• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2015-2017

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2015-2017"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENGARUH PENDAPATAN RIIL DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN DANA DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL BUPATI DAN PEMERINTAH KOTA. Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Belanja Modal.

Latar Belakang

Menurut Nuarisa (2014) pemerintah daerah dalam penyaluran belanja modal harus realistis disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan memperhatikan PAD yang diterima. Selain pendapatan asli daerah, sumber pembiayaan belanja modal berasal dari Dana Perimbangan, salah satunya Dana Alokasi Umum.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah dana bagi hasil pajak berpengaruh terhadap alokasi belanja modal pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Untuk mengetahui apakah dana bagi hasil sumber daya alam berpengaruh terhadap alokasi belanja modal pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui distribusi belanja modal negara, serta transparansi penggunaan pendapatan utama daerah dan dana perimbangan yang diterima oleh pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah dapat memberikan pengalaman dalam pengolahan data dan penulis dapat mengetahui bagaimana pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah melaksanakan proses alokasi belanja modal.

Metode Penelitian

H2: Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. H5: Cara bagi hasil sumber daya alam versus alokasi belanja modal pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

LANDASAN TEORI

Teori Keagenan

Hubungan keagenan antara rakyat dengan legislator, rakyat bertindak sebagai prinsipal, dan legislator (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) sebagai mediator. Hubungan keagenan antara legislatif dan eksekutif, legislatif (dewan perwakilan rakyat daerah) bertindak sebagai prinsipal dan eksekutif (pemerintah daerah) sebagai agen.

Anggaran Daerah

Adanya asimetri informasi antara otoritas eksekutif-legislatif dan legislasi populer membuka kemungkinan perilaku oportunistik dalam proses anggaran, yang bahkan lebih besar daripada di dunia bisnis (Abdullah 2006). Penyusunan anggaran memiliki tiga tahapan yaitu (1) penyusunan usulan anggaran, (2) persetujuan usulan anggaran, (3) pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan sebagai produk hukum (Samuels, 2000).

Belanja Modal

Syaiful (2007) menyatakan bahwa belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang harus menambah aktiva tetap/persediaan yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang harus memelihara atau memperpanjang masa manfaat, meningkatkan kapasitas. dan aset berkualitas. Belanja modal adalah pengeluaran pemerintah yang berguna untuk lebih dari satu tahun anggaran dan dapat berkontribusi pada pengeluaran rutin aset seperti biaya operasi dan pemeliharaan.

Pendapatan Asli Daerah

91/PMK.06/2007 tentang bagan akun baku menyebutkan bahwa belanja modal adalah pengeluaran anggaran yang digunakan untuk memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimum kapitalisasi aset tetap atau lainnya. aset pemerintah negara bagian. Aset tetap ini digunakan untuk kegiatan operasional sehari-hari suatu unit usaha, bukan untuk dijual. Kendala utama yang dihadapi pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah minimnya penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Porsi pendapatan asli daerah yang rendah, di sisi lain menyebabkan pemerintah daerah memiliki tingkat kebebasan yang rendah dalam mengelola keuangan daerah. Wujud dari desentralisasi fiskal adalah penyediaan sumber pendapatan bagi daerah yang dapat dimanfaatkan secara mandiri sesuai dengan potensi daerah. Kewenangan daerah memungut pajak dan retribusi diatur dalam UU No. 34 tahun 2000, dilanjutkan dengan peraturan pelaksana dalam PP no. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan PP No. 66 tahun 2001 tentang kompensasi daerah.

Menurut Brahmantio (2002), pajak dan retribusi daerah yang berlebihan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang dapat mengurangi kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut UU No. 33 Tahun 2004 merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun yang bersangkutan. Pajak daerah adalah pungutan wajib yang pelaksanaannya dapat dibebankan oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk pengeluaran umum yang pelayanannya tidak diberikan secara langsung.

Dana Perimbangan

Dana Bagi Hasil adalah dana transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersumber dari APBN dan disalurkan kepada masyarakat dengan persentase tertentu. Dana bagi hasil terdiri dari dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil sumber daya alam. Dana bagi hasil adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan persentase tertentu untuk membiayai kebutuhan daerah yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 dijelaskan bahwa dana bagi hasil berasal dari pajak dan sumber daya alam. Penerimaan kehutanan berasal dari pungutan izin usaha pemanfaatan hutan, penyediaan sumber daya hutan dan dana peremajaan yang dihasilkan dari areal di wilayah yang bersangkutan. Penerimaan pemerintah dari sumber daya alam hasil ekstraksi minyak yang dihasilkan dari wilayah wilayah yang bersangkutan.

