• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Lokasi Budidaya Ikan Kerapu

N/A
N/A
khairiman

Academic year: 2025

Membagikan "Penentuan Lokasi Budidaya Ikan Kerapu "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA IKAN KERAPU BERDASARKAN

KELAYAKAN KUALITAS AIR

Micro Teaching

Seleksi Calon Wiyaswara

BPPMPV KPTK KEMDIKBUD RISTEK &

PUSAT PEMBINAAN WIDYAISWARA LAN-RI

(2)

Nama : Khairiman

TTL : Makassar, 02 Januar 1985 Instansi : BPPMPV KPTK Gowa

Kompetensi : Budidaya Perikanan No HP : 081818298404

E-mail : [email protected]

Alamat : Jl Pattolosang no 4 Kab. Gowa

(3)

Tujuan Pembelajaran

Membuat perencanaan

kegiatan penentuan lokasi budidaya ikan

kerapu

Menganalisa data pengukuran dengan

data optimal kualitas air budidaya ikan

kerapu Mengidentifikasi

parameter kualitas air lingkungan untuk

budidaya ikan kerapu.

01 02 03

(4)

TAHAPAN PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA IKAN KERAPU

Tahap

Persiapan Pengumpulan data primer dan

sekunder

Kompilasi dan

analisis data Pemilihan Lokasi budidaya ikan

kerapu

(5)

Aspek Sosial

Aspek Ekonomi

Lokasi yang rencananya akan dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya sebaiknya memudahkan secara ekonomi seperti jarak lokasi pemasaran, Sarana prasarana yang memadai, tenaga kerja, trasnsportasi dan aspek lainnya yang memiliki pengaruh terhadap keuntungan ekonomi

Pada tahap Persiapan aspek sosial menjadi hal yang sangat penting untuk di perthatikan utamanya terkait lingkungan hidup dan kelestarian, nilai sosial masyarakat keamanan lokasi, kepadatan penduduk dan aspek sosial lainnya pada rencana lokasi yang rencananya akan dipilih

(6)

PENGUMPULAN DATA

Data ini termasuk data parameter lingkungan perairan, wawancara dengan pengusaha KJA dan nelayan untuk memperoleh gambaran komponen biaya untuk suatu usaha KJA serta kondisi real lokasi rencana budidaya ikan kerapu.

Pengumpulan data sekunder ini meliputi pencarian literatur- literatur terkait, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota, Badan Pusat Statistik dan, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, dan LIPI

01 Data Primer

Data Sekunder 02

(7)

Kompilasi data merupakan penyusunan data-data primer dan sekunder yang berguna yang akan dipakai, serta pemisahan terhadap data-data yang tidak berguna yang tidak perlu kemudian menganalis data untuk melihat tingkat kelayakan lokasi

Menentukan lokasi yang tepat pada suatu wilayah perairan sesuai dengan hasil analisis data dan rekomendasi yang diperoleh dari serangkaian tahapan pemilihan lokasi yang telah dilakukan.

(8)

IDENTIFIKASI KUALITAS AIR LINGKUNGAN BUDIDAYA

IKAN KERAPU

Untuk mengetahui kelayakan lingkungan budidaya maka perlu dilakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air yang menjadi tolak ukur kelayakan suatu wilayah untuk usaha budidaya, Diantaranya sebagai berikut.

1. Keterlindungan 6. Salinitas 2. Kecepatan arus 7. Suhu

3. Kedalaman 8. Substrat 4. Oksigen Terlarut 9. pH

5. Kecerahan

(9)

SALINITAS

Salinitas yang tepat memainkan peran

penting dalam menjaga

keseimbangan osmotik tubuh ikan, memastikan fungsi organ-organ vital, dan mendukung pertumbuhan yang baik.

untuk pengukuran salinitas dapat dilakukan dengan menggunakan Hand refractometer. disarannkan untuk melakukan pengukuran pada saat musim hujan dan musim kemarau agar dapat di ketahui range salinitasnya. kondisi optimal salinitas pada ikan kerapu adalah 30 - 34 o/oo

(10)

SUHU

Ikan kerapu merupakan spesies yang sensitif terhadap perubahan suhu, dengan suhu air yang optimal memainkan peran krusial dalam memicu respons biologis yang penting, seperti metabolisme, nafsu makan, dan reproduksi.

untuk memperoleh data suhu maka dilakukan pengukuran pada wilayah perairan menggunakan termometer pada 4 waktu yakni pagi, siang, sore dan malam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana fluktuasi suhu harian pada suatu perairan.

ikan kerapu akan tumbuh optimal pada suhu 27 - 32 C

(11)

OKSIGEN TERLARUT

Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter lingkungan yang kritis dalam budidaya ikan kerapu.untuk mengukur kadar oksigen terlarut dapat menggunakan DO meter dimana pengukurannya dilakukan pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari untuk mengetahui fluktuasi tertinggi dan terendah oksigen terlarut. untuk kondisi oksigen terlarut optimal berada pada kisaran 6,1 - 7,4 mg/l.

(12)

Parameter kecerahan air dalam budidaya ikan kerapu merujuk pada tingkat transparansi atau kejernihan air yang mempengaruhi tingkat penetrasi cahaya matahari ke dalam air, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton dan produksi oksigen.

pengukuran kecerahadan dapat

menggunakan Secci disk dengan

nilai optimal kecerahan 3-4 m

(13)

kan kerapu membutuhkan lingkungan dengan pH yang stabil dan sesuai agar dapat tumbuhi dengan optimal.

Perubahan pH yang signifikan dapat menyebabkan stres pada ikan kerapu dan mengganggu sistem fisiologis mereka.

untuk pengukuran pH dapat dilakukan dengan kertas pH indikator. kondisi ph yang optimal untuk ikan kerapu berada pada kisaran 7,5 -8,2

DERAJAT KEASAMAN (pH)

(14)

SUBSTRAT

substrat perairan berpengaruh terhadap keramba jaring apung ikan kerapu utamanya pada kualitas lingkungan di sekitar keramba

untuk sampling subrat perairan dapat menggunakan grab sampling. kemudian melakukan analisis sampling dengan pengayakan untuk mengetahui besaran jumlah batuan, pasir dan liat (lumpur). substrat yang optimal untuk ikan kerapu adalah pasir berkarang

(15)

KECEPATAN ARUS

Kecepatan arus yang ideal dapat memastikan sirkulasi air yang baik, distribusi oksigen yang cukup, dan menghindari penumpukan limbah yang dapat merugikan ikan.

kecepatan arus dapat dukur

menggunakan 2 metode yakni

menggunakan layangan arus dan

pengidraan satelit. untuk kecepatan

arus yang optimal berada pada

kisaran 0,044 – 0,1 m/s

(16)

KEDALAMAN AIR

Kedalaman air yang optimal untuk budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung adalah sekitar 10-15 meter dari surut air terendah.

pengukuran kedalaman dapat

dilakukan secara manual

menggunakan meteran dan

pengindraan satelit. pada waktu

surut dan pasang air laut

(17)

KETERLINDUNGAN KETERLINDUNGAN

keterlindungan harus mempertimbangkan

lokasi yang aman dari tinggi gelombang dan

tiupan angin. Gambaran umum keterlindungan

lokasi dapat dilihat secara visual dari peta atau

data citra satelit yaitu relatif dikelilingi oleh

penghalang berupa pulau atau berupa teluk.

(18)
(19)

THANK YOU!

Khairiman

BPPMPV KPTK

khairiman85anshary2gmail.com Jl Pattolosang no 4 Kab. Gowa 081818298404

Referensi

Dokumen terkait

2) Interpretasi dan kompilasi peta memanfaatkan data primer dan sekunder berupa peta-peta untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan karakteristik lahan

Adapun jenis dan metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian skripsi ini, terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data-data yang diperoleh langsung

Dalam penyusunan laporan akhir ini, data yang akan digunakan dalam. penelitian ini adalah data primer dan data

Peta sebaran budi daya rumput laut dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan selama kegiatan lapangan, peta ini kemudian dioverlay dengan peta kelayakan perairan hasil analisis

Hasil penilaian ( scoring ) yang dilakukan di perairan Simeulue menunjukkan bahwa Stasiun Kuta Batu dan Sambai berada dalam kategori sangat layak untuk

Flowchrt Pelaksanaan Penelitian Dimulai Ditentukan lokasi penelitian Dikumpulkan data Data primer Data sekunder Analisi Data Deskriptif1. (Digambarkan kondisi luasan

Data primer merupakan data utama yang akan diolah, terdiri dari: data jenis tumbuhan, data jenis tumbuhan berguna, kekayaan jenis tumbuhan berguna dan budaya masyarakat yang

Nur salam Revisi pada BAB III -pengumpulan memakai data sekunder, jika memakai data sekunder maka literatur yang dipakai memakai data primer -desain penelitian ditambahkan teori