• Tidak ada hasil yang ditemukan

DREAMSEA: Scope and Purpose

N/A
N/A
Mohamad Hadi Pranoto

Academic year: 2023

Membagikan "DREAMSEA: Scope and Purpose"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

S

outheast Asia is a region which has an enormous diversity of cultural heritage. In this region, thousands of ethnic with different backgrounds and traditions have been living for thousand years, not to mention producing local manuscripts which are stored and scattered in various isntitutions as well as indiviuals.

T

he conceivable manuscripts that remain in the commu- nity are comparatively greater when compared with manuscripts stored or gathered in institutions. Unfortunately, this has not been well-aligned with the understanding of manuscript owners the procedures of manuscript preserva- tion. from the given explanation, it can be concluded that massive amount of manuscripts in Southeast Asia are in an alarming condition and potentially will disappear in the nearly future.

M

anuscripts form an important source of the literary heritage in the world. They make use of different writing supports, such as paper, palm leaf, tree-bark, parchment, bamboo and other materials. Manuscripts also pro- vide crucial historical sources for the study of past civilizations and modern societies.

H

owever, in the course of history people’s care for these sources became less and manuscripts were discarded as unimportant, so that many people today view manuscripts as

an obsolete object. Social and political conflicts can also make manuscripts to become damaged or destroyed.

As a result, manuscripts are not uncommon to be kept in a haphazard manner regardless of the potential for destruction.

R

eferring to the purposes and function of the manuscript as historical documentation, the loss of manuscripts means the disappearance of heterogeneous identity of the Southeast Asian community. in addition to the lack of knowledge of manuscript preservation, the identity could be vanished because it is not enshrined in well-sustained research results. For that, rescue action is required on these manuscripts.

T

o address these issues, the Center for the Study of Islam and Society (PPIM) of Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia, and the Centre for the Study of Manuscripts and Culture (CSMC), University of Hamburg, Germany, have initiated a programme called “Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA)”. The programme lasts for up till five years (2017- 2022) with support from Arcadia, a philanthropic institution based in London, England.

Overview

(3)

A

sia tenggara adalah kawasan dengan kepemilikan kekayaan warisan budaya yang sangat besar. Di kawasan ini hidup ribuan etnis dengan latar belakang tradisi yang berbeda- beda termasuk di antaranya tradisi tulis berupa keberadaan manuskrip- manuskrip baik yang disimpan di berbagai lembaga maupun yang masih terserak di tangan masyarakat.

P

otensi keberadaan manuskrip- manuskrip yang masih berada di tangan masyarakat ini terhitung lebih besar apabila dibandingkan dengan manuskrip-manuskrip yang disimpan di lembaga-lembaga. Sayangnya, hal ini belum diimbangi dengan wawasan para pemilik manuskrip mengenai tata cara perawatan manuskrip. Atas dasar kondisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas manuskrip di Asia Tenggara berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan dan berpotensi akan hilang dalam waktu yang tidak lama.

M

anuskrip merupakan sumber penting peninggalan tertulis di dunia. Manuskrip-manuskrip itu dibuat dalam berbagai alas tulisan yang beragam, seperti kertas, lontar, kulit kayu, kulit binatang, bambu, dan bahan lainnya. Manuskrip-manuskrip juga menyediakan sumber-sumber sejarah yang penting untuk mengkaji peradaban masa lalu dan masyarakat modern.

N

amun, dalam kenyataannya, perhatian masyarakat ter-

hadap sumber-sumber ini semakin berkurang dan manuskrip dibuang karena dianggap tidak penting, sehing- ga masyarakat masa kini memandang manuskrip sebagai objek usang. Konflik sosial dan politik juga dapat menyebab- kan manuskrip menjadi rusak atau han- cur. Akibatnya, manuskrip tidak jarang disimpan secara sembarangan tanpa memperhatikan potensi kehancurannya.

M

erujuk pada fungsi manuskrip sebagai dokumentasi histo- ris, hilangnya manuskrip berarti hilang pula identitas kekuatan masyarakat Asia Tenggara yang heterogen. Selain kare- na minimnya pengetahuan perawatan manuskrip, identitas tersebut hilang karena tidak diabadikan dalam riset- riset ilmiah yang berkesinambungan.

Untuk itu, diperlukan tindakan penyela- matan terhadap manuskrip-manuskrip tersebut.

U

ntuk mengatasi permasalahan tersebut, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia, dan Centre for the Study of Manuscripts and Culture (CSMC), University of Hamburg, Jerman, menginisiasi program “Digital Repository of Endangered and Affected Ma nuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA)”. Program berlangsung selama lima tahun (2017-2022) atas dukungan dari Arcadia, lembaga filantropis dari London, Inggris.

Latar Belakang

(4)

DREAMSEA: Scope and Purpose

D

igital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) is a Programme that strives to preserve the content of manuscripts in the entire region of Southeast Asia. The Programme is carried out by the Center for the Study of Islam and Society (PPIM) Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia, in cooperation with the Centre for the Study of Manuscripts and Culture (CSMC), University of Hamburg, Germany.

The Programme is supported by Arcadia, a philanthropic institution based in London, England. The programme lasts for up till five years (2017-2022) and takes place throughout the year on a full-time basis.

DREAMSEA will preserve the manuscripts throughout Southeast Asia

and wants to safeguard cultural diversity

in this region.

DREAMSEA will accommodate

manuscripts written in any script and field of science as

long as the manuscripts originate from

the region of Southeast Asia.

