• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Wali Adhal dengan alasan tidak sekufu prespektif Maqasid Syariah: Studi penetapan di Pengadilan Agama Kabupaten Gresik tahun 2020-2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penetapan Wali Adhal dengan alasan tidak sekufu prespektif Maqasid Syariah: Studi penetapan di Pengadilan Agama Kabupaten Gresik tahun 2020-2021"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apakah latar belakang pengajuan perkara wali dan keputusan nisbah hakim dalam memutuskan perkara wali dengan alasan tidak sekufu di Pengadilan Agama Gresik tahun 2020-2021. Bagaimana analisis rasio hakim decidendi dalam memutuskan perkara wali adhal dengan alasan tidak sekufu di Pengadilan Agama Gresik tahun 2020-2021 dengan perspektif maqasid syariah Jasser Auda.

Tujuan Penelitian

Menjelaskan laporan hakim yang memutuskan dalam penetapan perkara wali adhal dengan alasan tidak sekufu di Pengadilan Agama Gresik tahun 2020-2021 dengan perspektif maqasid syariah Jasser Auda.

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

Wali adhal : wali nasab yang mempunyai kekuasaan untuk mengawini wanita yang berada di bawah perwaliannya, tetapi wali tersebut tidak mau menikah atau menolak dinikahkan sesuai dengan tanggung jawab wali. Kafa'ah: Kafa'ah atau sekufu dalam masalah perkawinan adalah persamaan, sederajat, sebanding atau proporsional antara seorang suami dengan calon istrinya.

Metode Penelitian

Dalam hal ini, bahan hukum yang akan dianalisis adalah penetapan wali adhal atas alasan tidak sekufu di PA Gresi pada tahun 2020-2021, yang kemudian dianalisis menggunakan maqasid syariah Jasser Auda. Langkah ini perlu dilakukan dengan teliti dan teliti dengan menyemak bahan undang-undang yang diperolehi.

Penelitian Terdahulu

Kemiripan dengan penelitian terdahulu ini adalah sama-sama membahas fenomena kasus wali adhal di Pengadilan Agama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah peneliti sebelumnya mengkaji tentang dasar dan pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam memutus perkara penjaga adhal di PA Lumajang, sedangkan yang penulis teliti adalah analisis penetapan dari penjaga adhal di PA Gresik. dengan batasan bahwa mereka tidak memiliki alasan yang sama. Kemiripan kajian Agustan dengan kajian yang penulis teliti adalah sama-sama membahas penetapan wali adhal di pengadilan agama.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah Agustan mengkaji tentang pertimbangan-pertimbangan yang digunakan hakim dalam memutus perkara wali adhal di Watampone PA, sedangkan penulis mengkaji analisis penetapan wali adhal di PA Gresik dengan batasan tidak memiliki penalaran yang sama. Kemiripan penelitian Agustan dengan penelitian yang digali oleh penulis adalah sama-sama membahas tentang pengangkatan wali adhal di pengadilan agama. Fenomena Pengangkatan Adhal Wali di Pengadilan Agama Klaten: Kajian Alasan Pengajuan dan Dasar Hukum Pengangkatan Pada Tahun 2014-2015/.

Pengkaji berurusan dengan analisis pelantikan penjaga agama atas sebab bukan sekufu di mahkamah agama Ghurt, manakala pengkaji terdahulu memberi perhatian kepada keputusan membuat keputusan penjaga atas sebab bukan sekufu. Memutuskan Penjaga Sah untuk Wanita yang Tidak Disetujui oleh Penjaganya (Kajian Kes Penjaga Undang-Undang di Mahkamah Agama. Penyelidik terdahulu telah meneliti pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam memutuskan kes penjaga undang-undang di Watampone PA,.

Sistematika Penulisan

Dalam menentukan adhal wali atas alasan tidak sama dengan nombor kes yang disebutkan di atas, ternyata panel perbicaraan dalam semakannya memutuskan kes wali adhal hampir kesemuanya adalah sama. Ini terbukti daripada 27 kes wali adhal dengan alasan mossekufu pada tahun 2020-2021, hanya 3 daripadanya diikuti oleh wali nikah. Keenam-enam ciri sistem ini akan digunakan untuk menganalisis penentuan pengasuh agama atas sebab-sebab yang tidak sama seperti dalam penyelidikan ini.

Sehingga ke tahap ini, kita dapat memahami bahawa penetapan wali adhal dengan alasan tidak sama dengan keputusan di mahkamah agama adalah hasil pemikiran Mujtahid Indonesia untuk memudahkan pelaksanaan syariat Islam. Apabila membincangkan perlantikan wali adhal atas sebab nesekuf, majlis kehakiman hendaklah terlebih dahulu menentukan dalam pertimbangannya. Cakap melantik wali adhal atas dasar bukan sekufu mestilah mempunyai niat dan akal yang baik.