Pendapatan pemerintah dari ekstraksi gas alam dari sumber daya alam yang dihasilkan dari wilayah yang bersangkutan. Penerimaan panas bumi yang berasal dari penerimaan setoran dari bagian negara, iuran tetap dan iuran produksi yang dihasilkan dari daerah yang bersangkutan; Dan. Pendapatan dari penangkapan ikan, diperoleh dari pajak pengusaha perikanan dan pajak hasil perikanan yang dihasilkan dari daerah yang bersangkutan.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nuarisa (2014) berjudul “Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap Alokasi Belanja Modal”. Pemerintah daerah mengalokasikan dana berupa anggaran investasi dalam APBD untuk peningkatan aset tetap. Hasil kajian menunjukkan bahwa sumber daya daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus penting untuk distribusi belanja modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Prasteya (2017) berjudul “Pengaruh Sumber Pendapatan Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil dan Belanja Pegawai Terhadap Alokasi Anggaran Belanja Modal”. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh sumber pendapatan daerah, alokasi umum, alokasi khusus, dana bagi hasil dan belanja pegawai terhadap alokasi anggaran belanja modal pada pemerintah provinsi di Indonesia yaitu sebanyak 32 provinsi. Penelitian Kusnandar dan Siswantor (2012) meneliti pengaruh dana alokasi umum, sumber pendapatan daerah, surplus dana anggaran dan luas daerah terhadap belanja modal.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Selisih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) dan Luas Daerah terhadap alokasi belanja modal. DAU secara parsial tidak berpengaruh terhadap alokasi investasi modal, sedangkan PAD, SiLPA dan Daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal dengan α = 1%. Mawarni, Darwanis, Abdullah (2013) yang bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja modal dan dampaknya.

Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penulis

Populasi penelitian ini adalah pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Aceh sebanyak 23 kabupaten/kota, dan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel adalah 21 kabupaten/kota, sehingga jumlah observasi yang dianalisis adalah 105. Data yang digunakan adalah Data PDRB berbasis harga konstan untuk melihat pertumbuhan ekonomi dan realisasi PAD, DAU dan belanja modal di kabupaten/kota Provinsi Aceh tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Hasil analisis menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif signifikan terhadap belanja modal dan ekonomi pertumbuhan, DAU berpengaruh negatif terhadap penanaman modal dan berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hipotesis

  • Pengaruh PAD Terhadap Belanja Modal (X1)
  • Pengaruh DAU Terhadap Belanja Modal (X2)
  • Pengaruh DAK Terhadap Belanja Modal (X3)
  • Pengaruh DBH Pajak Terhadap Belanja Modal (X4)
  • Pengaruh DBH SDA Terhadap Belanja Modal (X5)

H1: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Pradita (2013) menyimpulkan bahwa DLU berpengaruh positif terhadap belanja modal. Belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah direncanakan setiap tahun untuk meningkatkan fasilitas umum.

Penelitian sebelumnya oleh Sekar (2010) menunjukkan bahwa DAK berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Naurisa (2014) yang menjelaskan bahwa DAK berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal. H3: Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wandira (2013) menjelaskan bahwa daerah yang mendapat dana bagi hasil besar cenderung juga memiliki belanja modal yang besar. H4: Dana bagi hasil pajak berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dana bagi hasil sumber daya alam yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah dengan melaksanakan belanja modal yang dianggarkan setiap tahun dalam APBD.

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

  • Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
  • Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
    • Variabel Dependen
    • Variabel Independen
  • Teknik Analisis Data
    • Uji Statistik
    • Metode Asumsi Klasik
    • Metode Regresi Linear Berganda
    • Uji Hipotesis
  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Normalitas
    • Uji Multikolinearitas
    • Uji Heteroskedastisitas
    • Uji Autokorelasi
  • Analisis Regresi Linear Berganda
  • Uji Hipotesis
    • Uji Parsial (Uji t)
    • Koefisien Determinasi (R 2 )
  • Pembahasan Variabel Penelitian
    • Pengaruh PAD Terhadap Alokasi Belanja Modal
    • Pengaruh DAU Terhadap Belanja Modal
    • Pengaruh DAK Terhadap Belanja Modal
    • Pengaruh DBH Pajak Terhadap Belanja Modal
    • Pengaruh DBH Sumber Daya Alam Terhadap Belanja Modal

Bab ini juga menjelaskan populasi, sampel, teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan pengujian hipotesis penelitian. Bagian ini menjelaskan dan menjelaskan output dari data yang diolah dengan SPSS.

KESIMPULAN DAN SARAN

Keterbatasan Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini hanya menjelaskan pendapatan asli daerah dan dana perimbangan atau dana yang ditransfer dari pemerintah pusat, ada beberapa pendapatan yang tidak dijelaskan dalam tulisan ini. Variabel dependen dalam penelitian ini hanya belanja modal, dimana belanja pemerintah meliputi belanja operasional dan belanja kontinjensi yang tidak dijelaskan dalam tulisan ini.

Saran

Periode penelitian singkat, 2015-2017, dilakukan pada pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dampak Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Anggaran Belanja Modal Daerah/Kota di Pulau Jawa dan Bali Tahun 2004-2005. Gani, William dan Kristanto, Septian Bayu, 2013, “Dampak DAK Terhadap Belanja Daerah Daerah/Kota di Pulau Sumatera”, Journal of Infestation, Vol.

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Keistimewaan (Danais) terhadap Belanja Modal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Dana Anggaran dan Daerah terhadap Belanja Modal. Pengaruh Sumber Daya Milik Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap belanja modal dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (studi kabupaten dan kota di Aceh).

Peraturan Pemerintah no. 24 Tahun 2004 tentang kedudukan pelindung dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD Provinsi. Peraturan Pemerintah no. 55 Tahun 2005 tentang Perimbangan Dana Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2001 tentang kompensasi daerah. Dampak Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan ertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal,