See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/371564035
ANALISIS REKONSILIASI DARI PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP
PROBLEMATIKA KETENAGAKERJAAN PASCA PANDEMI COVID-19 (By:Nauval Danu Ramadhan)
Article · June 2023
CITATIONS
0
READS
63 6 authors, including:
Nauval Danu Ramadhan Jakarta State University 1PUBLICATION 0CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nauval Danu Ramadhan on 14 June 2023.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
ANALISIS REKONSILIASI DARI PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PROBLEMATIKA KETENAGAKERJAAN PASCA PANDEMI COVID-19
Nauval Danu Ramadhan 1401620091 PPKn A – 2020
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 telah menghadirkan tantangan yang signifikan bagi perekonomian global, termasuk di Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak paling parah adalah sektor ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa. Dari aspek hukum, ketenagakerjaan merupakan individu yang memiliki hubungan kerja dan dibuat berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang wajib tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik. Maka dari itu, kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah seperti, kebijakan pembatasan sosial dan penutupan bisnis yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak perusahaan mengalami penurunan pendapatan dan kesulitan finansial. Sehingga hal ini berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, di mana banyak pekerja kehilangan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Indonesia untuk melakukan rekonsiliasi terhadap problematika ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendekatan dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi problematika ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19.
Kata Kunci: Rekonsiliasi Pemerintah, Problematika Tenaga Kerja Di Indonesia, Dampak Covid-19
A. PENDAHULUAN
Memasuki awal tahun 2020, pemberitaan media massa banyak dihiasi dengan informasi mengenai wabah Covid-19. Meluasnya persebaran Covid-9 telah melintasi berbagai benua bahkan hingga berbagai penjuru dunia sehingga membuat masa itu disebut sebagai pandemi karena telah menginfeksi 4,9 juta jiwa. Alhasil, membuat pemerintah Indonesia akhirnya mengeluarkan berbagai kebijakan untuk dapat menyelesaikan kasus Covid-19 ini, seperti mensosialisasikan gerakan social distancing kepada masyarakat dan menerbitkan PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang merupakan strategi pemerintah untuk dapat mencegah virus corona semakin menyebar serta agar dapat mengurangi bahkan memutus rantai infeksi Covid-19, yang dimana seseorang perlu menjaga jarak aman dengan orang lainnya minimal 2 meter dan tidak melakukan kontak fisik secara langsung dengan orang lain.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, tentunya sangat berdampak bagi kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk dari sector ketenagakerjaan. Banyak orang mengalami penurunan pendapatan dan bahkan kehilangan pekerjaan. Hal tersebut tentunya akan memengaruhi kualitas kehidupan masyarakat dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesejahteraan mereka. Untuk itu dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia telah berupaya untuk melakukan rekonsiliasi dan mengatasi problematika ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia sebagai pengambil kebijakan telah berupaya untuk merespons problematika ketenagakerjaan yang muncul pasca pandemi Covid-19. Rekonsiliasi menjadi kata kunci dalam upaya pemerintah dalam menyeimbangkan antara perlindungan tenaga kerja dan pemulihan ekonomi.
Melalui berbagai kebijakan dan program yang diterbitkan, pemerintah berupaya menciptakan kondisi yang memungkinkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan sambil melindungi hak- hak dan kesejahteraan para pekerja.
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kebijakan dengan mengacu pada data sekunder yang berkaitan dengan kebijakan ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pemerintah selama masa pandemi. Dalam penggunaan penelitian ini, penulis mencari dan mengumpulkan data-data tersebut melalui buku, jurnal, artikel dan informasi dari internet, serta mengambil beberapa kesimpulan lalu ditelaah secara mendalam melalui cara yang rinci agar terdapat suatu hasil akhir yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
C. PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah mengambil langkah- langkah yang beragam untuk mengatasi problematika ketenagakerjaan pasca pandemi. Salah satu langkah penting adalah pemberian stimulus ekonomi yang ditujukan untuk mendukung perusahaan dalam mempertahankan tenaga kerja. Program ini melibatkan pengurangan biaya tenaga kerja dan subsidi gaji untuk menghindari pemutusan hubungan kerja massal. Selain itu, pemerintah juga menerapkan kebijakan pelatihan dan relokasi tenaga kerja yang terdampak.
Program pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pekerja agar dapat beradaptasi dengan perubahan di pasar kerja. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan untuk menggalakkan sektor-sektor ekonomi yang potensial dalam menghasilkan lapangan kerja baru. Namun, meskipun langkah-langkah tersebut memiliki dampak positif, masih terdapat tantangan dalam implementasinya. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah perlu ditingkatkan untuk memastikan kebijakan ketenagakerjaan dapat diimplementasikan dengan efektif di seluruh wilayah Indonesia.
Selanjutnya, dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang telah memberikan dampak negatif yang begitu terasa bagi masyarakat Indonesia terutama dari sektor ketenagakerjaan yang menyita perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Indonesia juga menerbitkan pemberlakuan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2020, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.010/2020, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.010/2019 merumuskan kebijakan penanggulangan dampak pandemi di sektor ketenagakerjaan, yaitu kebijakan kartu prakerja, memberikan bantuan sosial berbentuk sembako kepada masyarakat menengah kebawah, mengadakan program berupa insentif pajak penghasilan, relaksasi pembayaran kredit, mengeluarkan kebijakan relaksasi iuran jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meringankan
sekitar 56 juta pekerja sektor formal dan pembukaan layanan konsultasi, informasi serta pengaduan bagi para tenaga kerja atau buruh terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.
Hal ini dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran akibat Covid-19 yang mengganggu sektor ketenagakerjaan dan menyebabkan kegiatan ekonomi menjadi lemah dan terhambat. Sebab, tak sedikit perusahaan-perusahaan yang menutup kegiatan operasionalnya karena adanya aturan pemerintah tentang social distanching, lock down dan PSBB bagi daerah zona merah yang membuat banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Jika ditelaah secara seksama terkait pada penerbitan kebijakan-kebijakan pemerintah indonesia ini sebagai upaya untuk menangkal krisis pasca pandemi Covid-19 dalam sektor ketenagakerjaan. Pemerintah cukup cepat tanggap dalam menelisik permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Pertama, masyarakat mendapatkan jaminan kredit yang terjangkau. Dengan kredit yang murah dan terjangkau, maka para pedagang kecil dapat mengaksesnya, sehingga mereka akan tetap dapat menjalankan aktivitas ekonominya dengan stabil. Ini bukti nyata perlindungan sosial yang diberikan oleh pemerintah pada saat masyarakat mengalami kesulitan atau musibah yang mengganggu pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Kedua, terbitnya Kartu prakerja dijelaskan pemerintah menjadi bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya yang melingkupi pemulihan pada sektor perlindungan sosial terhadap masyarakat. Program ini dikemas dalam wujud berbagai pelatihan (training) keterampilan kerja hingga kewirausahaan agar dapat menjadi bekal bertahan hidup selama dan pasca pandemi. Walaupun program kartu prakerja besar anggaran yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kualitas pelatihan secara daring. Akan tetapi menurut saya, upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah juga tidak hanya terpakun pada penyiapan peningkatan kualitas para pencari kerja namun juga membantu para pekerja untuk mendapatkan pekerjaan dengan adanya link and match. Saat ini yang dibutuhkan oleh pengangguran adalah jaminan lapangan pekerjaan yang memadai. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mendorong penyediaan lapangan kerja formal sebanyak-banyaknya. Hal ini didasari dari beberapa pertimbangan yaitu:
1. Pada kondisi saat ini para penyedia lapangan pekerjaan cenderung menahan untuk membuka rekruitmen baru. Bahkan yang terjadi justru banyak pekerja yang dirumahkan sebagai akibat Covid-19 dan kalaupun sudah Covid-19 dinyatakan sudah
berakhir, maka para pelaku usaha juga perlu beradaptasi dengan menggunakan sumber daya yang ada
2. Para pekerja informal dari ibu kota tidak lagi bekerja hingga akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman yang berdampak pada pasokan tenaga kerja di wilayah pedesaan.