The result of this programme

is a repository containing a database of digital manuscripts and it can be studied by scholars from various academic

perspectives.

Southeast Asia is a region with a high rate of cultural diversity

(5)

DREAMSEA: Ruang Lingkup dan Tujuan

D

igital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) adalah program yang memperjuangkan pelestarian isi manuskrip di seluruh wilayah Asia Tenggara. Program ini dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia, bekerjasama dengan Centre for the Study of Manuscripts and Culture (CSMC), University of Hamburg, Jerman. Program ini didukung oleh Arcadia, lembaga filantropis yang berbasis di London, Inggris. Program ini berlangsung selama lima tahun (2017-2022) dan dilaksanakan sepanjang tahun.

DREAMSEA akan mengakomodasi

manuskrip- manuskrip yang

ditulis dalam berbagai tulisan

dan bidang keilmuan apapun

selama berasal dari kawasan Asia Tenggara.

Hasil dari program ini adalah sebuah repositori yang berisi database manuskrip digital dan dapat dikaji oleh para ahli dari berbagai perspektif

keilmuan.

DREAMSEA akan melestarikan

manuskrip- manuskrip di seluruh kawasan

Asia Tenggara dan menjaga keberagaman

budaya di kawasan ini.

Asia Tenggara adalah wilayah dengan tingkat keberagaman budaya yang sangat

tinggi.

(6)

Why Manuscripts Should be Digitized?

Digitisation is the way to preserve the text written in a manuscript. It will make copies of manuscripts by

converting them into digital form through the process of photography.

Preserving the cultural heritage by digitisation is very important because the material of the manuscript (writing support) is highly vulnerable to damage,

especially in the case of manuscripts in the tropical and socio-political climate of

Southeast Asia.

By way of digitisation, the owner of the manuscript will keep the original manuscript

without worrying about losing its content.

A digital copy of the manuscript will be pre- sented to the owner as token of appreciation

for allowing the digitisation.

The digital results are also deposited in several places

and published online in a digital

archive www.dreamsea-mss.org

(7)

Mengapa Manuskrip Harus Didigitalkan?

Digitalisasi adalah cara untuk melestarikan teks yang ditulis dalam

sebuah manuskrip. Digitalisasi akan membuat salinan manuskrip dengan

mengubahnya menjadi bentuk digital melalui proses fotografi.

Pelestarian warisan budaya melalui digitalisasi adalah sangat penting karena

bahan alas penulisan manuskrip sangat rentan terhadap kerusakan, terutama dalam

kasus keberadaan manuskrip di wilayah beriklim tropis dan kondisi sosial politik

di Asia Tenggara.

Melalui digitalisasi, pemilik manuskrip akan menyimpan manuskrip aslinya tanpa khawatir

akan kehilangan isinya. Salinan digital akan diberikan kepada pemilik manuskrip sebagai

bentuk apresiasi atas diizinkannya kegiatan digitalisasi.

Hasil digital juga akan disimpan di beberapa tempat dan dipublikasikan secara online dalam

arsip digital.

www.dreamsea-mss.org

(8)

Manuscripts Criteria

The DREAMSEA’s basic principle is to preserve Southeast Asian manuscripts that are under threat to be damaged or lost (endangered), whose condition already may have been negatively influenced by natural or socio- political circumstances in Southeast Asia (affected).

(9)

Kriteria Manuskrip

Prinsip dasar DREAMSEA adalah melestarikan manuskrip- manuskrip Asia Tenggara yang terancam rusak atau hilang (endangered), yang kondisinya terdampak oleh kondisi alam atau kondisi sosial politik di Asia Tenggara (affected).

(10)

How to Participate?

Please inform the existence of the manuscripts around to you through the DREAMSEA information channel located at the back of this booklet!

01

The main method used by DREAMSEA is to gather as much

information as possible from Southeast Asian societies about

the existence of manuscripts.

Information

03

The DREAMSEA team will digitise the manuscripts to save

the literary heritage and saffeguard cultural diversity without having to pay high

financial cost.

Preservation

02

The DREAMSEA team will make a proper assessment and checking any informa- tion about manuscripts.

Assessment

04

After digitising processes, DREAMSEA team will publish manuscript datas and

pictures into www.dreamsea-mss.org.

Online Publishing

(11)

Bagaimana Cara untuk Berpartisipasi?

Informasikan keberadaan manuskrip- manuskrip di sekitar Anda melalui saluran- saluran informasi DREAMSEA yang

terdapat di bagian belakang buku ini!

01

Metode utama yang diterapkan oleh DRREAMSEA adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai

keberadaan manuskrip dari masyarakat Asia Tenggara.

Informasi

03

Tim DREAMSEA akan mendigitalkan manuskrip-manuskrip tersebut untuk menyelamatkan warisan tradisi tulis dan menjaga keragaman budaya tanpa harus membayar biaya finansial

yang mahal.

Preservasi

02

Tim DREAMSEA akan melakukan penilaian dan pemeriksaan secara cermat

terhadap segala informasi yang berkaitan tentang

manuskrip.

Penilaian

04

Setelah proses preservasi, tim DREAMSEA akan mempublikasikan hasilnya

ke laman www.dreamsea-mss.org.

Publikasi Online

(12)

DREAMSEA

@dreamsea_mss

@dreamsea_mss (+62-21) 7499272

Managed by: Supported by:

How to reach us?

[email protected] www.dream-sea.org

Gedung PPIM Kampus 2 UIN Jakarta Jl. Kertamukti No. 5, Cireundeu Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15419 Indonesia

Referensi

Dokumen terkait