ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 26 TAHUN G3P1A1 UK 38+1 MINGGU DI PUSKESMAS TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Kebidanan Komunitas Komprehensif Semester VIII
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Disusun Oleh :
1. Dwi Astuti (P27224017 123)
2. Elisabet Dyah Ayu Wijayanti (P27224017 125)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN 2021
ii
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUITY OF CARE) PADA NY. S USIA 26 TAHUN G3P1A1 UK 38+1 MINGGU
DI PUSKESMAS TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun Oleh :
3. Dwi Astuti (P27224017 123)
4. Elisabet Dyah Ayu Wijayanti (P27224017 125) Kelas : D-IV Sarjana Terapan Berlanjut Profesi Bidan Tanggal Pengkajian/ Pemberian Asuhan : 1 Februari – 27 Maret 2021
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di: Puskesmas Tawangsari
Dosen Pembimbing Lahan
Tanggal :
Di :
((Dwi Kusumayatiningsih ,SKM, MSi) NIP. 19690205 198903 2 005
(Dr. Sri Wahyuni , M.Mid ) NIP. 19740827 199803 2 001
iii
Isi
LAPORAN KASUS ...i
DI PUSKESMAS TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO ...i
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan ...i
DAFTAR ISI ... iii
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ... 6
B. Konsep Dasar Keluarga ... 6
C. Konsep Dasar Rumah Sehat ... 9
D. Konsep Anemia Ibu Hamil ... 11
C. Macam-Macam Anemia ...ss12 D. Etiologi ... 12
E. Fisiologi/patologi ... 14
F. Tanda dan gejala... 14
G. Pencegahan ... 15
H. Penatalaksanaan Medis. ... 16
I. Pengaruh anemia dalam kehamilan, persalinan dan nifas. ... 17
BAB III ... 19
I. DATA SUBYEKTIF ... 19
II. DATA OBYEKTIF: ... 26
III. INTERPRETASI DATA ... 28
IV. PENATALAKSANAAN ... 28
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN ... 30
I. DATA SUBJEKTIF ... 30
II. DATA OBJEKTIF ... 31
III. ANALISIS DATA ... 32
IV. PENATALAKSAAN ... 33
CATATAN PERKEMBANGAN BBL SEGERA ... 43
I. DATA SUBJEKTIF ... 43
II. DATA OBJEKTIF ... 43
III. ANALISIS ... 43
IV. PENATALAKSANAAN ... 43
CATATAN PERKEMBANGAN I BBL ... 44
Kunjungan Nifas I ... 44
I. DATA SUBJEKTIF ... 45
II. DATA OBJEKTIF ... 45
III. ANALISIS ... 46
v
II. DATA OBJEKTIF ... 47
III. ANALISIS ... 48
IV. PENATALAKSANAAN ... 49
I. DATA SUBJEKTIF ... 50
II. DATA OBJEKTIF ... 52
III. ANALISIS DATA ... 53
IV. PENATALAKSANAAN ... 54
I. Pengkajian ... 56
B. Data Obyektif ... 56
Keadaan Umum : Baik ... 56
Kesadaran : Composmentis ... 56
TD : 120/80 ... 56
Nadi : 80x/menit ... 56
Suhu : 360C ... 56
Respirasi : 20x/menit ... 56
BB : 63kg ... 56
D. Penatalaksanaan ... 57
BAB IV ... 63
PEMBAHASAN ... 63
A. Pembahasan ... 63
a. Pengkajian ... 63
2) Data Objektif ... 64
b. Analisa ... 65
c. Perencanaan ... 65
d. Pelaksanaan ... 66
2. Asuhan Persalinan ... 67
2) Data Obyektif ... 68
b. Analisa ... 69
c. Perencanaan ... 69
d. Pelaksanaan ... 71
e. Evaluasi ... 71
3. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus ... 72
2) Data Obyektif ... 72
b. Analisa ... 73
c. Perencanaan ... 73
d. Pelaksanaan ... 73
e. Evaluasi ... 74
4. Asuhan Nifas ... 74
vi
c. Perencanaan ... 76
d. Pelaksanaan ... 77
e. Evaluasi ... 78
BAB V PENUTUP ... 80
B. Saran ... 82
1 A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis. Namun dalam prosesnya terdapat suatu kemungkinan keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi dan bahkan dapat menyebabkan kematian, diantaranya karena perdarahan 30,3 %, hipertensi/pre- eklamsi/eklamsi 27,1 %, infeksi 7,3 %, lain-lain 40,8 %.
Komplikasi tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) ibu dan bayi (Depkes, 2013).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta masalah kesehatan di seluruh Negara. Berkaitan dengan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi yang masih tinggi maka sudah menjadi tanggungjawab dan kewenangan bidan untuk saling berkerja sama dalam menurunkan AKI dan AKB (Kemenkes, 2010; WHO, 2012).
Kementrian kesehatan menargetkan penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 adalah menjadi 23 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari 88.58/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 88/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018.
Kematian maternal pada waktu hamil sebesar 26,33%, pada waktu persalinan sebesar 12,76% dan pada waktu nifas sebesar 60,90%.
Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 di Provinsi Jawa Tengah
2
lain 40,49%. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari 8.93/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 8.5/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2018 (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2018-2023).
Pada tahun 2019 AKI di Kabupaten Sukoharjo adalah 39.84/100.000 kelahiran hidup, angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2018 sebesar 31.87/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu pada tahun 2019 adalah eklamsi 1 kasus, perdarahan 1 kasus, Help syndrome 1 kasus, enselopati metabolik 1 kasus, emboli 1 kasus. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sukoharjo tahun 2019 sebesar 5.49/1.000 kelahiran hidup, angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2018 sebesar 7.1/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2019).
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi antara lain dengan menghadirkan tenaga kesehatan khususnya bidan yang terampil, fasilitas kesehatan yang cukup memadai, dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sehingga dapat dicapai keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan di Negara Indonesia. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadakan program 5 NG “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng”
selamatkan ibu dan anak (Gerakan mengintip ibu hamil). Program 5 NG ini memiliki 4 fase yaitu Fase Pra hamil, Fase kehamilan, Fase persalinan, dan Fase Nifas. Melalui program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng”, para bidan desa dan kader PKK tidak hanya mengawal dan mencatat secara rutin penyakit dan kondisi secara rutin, namun juga melakukan edukasi terhadap ibu hamil agar mau rutin memeriksakan kehamilannya (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2017).
