Faktor Mempengaruhi yang Penyebab Kejadian Diabetes Mellitus (DM) Muhammad Rizqi Fahriza
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia [email protected]
ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon yang memengaruhi insulin. 5,7% dari total populasi Indonesia, termasuk remaja adalah tantangan besar bagi sektor kesehatan untuk melakukan langkah dalam mengantisipasi kompleksitas masalah kesehatan yang disebabkan oleh diabetes mellitus di Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil. Penderita DM di Indonesia semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995 terdapat lebih kurang 5 juta penderita DM di Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu penderita setiap tahun, sehingga pada tahun 2025 penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan mencapai 12 juta orang. Peningkatan terjadi akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan perubahan gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya kegiatan jasmani.
Kata Kunci : Pengertian Diabetes mellitus, Peringkat Indonesia, Penderita Diabetes, Akibat diabetes.
1. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang di sebabkan hormon yang mempengaruhi insulin. Penyakit diabetes mellitus di kenal juga penyakit kencing manis atau kencing gula. Lebih kurang dua ribu tahun yang lalu, dua ahli kesehatan Yunani, yaitu Celcus dan Areteus, memberikan sebutan diabetes pada orang yang menderita banyak minum dan banyak kencing. Oleh karena itu, sampai saat ini penderita “banyak minum”dan “banyak kencing” tersebut, dalam dunia kedokteran, di kenal dengan istilah Diabetes Mellitus (DM). Diabetes mellitus (DM) dan penyakit lain yang dikenal sebagai non-communicable disease mulai menonjol sebagai salah satu sebab morbiditas dan mortalitas di negara- negara yang sedang berkembang. Penyakit-penyakit tersebut akan menimbulkan
suatu beban bagi pelayanan kesehatan dan perekonomian negara pada saat sekarang dan dikemudian hari, baik secara langsung maupun tidak langsung (Soeparman,1987).
DM tergolong penyakit tidak menular yang penderitanya tidak dapat secara otomatis mengendalikan tingkat gula(glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, kelenjar pancreas melepas hormone insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot – otot dan jaringan lain untuk memasok energi, penyakit-penyakit yang tidak menular tapi menahun, seperti DM, hipertensi, kegemukan dan penyakit jantung di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia yang merupakan sebab utama morbiditas dan
mortalitas di masyarakat barat, sekarang sudah mulai merupakan masalah juga di negara-negara yang sedang berkembang.
2. Kasus atau Masalah
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Penderita DM di seluruh dunia pada tahun 2025 berkisar 333 juta orang (5,4%). Berdasarkan catatan organisasi kesehatan dunia tahun 1998, Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil. Penderita DM di Indonesia semakin meningkat.
Data dari IDF Montreal (2009) jumlah penduduk yang menderita DM untuk usia 20–79 tahun pada tahun 2010, India menempati urutan teratas dengan 50,8 miliar. Sementara itu Indonesia adalah 7,0 miliar. Dengan jumlah
tersebut Indonesia menempati peringkat ke sembilan dunia di bawah India, China, USA, Rusia, Brazil, Jerman, Pakistan dan Jepang. Namun prediksi di tahun 2030 Indonesia naik di peringkat keenam di bawah Brazil dengan angka 12,0 miliar, dengan jumlah penderita yang diprediksikan menjadi 87,0 miliar (Rudijanto, 2010).
Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995 terdapat lebih kurang 5 juta penderita DM di Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu penderita setiap tahun, sehingga pada tahun 2025 penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan mencapai 12 juta orang. Peningkatan terjadi akibat
bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan perubahan gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya kegiatan jasmani.
Studi WHO (1995) dan Pusat Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2007) menunjukkan bahwa prevalensi DM 1985 1,7 meningkat menjadi 5,7 di tahun 2007. Dari segi usia, pada umur 40–59 tahun menduduki peringkat tertinggi, disusul pada umur 60–79 tahun peringkat kedua dan 20–39 tahun pada peringkat ketiga. Kondisi ini hampir sama antara negara berkembang dan
negara maju.
Data dan Riskesdas tahun 2007 diketahui bahwa jumlah total penderita DM adalah 5,7% dari total penduduk Indonesia, di mana DM yang
terdiagnosis secara jelas (diagnosed DM) hanya 1,5%, sementara itu yang belum terdiagnosis (undiagnosed DM) sebanyak 4,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi penyakit DM seperti fenomena gunung es, di mana kondisi yang tergambarkan secara jelas sesungguhnya hanyalah bagian permukaannya saja 3. Tinjauan Pustaka
Diabetes Melitus a. Pengertian
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.10 Diabetes melitus adalah suatu kondisi kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan atau menggunakan hormon insulin secara cukup.20 Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks yang membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multifaktorial di luar kotrol glikemik. Pasien yang sedang mendapatkan dukungan edukasi manajemen mandiri sangat penting untuk mencegah komplikasi akut.
Diabetes adalah suatu sindroma yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah disebabkan adanya penurunan sekresi insulin. Diabetes adalah penyakit tidak menular yang dapat menyerang segala kelompok umur. Pada diabetes melitus tipe 1 penurunan sekresi itu disebabkan karena kerusakan sel beta akibat reaksi otoimun sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 penurunan sekresi
disebabkan karena berkurangnya sel beta yang progresif akibat glukotoksisitas, lipotoksisitas, tumpukan amilod dan faktor-faktor lain yang disebabkan oleh resistensi insulin.
b. Gejala Diabetes Melitus
Gejala diabetes melitus yang sering muncul adalah 1) Poliuri (banyak kencing)
Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.
2) Polidipsi (banyak minum)
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum.
3) Polifagi (banyak makan)
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang berlebihan.
4) Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti lemak.
c. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes melitus adalah
1) Diabetes tipe 1 biasa disebut diabetes tergantung insulin/insulin dependent diabetes (IDDM). Diabetes tipe 1 ini diakibatkan berkurangnya produksi insulin oleh sel β pankreas.
2) Diabetes tipe 2 biasa disebut diabetes tak tergantung insulin/non insulin dependent diabetes (NIDDM). Diabetes tipe 2 ini diakibatkan kurangnya fungsi insulin akibat resistansi insulin, dengan atau tanpa disertai ketidakcukupan produksi insulin dan terkait erat dengan berat badan berlebihan dan obesitas.
3) Diabetes gestasional adalah keadaan hiperglikemia yang terdiagnosis selama kehamilan dan belum pernah terdiagnosis sebelumnya.
d. Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer. Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
1) Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl.
2) Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa
plasma 2-jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa
<100 mg/dl.
3) Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT.
4) Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%. Pemeriksaan Penyaring dilakukan untuk menegakkan diagnosis, Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) dan prediabetes pada kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan gejala klasik DM yaitu:
1) Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT]) ≥23 kg/
m2) yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai Berikut:
a) Aktivitas fisik yang kurang.
b) First-degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM dalam keluarga).
c) Kelompok ras/etnis tertentu.
d) Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL
>4 kg atau mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional (DMG).
e) Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi).
f) HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL.
g) Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.
h) Riwayat prediabetes.
i) Obesitas berat, akantosis nigrikans.
j) Riwayat penyakit kardiovaskular.
2) Usia >45 tahun tanpa faktor risiko di atas.
Catatan:
Kelompok risiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal sebaiknya diulang setiap 3 tahun, kecuali pada kelompok prediabetes pemeriksaan diulang tiap 1 tahun.
4. Pembahasan
1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai denganhiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolism karbohidrat, lemak dan protein.0angguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi insulin, sensiti1itas insulin,atau keduanya.
2. Gejala Klinik Diabetes Mellitus
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
a. Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
b. Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Diagnosis DM ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula dalam darah. DM ditandai dengan hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan:
a. Pemeriksaan gula darah sewaktu (acak) ≥200 mg/dL b. Pemeriksaan gula darah puasa ≥126 mg/dL
c. Pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan ≥200 mg/dL 3. Faktor penyebab penyakit Diabetes Mellitus
Berikut ini faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus : 1. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan.