Analisis pelantikan wali Adhal dengan alasan tidak sekufu dari perspektif Maqasid Syariah: (Kajian pelantikan di mahkamah agama tahun. Dari permohonan wali adhal dengan alasan tidak sekufu, apakah hakim itu. pendapat tentang kriteria bentuk kafaah Tajuk Disertasi: Analisis penunjukan wali Adhal dengan alasan tidak Sekufu Calon Maqasid syariah (Kajian determinatif di Pengadilan Agama Gresik Tahun 2020-2021).

TINJAUAN PUSTAKA

Kafa’ah Ditinjau Dari Hukum Islam

Orang saleh tidak boleh menikah dengan orang jahat, sehingga kafaah disamakan dengan harta menurut Imam Malik akan menimbulkan perbedaan kasta duniawi, sedangkan dalam Islam semua manusia sama di mata Allah, kecuali takwanya. 23 Nafisah dan Khasanah, “Perbandingan konsep Kafa'ah Perspektiv M. Inilah yang membuktikan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara orang jahat dan orang suci. Orang yang berasal dari keluarga baik tidak sama dengan orang yang berasal dari keluarga tirani.

Sebabnya, status orang merdeka tidak sama dengan budak yang statusnya dimiliki orang lain. Seseorang yang mempunyai profesion yang rendah seperti tukang tilik atau pengemis tidak dapat menandingi orang yang mempunyai profesion yang hebat dan hebat seperti saudagar kaya atau lain-lain. Ini juga berlaku kepada orang yang sudah biasa mempunyai harta yang tidak sama dengan orang yang hidupnya serba kekurangan.

Menurut Imam Ahmad bin Hanbal kafa'ah, disini adalah keserasian dari segi agama dan keturunan. Menurutnya, orang alim tidak boleh berkahwin dengan orang jahat, kerana orang jahat tidak boleh menerima penyaksian dan tradisinya, tidak selamat jiwa dan hartanya, dan tidak layak menjadi wali. Seperti yang disebutkan di atas, ulama Syafi'iyah dan pengikut Imam Ahmad sepakat bahawa yang dinilai dalam kafa'ah adalah agama dan nasab.

Kafa’ah Menurut Hukum Positif Di Indonesia

Quraish Sihab memberikan informasi bahwa konsep ngopi dalam pernikahan sangat penting dilihat dari segi agama dan moral ketika mempertimbangkan calon pasangan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan konsep ngopi saat memilih pasangan. Konsep ini juga berlaku dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, khususnya dalam Undang-Undang Perkawinan Indonesia.

Apalagi jika dicermati, Kompendium Hukum Islam tidak menemukan kopi sebagai syarat untuk menikah. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa sekufu tidak diwajibkan dalam pernikahan dan juga tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah pernikahan kecuali kalian seiman (berbeda keyakinan). Salah satunya adalah Rafida Ramelan yang mendalami konsep kopi modern, dimana kopi tidak hanya mementingkan aspek agama, kekayaan, kemandirian dan hal-hal lain yang disebutkan dalam fikih klasik.

Akan tetapi, kafaja dalam perkawinan juga mencakup aspek usia, profesi, pendidikan dan sekufu ditinjau dari organisasi keagamaan. Selain itu, UU No. 16 Tahun 2019, sebagai perubahan atas UU No. Ketentuan ini dapat kita peroleh dari konsep kafa modern, yaitu kedua mempelai harus sudah dewasa.

Wali Adhal

  • Pengertian Wali Nikah dan Wali Adhal
  • Landasan Hukum Wali Nikah
  • Syarat dan Prosedur Pengajuan Perkara Wali Adhal

Tidak boleh jika masih ada wali sah yang berhak, tetapi tiba-tiba menggunakan wali hakim dalam suatu perkawinan tanpa alasan yang jelas. Wali baru dari hakim dapat bertindak sebagai wali nikah bila ada beberapa kemungkinan, yaitu bila wali sama sekali tidak ada, tempat tinggal wali tidak diketahui, wali tidak dapat hadir dalam perkawinan, dan bila wali enggan menikahkan (adhal). 37. Dalam praktiknya, terlihat banyak kasus wali adhal seperti ini, padahal anak dan orang tua sama-sama memiliki tanggung jawab untuk menentukan arah.

