• Tidak ada hasil yang ditemukan

Khutbah Idul Adha 2024 Ibadah Qurban dan Kepedulian Sosial

N/A
N/A
Abdurrohman Sholeh

Academic year: 2025

Membagikan "Khutbah Idul Adha 2024 Ibadah Qurban dan Kepedulian Sosial"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA ISLAM ( P O K J A L U H ) KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAABUPATEN GORONTALO

Khutbah Idul Adha 1445 H/2024 M;

Ibadah Qurban dan Kepedulian Sosial

هُتُاكَرَبَوَ هُ لّٰلِا ةُمَ&حْرَوَ &مْكُ&يْلّٰعَ مُلاَ/سَّلِا

&رَبَكَا هُلّٰلِا ,(x9), هُلّٰلِا نَاحَ&بَسُوَ 5ارَ&يْثِكَ هُ لّٰلِ دُ&مَحَلِاوَ ا5رَ&يْبَكَ رَبَ&كَأَ ُهُلّٰلِا , , , لاَ&يْصِأَوَ 5ةًرَ&كُبَ

, دُ&مَحَلِ&ا هُلّٰلِ وَ &رَبَ&كَا هُلّٰلِا &رَبَ&كَا هُلّٰلِاوَ هُلّٰلِا/ لاَّا هُلِا لاَّ

,

ةُعَ&يْرَشَبَ انَمَهَ&فْأَوَ مُلاَ سَّلِا لَبَسُ انَادُهَ يذ لِا هُلّٰلِ دُ&مَحَلِ&ا هُلّٰلِ دُ&مَحَلِ&ا . مْيْرَكُلِا يّبَ/نَلِا

دُهَ &شْأَوَ هُلِ كَ&يْرَشْ لاَّ هُدُ&حْوَ هُلّٰلِا/ لاَّإِ هُلِإِ/ لاَّ نَأَ دُهَ &شْأَ

.

Mدُ/مَحَمُ انَدُOيْسُ ىلّٰعَ &مْOلّٰسُ وَ Oلَصِ /مْهَلّٰلِأَ هُلِوسُرَوَ هُدُ&بَعَ5ادُ/مَحَـمُ /نَأَ

.

/قَّحْ هُ/لّٰلِا اوقُ/تُا اونَمُآ نَيْذ/لِا اهَWيْأَ ايْ نَ&يْعَمَ&جْأَ هُبَ&حَصِ وَ هُلِآ ىلّٰعَ وَ

نَومَلّٰ&سَّمُ &مْتُ&نَأَوَ /لاَّإِ /نَتُومَتُ لاَّوَ هُتُاقُتُ .

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahilhmad..

Kaum muslimin, Jamaah Shalat Idul Adha yang berbahagia..

Dengan rahmat Allah Swt., pada hari ini kita semua bisa melaksanakan salah satu dari sunnah yang sangat diagungkan dalam Islam yaitu, shalat ‘Idul Adha.. Lihatlah, langit yang cerah di pagi yang indah, matahari tersenyum sumringah, semilir angin dengan ramah mengusir gerah, seakan mengajak kita untuk selalu berhamdalah. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang Maha Pemurah, Tuhan yang masih memberi kesempatan kepada kita untuk beribadah, melaksanakan salat Idul Adha dengan berjamaah.

Dipagi hari yang syahdu ini, ditengah gemuruh lantunan takbir, tahmid dan tahlil, diiringi dengan tasbih para makhluk, burung-burung, pepohonan, lautan dan daratan serta seluruh yang ada di langit dan di bumi. Tasbih berhias suka cita yang terkadang tumpah dalam linangan air mata bahagia, maka kata syukur dan pujianlah yang pantas kita ucapkan dan kita dendangkan sebagai wujud kebahagiaan atas segala nikmat yang tak terhingga dari Zat Yang Maha Memberi. Betapa banyak dosa yang kita angkat kepada- Nya sedang Dia (Allah) membalas dengan limpahan nikmat, rahmat serta ampunan yang tiada batasnya.

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahilhmad..

Ayyuhal mukminun ‘ibadallah..

Pada saat ini, umat muslim dari seluruh penjuru dunia, dari beragam suku, beraneka budaya, bermacam warna, pria maupun wanita, berkumpul memenuhi panggilan Allah melaksanakan ibadah haji. Saat ini, saudara-saudara kita berada di Mina, tadi malam bermalam di Muzdalifah, adapun kemarin melakukan wuquf di Arafah seharian.

Mereka datang ke tanah haram memenuhi panggilan Allah.

كَ&يْ/بَلِ كَلِ كَ&يْرَشْ لاَّ كَ&يْ/بَلِ،كَ&يْ/بَلِ /مْهَ/لّٰلِا كَ&يْ/بَلِ

Aku datang memenuhi panggilanMu, Ya Allah. Aku datang memenuhi PanggilanMu. Tiada Sekutu bagiMu.

Adapun umat muslim lainnya yang tidak melaksanakan ibadah haji, ikut larut dalam meyambut hari besar hari raya Idul Adha, hari raya kurban. Seluruh umat muslim turut menggemakan kalimat takbir, kalimat tahmid sebagai wujud ketaatan dan pengakuan seorang hamba akan kebesaran dan keagungan Allah SWT, Tuhan semesta alam raya.

Pada bulan Dzulhijjah ini, ada dua perkara besar yang dianjurkan dalam Islam, yaitu ibadah haji dan ibadah qurban. Ibadah qurban mengajarkan dan mendidik kita umat Islam untuk menjadi umat yang memiliki kepedualian sosial dengan mau mengorbankan hal yang dimilikinya untuk membantu anak yatim, orang miskin dan orang yang membutuhkan pertolongan. ‘Idul Adha bukanlah sekedar perayaan bersukaria. “Ia adalah hari raya umat Islam untuk beramal dan beribadah kepada Allah swt., dan untuk

(2)

meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan sifat tawadhu’ (merendah diri) manusia kepada Allah Swt.”

‘Idul Adha untuk lebih membuka mata, fikiran dan mata hati kita untuk melihat saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang sedang tertimpa musibah dan kesulitan hidup. Saudara-saudara kita korban bencana alam hingga mustad’afin yang menjadi korban kemiskinan struktural akibat tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di era modern ini. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan pengorbanan kita agar segera terbebas dari berbagai kesulitan hidup yang menghimpit mereka.

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahilhmad Kaum muslimin yang berbahagia….!

Sesungguhnya tidak berlebihan jika setiap tanggal 10 dibulan Dzulhijjah ini kita jadikan sebagai salah satu hari besar kemanusiaan internasional yang harus diperingati oleh manusia se-jagad raya. Karena pada hari itu adalah momen yang tepat untuk mengenang perjuangan Nabi Ibrahim as. dan upayanya menemukan Allah Swt.

Bagaimana beliau bersusah payah melatih alam kebatinannya untuk mengenal Tuhan Allah Yang Paling Berkuasa..

Qurban yang mengiringi Idul Adha di bulan Dzulhijjah ini adalah bukti bahwa Islam menggariskan agar hari raya melahirkan kegembiraan bersama atau Solidaritas antar sesama. Orang yang mampu berkurban, maka ia bagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu, yang sebagian dari mereka mungkin hanya merasakan daging setahun sekali. Dengan itu, kegembiraan akan merata. Kegembiraan akan dirasakan oleh sebanyak-banyaknya umat Islam.

Dari titik ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memenuhi kebutuhan orang- orang yang membutuhkan dan menggembirakan mereka dengan zakat dan daging kurban adalah sesuatu yang semestinya selalu mengiringi setiap momen hari raya Qurban.

Hakikat hari raya Qurban adalah kegembiraan bersama, kasih sayang, empati dan berbagi kepada sesama.

Sebagai upaya untuk menjadikan hari raya Qurban sebagai kegembiraan bersama, kita seyogianya merayakan hari raya Qurban dengan mempersiapkan diri kita untuk berbagi dengan yang lain. Pada Hari Raya Qurban ini, kita persiapkan diri kita untuk membantu sesama, meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan dan menghilangkan kesedihan mereka dengan menyumbangkan sebagian harta kita. Jika tidak mampu, maka dengan ucapan-ucapan yang indah yang dapat menghibur hati mereka, dengan sapaan dan senyuman tulus kepada mereka serta lantunan doa untuk kebaikan mereka.