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak.
3. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari.
4. Hipertensi Atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.
5. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek negatif yang tidak ringan. Salah satu obat kimia yang
sangat berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.
4. Golongan Diabetes Mellitus Diabetes mellitus digolongkan menjadi : 1. DM Tipe 1
DM tipe 1 disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), yaitu DM yang muncul pada masa anak-anak sampai dewasa muda. DM tipe 1 disebabkan karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β pankreas yang didasari oleh proses autoimun.
2. DM Tipe 2
DM tipe 2 disebut juga dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), yaitu DM yang ditandai dengan defisiensi dan resistensi insulin. DM tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang salah, yaitu “Diabetogenic Lifestyle”. Yang dimaksud diabetogenik lifestyle adalah konsumsi kalori berlebih, kurang olahraga, dan obesitas. Selain itu, dipengaruhi juga oleh faktor genetik. DM tipe 2 ditandai dengan defisiensi dan resisten insulin.
3. DM Gestasional
Intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan. Terapi DM gestasional bertujuan untuk menurunkan kecacatan dan kematian pada ibu dan janin.
5. Pengobatan Diabetes Mellitus
Pengobatan Diabetes Mellitus bertujuan untuk menghilangkan gejala dan tanda Diabetes Mellitus, tercapainya pengendalian kadar glukosa dalam darah dan mencegah terjadinya progresivitas penyulit seperti mikroangiopati dan neuropati. Pada DM tipe 1 dan DM gestasional, pengobatan menggunakan insulin sedangkan pada DM tipe 2, pengobatan menggunakan obat hiperglikemik oral (OHO). Sedangkan pengobatan farmakologi, pada penderita DM harus diiringi dengan pengobatan non farmakologi, yaitu pengaturan pola makan dan olahraga yang teratur.
Penggolongan obat hiperglikemik oral : 1. Sulfonilurea
Golongan ini bekerja dengan merangsang produksi insulin. Yang termasuk dalam golongan ini adalah glibenklamid, glikazid, gliplizid, dan glimepirid.
2. Biguanid
Golongan ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Yang termasuk dalam golongan ini adalah metformin.
3. Thiazolidindion
Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin di otot, hepar, dan jaringan lemak secara tidak langsung dengan mengaktivitasi PPAR-γ. PPAR-γ merupakan faktor penting dalam transkripsi inti pada diferensi sel lemak dan metabolisme asam lemak.
Contoh golongan ini adalah pioglitazon dan rosiglitazon.
4. α-Glukosidase Inhibitors
Golongan ini bekerja dengan cara mencegah pemecahan sukrosa dan karbohidrat oleh enzim α glukosidase di usus halus sehingga waktu absorpsi karbohidrat lebih lama. Contoh golongan ini adalah akarbose.
5. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Gangguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau keduanya.Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin dalam darah. Paling sedikit terdapat tiga bentuk diabetes mellitus: tipe I, tipe II, dan diabetes gestasional.
Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering makan, dan sering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntukan insulin, pendidikan dan kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga. Diabetes mellitus dapat terjadi komplikasi akut. Macam- macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.
6. Daftar Pustaka
Direktur Gizi Masyarakat Dirjen BinKesMasy DepKes RI. Diabetes dan Pencegahannya. Jakarta. 2003.
Gibney, Michael J., et al., 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat (Public Health Nutrition) alih bahasa, Hartono Andry. Jakarta: EGC.
Totok Turdiyanto. 2013. Tri Rahayu Ningsih., editors. Farmakologi untuk SMK Farmasi. Jakarta: EGC, 2013.
Departemen Kesehatan RI. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes. 2005.
Pharmaceutical Care untuk Diabetes Mellitus. Jakarta.
Dr. Rubby, Billous.2008.Bimbingan Dokter pada Diabetes.Jakarta: Dian Rakyat.
Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi II, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Soegondo, S., 2006. Obesitas dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Edisi keempat. Hal. 1941–1945. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Soegondo, S., Soewondo, P., dan Subekti, I., 2009.
Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Balai Penerbit