Selain itu, para ulama juga menyepakati bahwa peralihan hak wali nasab kepada hakim atau sultan adalah bila tidak semua wali nasab hadir dan wali nasab terdekat enggan menikah. Istilah wali adhal di Pengadilan Agama digunakan untuk masalah calon mempelai wanita yang ingin menggunakan wali hakim dalam perkawinannya karena wali nasabnya enggan untuk menikahkannya. Ulama Indonesia telah bermusyawarah dan bersepakat untuk membuat peraturan tentang para wali edhal ini, yang hasilnya dapat dilihat pada Permenag no.04 tahun 1947 tentang wali hakim Menteri Agama no.01 tahun 1952 tentang hakim wali di Daerah Jawad dan Madura, Permenag No. 04 Tahun 1952 tentang hakim wali di luar Jawa dan Madura, serta pembaharuan Permenag No. 04/1947 dengan Permenag No. 02/1987 tentang hakim wali PERMA No. 30 tahun 2005 tentang hakim wali dikeluarkan sebagai pembaharuan.

Berdasarkan petunjuk teknis dan administrasi pengadilan agama, tentang ketentuan pengajuan adhal wali, ada beberapa hal yang harus dipedomani, yaitu: 45. Calon mempelai yang akan menikah tetapi walinya menolak menikah lepas, dapat mengajukan permohonan pengangkatan wali adhal kepada Pengadilan Agama. Permohonan wali adhal dapat diajukan secara kumulatif kepada Pengadilan Agama di daerah tempat tinggal calon pengantin.

Konsep Umum Ratio Decidendi Hakim

  • Pengertian Ratio Decidendi
  • Pengertian Metode Penafsiran Hukum

Tafsiran undang-undang (tafsiran) ialah pendekatan untuk menemui undang-undang apabila peraturan wujud tetapi tidak jelas untuk diaplikasikan dalam sesuatu peristiwa. Sebaliknya, mungkin juga berlaku hakim perlu mempertimbangkan dan mengadili kes yang tidak mempunyai peraturan khusus. Di sini hakim berhadapan dengan kekosongan atau ketidaklengkapan undang-undang yang perlu diisi atau ditambah, kerana hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutuskan perkara dengan alasan tidak ada undang-undang atau undang-undang tidak lengkap.

Menurut Sudikno Mertokusumo, penafsiran hukum merupakan salah satu metode penemuan hukum untuk mengetahui makna undang-undang.

Konsep Maqasid Syariah

  • Pengertian Maqasid Syariah Secara Umum
  • Konsep Maqasid Syariah Jasser Auda

Pertimbangan hukum yang pertama adalah bahwa perkara adhal wali merupakan kewenangan mutlak dari pengadilan agama. Sedangkan mekanisme penentuan adhal wali di pengadilan agama merupakan hasil pemikiran tentang teks dengan realitas sosial (urf) di sekitarnya. Artinya penentuan wali adhal dengan alasan yang tidak sama dengan pokok permasalahan penelitian ini harus dipahami dari sisi yang berbeda dan tidak hanya didasarkan pada satu argumentasi saja.

Namun yang menjadi persoalan di sini adalah penetapan wali yang adhal atas dasar dia tidak sekuat alasan yang seharusnya tidak sebaik tidak menjadikan wali sebagai adhal sebagaimana tersebut di atas. Melalui fitur keterbukaan ini, penetapan wali adhal atas dasar tidak satu kedudukan di Pengadilan Agama harus memperhatikan berbagai perspektif seperti sosial budaya, kesehatan mental, pemenuhan hak asasi manusia dan aspek terkait lainnya. Dengan demikian, putusan pengadilan terhadap wali adhal dengan alasan-alasan yang tidak sama akan mendatangkan kemaslahatan dan meniadakan kerugian yang mungkin timbul.

Dalam hal ini, pembentukan wali adhal oleh pengadilan agama juga berorientasi pada kemaslahatan untuk melindungi jiwa, melindungi keturunan dan hak asasi manusia. Adapun maqasid manfaat tersebut dapat kita lihat sebagai berikut: Pertama, putusan wali adhal oleh pengadilan agama merupakan upaya penerapan hukum Islam, yang tergolong memelihara jiwa dan keturunan. Kedua, penetapan wali adhal oleh pengadilan agama juga tergolong mewujudkan perlindungan kesehatan jiwa dan tercapainya keharmonisan rumah tangga.

Dan kerana itu adalah pelantikan wali oleh Mahkamah Agama sebagai usaha untuk mengekalkan faedah melindungi hak asasi manusia. Berdasarkan data yang saya dapati, terdapat banyak sebab di PA Gresik tidak dapat melaporkan penjagaan.

RATIO DECIDENDI HAKIM DALAM PENETAPAN WALI ADHAL

Referensi

Dokumen terkait

Dengan judul “PANDANGAN HAKIM DALAM PERKARA PERCERAIAN YANG DISEBABKAN TIDAK MEMILIKI KETURUNAN PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM (STUDI DI PENGADILAN AGAMA BANTUL 1 B)”.

perkawinan serta masih adanya pro dan kontra dalam pelaksanaannya, maka dengan dasar keterangan yang diambil dari salinan Penetapan Nomor 344/Pdt.P/2021/PA.Bms