Meskipun kondisi perekonomian Indonesia pada pasca pandemi menunjukkan tren positif dari beberapa kebijakan yang dinilai sangat berpengaruh secara signifikan, pemerintah harus tetap menaruh kewaspadaan dari setiap efek negatif dari kebijakan yang dikeluarkan.
Sebab, ditakutkan pemerintah tidak dapat menanggulangi adanya resesi ekonomi global 2023 yang dapat mengancam sektor ketenagakerjaan. Untuk itu, Kementerian ketenagakerjaan harus menyiapkan sejumlah strategi lagi dan Langkah-langkah terbaru sebagai solusi dari celah kebijakan yang diterbitkan pasca pandemi dan permasalahan yang belum usai pasca pandemi.
Adapun 4 hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam menghadapi permasalahan dari sektor ketenagakerjaan yang belum terpenuhi, yaitu:
1. Meningkatkan sense of crisis. Kepekaan para stake holder dan bahkan masyarakat terhadap kondisi-kondisi yang dapat mengarah terhadap terjadinya krisis serta membuat protokol antisipasinya
2. Penyelamatan untuk pemulihan berkelanjutan. Protokol dalam menangani krisis, seperti pemberian bantuan dalam penyelamatan krisis, harus berkait dengan pemulihan ketenagakerjaan. Perluasan peluang usaha dan meningkatkan peluang kerja yang berbasis pengelolaan sumber daya lokal yang tidak terpisah dengan jaringan antar negara
3. Penyelamatan untuk pemulihan berkelanjutan. Protokol dalam menangani krisis, seperti pemberian bantuan dalam penyelamatan krisis, harus berkait dengan pemulihan ketenagakerjaan. Perluasan peluang usaha dan meningkatkan peluang kerja yang berbasis pengelolaan sumber daya lokal yang tidak terpisah dengan jaringan antar negara
4. Learning center krisis ketenagakerjaan. Agar krisis tidak menjadi chaos perlu pemulihan sistem melalui pertukaran informasi yang dikenal sebagai Komunikasi Krisis. Proses penting agar tidak memperparah keadaan, serta masyarakat tetap memperoleh informasi yang benar, tepat dan dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi kepanikan.
D. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis terhadap rekonsiliasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap problematika ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19. Maka dari itu, melalui pemahaman yang mendalam terhadap kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan dampak yang dihasilkan, penulis menyimpulkan bahwasannya Pemerintah Indonesia telah memberikan respons kebijakan yang signifikan dalam menghadapi problematika ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19 dengan melalui berbagai kebijakan stimulus ekonomi, subsidi gaji, program penyaluran dana, dan pelatihan sebagai wujud nyata dari Langkah-langkah pemerintah untuk memulihkan sektor ketenagakerjaan dan meningkatkan daya saing tenaga kerja.
Hal ini dilakukan, sebab satu fokus utama pemerintah adalah memberikan perlindungan bagi pekerja yang terdampak langsung oleh pandemi Covid-19. Upaya ini dilakukan melalui pembayaran insentif, program bantuan sosial, dan pembebasan pajak bagi perusahaan yang mempertahankan pekerjaannya. Dalam kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan upaya yang signifikan dalam rekonsiliasi terhadap problematika ketenagakerjaan pasca pandemi Covid-19. Meskipun masih ada tantangan yang dihadapi, langkah-langkah yang diambil memberikan landasan yang kuat untuk memulihkan sektor ketenagakerjaan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Henriko T, Nugroho H, Iqbal FA, Muhyiddin. (2022). Kebijakan Ketenagakerjaan dalam Rangka Antisipasi Krisis Global Pasca Pandemi COVID-19. Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 17 No. 3
Syahrial. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Tenaga Kerja Di Indonesia. Jurnal Ners Vol.
4 No. 2, hal 21-29
Dwi Siti Lestari. (2023). Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Pengangguran Di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Journal Economics and Social Sciences Vol. 2 No. 1
Hartini Retnaningsih. (2020). Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19:
Sebuah Analisis terhadap Kebijakan Sosial Pemerintah. Jurnal Masalah-Masalah Sosial Vol. 11 No. 2
View publication stats