah Platax. 7(1): 158-169.
Okfrianti Y, Darwis, Pravita A. 2018. Bakteri asam laktat lactobacillus plantarum c410li dan lactobacillus rossiae ls6 yang diisolasi dari lemea rejang terhadap suhu, ph dan garam empedu berpotensi sebagai prebiotik.
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan. 6(1): 49-58.
Ramesh C, Ray DM. 2015. Food Biology Series. Florida: CRC Press: Boca Raton.
Rossita AS, Munandar K, Komarayanti S. 2017. Komparasi media na pabrikan
dengan na modifikasi untuk media pertumbuhan bakteri.
Sabbathini GC, Pujiyanto S, Wijanarka S, Lisdiyanti P. 2017. Isolasi dan identifikasi bakteri genus Sphingomonas dari daun padi (Oryza sativa) di area persawahan Cibinong. Jurnal Biologi. 6(1): 59-64.
Shah S, Trivedi B, Patel J, Dave JH, Sathvara N, Shah V. 2014. Evaluation and comparison of antimicrobial activity of tulsi (Ocimum sanctum), neem (Azadirachta indica) and triphala extract against streptococcus mutans &
lactobacillus acidophilus: an in vitro study. National Journal of Integrated Research in Medicine. 5(4): 17-21.
Sukmaningrum H, Darmayanti LPT, Puspawati GAKD. 2021. Perubahan karakteristik minuman fermentasi selama penyimpanan suhu ruang.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 10(1): 119-130.
Thohari NM, Pestariati, Istanto W. 2019. Pemanfaatan tepung kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai media alternatif NA (Nutrient Agar) untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jurnal Analisis Kesehatan Sains.
8(2): 725-737.
Wati DS, Rukmanasari. 2013. Pembuatan biogas dari limbah cair industri bioetanol melalui proses anaerob.. Semarang: Universitas Diponegoro
LAMPIRAN Nilai Rancangan Keja
Nilai Kuis