• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PATOGEN PASCA PANEN DARI BUAH DAN SAYUR BERGEJALA

N/A
N/A
Elma Nor Khaliza

Academic year: 2025

Membagikan "IDENTIFIKASI PATOGEN PASCA PANEN DARI BUAH DAN SAYUR BERGEJALA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... ii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan... 2

BAHAN DAN METODE... 3

Bahan dan Alat... 3

Bahan... 3

Alat... 3

Waktu dan Tempat... 3

Prosedur Kerja... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN... 4

Hasil... 4

Pembahasan... 7

KESIMPULAN... 9

DAFTAR PUSTAKA... 10

(2)

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Hasil pengamatan makroskopis cendawan... 4

2. Prosedur kerja media kubus... 4

3. Hasil pengamatan mikroskopis cendawan... 5

4. Prosedur kerja uji gram bakteri... 6

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Identifikasi merupakan suatu kegiatan untuk membedakan atau mengklasifkasikan mikroorganisme kedalam jenisnya masing-masing berdasarkan spesies. Identifikasi merupakan kegiatan yang penting karena menambah keanekaragaman pengetahuan tentang dunia mikroorganisme, saat ini jumlah mikroorganisme yang sudah teridentifikasi berjumlah 69.000 dari total spesies perkiraan 1.500.000 diseluruh dunia. Negara Indonesia yang memiliki kekayaan biodiversitas yang cukup banyak akan diuntungkan dengan adanya identifikasi, karena menambah ragam spesies makhluk hidup yang ada di Indonesia (Kurniawati, 2010).

Media kubus merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengidentifikasi mikroorganisme cendawan. Metode ini relatif sederhana, murah, dan dapat dilakukan di laboratorium dengan sumber daya yang terbatas. Media kubus terbuat dari agar-agar yang diperkaya dengan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan cendawan. Cendawan yang tumbuh dapat diidentifikasi berdasarkan morfologi dan karakteristik koloninya (Koestoni, 2006).

Metode pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara untuk mengidentifaksi morfologi dan karekteristik bakteri. Pewarnaan ini pertama kali dikembangkan oleh Christian Gram pada tahun 1884 yaitu seorang ahli bakteriologi Denmark. Dia mengembangkan prosedur pewarnaan ini selagi mencari suatu metode untuk memperlihatkan bakteri pneumokokus pada jaringan paru-paru pasien yang mati karena pneumonia. Selain itu dia melihat bahwa beberapa spesies bakteri dapat dibedakan dengan prosedur pewarnaan ini (Hasan & Yuniarti, 2019).

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantar sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya

(4)

2

mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel.

Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul (Hasan & Yuniarti, 2019).

Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua kelo mpok besar, yaitu gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia (Kurniawati, 2010).

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui karkteristik dari patogen pascapanen.

(5)

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah isolat, tisu, alkohol 70 %, KOH 3%, media PDA, dan air stretil.

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, slide glass, cover glass, gelas beaker,lampu bunsen, LAF, pipet tetes, jarum ent, spatula, dan mikroskop.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2024 pada pukul 08.00 WITA - selesai. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi, Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : A . Proses pembuatan media kubus untuk cendawan

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Menstrerilkan LAF dan tanggan menggunakan alkohol.

3. Memotong media PDA dengan spatula lalu meletakan pada cawan perti yang telah beisi cover dan slideglass

4. Menggambil isolat cendawan dengan menggunakan jarum ent steril dan letakkan pada cawan petri yang beisikan media kubus.

5. Inkubasikan selama 3x24 jam disuhu ruangan dan amati setiap harinya.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil pengamatan makroskopis cendawan

No Gambar Keterangan

1.

Cabai

Isolat berwarna putih kehitaman dan tumbuh memenuhi cawan petri dengan tekstur seperti kapas, dengan bentuk koloni melingkar atau bulat hampir memenuhi cawan

2.

Terong

Isolat cendawan tumbuh memenuhi cawan petri, dengan warna cendawan berwarna putih dengan tekstur seperti kapas dengan bentuk koloni melengkung pada bagian sisi ada yang hampir membentuk lingkara dan ada yang setengah lingkaran

Tabel 2. Prosedur kerja media kubus

No Gambar Keterangan

1. Panaskan spatula hingga pijar lalu

dingginkan sekitar 18 detik

(7)

5

Tabel 2.Lanjutan

2. Ambil media PDA menggunakan

spatula yang sudah steril dan letakkan pada slideglass

3. Ambil isolat cendawan menggunakan

jarum ent yang sudah streril

4. Letakkan isolat cendawan pada

slideglass yang sudah beisi media kubus, lalu teteskan air steril dan tutup menggunakan coverglass

5. Media kubus yang sudah siap

diinkubasi

Tabel 3. Hasil pengamatan mikroskopis cendawan 1.