3
memberikan asuhan berkesinambungan atau continuity of care.
Continuity of care merupakan asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan (antenatal care), asuhan kebidanan persalinan (intranatal care), asuhan kebidanan masa nifas (postnatal care), asuhan bayi baru lahir (neonatal care) (Varney, 2006; Kemenkes, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. A, dengan mengacu pada KEPMENKES
NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian/pengumpulan data subyektif dan obyektif b. Melakukan perumusan diagnosa kebidanan dan
atau masalah kebidanan c. Menyusun perencanaan
d. Melakukan implementasi/penatalaksanaan asuhan kebidanan e. Melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan
f. Membuat pencatatan Asuhan Kebidanan dengan metode SOAP
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas di Puskesmas Kartasura,
Sukoharjo.
2. Manfaat aplikatif a. Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai
4 Sukoharjo.
b. Manfaat bagi Puskesmas
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas.
c. Klien dan masyarakat
Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi yang mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan maupun nifas, sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan.
5
6
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Dalam Konteks Keluarga
Asuhan kebidanan dalam konteks keluarga merupakan upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan di dalam keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Sasaran kebidanan komunitas yaitu Ibu hamil, bersalin, Nifas, Bayi dan Neonatus. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pengobatan sederhana bagi ibu dan balita dan perbaikan gizi keluarga.
B. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengarung terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya (Effendi, 1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga
Menurut Effendi (1998), tipe keluarga dibagi menjadi :
a. Keluarga inti (Nuclear Familly) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Ettended Familly) adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.
7
c. Keluarga berantai (Serial Familly) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Menurut Effendi (1998), pemegang kekuasaan keluarga : a. Patrikal
Yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b. Matrikal
Yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarian
Yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut Effendi (1998), peran dalam keluarga terbagi menjadi : a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari
8
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental maupun spiritial.
5. Fungsi Keluarga a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
c. Fungsi social
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
f. Gambaran Keluarga Sehat
9
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
C. Konsep Dasar Rumah Sehat 1. Pengertian
Rumah sehat adalah rumah yang mendukung penghuninya untuk dapat hidup sehat (Wicaksono, 2009).
2. Syarat-syarat rumah sehat dan alasan dibuatnya rumah sehat
a. Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat sampah, ada jamban, ada saluran pembuangan air hujan.
b. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna/berasa, dan bebas dari jentik nyamuk.
c. Sebaiknya sampah dipisahkan antara sampah organik/basah dan sampah anorganik/kering agar lebih ramah lingkungan. Bahaya dari pencemaran sampah :
1) Pengotoran udara, seperti bau busuk dan asap 2) Pengotoran air, mengganggu pemandangan
3) Sampah dapat menyumbat saluran air, parit atau got, sehingga dapat menyebabkan banjir yang merusak jalan dan bangunan.
4) Sampah dapat menimbulkan kecelakaan, seperti luka terkena paku, beling, pecahan kaca atau dapat menyebabkan kebakaran.
5) Sampah dapat menjadi sarang lalat, tikus, nyamuk, dan kecoa yang dapat menyebarkan bibit penyakit.
10
6) Anak-anak yang bermain didekat tempat sampah bisa mengakibatkan gatal-gatal, kudis, koreng ataupun kurap
d. Adanya jamban rumah akan menghindari anggota keluarga dari berbagai penyakit, kecelakaan, dan lain sebaginya.
e. Adanya saluran atau penampungan air hujan akan menghindari genangan air yang dapat menyebabkan adanya jentik nyamuk.
f. Mempunyai halaman rumah dan harus selalu bersih.
g. Pekarangan ditanami tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat.
h. Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penghuninya. Hal ini untuk menyediakan udara yang cukup dalam rumah dan untuk menghindari penularan penyakit antar anggota keluarga, misalnya, sakit batuk, batuk pilek, flu, sakit mata, TBC paru, sakit kulit, dll.
i. Kandang ternak terpisah paling tidak 10 meter jaraknya dari rumah.
j. Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit.
k. Dinding dan lantai harus kering, tidak lembab. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya jamur, dan kuman penyakit lainnya.
l. Kamar-kamar harus berjendela. Ada lubang angin, dan sinar matahari dapat masuk ruangan rumah. Agar :
1) Udara kotor dalam kamar dapat berganti dengan udara bersih dari luar rumah.
2) Sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar dan dapat membunuh kuman penyakit.
3) Kamar tidak lembab, basah, pengap, dan berbau tidak sedap.
Rumah sehat juga berarti aman dari hal-hal yang dapat meimbulkan kecelakaan seperti robohnya rumah, kebakaran, jatuhnya anggota keluarga ke dalam sumur, dan lain sebaginya (Wicaksono, 2009).
3. Cara membuat rumah lebih sehat
a. Cara menjaga agar rumah dapat bebas dari jentik nyamuk:
1) Bersihkan bak air, bak kamar mandi, seminggu sekali.
2) Tutup rapat-rapat wadah penampung air.
11
3) Gantilah air vas bunga, air minum burung, seminggu sekali.
4) Timbunlah didalam tanah, atau simpanlah barang-barang bekas, agar tidak terisi air hujan dan dijadikan sarang nyamuk.
5) Tutup lubang pada pagar dengan tanah, supaya tidak dijadikan sarang nyamuk.
6) Alirkan air hujan dan air bekas agar tidak menggenang. Sebab genangan air dapat menjadi sarang nyamuk.
b. Cara membuat rumah yang aman dari kecelakaan
1) Konstruksi rumah harus kuat sehingga tidak mudah roboh
2) Buat sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam, dan tempat lain terutama dari anak-anak.
3) Atur rumah agar tidak mudah terjadi kebakaran.
4) Sediakan alat pemadan kebakaran (Wicaksono, 2009).
D. Konsep Anemia Ibu Hamil 1. Pengertian
Anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentarsi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas” normal “. Dimana umumnya ibu hamil dianggap anemi jika kadar hemoglobin dibawah 11 gr / dl atau hematokrit kurang dari 33 %. ( Prawirohardjo, 2013;h.775)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g%
pada trimester 2. (Saifuddin AB, 2007;h.281)
2. Klasifikasi
a. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11 gr%
2) Anemia ringan dengan Hb 9-10 gr%
12
3) Anemia sedang dengan Hb 7-8 gr%
4) Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%
2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3 kategori yaitu (Manuaba, 2002):
1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%
2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%
3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%
C. Macam-Macam Anemia
1. Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid, dll)
2. Anemia megaloblastik (29,0%)
Anemia ini berbentuk makrositik, penyebabnya adalah kekurangan asam folik dan kekurangan vitamin B12 tetapi jarang terjadi.