Ketika kita bisa berkumpul bersama ayah-ibu kita, bersama anak-anak kita, teman- teman kita dan orang-orang yang kita cintai dalam rangka makan bersama pada momen hari raya, ingatlah bahwa di sana masih banyak anak-anak yatim yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka. Di sana ada janda-janda yang bekerja membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupi anak-anak mereka. Ingatlah bahwa di berbagai tempat banyak orang tidak punya pekerjaan. Di berbagai daerah banyak orang kesulitan mencari nafkah.

Hari Raya Idul Adha yang juga disebut dengan Hari Raya Kurban merupakan ibadah tahunan dengan dimensi sosial kemasyarakatan yang sangat dalam. Kurban merupakan manifestasi ibadah vertikal dan horisontal. Habluminallah dan habluminannas.

Sudah selayaknya jika kurban tidak dimaknai sebatas "pesta daging" yang diadakan setahun sekali. Hari Raya Idul Adha bukanlah hari di mana masyarakat kecil bangsa ini berdesak-desakan, berpanas-panasan, dan berdiri berjam-jam dalam antrean panjang demi sekantong daging segar. Ada keutamaan (fadhilah) ibadah yang terlupakan di sana.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Dalam ibadah qurban, kita diperintahkan untuk belajar bersedekah. Belajar hidup, sebenar-benar hidup, hidup yang membawa manfaat orang lain. Semakin banyak harta yang kita keluarkan dalam jalan kebaikan dan ketaatan akan semakin berkah. Ingat Allah Ta’ala berfirman;

(3)

نَيْقِزِا/رَلِا رَ&يْخَ وهَوَ هُفُلّٰ&خْيْ وهَفْ Mءٍ&يّشْ &نَمُ &مْتُ&قُفُ&نَأَ امُوَ

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

Nabi Saw. bersabda pula:

Mلٍامُ &نَمُ bةُقِدُصِ &تْصَقُنَ امُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)

Tentang arti sebuah pengorbanan akan cinta yang dimiliki seorang Nabi. Tentang cinta Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT yang jauh lebih besar dibanding cinta-cinta yang lain. Ibadah kurban, adalah ibadah yang mengingatkan kita tentang arti sebuah pengorbanan cinta di jalan Allah.

Nabi Ibrahim kala itu rela anaknya disembelih jika memang perintah menyembelih itu datang dari Allah SWT. Sebuah ujian akan cinta. Dan, Allah pun mengakhiri ujian cinta itu dengan mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba untuk disembelih. Ibadah kurban bukan pula sebuah ibadah sakral yang berkaitan dengan sebuah persembahan. Hal ini ditegaskan dalam Alquran, Allah berfirman:

كَلِذكَ &مْكُنَمُىٰو&قُ/تُلِ هُلِانَيْ نَكُلِوَ اهَؤُآمُدِ لاَّوَ اهَمُوحَلِ هُ/لّٰلِ لٍانَيْ نَلِ ۚ ٱ ٱ

نَ ينِ نِ حْ مُ حْ ٱ نِ شِّ نَ نَ ۗ حْ مُ ىٰ نَ نَ انَ ىٰ نَ نَ نَ!نَ ٱ "ا۟ مُ $شِّنَ %مُنِ حْ مُ نَ انَ نَ &!نَ'نَ

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.(Q.S. Al- Hajj:37)

Dari ayat ini jelas terlihat bahwa ibadah kurban adalah sarana atau bukti perwujudan ketakwaan dan cinta seseorang kepada Penciptanya yang juga direalisasikan lewat ibadah sosial.

Ketika kita kembali menilik kasus-kasus yang menimpa rakyat kecil bangsa ini di beberapa wilayah dinegeri ini. Maka kita seolah dihadapkan pada kenyataan yang jauh dari perwujudan ibadah sosial. Para pedagang yang dihancurkan tempat jualan mereka oleh petugas. Seorang ibu penjual nasi bungkus, yang jualannya tiap malam tidak habis dan mengalami kerugian. Masyarakat kecil dipaksa taat hukum, tapi siapa yang peduli dengan himpitan ekonomi mereka sehari-hari ?

Sampai sejauh mana kata keadilan ini bisa direalisasikan oleh manusia-manusia bangsa ini. Kondisi masyarakat kecil yang serba terbatas. Hingga kemudian alasan keterbatasan ini pula yang "memaksa" mereka melakukan tindak-tindakan melanggar hukum. Mungkin juga ini terjadi karena kita tidak adil terhadap orang-orang kecil dalam keseharian kita. Ada hak-hak milik mereka yang secara tidak langsung kita melanggar aturan ibadah-ibadah sosial seperti zakat dan sedekah yang tidak kita bayarkan. Jadi sebenarnya, siapa melanggar, dan siapa yang tidak peduli..?

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu.. Allahu akbar walillahil hamd…

Kaum muslimin rahimakumullah…!

Ketika seorang muslim mendapatkan rezeki berupa harta yang cukup, ia harus ingat saudara-saudaranya yang lain. Dengan kata lain, ia harus merasa empati pada mereka. Islam memandang bahwa rezeki yang barakah adalah rezeki yang cukup untuk diri sendiri dan orang lain, bukan rezeki yang banyak dan berlimpah tetapi tidak barakah.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, Nabi Saw., bersabda:

ةُعَبَ&رَلأَا يّفْاكَ ةُثَلاَ/ثِلِا مُاعَطَوَ ،ةُثَلاَ/ثِلِا يّفْاكَ نَ&يْنَ&ثَلاَّا مُاعَطَ

Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk empat orang”. (HR. Bukhari, dan Muslim).

Pengertian hadis di atas menyebutkan bahwa makanan untuk satu orang dapat mencukupi dua orang, makanan untuk dua orang dapat mencukupi empat orang, dan seterusnya. Hadis ini mengarahkan supaya setiap orang muslim memiliki kepedulian kepada mereka yang lemah dan miskin, sehingga dapat mengantarkan mereka pada kehidupan yang layak. Selain dari itu, hadis ini mengisyaratkan juga agar setiap orang, mengonsumsi makanan secara sederhana dan tidak berlebihan. Hal ini sangat berkaitan

(4)

erat dengan pola hidup sederhana dan kesehatan fisik maupun mental manusia.

Mengonsumsi makanan secara berlebihan akan mengantarkan seseorang untuk menggali kuburnya sendiri. Makan berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit yang membinasakan dan merusak terhadap fisik dan rohani umat manusia.

Seorang muslim yang senantiasa menginfakkan sebagian rezekinya pada orang- orang yang membutuhkan, akan merasa cukup dengan segala karunia Allah kepadanya.

Meskipun rezekinya tidak banyak, tetapi itu dirasakan sebagai suatu kecukupan yang tetap ia syukuri. Hatinya selalu tentram dan hidupnya pun nyaman. Dengan kedermawanannya, banyak orang yang bersimpati kepadanya, dan berdoa untuk kebaikan orang tersebut dalam segala kehidupannya. Inilah yang dimaksud dengan keberkahan. Dalam hal memperoleh rezeki, umat Islam diarahkan agar meraih keberkahan dari rezeki tersebut, bukan meraih banyak jumlahnya. Karena harta yang banyak dan berlimpah kalau tidak disertai keberhakan akan menjadi sia-sia dan bahkan akan menjerumuskan orang tersebut dalam prilaku yang tercela.

Seorang muslim yang senantiasa menginfakkan sebagian rezekinya pada orang- orang yang membutuhkan, akan merasa cukup dengan segala karunia Allah kepadanya.

Meskipun rezekinya tidak banyak, tetapi itu dirasakan sebagai suatu kecukupan yang tetap ia syukuri. Hatinya selalu tentram dan hidupnya pun nyaman. Dengan kedermawanannya, banyak orang yang bersimpati kepadanya, dan berdoa untuk kebaikan orang tersebut dalam segala kehidupannya. Inilah yang dimaksud dengan keberkahan.

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahil hamd…

Kaum muslimin rahimakumullah…!

Berbeda halnya dengan orang yang kikir, tidak memiliki rasa empati terhadap sesama, meskipun hartanya banyak dan berlimpah ruah, tetapi ia merasa hal itu masih kurang dan tidak cukup baginya. Sehingga ia merasa berat untuk mengeluarkan sebahagian rezekinya pada mereka yang membutuhkan. Hidupnya selalu dikejar-kejar oleh nafsu duniawi, seolah-olah ia ingin mencengkeram seisi dunia ini dengan jari-jari tangannya. Akibatnya, ia hidup dengan prinsip semua orang harus melayaninya bukan aku yang harus melayani mereka. Sikap demikian inilah yang membuat hidupnya tidak barakah dan tidak pernah merasa cukup atas rezeki yang ia dapatkan. Manusia seperti ini, digambarkan seperti orang yang meminum air laut, semakin banyak diminum, merasa semakin haus dan dahaga.

Manusia muslim harus memperhatikan nasib masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan yang lebih sulit dan menderita dari dirinya. Ia harus empati dan iba untuk menolong dan meringankan beban mereka. Jika hal itu terwujud, maka jurang kemiskinan pun bisa diminimalisir dan angka gejolak sosial pun dapat ditekan. Dengan demikian, masyarakat muslim akan sejahtera sesuai dengan tatanan dan tuntunan agamanya.

Alangkah agungnya ajaran Islam yang memandang semua umatnya adalah bersaudara yang harus saling membantu dan menolong antara satu dengan yang lain. Bahkan, lebih jauh lagi, Islam melalui sabda Rasulullah SAW memandang bahwa iman seseorang tidak sempurna sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

هُسَّ&فُنَلِ Wبُّحَيْ امُ هُيْخَلأَ /بُّحَيْ ى/تُحْ ،&مْكَدُحْأَ نَمُ&ؤْيْ لاَّ

Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, dan Muslim).

Demikianlah, ajaran Islam yang paripurna dan senantiasa relavan untuk diamalkan umat manusia sampai akhir masa, demi mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.

Bangsa yang berkeadaban adalah umat yang selalu memperhatikan nasib masyarakat sekitarnya. Mereka dapat hidup tenang dan damai, jika masyarakatnya berkecukupan.

Sebaliknya mereka merasa gundah dan gelisah, jika masyarakatnya hidup susah. Hal ini digambarkan Nabi SAW sebagaimana hadis dari Nu’man bin Basyir:

،دُسَّجَلِا لَثِمَكَ ،&مْهَفُطَاعَتُوَ &مْهَOدِاوتُوَ &مْهَمَحْارَتُ يّفْ نَيْنَمُ&ؤْمَلِا ىٰرَتُ

ى/مَحَلِاوَ رَهَ/سَّلِابَ هُدُسَّجْ رَئِاسُ هُلِ ىعَادُتُ ا5و&ضْعَ ىكُتُ &شْا اذَإِ

Kamu melihat kaum mukminin dalam hal sayang menyayangi, cinta mencintai, dan kasih mengasihi, bagaikan satu tubuh, jika ada salah satu anggota tubuh yang mengeluh

(5)

(sakit), maka anggota-anggota tubuh lainnya ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan merasa demam”. (HR. Bukhari, dan Muslim).

Allahu akbar 3X, walillahil hamd…

Kaum muslimin rahimakumullah…!

Sikap dan cara pandang itulah yang harus kita usung bersama, yaitu solidaritas terhadap sesama. Dalam nuansa Idul Adha ini, di balik merayakan kegembiraan dan kemenangan kita dengan takbir, tahlil, dan tahmid, kita pun harus menengok saudara- saudara kita yang masih hidup dalam garis kemiskinan. Kepada mereka, kita ulurkan tangan. Untuk mereka, kita hentikan gaya hidup yang berlebihan. Marilah kita berbagi dan empati dalam kerangka solidaritas sosial untuk bahu membahu mewujudkan masyarakat yang mapan dan sejahtera.

Momen Ibadah Qurban Tahun ini, semoga menjadi sebuah momen reflektif bagi kita semua. Ibadah Qurban tahun ini semoga benar-benar menjadi pengingat kita semua akan arti sebuah pengorbanan cinta di jalan Allah dan mampu pula menyentil nurani kemanusiaan kita. Ibadah kurban sejatinya tidak dimaknai sebagai pesta daging semata.

