TUGAS KELOMPOK
“MENGOBSERVASI PENERAPAN EKONOMI KREATIF”
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif Dosen Pengampu:
Dr. Sjeddie R. Watung, MAP, Jessylistina Langie, SE, M.Si.
Disusun Oleh Kelompok 4:
Aisyah Mumu : 24304015
Imelda Adampe : 24304038
Khabib Istiawan : 24304001
Revalina Simamora : 24304106
Gideon M. T. Gara : 24304117
Anggun A. R. Karwur : 24304020
Benedicta D. F. Siagian : 24304070
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2025
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Kreatif
Menurut pakar ekonomi dan peulis buku The Creative Economy: How People Make Money form Ideas, John Howkins, ekonomi kreatif adalah tentang menghasilkan dan mengelola kekayaan dari kreativitas, inovasi dan intelektualitas. John Howkins lebih menekankan peran kreativitas dan inovasi dalam menciptakan nilai ekonomi.
Ekonomi kreatif adalah sebuah industri yang didasarkan pada kegiatan dari ide kreatif dalam proses penciptaan suatu produk barang dan jasa. Ekonomi kreatif juga merupakan suatu era baru yang mengedepankan kreatiftas dan informasi dengan mengandalkan ide dan kreatifitas dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.
B. Jenis-jenis Ekonomi Kreatif 1. Bidang Kuliner
Kuliner menjadi salah satu bidang yang disukai oleh banyak orang, terutama kaum milenial. Kuliner juga berperan penting dalam memperkuat identitas bangsa Indonesia. Beberapa contoh ekonomi kreatif di bidang kuliner antara lain membuat jajanan sehat, olahan frozen food, dan Korean street food yang sedang booming.
Dengan modal yang tak terlalu banyak, kita bisa mendapatkan keuntungan besar.
Apalagi jika menerapkan quality control yang baik dan analisis SWOT sebelum menjalankan suatu bisnis.
2. Bidang Musik
Banyak kegiatan ekonomi yang juga dihubungan dengan passion seseorang, salah satunya adalah musik. Siapa sangka di era digital ini, ekonomi kreatif di bidang musik sangat banyak diminati.Musik, teater, tari, dan seni pertunjukan lainnya adalah bagian penting dari ekonomi kreatif. Seniman menciptakan karya yang menghibur dan menginspirasi, sambil menciptakan lapangan pekerjaan dalam produksi dan pertunjukan. Contoh penerapan inovasi bisnis di bidang musik antara lain aransemen lagu, penggubahan lirik lagu, dan remix lagu. Semuanya merupakan kegiatan jual beli di bidang jasa yang membutuhkan keahlian khusus.
3. Bidang Kerajinan
Sektor kerajinan ini melibatkan berbagai tahapan mulai dari pembuatan, produksi, hingga distribusi produk yang dihasilkan oleh pengrajin. Produk yang dihasilkan dalam sektor ini umumnya memiliki nilai estetika yang tinggi. Selain itu, produk ini juga sering kali dibuat dari beragam material, seperti kulit, rotan, serat alami, batu permata, kaca, perselen, kayu, bambu, tanah liat, marmer, dll. Adapun contoh lain dari kerajinan yaitu anyaman, batik, ukiran, dan patung.
Gambar ini menunjukkan sebuah ruang terbuka dengan desain yang unik dan artistik. Mengggabungkan elemen alami seperti rotan, kayu, dan tanaman hijau.
Konsep ini mencerminkan ekonomi kreatif dalam sektor desain interior dan dekorasi yang unik dan menarik. Dimana nilai estetika dan inovasi berperan penting dalam menciptakan ruang yang menarik.
Gambar 1.1
Gambar ini menampilkan ruangan dengan konsep vintage/retro, dengan dihiasi foto-foto sejarah, perabotan antik, dan juga dekorasi bernilai estetika tinggi.
Ini merupakan contoh dari ekonomi kreatif di bidang desain interior dan pariwisata budaya. Ekonomi kreatif disini berkaitan dengan pemanfaatan barangbarang lama untuk menciptakan ruang bernuansa yang klasik, bisa menarik wisatawan/pelanggan.
Gambar 1.2
Gambar ini menunjukkan suatu elemen desain interior dengan konsep vintage dan retro, yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif dalam bidang desain dan pariwisata. Barang-barang antik seperti televisi tabung, radio tua, cermin kayu plastik, serta dekorasi berbasis anyaman rotan menunjukkan upaya pelestarian nilai sejarah dan seni. Pemanfaatan kembali barang lama dengan sentuhan kreatif juga mencerminkan prinsip keberlanjutan (sustainability), dimana benda-benda bersejarah tidak hanya menjadi pajangan tetapi juga memiliki nilai ekonomi baru.
Gambar 1.3
Gambar ini menampilkan dekorasi dinding yang menggabungkan barang-barang vintage seperti piringan hitam, jam dinding bergaya retro, dan saringan logam yang difungsikan sebagai elemen estetis. Ini merupakan suatu bagian dari ekonomi kreatif dalam bidang desain interior dan upcycling. Konsep seperti ini sering digunakan di cafe tematik, homestay bernuansa klasik, atau galeri seni yang menghadirkan pengalaman nostalgia.
Gambar 1.4
Terakhir, gambar ini menunjukkan suasana sebuah tempat dengan konsep vintage, yang ditandai dengan sepeda tua yang digantung sebagai elemen dekorasi, lampu anyaman rotan, serta nuansa alami dengan banyaknya tanaman hijau. Ini merupaka contoh ekonomi kreatif dalam bidang desain interior dan pariwisata tematik. Penggunaan material alami dan barang daur ulang juga mendukung prinsip keberlanjutan serta memberikan sentuhan kreatif yang meningkatkan nilai jual tempat tersebut.
Gambar 1.5