Cabai

Pengamatan secara mikroskopis dibawah mikroskop dimata hifa yang terlihat tidak bersekat dan berwarna transparan/hialin, dan bentuk spora yang belum tampak jelas terlihat

(8)

6

Tabel 3.Lanjutan 2.

Terong

Terlihat hifa tidak bersekat, warna yang dimiliki transparan/hialin, dan belum nampak terlihat adanya spora

Tabel 4. Prosedur kerja uji gram bakteri

1. Semprot slideglass dengan

menggunakan alkhol

2. .Ambil isolat bakteri menggunakan

jarum ent

4. Letakkan isolat bakteri pada slideglass

yang sudah diberi KOH 3%

5. Isolat bakteri yang di uji dengan KOH

3% menunjukkan isolat bakteri gram negatif dimana isolat ini ketika diangkat lengket membentuk lendir

(9)

7

Pembahasan

Pipet Tetes

Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil

larutan dalam jumlah kecil ( tetes ).

Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi patogen pasca panen dari buah dan sayur yang bergejala. Dimana isolat yang diguanakan adalah hasil dari pemurnian yang dilakukan pada praktikum sebelumnya. Adapun jenis isolat yang digunakan adalah cendawan dan bakteri. Identifikasi cendawan yang dilakukan kali kali ini dengan menggunakan metode media kubus. Sedangkan untuk isolat bakteri digunakan metode uji gram dengan menggunakan KOH 3%.

Identifikasi yang dilakukan kali ini adalah dengan metode kultur dimana menumbuhkan patogen pada media dan mengamatinya secara mikroskopis dan makroskopis. Pengamatan secara makroskopis dapat dilihat dari bentuk koloni, struktur koloni, tepi koloni dan permukaan koloni. Pengamatan mikroskopis dapat dilihat dari pergerakan dan perkecambahan spora, bentuk dan ukuran spora serta struktur mikroskopis lainnya.

Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan uji KOH 3% dimana sampel isolat bakteri diambil menggunakan jarum ent yang kemudian diberikan tetesan KOH 3%

lalu di gesek-gesekk hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Dimana jika

(10)

8

mendapatkan bakteri dengan gram positif maka isolat apabila ditarik tidak membentuk string/lender. Sedangkan bakteri dengan negatif yang mana isolat apabila ditarik membentuk string/lendir.

Pada proses identifikasi cendawan menggunakan media kubus selai karna hemat biaya dan mudah dalam pengerjaannya, media kubus cukup efektif dalam mengidentifikasi bentuk cendawan secara mikroskopis, mempermudah unuk mengetahui viabilitas spora serta perkembangan dan pertumbuhan cendawan.

Dari hasil pengamatan yang didapatkan ada media kubus dengan isolat dari cabai terlihat secara makroskopis miseliumberwarna putih dengan tekstur seperti kapas, sedangkan secara mikroskopis terlihat bentuk hifa yang tidak bersekat serta dengan warna transparan, dengan ciri-ciri seperti ini diduga jenis cendawan tersebut adalah Colletotrichum capsici. Pada isolat cendawan yang berasal dari terong dilhat secara makrroskopis miselum berwarna putih dan tekstur seperti kapas, sedangkan secara mikrokopisnya cendawan terlihat hifa yang tidak bersekat serta warna yang transparan, dengan ciri-ciri seperti ini diduga jenis cendawan tersebut adalah Phytophtora spp.

Adapun hasil identifikasi bakteri dengan metode pengujian gram dengan KOH 3% isolat bakteri menunjukkan gram negatif dimana ketika isolat yang telah diberikan KOH 3% ketika diangkat dengan jarum ent membentuk lendir/ string.

(11)

9

(12)

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Pipet Tetes

Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil

larutan dalam jumlah kecil ( tetes ).

1. Identifikasi merupakan suatu kegiatan untuk membedakan atau mengklasifkasikan mikroorganisme kedalam jenisnya masing-masing berdasarkan spesies. Identifikasi merupakan kegiatan yang penting karena menambah keanekaragaman pengetahuan tentang dunia mikroorganisme.

2. Metode identifikasi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah dengan menggunakan media kubus untuk cendawan dan pengujian gram dengan KOH 3% untuk bakteri

3. Hasil identifikas secara mikroskopis pada cendawan isolat cabai menunjukkan hifa yang tidak bersekat dan warna yang transparan sedangkan pada isolat terong juga sama menujukkan hifa yang tidan bersekat serta warna yang transparan.

4. Hasil uji gram dengan KOH 3% dengan menggunakan isolat yang berasal dari kacang nagara menunjukkan resus/gram negatif dimana ketika isolat yang diangkat dengan jarum ent lengket.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, F. E., & Yuniarty, T. 2019. Pemanfaatan Ekstrak Buah Strawberry (Fragaria Vesca) Pada Pewarnaan Gram. Jurnal Biologi. 1(1), 13-19.

Koestoni, T. M. 2006. Analisis Probit. Kelompok Peneliti Hama Lembang. Balai Penelitian Hortikultura.

Kurniawati. 2010. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait