PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Bagaimana gambaran kadar trigliserida pada konsumen kopi seduh berdasarkan frekuensi dan lama konsumsi di RT 01 dan 02 Desa Kumpai Batu Bawah Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi
- Susunan Trigliserida
- Fungsi Trigliserida
- Metabolisme Trigliserida
- Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida
- Nilai Normal Trigliserida
- Konsep Kopi
- Definisi
- Jenis Kopi Berdasarkan Pengolahannya
- Komposisi Kopi
- Hubungan Kopi Dengan Trigliserida
- Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP
- Analisis Data Statistik Deskriptif
Selain lemak dan karbohidrat, faktor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida antara lain adalah usia, gaya hidup, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, hipertensi, dan penyakit hati (Khasanah, 2017). Kadar trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab, antara lain: merokok, kurang makan sayur dan buah, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas dan gaya hidup kurang gerak, usia dan jenis kelamin, kadar trigliserida dalam darah juga dapat dipengaruhi. oleh kebiasaan minum kopi yang berlebihan. (Rahayu, 2017). Selain gangguan metabolisme gula, konversi lemak dalam tubuh juga terganggu, akibatnya kadar lemak dalam darah meningkat.
Konsumsi kopi yang berlebihan tidak hanya dapat meningkatkan tekanan darah, tetapi juga meningkatkan kadar lipid dalam darah. Menurut NCEP-ATP (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel) III, pada tahun 2001 III menetapkan batas kadar trigliserida sebagai berikut. Senyawa cafestol yang terdapat pada kopi dapat meningkatkan kadar trigliserida dengan cara menghambat mekanisme oksidasi beta, mencegah pemecahan trigliserida menjadi energi, sehingga kadar trigliserida darah meningkat (Diarti et al., 2016).
Penurunan kadar trigliserida darah pada kopi filter lebih banyak dibandingkan kopi tanpa filter (Wahyani dan Kartini, 2012). Serum lebih sering digunakan sebagai komponen untuk pemeriksaan kadar trigliserida dibandingkan plasma karena plasma mengandung antikoagulan yang dapat mengkontaminasi sampel sehingga menyebabkan perbedaan kadar trigliserida serum (Hardisari dan Koiriyah, 2016).
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh konsumsi kopi tubruk berdasarkan frekuensi dan lama konsumsi terhadap kadar trigliserida. Responden dengan kadar trigliserida tinggi minum kopi 3 cangkir per hari dengan frekuensi 16 responden dan 1 responden minum kopi 7 cangkir per hari. Responden dengan kadar trigliserida tinggi hampir semuanya mengkonsumsi kopi selama ≥ 10 tahun dan 1 responden mengkonsumsi kopi selama 3 tahun.
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa seluruh responden yang mengkonsumsi kopi 1 cangkir per hari dengan lama konsumsi kopi ≤ 10 tahun memiliki kadar trigliserida normal. Responden yang memiliki kadar trigliserida tinggi terdiri dari 16 responden yang mengkonsumsi 3 cangkir kopi per hari selama ≥ 10 tahun konsumsi dan 1 responden mengkonsumsi 3 cangkir kopi per hari selama 3 tahun konsumsi. Responden yang memiliki kadar trigliserida sangat tinggi mengkonsumsi kopi 3 cangkir per hari dengan lama konsumsi kopi selama 22 tahun.
Namun terdapat 1 responden yang mengkonsumsi 7 cangkir kopi per hari namun memiliki kadar trigliserida lebih rendah dibandingkan 7 responden yang memiliki kadar trigliserida tinggi walaupun hanya mengkonsumsi 3 cangkir kopi per hari. Berdasarkan lama konsumsi kopi, sebagian besar responden pernah mengkonsumsi kopi ≥ 10 tahun dengan frekuensi sebanyak 19 responden (63%) dan memiliki kadar trigliserida di atas normal. Pada umumnya orang yang memiliki indeks massa tubuh obesitas memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan tersimpan di bawah kulit.
Responden yang mengkonsumsi kopi 3 cangkir sehari dan mengkonsumsinya selama 15 tahun memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi akibat mrs.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), cross-sectional merupakan jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/pengamatan data variabel bebas dan bergantung hanya sekali dalam satu waktu.
Kerangka Kerja
Instrumen Penelitian
Prosedur Kerja
Homogenkan setiap tabung dan inkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25°C atau 10 menit pada suhu 37°C.
Populasi, Sampel dan Sampling
Sampling jenuh, juga dikenal sebagai populasi total, adalah teknik pengambilan sampel di mana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Identifikasi Variabel
Variabel dan Definisi Operasional
Rencana Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data
Ujian tersebut meliputi pengecekan atau pengumpulan jumlah kertas soal, jumlah soal yang memiliki jawaban lengkap, atau mungkin ada soal yang tidak terjawab padahal soal tersebut sudah dijawab. Nah pada tahap editing ini yaitu mengisi data yang kurang dan mengoreksi atau membetulkan data yang kurang jelas sebelumnya. Tabulasi yaitu pembuatan tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menyajikan data dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik dan tujuan penelitian serta disajikan secara deskriptif. Data dasar yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dikumpulkan sesuai dengan variabel yang diteliti kemudian ditabulasikan distribusi frekuensi responden dengan menggunakan software SPSS versi 20 dan disajikan secara deskriptif.
Etika Penelitian
Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikan kepastian dalam penggunaan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisial pada lembar pendataan atau hasil penelitian yang akan muncul. Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun hal lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya beberapa kumpulan data yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.
Keterbatasan Penelitian
Responden yang mengkonsumsi kopi 1 cangkir per hari memiliki kadar trigliserida normal dengan frekuensi 7 responden, responden yang mengkonsumsi 3 cangkir kopi per hari memiliki kadar trigliserida ambang batas dengan frekuensi 4 responden, dan 1 responden mengkonsumsi kopi 2 cangkir sehari. . Hasil ini menunjukkan bahwa semakin lama Anda mengonsumsi kopi, maka kadar trigliserida Anda akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan Diarti et al., (2016) yang menyatakan bahwa kopi mengandung kafestol yang dapat meningkatkan kadar trigliserida darah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan mayoritas responden mengalami peningkatan nilai trigliserida dengan frekuensi 17 responden (56%) dan sebagian kecil responden memiliki nilai trigliserida normal dengan frekuensi 7 responden. (23%), threshold dengan frekuensi 5 responden (17%), sangat tinggi dengan frekuensi 1 responden (3%). Putri dan Isti (2015) menunjukkan bahwa peningkatan kadar trigliserida pada orang dengan indeks massa tubuh dalam kategori obesitas disebabkan oleh mekanisme resistensi insulin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Data Hasil Penelitian
Responden yang memiliki kadar trigliserida normal semuanya mengkonsumsi kopi ≤ 10 tahun, responden yang memiliki kadar trigliserida ambang mengkonsumsi kopi selama 4 tahun dengan frekuensi sebanyak 3 responden, 1 responden mengkonsumsi kopi selama 30 tahun dan 1 responden mengkonsumsi kopi selama 26 tahun.
Pembahasan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Ross (2001) bahwa konsumsi kopi tanpa filter (tubruk) sebanyak 5 kali sehari dan setiap hari dapat meningkatkan kadar trigliserida sebesar 0,32 mmol/l, hal ini disebabkan kandungan kafestol pada kopi. Menurut Putri dan Isti (2015) orang yang memiliki indeks massa tubuh normal juga dapat mengalami peningkatan kadar trigliserida yang disebabkan oleh asupan protein. Orang yang merokok mungkin kurang aktif dalam aktivitas fisik dan dibarengi dengan gaya hidup yang kurang baik lainnya, seperti pola makan yang tidak sehat, yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida darah.
Sayuran yang mengandung serat dapat mempengaruhi metabolisme trigliserida dalam tubuh dan konsumsi serat yang tinggi dapat menurunkan kadar trigliserida (Ramadhani dan Probasari, 2014). Bankoski et al., (2011) menemukan dalam penelitiannya bahwa kurangnya aktivitas fisik dan olahraga berkaitan erat dengan gangguan metabolisme, salah satunya adalah peningkatan kadar trigliserida. Menurut Uga et al., (2015) penurunan kadar trigliserida terjadi 12 sampai 18 jam setelah latihan dan berlangsung selama 2-3 hari.
Berdasarkan hasil penelitian yang menggambarkan kadar trigliserida pada konsumen kopi seduhan berdasarkan frekuensi dan lama konsumsi di RT 01 dan 02 Desa Kumpai Batu Bawah Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat dari 30 responden yang diteliti mayoritas responden yang mengkonsumsi ≥ 3 gelas per hari dalam jangka waktu lama mengkonsumsi ≥ 10 tahun memiliki kadar trigliserida di atas normal. Melalui penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitiannya dengan memperhatikan penyakit yang mendasari sebagai faktor yang dapat meningkatkan kadar trigliserida. Dapat dijadikan literatur untuk melakukan pengabdian masyarakat melalui penyuluhan tentang bahaya peningkatan kadar trigliserida darah dan pemeriksaan kesehatan.
Hubungan kadar gula darah puasa dengan kadar trigliserida pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD dr. Perbedaan kadar trigliserida serum tikus Srague Dawley pada kopi Robusta filter dan tanpa filter. Gambaran kadar trigliserida pada pasien usia produktif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado, November 2014 – Desember 2014.
Terdapat perbedaan warna serum masing-masing responden yang dicampur dengan reagen trigliserida. Dicampur dengan pereaksi trigliserida dan dengan kadar trigliserida normal, tampak kuning kemerahan lebih terang.
PENUTUP
Saran
- Bagi Masyarakat
- Bagi Peneliti Selanjutnya
- Bagi Institusi
Perbedaan kadar kolesterol serum dan trigliserida dari darah yang dibekukan sebelum sentrifugasi dan langsung disentrifugasi. Kadar Kolesterol Total pada Peminum Kopi Tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Hubungan kadar kolesterol total dan trigliserida dengan diabetes melitus tipe 2 di wilayah Pasir kota Kendari.
Gambaran Kadar Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) Pada Minuman Coklat di Dusun Ketapang Lor RT 17/RW 007 Desa Kudubajanjar Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang. Perbedaan kadar kolesterol LDL darah pada tikus Sparague Dawley pada kopi yang disaring dan tidak disaring. Kapas yang telah dibasahi dengan . Alkohol digunakan untuk mendisinfeksi permukaan kulit tempat darah vena akan terkumpul.
Kapas kering digunakan untuk memblokir aliran darah setelah pengambilan darah vena. Peneliti menggunakannya untuk menyimpan darah sementara setelah pengambilan sampel. Di dalam tabung vakum dengan tutup kuning terdapat gel yang berfungsi untuk memisahkan serum dari sel darah. Tip kuning digunakan bersama. dengan mikropipet untuk mengambil reagen trigliserida dan akuades sesuai ukuran yang telah ditentukan.. wadah untuk mencampurkan serum dengan reagen trigliserida.
Reagen ini terdiri dari larutan kontrol dan larutan blanko Campuran larutan kontrol sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Tahap pertama adalah melakukan. persiapan pasien dengan meraba dan mengambil darah vena.. diperoleh diikuti dengan pemisahan serum dari sel darah menggunakan sentrifus.. serum dalam tabung reaksi. 62. g) Pilih menu grafik. h) Periksa histogram dan tunjukkan kurva normal pada bagian histogram i) Periksa bagian tabel frekuensi pada tampilan. j) Hasil uji statistik deskriptif 64 . k) Histogram kadar trigliserida pada konsumen kopi seduh.