• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS LAPORAN PENELITIAN “PERBEDAAN PEMAHAMAN MAYORITAS PENDUDUK DUSUN PURWOREJO DENGAN MASJID AR ROZZAQ”

N/A
N/A
Muhammad Rafeli Fakhlipi

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS LAPORAN PENELITIAN “PERBEDAAN PEMAHAMAN MAYORITAS PENDUDUK DUSUN PURWOREJO DENGAN MASJID AR ROZZAQ” "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS LAPORAN PENELITIAN

“PERBEDAAN PEMAHAMAN MAYORITAS PENDUDUK DUSUN PURWOREJO DENGAN

MASJID AR ROZZAQ”

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Slamet Muliono Redjosari, M.si

Disusun Oleh :

1. Muhammad Rafeli Fakhlipi (20191200210072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

ALI BIN ABI THALIB SURABAYA

2022

(2)

PERBEDAAN PEMAHAMAN MAYORITAS PENDUDUK DUSUN PURWOREJO DENGAN MASJID AR ROZZAQ

LAPORAN PENELITIAN

(Lokus Penelitian : Dusun Purworejo, Desa Purworejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Indonesia)

Pada pagi hari yang udaranya begitu menyejukkan saya bersama teman-teman saya (Firdaus, Faisal, Alim, Dzaky dan saya sendiri) pergi menyusuri Dusun Purworejo sebagai lokasi penelitian kami yang merupakan dusun terluas di Desa Purworejo serta memiliki 1472 jumlah penduduk yang terletak tidak jauh dari tempat saya dan yang lain tinggal yaitu eLKISI Edupark di Dusun Mojodadi, saya dan yang lain sepakat membagi penelitian ini menjadi 2 kelompok yang dimana setiap kelompoknya harus diwakili orang yang pandai berbahasa Jawa. Karena dari informasi yang kami dapat bahwa masyarakat disini dalam percakapan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Jawa halus kromo, selain itu penelitian ini juga akan lebih kaya akan informasi jika kami menyebar di titik-titik tempat yang berbeda.

Narasumber pertama saya terkait fokus penelitian ini adalah Bapak Ahmad Dahlan selaku Kepala Desa Purworejo yang kami anggap paling paham dengan keadaan Dusun Purworejo, Hal Pertama yang saya tanyakan kepada beliau adalah ada berapa jumlah tempat ibadah di Dusun Purworejo? Pak Kades menjawab di dusun ini ada 10 Musholla dan 2 Masjid lalu beliau menceritakan kisah yang beliau dapat dari sesepuh beliau bahwasanya dulu cuman ada 1 masjid namun karena beberapa sebab maka terpecah menjadi 2 masjid yang lokasinya cukup berdekatan hanya terpisah dengan jalan besar, setelah kami pastikan bahwasanya Masjid Ar Rozzaq bukanlah termasuk dari 2 masjid yang disebut Pak Kades tadi sehingga keberadaannya sebagai Masjid tidak diakui disana. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan bagi saya dan yang lain. Maka untuk mengetahui penyebabnya kami mencari narasumber lain dan berterima kasih kepada Pak Kades atas waktu yang beliau berikan dan minta izin pamit untuk menuju Masjid Darul Muttaqien yang lokasinya hanya beberapa meter tepat bersebelahan dengan rumah Pak Kades.

(3)

Gambar.1 Wawancara Kami Bersama Bapak Ahmad Dahlan (Kepala Desa Purworejo) di kediaman beliau

Gambar.2 Masjid Darul Muttaqien Dusun Purworejo, Desa Purworejo

Ketika sampai disana kami bertanya kepada salah satu warga sekitar perihal lokasi rumah Ta’mir masjid tersebut? Setelah mengetahuinya maka saya dan yang lain langsung bergegas pergi ke rumah Bapak H. Hanafi selaku Ta’mir Masjid Darul Muttaqien yang didepan rumah beliau tertancap Papan Nama Gerakan Pemuda Ansor, pertanyaan pertama yang kami lontarkan adalah Bagaimana keadaan masjid ketika sholat lima waktu? Beliau menjawab tidak terlalu banyak karena disekitar sana juga ada beberapa musholla, sehingga warga lebih memilih sholat lima waktu di musholla yang dekat dari rumah mereka namun beliau menjawab keadaan masjid ramai Ketika pelaksanaan sholat jum’at, Kami juga bertanya Apakah ada kumpulan remaja masjid di Masjid Darul Muttaqien? Beliau menjawab ada dari kalangan GP Ansor dan Karang Taruna, Lalu kami bertanya Apa pemahaman Masjid Ar Rozzaq? Apakah berpaham NU sama seperti Masjid Darul Muttaqien? Maka beliau menjawab ‘berbeda’ dan

(4)

mengatakan bahwasanya Masjid Ar Rozzaq menurut pengetahuan beliau berpemahaman “Darul Fikri”, mendengar hal ini saya dan teman-teman yang lain makin penasaran karena belum pernah mendengar paham ini sebelumnya.

Gambar.3 Wawancara Kami Bersama Bapak H. Hanafi ( Ta’mir Masjid Darul Muttaqien ) di kediaman beliau

Untuk mengetahui dan mengklarifikasi informasi ini maka saya dan yang lain sepakat agar menemui pihak Masjid Ar Rozzaq yang dapat kami gali informasinya dan sekaligus menunaikan sholat dzuhur disana karena waktu sudah tepat tengah hari, setelah sampai di Masjid Ar Rozzaq saya dan yang lain terkejut bahwa tidak ada terdengar azan disini dan juga tidak ada pelaksanaan sholat berjamaah layaknya masjid pada umumnya, maka kamipun sholat berjamaah sendiri.