Ibadah kurban semestinya mampu menjadi momentum perwujudan cinta kemanusiaan kepada sesama yang tidak hanya terjadi setahun sekali.

Kelak di waktu-waktu ke depan ketika ibadah sosial mampu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak akan lagi menemukan kasus-kasus pencurian semangka, biji kakao, dan kapas yang dilakukan oleh masyarakat kecil bangsa ini. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi Muhammad SAW bersabda:

سِا/نَلّٰلِ &مْهَعَفُ&نَا سِا/نَلِا رَ&يْخَ

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama.”

Mari kita jadikan ibadah-ibadah sosial, baik kurban, zakat, dan sedekah, sebagai sarana untuk menegakkan estetika dan etika sosial kita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semoga momen Ibadah Qurban tahun ini benar-benar mampu menjadi seruan indah akan perintah Allah yang mampu menyejukkan dan menenteramkan kita untuk mencintai sesama..

Semoga kita selalu mendapat petunjuk dalam setiap langkah dan mendapat kelapangan rejeki sehingga kita bisa mendekatkan diri kepada Alloh Swt. dengan berkurban… Aamiin Allahhumma Aamiin..

Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahi al-hamd Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Di penghujung khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk menyampaikan doa-doa kita kepada Sang Maha mendengar, Allah Azza wa Jalla.

Semoga doa-doa itu terhantarkan ke sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah kurban yang kita tunaikan hari ini.

.

ىلّٰعَوَ Mدُ/مَحَمُ ىلّٰعَ مُلاَ/سَّلِاوَ ةًلاَ/صَلِاوَ نَ&يْمَلِ اعَلِ&ا Oبِّرَ هُ/لّٰلِ دُ&مَحَلِا تِانَمُ&ؤْمَ&لِاوَ نَ&يْنَمُ&ؤْمَ&لّٰلِ &رَفُ&غْا /مْـهَ لّٰلِا نَ&يْعَمَ&جْأَ هُبَ&حَصِوَ هُلِآ . . تِاو&مُلاَّ&اوَ &مْهَ&نَمُ ءٍآيْ&حْ &لاَّا تِامَلّٰ&سَّمَ&لِاوَ نَ&يْمَلّٰ&سَّمَ&لِاوَ

انَلِ &رَفُ&غْا انَ/بَرَ

نَ&يْذ/لّٰOلِ5 لاَغْ انَبَ&ولّٰقِ يّفْ &لَعَ&جَتُ لاَّوَ نَامَ&يْ &لْإِابَ انَ&وقُبَسُ نَ&يْذ/لِا انَنَاو&خَلْإِوَ

,

يّفْ انَفْارَ&سُإِوَ انَبَونَذَ انَلِ &رَفُ&غْا انَ/بَرَ bمْ&يْحْ/رَ bفٌ&وَؤُرَ كَ/نَإِ انَ/بَرَ اونَمُآ نَيْرَفْاكُ&لِا مُ&وقُ&لِا ىلّٰعَ انَ&رَصَ&نَاوَ انَمُادُ&قِأَ &تْOبَثَوَ انَرَ&مُأَ

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Gaffar..Ampuni dan maafkan segenap dosa kami, yang tampak maupun yang tersembunyi, jika Engkau tak memaafkan kami, kepada siapa kami akan memohon maaf dan ampunan.

Ya Allah, Ya Lathif , yang Maha Lembut… Sayangi kami dan seluruh hamba-Mu yang beriman, dimanapun mereka berada.

(6)

Ya Allah, Ya Hafizh…Jaga dan berkati keluarga dan anak-anak kami dengan keimanan, keshalehan dan ketakwaan, karuniakan mereka Al-Quran yang berada dalam dadanya, menjadi cahaya menuntun langkah-langkahnya, satukan kami di dunia dalam ketaatan pada-Mu dan perjuangan dibatas Jalan-Mu, serta satukan kami di akhirat dalam Jannah-Mu yang kekal abadi.

Ya Allah, Ya Rahim… rahmatilah setiap ayah yang senantiasa berkorban demi menuntun istri, anak-anak dan keluarganya diatas jalan-Mu, yang berusaha menyelamatkan mereka dari api neraka-Mu. Rahmatilah setiap ibu yang berkorban dalam merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan tak kenal lelah dan peluh. Rahmatilah setiap wanita yang senantiasa mempertahankan keistiqamahannya, menutup aurat dengan hijabnya. Rahmatilah setiap pemuda yang berusaha tumbuh diatas ketaatan kepadamu. Lindungilah mereka semua dari segala keburukan..

Ya Allah… Ampunilah dosa-dosa ayah dan ibu kami, jagalah mereka yang masih hidup dan rahmatilah mereka yang telah meninggal, bantulah kami untuk senantiasa berbakti kepada mereka, demi meraih rahmat dan ridha-Mu.

Ya Allah, wahai Rabb kami, jadikanlah agama-Mu memandu kehidupan hamba- hamba-Mu di negeri ini dan seluruh negeri kaum muslimin. Jadikanlah penduduk negeri ini bahagia dengan tegaknya agama-Mu di atasnya.

Ya Allah,… Semoga Malakal Maut tidak menjemput kami, sebelum kami sempat menunaikan ibadah haji, panjanglah umur kami, dan rahmatilah amal kami, beri kami sumber kehidupan yang cukup dan Engkau ridhoi, agar kami  bisa berulang kali ke tanah haramMu Mekkah al-Mukarramah. Ya Allah,  kami senantiasa rindu untuk thawaf di Ka’bahMu, bermunajah di Hijir Ismail, di Maqam Ibrahim, meminum air zamzam dari sumber aslinya, sai dari bukit Shafa dan Marwah, ridhoi kami duduk bersimpuh di Padang Arafah, dengan cucuran air mata yang sangat membahagiakan, tak ada keagungan Rahmat  kebesaranMu melebihi saat wukuf di Arafah. Ya Allah, berilah kami peluang untuk shalat di Masjidil Haram di Mekkah dan  Masjid Nabawi di Madinah berulang-ulang, izinkanlah kami Ya Allah untuk berziarah di maqam Rasul di Raudha, sebagai wujud silaturahim kami dengan Rasulullah SAW.

Ya Allah!.. Anugerahkanlah kepada kami pemimpin yang saleh, yang senantiasa takut kepada-Mu dan sayang kepada kami, yang pada kebaikan senantiasa mengajak dan bukanlah mengejek, yang senantiasa merangkul dan bukanlah memukul, yang senantiasa membimbing dan bukanlah menggunjing, yang selalu menerima argumen dan bukanlah melemparkan sentimen.

Ya Allah, Ya Karim.. Jagalah negeri kami yang tercinta ini. Barangsiapa yang menginginkan kebaikan untuknya, maka alirkanlah kebaikan itu lewat tangannya. Dan barang siapa yang menyembunyikan niat buruk untuk berbuat kerusakan maka, kembalikanlan makar dan kerusakan itu kepadanya..

Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan kami, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap. Aamiin.. ya Rabbal alamiin….

نَ&يْقُ/تُمَ&لّٰلِ انَ&لّٰعَ&جْاوَ Mنَيْ&عَأَ ةً/رَقِ انَتُا/يْOرَذَوَ انَجْاوَ&زِأَ &نَمُ انَلِ &بُّهَ انَ/بَرَ

ا5مُامُإِ

رَا/نَلِا بِّاذعَ انَقِوَ 5ةُنَسَّحْ ةًرَخَ &لْآا يّفْوَ 5ةُنَسَّحْ ايْ&نَWدُلِا يّفْ انَتُآ انَ/بَرَ

&مْهَعَبَتُ &نَمُ َوَ هُبَ&حَصِوَ هُلِآ ىلّٰعَوَ Mدُ/مَحَمُ انَOيْبَنَ ىلّٰعَ هُلّٰلِا ى/لّٰصِوَ

,

نَ&يْمَلِاعَ&لِا Oبِّرَ هُلّٰلِ دُ&مَحَ&لِا نَأَ انَاو&عَدِ رَخَآوَ نَ&يْ دُلِا مُ&ويْ ىلِإِ Mنَاسَّ&حْإِبَ

Referensi

Dokumen terkait