3. Anemia anemia hipoblastik (8,0%)
Anemia jenis ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru. Untuk itu di perlukan pemeriksaan :
a) Darah tepi lengkap
b) Pemeriksaan fungsi sterna c) Pemeriksaan retikulosit, dll 4. Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia jenis ini di sebabkan penghancuran/pemecahan sel darah nerah yang lebih cepat dari pembuatannya.
D. Etiologi
1. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624) a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
1) Kekurangan zat besi
13
2) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
3) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di Asia Tenggara)
4) Keracuanan timah
5) Penyakit kronis (infeksi, tumor)
b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal) 1) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
Kehilangan sel darah merah akut.
2) Gangguan hemolisis darah
(a) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease) (b) Ganggauan C hemoglobin
(c) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara
(d) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase) (e) Anemia hemolitik (efek samping obat)
(f) Anemia hemolisis autoimun 3) Penurunan produksi sel darah merah
(a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)
(b) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor) 4) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi
berlebihan
c) Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah) 1) Kekurangan vitamin B12
2) Kekurangan asam folat 3) Hipotiroid
4) Kecanduan alkohol
5) Penyakit hati dan ginjal kronis
14 E. Fisiologi/patologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia) merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga menberikan efek yaitu konsentrasi Hb berkurang dari 12 mg/10 ml ( Wijaksono, 2006)
Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan hemoglobin 19 % secara fisiologi hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%
F. Tanda dan gejala
1. Tanda yang berkaitan dengan anemia (Varney H,2006.;h.127) a) Pucat
b) Ikterus
c) Hipotensi ortostatik d) Edema perifer
e) Membran mukosa dan bantalan kuku pucat f) Lidah halus (papil tak menonjol), lecet g) Takikardia
h) Takipnea, dispnea saat beraktivitas
2. Gejala yang berkaitan dengan anemia (Varney H,2006.;h.127) a) Keletihan, mengantuk
b) Lemah c) Pusing d) Sakit kepala
15 e) Malaise
f) Pica
g) Napsu makan kurang
h) Perubahan dalam kesukaan makanan i) Perubahan mood
j) Perubahan kebiasaan tidur.
3. Gejala dan tanda
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi dalam batas normal, perlu di curigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi,pucat.
G. Pencegahan
1. Pemberian tablet besi
Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang diprioritaskan dalam program suplementasi, dosis yang dianjurkan satu hari adalah dua tablet ( satu tablet menangandung 60 mg Fe dan 200 mg asam folat ) yang dimakan selama paruh kedua kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi.
2. Penyuluhan
Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan.
Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti para wanita hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia dan harus pula diyakini bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi.
3. Modifikasi makanan
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui dua cara, pertama pastikan konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori. Kedua meningkatkan kesediaan zat besi yang dimakan agar dapat memacu
16
dan menghindarkan pangan yang biasa mereduksi penyerapan zat besi, bukan hanya pada wanita hamil tetapi juga pada semua wanita Usia Subur.
4. Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang tidak diinginkan. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat, pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi dan kebersihan perorangan.
5. Mengatur jarak kehamilan/kelahiran bayi
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis
6. Mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan 7. Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya : daging, sayuran hijau
seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan, dan lain-lain.
H. Penatalaksanaan Medis.
1. Mendiagnosis
Evaluasi awal pada wanita hamil dengan anemia adalah melakukan pengukuran hemoglobin, hematokrit, dan indeks-indeks sel-sel darah merah;
pemeriksaan cermat terhadap sediaan apus darah tepi.
2. Penanganan a. Anemia ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10,9 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari. Hb dapat dinaikkan sebanyak 1 gr%/
bulan.
b. Anemia sedang
1) Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian preparat besi feros 600 – 1000 mg/ hari seperti sulfat ferossus atau glukonas ferossus. Hb
17
dapat dinaikkan sampai 10 gr/ 100 ml atau lebih asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir.( Saifuddin, AB, 2000 )
2) Pemberian tablet Fe 3x1 ( Varney,H. 2007; h.625 ) c. Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg ( 20 ml ) intravena 2x10 ml intramuskuler pada gluteus. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. ( Saifuddin,AB. 2000 )
I. Pengaruh anemia dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
1. Pengaruh anemia pada kehamilan a) Dapat terjadi abortus
b) Persalinan prematur c) Perdarahan antepartum 2. Pengaruh anemia pada persalinan
a) Gangguan his b) Partus lama c) Atonia uteri
3. Pengaruh anemia pada nifas a) Perdarahan
b) Ganngguan involusio uteri c) Mudah terjadi infeksi 4. Pengaruh anemia pada janin
a) BBLR
b) Gangguan pertumbuhan c) Kematian intrauteri
o Resiko Anemia Pada Janin :
a. Bayi lahir premature atau berat badan lahir rendah
b. Bayi dengan cacat lahir yang serius pada tulang belakang atau otak 1. Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks
18
oksitosin Atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi sumbatan ASI, Merangsang pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi ASI.
Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya :
a. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta b. Mencegah terjadinya perdarahan post partum
c. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus d. Meningkatkan produksi ASI
e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui
f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan.
19 BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN
PADA NY. S UMUR 26 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU DI PUSKESMAS TAWANGSARI
Tanggal : 24 Februari 2021, 09.00 WIB
Tempat : Poli KIA
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Istri Penanggung Jawab
Status : Suami 1. Nama : Ny. S
2. Umur : 26 tahun 3. Agama : Islam 4. Pendidikan : SMU
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 6. Suku bangsa : Jawa
7. Alamat : Sumberan 2/8 , Watubonang , Tawangsari
1. Nama : Tn. R 2. Umur : 27 tahun 3. Agama : Islam 4. Pendidikan : SMU
5. Pekerjaan : Karyawan Swasta 6. Suku Bangsa : Jawa
I. DATA SUBYEKTIF A. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan rutin kehamilan.
B. Keluhan utama
Ibu merasa perut mulai kenceng-kenceng tetapi belum sering.
C. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, maupun menahun seperti penyakit Hepatitis, penyakit Ginjal, penyakit Pneumonia, Penyakit Stroke, Penyakit Jantung.
D. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan)
Ibu mengatakan tidak ada keluarganya maupun keluarga suami yang menderita sakit menular, menurun, ataupun sakit menahun, seperti penyakit Hepatitis, penyakit Ginjal, penyakit Pneumonia, Penyakit Stroke,Penyakit Jantung.
E. Riwayat obstetri 1. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : tidak pernah
Siklus : 28 hari Lama : 6 - 7 hari
Sifat darah : encer, merah kecoklatan Leukhorea : tidak pernah Banyaknya : Ibu biasa ganti pembalut 3 – 4 kali setiap hari
20 2. Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G3 P1 A1
b) Usia kehamilan : 39 minggu c) HPHT : 2 Juni 2020 d) HPL : 09 Maret 2021 e) Gerak janin
Pertama kali :
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4 bulan.
Frekuensi dalam 12 jam :
Ibu mengatakan bayi cukup aktif bergerak, namun ibu tidak menghitung berapa frekuensinya setiap 12 jam.
f) Tanda bahaya :
1) TM I : tidak ada 2) TM II : tidak ada 3) TM III : tidak ada g) Keluhan
1) TM I : Mual 2) TM II : Keputihan
3) TM III : nyeri di pinggang, dan perut mulai kenceng-kenceng h) Riwayat terapi
1) TM I : Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh bidan (FE & Asam Folat, Kalk, dan Vitamin C)
2) TM II : Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh bidan (Amoxcilin , Omegvit, FE & Asam Folat, kalk, dan vitamin C)
3) TM III: Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh bidan (FE & Asam Folat, kalk, dan Vitamin C)
i) Riwayat Alergi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi apapun.
j) Kekhawatiran khusus
Ibu tidak mempunyai kekhawatiran khusus tentang kehamilannya saat ini.
k) Riwayat Imunisasi TT TT lengkap
l) Riwayat ANC : 9 x ANC
Ke
Tanggal Tempat Suplement Masalah Tindakan/
Penkes
21 1 10-9-2020 Bpm Ponirah
UK : 14 mgu
Tablet FE
& Asam Folat, Vitamin C, Kalk.
Mual Rujuk ke
puskesmas untuk cek lab lengkap, KIE makan yang bergizi
seimbang, pola istirahat
cukup, 2 25-09-
2020
PKM Tawangsari UK : 16+3 mgu
HbsAg : NR VCT : NR Hb : 13,3gr/ltr Gol.darah : A Protein urine : Negative Reduksi Urine : Negatife
Tablet FE, Asam Folat , Vitaminn C , Kalk
Tidak ada keluhan
KIE gizi seimbang, pola istirahat
cukup, dan ANC terpadu
3 28-09- 2020
BPM Ponirah UK : 16+ 6 Mgu
Omegavit , Tablet FE
& Vitamin C, Kalk
Tidak ada keluhan
KIE gizi seimbang , pola istirahat cukup, Tanda bahaya TM II ANC terpadu 4 21-11-
2020
Puksesmas Tawangsari UK : 24+mgu
Amoxicilli n,Tablet FE
& Asam Folat, Vitamin C, Kalk
Keputihan KIE tanda bahaya TM II , Jaga
kebersihan , ANC terpadu
5 21-12- 2021
Puskesmas Tawangsari UK : 28+6 Mgu
Letak presbo
Amoxcillin Tablet FE
& Asam Folat, Vitamin C,
Lochea KIE tanda bahaya TM II , gizi seimbang, Jaga
kebersihan
22
Kalk ,Anjurkan Ibu
untuk
menungging , ANC terpadu 6 14-1-2021 PKM
Tawangsari UK : 31+5 Mgu
Tablet FE
& Asam Folat, Vitamin C, Kalk
Nyeri punggung
KIE
ketidaknyama nan TM III, pola istirahat cukup, ANC terpadu
7 28-1-2021 PKM Tawangsari UK : 34 Mgu
Tablet FE
& Asam Folat, Vitamin C, Kalk
Tidak ada keluhan
KIE tanda- tanda
persalinan, ANC terpadu
8 15-2-2021 PKM
Tawanagsari UK : 36 Mgu
Tablet FE
& Asam Folat, Vitamin C, Kalk
Nyeri punggung
KIE tanda- tanda
persalinan dan menunggu persalinan 9 24-02-
2021
PKM Tawangsari UK : 38+1 Mgu
Terapi dilanjut
Pegel-pegel KIE tentang persipan persalinan , tanda bahaya persalinan , istirahat yang cukup, makan sayur dan buah Diit TKTP
m) Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu Hamil
ke
Persalinan Nifas
Tgl
lahir UK Jenis
persalinan penolong Komplikasi
JK BB Lahir
Perda
rahan Laktasi komplikasi Ibu Bayi
1 08-
07- 2018
39 mg
Spontan Bidan - - pere
mpua n
2800 gr
- ASI
eksklusif
Tidak ada
23
2 Ab 8
mg
- - - -
3 Hamil
ini
n) Riwayat kb
Ibu mengatakan selama ini belum menggunakan KB apapun.
o) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Sebelum hamil Selama Hamil A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 3x /hari 3x /hari Komposisi
Nasi 3x1 piring (sedang) 3x1 piring (sedang)
Lauk 3x1 potong (sedang ),
jenisnya protein hewani/
nabati
3x1 potong (sedang), jenisnya protein hewani/ nabati
Sayuran 2x1 mangkuk sayur :
berbagai jenis sayuran
2x1 mangkuk sayur : berbagai jenis sayuran
Buah Jarang 2x1 Jenis Pisang, Jambu,
semangka
Camilan Jarang Kadang ; roti , kue , roti kering
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Hamil Tidak ada Ibu mulai cenderung sering lapar 2) Minum
Jumlah total 6-7 gelas perhari; jenis teh dan air putih
6-7 gelas perhari; jenis air putih
Susu Tidak mengkonsumsi susu Susu Hamil
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Hamil Tidak ada Tidak ada keluhan atau perbedaan yang mencolok B. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 4x sehari 5x sehari
24
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1.x sehari 1x sehari
Warna Kecoklatan Kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 3 x sehari 3 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2x sehari
Celana dalam 2 x sehari 2 x sehari
Kebiasaan memakai alas Kaki
Kadang-kadang Ibu memakai sandal/ sepatu dengan hak apabila bepergian
Ibu memakai alas kaki tanpa hak dalam aktivitas sehari-hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
D. Hubungan sexsual
Frekuensi Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil Ini
Merasa khawatir melakukan hubungan
apabila
E. Istirahat/Tidur
Tidur malam 8 jam 8 jam
Tidur siang Tidak pernah 1-2 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil Ini
- Tidur siang
F. Aktivitas fisik dan olahraga
Aktifitas fisik (beban pekerjaan)
Aktifitas biasa Aktifitas biasa
Olah raga Jarang OR Jenisnya jalan santai
Frekuensi - Setiap pagi hari selama 15 menit
25 Perubahan selama hamil
Ini
Lebih mudah lelah
G. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tetangga Tetangga
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang merugikan
Tidak ada Tidak ada
p) Riwayat Psikososial-spiritual 1) Riwayat perkawinan
Ini merupakan pernikahan yang pertama, ibu sudah menikah selama 8 tahun. Ibu menikah pada usia 24 tahun
2) Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Keluarga sangat mendukung kehamilan ini. Suami sering mengantarkan ibu saat memeriksa kehamilan.
3) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah)
Jika ada masalah ibu biasa meminta pendapat dari suami dan keluarga dari pihak ibu sebagai bahan pertimbangan.
4) Keluarga yang tinggal serumah
Ibu tinggal serumah dengan suami dan anak pertamanya 5) Pengambil keputusan utama dalam keluarga
Ibu mengatakan dalam pengambilan keputusan melibatkan suami, dengan pertimbangan dari ibu pasien. Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
6) Orang terdekat ibu : ibu kandung
7) Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
8) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak ada adat istiadat yang dilakukan berkaitan dengan kehamilan.
9) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Ibu ingin bersalin di Puskesmas
10) Penghasilan keluarga perbulan: cukup
11) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
26
a. Kebiasaan puasa / apakah ibu berpuasa selama hamil : Tidak berpuasa selama hamil
b. Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan : Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
12) Tingkat pengetahuan ibu
a. Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu sudah mengetahui tentang tanda-tanda persalinan
b. Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Ibu ingin mengetahui tentang bagaimana cara mengejan yang benar
13) Lingkungan:
a. Kebiasaan kontak dengan binatang : Di sekitar rumah ibu terdapat kucing peliharaan tetangga
b. Paparan dengan polutan : Rumah ibu jauh dari pabrik dan jalan raya besar
II. DATA OBYEKTIF:
A. PEMERIKSAAN FISIK:
1. Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis c. Tekanan darah : 110/70 mmHg
d. Nadi : 80 x/menit
e. Respirasi : 20 x/menit
f. Suhu : 36.5 0C
g. BB Sebelum/ Sekarang : 62 kg / 70 kg
h. TB : 163 cm
i. LILA : 30 cm
j. IMT : 27,24
2. Pemeriksaan head to toe 1) Kepala
a) Rambut : Hitam, bersih, tidak berketombe, tidak rontok
b) Muka : Tidak oedema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum c) Mata
a) Oedema : Tidak ada oedema
b) Conjungtiva : warna tidak anemis c) Sklera : tidak ikterik
d) Hidung : tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret.
e) Telinga : bentuk simetris, tidak ada penumpukan serumen
f) Mulut : tidak ada caries gigi, tidak sariawan, gusi tidak bengkak 2) Leher
a) Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran b) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran c) Pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran
27 3) Dada dan Axila
a) Mammae
a) Membesar : Payudara membesar
b) Tumor : Tidak ada
c) Simetris : bentuk simetris d) Areola : Hiperpigmentasi e) Putting susu : Menonjol f) Kolostrum : Belum keluar b) Axila
a) Benjolan : Tidak ada benjolan b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan 4) Punggung
a) Pembengkakan : Tidak ada
b) Deformitas tulang belakang : Tidak ada 5) Ektremitas
a) Varices : Tidak ada varises pada kaki kanan dan kiri.
b) Oedema : Tidak terdapat oedema pada tangan dan kaki.
c) Reflek Patela : (+) positif
d) Kuku : warna merah muda, bersih.
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Sesuai usia kehamilan b) Bentuk perut : Memanjang
c) Linea alba / nigra : Tidak ada d) Strie Albican/ Livide : Tidak ada 2) Palpasi
a) Kontraksi : tidak ada
b) Leopold I : pertengahan Px dan pusat, teraba bulat, lunak dan tidak melenting, diperkirakan bokong janin.
c) Leoplod II : teraba keras dan memanjang di sebelah perut kiri ibu dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah perut kanan ibu, diperkirakan tangan dan kaki janin.
d) Leopold III : dibagian perut bawah ibu teraba keras, bulat, melenting dan masih bisa digoyangkan, diperkirakan kepala janin sudah masuk PAP
e) Leopold IV : kedua tangan divergent, kepala sudah masuk PAP.
3) Auskultasi : puki (+) 136 x/menit (teratur) 4) TFU Mc Donald: 32 cm
5) TBJ : 3255 gram (hasil USG terakhir tanggal 8/2/2021) b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan panggul : normal
2) Distansia Spinarum : tidak dilakukan 3) Distansia Kristarum : tidak dilakukan 4) Conjugata eksterna ( Boudeloque) : tidak dilakukan 5) Lingkar Panggul : tidak dilakukan c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : tidak ada varises
b) Luka : tidak ditemukan luka / keloid
c) Kemerahan : tidak ada kemerahan
28
d) Nyeri : tidak ada nyeri
e) Pengeluaran pervaginam : tidak ada 2) Perineum
a) Bekas Luka : tidak ada bekas luka
b) Lain-lain : tidak ada
3) Anus
a) Haemorhoid : Tidak ada haemoroid
b) Lain-lain : Tidak ada
B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 24 Januari 2021) 4. Hb : 12,0 gr/dl
5. HbSAg : negatif 6. HIV : Non-Reaktif III. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. S G3P1A1 Umur 26 tahun hamil 38+1 minggu hamil normal, janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala.
B. Masalah Tidak ada C. Kebutuhan
Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 24 Februari 2021 Jam : 09.00 WIB
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Keadaan umum ibu baik, BB : 70 kg, TD : 110/70, Nadi : 80x/m, RR : 20x/m, Suhu : 36,5oC, TFU : 32 cm, PukI, DJJ : 136x/m, Preskep, sudah masuk PAP.
a. Rasionalisasi
Dalam asuhan kehamilan ibu mempunyai hak untuk mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan kehamilannya. Sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya dengan baik dan menjaga kehamilannya dengan baik.
b. Hasil
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan, dan ibu merasa tenang karean keadaan diri dan janinnya normal dan sehat.
2. Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III khususnya terkait keluhan ibu berupa nyeri di punggung
a. Rasionalisasi
Pada kehamilan, terjadi peningkatan berat badan sehingga seringkali ibu hamil mengalami ketidakseimbangan badannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari sampai mengeluh nyeri punggung. Perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan ini diperlukan pentingnya
29
membahas posisi dan mekanisme tubuh untuk mencegah atau mengurangi nyeri punggung.
b. Hasil
Ibu telah mengetahui hal yang menyebabkan ketidaknyamanan yang saat ini dialami.
3. Memberikan KIE untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ibu rasakan saat ini.
a. Rasionalisasi
Memberikan pengetahuan tentang body mekanik yaitu dengan membiasakan diri bersikap tubuh yang baik dalam segala kegiatan, posisi berdiri, posisi tidur, bangun dari tidur, mengambil barang yang jatuh, membawa barang maupun mengangkat barang harus memperhatikan body mekanik yang tepat agar tidak terjadi cidera.
b. Hasil
Ibu telah mengetahui cara agar rasa nyaman yang diajarkan dapat dipraktekkan dengan benar.
4. Menjelaskan tentang tanda -tanda persalinan dan persiapan persalinan.
Rasionalisasi : Ibu hamil yang memasuki TM III penting untuk paham tentang tanda-tanda persalinan supaya lebih mempersiapkan diri.
Hasil : Ibu mengerti apa saja tanda-tanda persalinan dan berencana ingin melahirkan di puskesmas tawangsari.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi : SF (1 hari x 1 tablet ) dosis 60 mg
Kalk (1 hari 1 tablet) dosis 500 mg Vitamin C (1 hari x 1 tablet) dosis 50 mg a. Rasionalisasi:
Pemberian kombinasi Fe dan Asam Folat penting pada ibu untuk upaya pencegahan, dan pengobatan anemia. Anemia dalam kehamilan dapat /mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah, 2009). WHO merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe 60 mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014).
Suplementasi kalsium melalui makanan yang dianjurkan merupakan salah satu upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan darah pada ibu hamil yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI dan memberi cadangan kalsium yang cukup pada janin (Permaesih, dkk. 1999). Dosis yang direkomendasikan untuk suplemasi kalsium ibu hamil adalah 1000 mg/hari
Konsumsi Vitamin C selama kehamilan tidak hanya bermanfaat untuk membantu mempercepat penyerapan zat besi, namun juga merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, dan mempercepat proses penyembuhan luka, serta meningkatkan tumbuh kembang janin dan menjaga kondisi baik ibu dan janin tetap sehat.
b. Hasil
30
Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu atau segera jika ibu mengalami masalah pada kehamilannya dan sudah merasakan munculnya tanda-tanda persalinan.
a. Rasionalisasi:
Kunjungan antenatal minimal 4 kali merupakan salah satu upaya untuk menurunkan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2005). Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memantau kesejahteraan ibu dan janin serta memastikan presentasi janin selama kehamilan dan mendekati persalinan.
b. Hasil
Ibu setuju untuk melakukan kunjungan ulang lagi setelah 1 minggu atau segera jika ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya dan sudah merasakan munculnya tanda-tanda persalinan.
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN
Tanggal : 01 Maret 2021 Jam : 06.00 WIB
I. DATA SUBJEKTIF 1. Alasan datang :
Ibu hamil G3P1A1 Uk 39 minggu datang ke PONED UPTD Puskesmas Tawangsari diantar oleh suami dan ibu kandungnya dengan keluhan nyeri pada bagian pinggang dan perut terasa kenceng-kenceng.
2. Keluhan utama :
Mulai kenceng-kenceng sejak jam 02.00 WIB 3. Tanda-tanda persalinan
a. Kontraksi sejak pukul 02.00 WIB (28-02-2021) b. terdapat 2x his dalam 10 menit lamanya 30 detik c. Intensitas mules sedang dan teratur.
d. Lokasi ketidaknyamanan : di perut bagian bawah dan pinggang e. Pengeluaran pervaginam : terdapat lendir darah
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ≥ 20 kali/12 jam 5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir
1) Nutrisi
a) Makan : ibu terakhir makan pada jam 05.00 WIB tanggal 01-03- 2021 dengan porsi sedikit, makan dengan sayur, nasi dan sebanyak 6 suapan makan.
b) Minum : ibu terakhir minum pada jam 05.30 WIB pada tanggal 01-03- 2021 sebanyak setengah gelas air putih.
2) Eliminasi
31
a) BAK : ibu terakhir buang air kecil pada jam 06.00 WIB tanggal 01-03- 2021. Warna urin kekuningan, bau khas urin.
b) BAB : ibu terakhir buang air besar pada jam 05.30 WIB tanggal 01-03- 2021. Konsistensi padat lunak.
3) Personal hygiene : ibu terakhir mandi pada sore hari jam 17.00 WIB tanggal 28/2/2021.
4) Istirahat/tidur : ibu mengatakan sejak mulai merasa kenceng-kenceng tidurnya kurang nyenyak sekitar 5 jam.
II. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum
Kesadaran umum : Baik Tensi : 116/74 mmHg
BB sebelum/sesudah : 62 kg/ 70 kg Nadi : 72 x/m
TB : 162 cm IMT : 27,24 Suhu : 36,8 oC
LILA : 30 cm Respirasi : 20 x/m
2. Pemeriksaan fisik a. Kepala
Kepala simetris, tidak terdapat benjolan, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok.
b. Mata
Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
c. Hidung
Hidung simetris, tidak ada benjolan, tidak ada gangguan jalan nafas, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
d. Mulut
Mulut simetris, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada yang berlubang e. Telinga
Telinga simetris, tidak ada benjolan dan pengeluaran cairan abnormal f. Leher
Tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan pembengkakan tiroid
g. Dada
Dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada.
h. Payudara
Payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol, kolostrum belum keluar.
i. Abdomen : tidak terdapat luka parut, TFU Mc. Donald : 32 cm,
32 1) Leopold I
Pertengahan Px dan pusat, teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
Diperkirakan bokong janin.
2) Leopold II
Teraba keras dan memanjang di sebelah kanan ibu dan teraba bagian- bagian kecil janin disebelah kiri ibu. Diperkirakan tangan dan kaki janin.
3) Leopold III
Dibagian perut bawah ibu teraba keras dan bulat, tidak bisa digoyangkan, Sudah masuk PAP.
4) Leopold IV
Kedua tangan Divergen, penurunan kepala 1/5, DJJ : 146x/m, reguler, TBJ : 3255 gram, His : 2 x dalam 10 menit lamanya 30 detik.
j. Ekstermitas
Atas : warna kuku merah muda, simetris, tidak ada kelainan
Bawah : warna kuku merah muda, simetris, tidak ada oedema dan tidak ada varises, reflek patela +/+
k. Genitalia
Terdapat pengeluaran lendir darah, vulva tidak ada benjolan, tidak ada luka parut.
l. Anus : belum membuka, tidak ada hemoroid 3. Pemeriksaan Dalam
a. Indikasi
Keluhan ibu mules dan frekuensi his 2x dalam 10 menit durasi 30 detik b. Tujuan
Untuk memeriksa kemajuan persalinan c. Hasil
1) Vagina elastis
2) Portio tebal dan lunak
3) Terdapat pembukaan serviks 2 cm 4) Selaput ketuban utuh
5) Presentasi kepala
6) Sutura sagitalis melintang belum terasa 7) Penurunan kepala di Hodge I
8) Terdapat pengeluaran lendir darah III. ANALISIS DATA
Ny. S 26 tahun G3P1A1 39 minggu janin tunggal, hidup intrautarine, presentasi kepala, inpartu kala I fase laten.
33 IV. PENATALAKSAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang diberikan.
a. Rasionalisasi
Pemberian informasi hasil pemeriksaan pada pasien merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya.
b. Hasil
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan pengaturan napas dalam pada saat kontraksi.
a. Rasionalisasi
Melakukan nafas panjang membantu ibu menjadi rileks dan fokus. Napas panjang juga membantu mengurangi rasa sakit saat adanya kontraksi karena napas panjang mampu menekan syaraf-syaraf yang berkaitan dengan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
b. Hasil
Ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi.
3. Memberikan counter pressure pada Ibu untuk mengurangi rasa nyeri pinggang saat kontraksi dan mengajarkannya pada keluarga yang mendampingi ibu.
a. Rasionalisasi
Massage counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan tekanan yang terus-menerus pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau kepalan salah satu telapak tangan. Pijatan counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung pada persalinan.
b. Hasil
Ibu merasa lebih nyaman dan rasa nyeri pada pinggang berkurang saat dilakukan pijatan dan keluarga pendamping bersedia melakukan massage counter pressure pada ibu saat kontraksi. Dan keluarga paham dan bisa menirukan teknik counter pressure yaitu dengan menekan di tulang punggung ibu.
4. Memberi ibu makan dan minum.
a. Rasionalisasi
Asuhan yang diberikan adalah asuhan sayang ibu dimana salah satu bentuknya pemenuhan nutrisi bagi ibu bersalin sebagai simpanan tenaga dalam proses persalinan.
b. Hasil
Ibu mau minumair putih , makan nasi dengan sayur dan ayam bakar setengah porsi 5. Menganjurkan ibu untuk berbaring dengan posisi miring ke kiri.
a. Rasionalisasi
Dengan berbaring miring ke kiri maka penurunan kepala lebih cepat karena peredaran darah ibu dapat mengalir dengan lancar, sehingga pengiriman oksigen dalam darah
34
ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu. Alhasil karena pembuluh darah besar tidak terlalu tertekan, proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga proses persalinan berlangsung lebih nyaman.
b. Hasil
Ibu bersedia berbaring miring kiri.
6. Menyiapkan alat partus set dan berkolborasi dengan dokter dalam pemberian oksitosin 1 ampul 1 ml dosis 10 IU ,1 ampul 2 ml dosis 20 mg (bak instrumen sedang yang berisi : metal kateter, gunting episiotomy, gunting tali pusat, 2 klem tali pusat, benang steril, ½ kocher, kassa steril, nalpooder heckting, jarum hecting, handschoon.)
a. Rasionalisasi
Persiapan alat dilakukan sebagai langkah antisipasi proses persalinan dengan cepat dan untuk menunjang proses persalinan yang aman dan steril.
b. Hasil
Alat dan obat telah tersedia.
7. Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi.
a. Rasionalisasi : perlengkapan ibu dan bayi menunjang kenyamanan terhadap ibu dan bayi setelah persalinan.
b. Hasil : Perlengkapan telah tersedia.
8. Observasi tekanan darah, suhu, pembukaan serviks dan penurunan kepala setiap 4 jam sekali, nadi setiap 1 jam sekali, DJJ dan kontraksi setiap 30 menit dengan penggunaan partograf.
a. Rasionalisasi : observasi pada fase aktif dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan persalinan masih dalam batas normal tanpa harus adanya tindakan kegawatdaruratan dan rujukan.
b. Hasil : Sudah dilakukan dan hasil dibawah batas normal.
35 CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN
Tanggal, jam
Catatan
Perkembangan
Nama Paraf 01/3/2021
07.00 WIB
Data Subejktif
Ibu mengatakan perut kenceng semakin sering dan semakin terasa sakit dan ingin mengejan.
Data Objektif :
KU baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 84
x/m, P : 20 x/m, S : 36,5 0C. DJJ : 146 x/m, His : 4x dalam 10’ lamanya 40”,
Genitalia : Ketuban utuh tampak keluar cairan ketuban, lendir darah semakin banyak, vagina elastis, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, , teraba sutura sagitalis arah jam 1, tidak ada moulage, penurunan kepala Hodge III.
Analisis Data :
Ny. S 26 tahun G3P1A1 39 minggu janin tunggal, hidup intrauteine, presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif.
Penatalaksanaan :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang diberikan.
Rasionalisasi : pemberian informasi hasil pemeriksaan pada pasien merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan pengaturan napas dalam pada saat kontraksi.
Rasionalisasi : melakukan nafas panjang memantau ibu menjadi rileks dan fokus. Napas panjang juga membantu mengurangi rasa sakit saat adanya kontraksi karena napas panjang mampu menekan syaraf-syaraf yang berkaitan dengan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
Hasil : Ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi.
3. Menyarankan keluarga untuk melakukan counter pressure.
Rasionalisasi : jika ibu diberikan sentuhan counter pressure maka ibu lebih rileks maka nyeri yang dirasakan berkurang.
Hasil : suami melakukan counter pressure.
36
4. Menyarankan ibu untuk berbaring miring kiri
Rasionalisasi : posisi berbaring miring memberi supley oksigen kepada ibu dan bayi sangat bagus serta mempercepat penurunan kepala
Hasil : ibu bersedia berbaring miring kiri 5. Memberikan dukungan mental pada ibu
Rasionalisasi : Dukungan dari suami maupun tenaga kesehatan selama persalinan akan memperngaruhi kondisi psikologis ibu dan memberikan kemajuan yang positif serta memperlacar proses persalinan.
Hasil : Ibu tampak lebih tenang dan rileks selama proses persalinan
01/03/2021 08.00 WIB
Data Subjektif :
Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng dan ingin meneran seperti akan BAB.
Data Objektif :
KU baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 80
x/m, P
: 20 x/m, S : 36,5 0C. DJJ : 155 x/m, His : 5x dalam 10’ lamanya 50”.
Ketuban pecah spontan
Genitalia : tampak keluar cairan ketuban warna jernih, anus membuka , perineum menonjol, vagina elastis, portio tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm, teraba sutura sagitalis arah jam 1, tidak ada moulage, penurunan kepala Hodge IV.
Analisis Data :
Ny. S 26 tahun G3P1A1 39 minggu, janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala inpartu kala II
Penatalaksanaan :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang diberikan.
Rasionalisasi : pemberian informasi hasil pemeriksaan pada pasien merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
2. Memberikan ibu untuk makan dan minum di sela-sela his.
Rasionalisasi : makan dan minum untuk energi ibu untuk
37 mengejan di persalinan kala II
Hasil : Ibu hanya mau minum ±150 ml teh manis.
3. Memfasilitasi ibu untuk memilih posisi mengejan.
Rasionalisasi : posisi mempengaruhi dalam kenyamanan ibu saat bersalin, posisi juga menentukan posisi bidan dalam pertolongan persalinan.
Hasil : Ibu ingin bersalin dengan posisi setengah duduk.
4. Mengajarkan ibu teknik mengejan dan teknik relaksasi napas dalam disela-sela his.
Rasionalisasi : Asuhan yang mendukung artinya kehadiran yang aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung.
Dukungan tersebut diantaranya : Lingkungan, pendamping persalinan, mobilitas, pemberian informasi, teknik relaksasi, komunikasi dan dorongan semangat. (Rohani, 2011)
Hasil : Ibu mengerti dan dapat mengejan dengan baik.
5. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN).
Rasionalisasi : APN menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap, tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan (optimal) (APN, 2008).
Hasil : Jam 08.20 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. Jenis kelamin laki- laki, BB : 3100 gr, PB : 49 cm, LK/LD : 32/33 cm, Apgar Score : 9/9/10
6. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
Rasionalisasi : penjepitan dan Pemotongan tali pusat menurut standart Asuhan Persalinan Normal (APN) pada bayi baru lahir untuk segera dilakukan pemotongan tali pusat ( JNPKR, Depkes RI, 2008) bahwa bayi baru lahir harus segera dikeringkan, menjepit tali pusat menggunakan klem steril dengan jarak kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi. Setelah penjepitan pertama dilakukan pengurutan tali pust kearah ibu dengan memasang klem kedua dengan jarak 2 cm dari klem
38
pertama. Kemudian dilakukan pemotongan diantara kedua klem.
Hasil : telah dilakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
7. Dilakukan asuhan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera pada bayi.
Rasionalisasi : IMD membantu ibu dan bayi bounding attachment daSSSn membantu bayi dalam penyesesuaian suhu dengan udara luar untuk menjaga kehangatan bayi sehingga tidak terjadi hipotermi.
Hasil : bayi mencari puting ibu dan berhasil dalam waktu 30 menit.
01/03/2021 08.21 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN II
Data Subejktif
Ibu mengatakan merasa mules.
Data Objektif :
KU baik, kesadaran : composmentis, TFU setinggi pusat, kontraksi baik keras, kandung kemih tidak penuh, Genitalia tampak tali pusat di vulva ibu dan di klem, ada semburan darah.
Analisis Data :
Ny. S 26 tahun G3P1A1 39 minggu, inpartu kala III.
Penatalaksanaan :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang diberikan.
Rasionalisasi : pemberian informasi hasil pemeriksaan pada pasien merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan janin kedua. Janin kedua tidak ada, menyuntikkan oxytosin 10 IU 1 ml secara IM pada paha bagian luar ibu.
Rasionalisasi : pemberian suntik oksitosin merupakan manajemen aktif kala III dan membantu untuk meningkatkan kontraksi dalam pelepasan plasenta.
Hasil : oksitosin 10 IU 1 ml telah diberikan secara IM pada
39 08.31
paha bagian luar ibu.
3. Melakukan penegangan tali pusat (PTT).
Rasionalisasi : untuk mencegah terjadinya avulsi (terputus atau terlepas) tali pusat dan agar tidak meninggalkan sisa dari implantasinya.
Hasil : Jam 08.30 WIB plasenta lahir spontan, lengkap.
4. Melakukan Injeksi Metylegrometrin 1 A. Secara IM pada paha bagian luar ibu.
Rasionalisasi : Pemberian suntik methyegrometrin untuk mencegah serta mengatasi pedarahan pascapersalinan dan merangsang otot rahim agar kontraksi lebih kuat.
Hasil: Metylergrometrin 1 A telah diberikan secara IM pada bagian luar ibu.
5. Melakukan masase uterus.
Rasionalisasi : merangsang adanya kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan.
Hasil : Kontraksi baik dan keras.
5. Melakukan cek laserasi.
Rasionalisasi : menilai laserasi merupakan bagian yang sangat penting. Sebab keluhan pada perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol buang air besar dan buang air kecil, menjaga aktivitas peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra abdomen) dan fungsi seksual yang sehat (Muliawati, 2014)
Hasil : terdapat laserasi grade II 01/03/2021
08.30 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN III
Data Subjektif :
Ibu merasa lemas, perut mulas, dan bahagia atas kelahiran bayinya Data Objektif :
KU baik, kesadaran : composmentis,
Tekanan Darah : 110/80mmhg Respirasi : 20x/m
Nadi : 80x/m Suhu : 36,5oC
TFU setinggi pusat, kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh, tampak pengeluaran darah sedang ± 100 ml. Terdapat laserasi derajat II di mukosa vagina, komisura posterior, otot perineum dan