(5)

Gambar.4 Masjid Ar Rozzaq Dusun Purworejo, Desa Purworejo

Setelah selesai sholat maka saya dan yang lain mencari pihak masjid disana, dan akhirnya bertemu dengan Bapak Hisyam selaku Penjaga Masjid Ar Rozzaq bukan Ta’mir Masjid karena beliau hanya ditugaskan menjaga masjid dan akan menutup pagar masjid ketika sudah lewat waktu isya tutur kata beliau. Pertanyaan pertama Saya dan yang lain bertanya Apakah Jamaah Sholat disini banyak?, maka beliau katakan bahwa disini tidak ada jamaah karena memang tidak dilaksanakan sholat lima waktu berjamaah, begitu pula sholat jum’at, namun beliau memperbolehkan siapa saja yang ingin melaksanakan sholat disini, kebanyakan dari mereka adalah musafir yang bukan dari dari warga setempat.

(6)

Gambar.5 Wawancara kami bersama Bapak Hisyam ( Penjaga Masjid Ar Rozzaq ) di pelataran Masjid Ar Rozzaq

Sehingga Pak Hisyam menyarankan agar masjid ini dijadikan sebagai tempat rest area saja. Beliau bercerita bahwasanya Masjid ini dibangun oleh Pengusaha kaya yang kami ketahui bernama bapak Rozzaq sesuai nama Masjidnya. Pembangunan masjid ini selesai dibangun tahun 2010 sehingga Pak Hisyam menjelaskan bahwa masjid ini dianggap penganggu oleh kebanyakan masyarakat karena disaat mereka sudah merasa nyaman dengan masjid-masjid yang sudah ada yang sesuai dengan pemahaman mereka lalu datang sebuah masjid baru yang bahkan tidak jelas pemahamannya

Saya dan yang lain kemudian bertanya Dibelakang bapak ini gedung apa? Beliau katakan Ini adalah pondok asrama tapi sekarang sudah kosong. Dulu ada sebuah Yayasan bernama Yayasan Darul Fikri, mereka dan santri-santrinya lah yang menggunakan asrama dan menghidupkan masjid yang sekarang sudah pindah ke Pacet tutur warga, dari sinilah pandangan sebagian warga Dusun Purworejo bahwa paham Masjid Ar Rozzaq adalah paham Darul Fikri padahal ini adalah nama Yayasan yang berpusat di kota Sidoarjo.

Setelah itu saya meminta izin ke Pak Hisyam untuk dapat berkeliling melihat keadaan asrama, dan beliau-pun membolehkan. Setelah berkeliling dari yang saya lihat keadaan asrama masih sangat bagus dan terawat sehingga sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.

(7)

Gambar.6 Keadaan Asrama Masjid Ar Rozzaq

Gambar.6 Keadaan Asrama Masjid Ar Rozzaq

Gambar.7 Pembangunan yang terus berlanjut di Masjid Ar Rozzaq

(8)

Setelah mendapatkan informasi dari beberapa narasumber penting, kami menganggap bahwa saya dan yang lain juga perlu mengetahui perkara ini menurut sudut pandang warga sekitar Dusun Purworejo terkait pendapat mereka terhadap Masjid Ar Rozzaqi, maka setelah Sholat Isya kami berangkat lagi dari Cottage ke Pemukiman warga Dusun Purworejo. Saya dan yang lain temukan ada sebuah keluarga yang lagi santai berbincang-bincang di depan rumah mereka yang terletak di pinggir jalan. Maka saya dan yang lain pun memberanikan diri menghampiri mereka dan meminta izin untuk bertanya beberapa hal. Dari anggota keluarga tersebut orang yang langsung kami ajak bicara adalah Pak Yunus (38 Tahun) dan Pak Sutoyo (60 Tahun) kami bertanya Mengapa Jamaah Sholat di Masjid Ar Rozzaq sepi? Mereka menjawab tidak tahu, lalu waktu kami tanya Kenapa Bapak tidak mau Sholat disana? Bapak Yunus menjawab pertama karena masjidnya jauh sedangkan ada 2 masjid besar di dekat rumah beliau dan kedua juga karena berbedanya pemahaman dengan masjid tersebut, beliau menuturkan bahwasanya Mayoritas Masyarakat Dusun Purworejo berpaham NU dan merupakan Nahdliyin meskipun ada Sebagian kecil yang berpemahaman lain, Pak Sutoyo juga menambahkan bahwasanya Pembangunan Masjid tersebut tidak mendapat izin dari Perangkat Desa dan Tokoh Masyarakat disini tapi mereka langsung minta izin ke pusat.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini, dapat saya tarik kesimpulan bahwa Perbedaan Pemahaman menjadi salah satu alasan penting Warga Dusun Purworejo tidak mau beribadah di Masjid Ar Rozzaq bahkan juga sampai tidak mengakui keeksistensian masjid tersebut. Sehingga pentingnya ada komunikasi yang baik antar pihak masjid yang bersangkutan kepada warga setempat sebelum melakukan Pembangunan dan sebelum meminta izin kepusat agar tidak ada gesekan antara keduanya.

Referensi

Dokumen terkait