• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal NIDAAUL HUSNA AL FAJRI

N/A
N/A
Nidaaul Husna Alfajri

Academic year: 2025

Membagikan "Proposal NIDAAUL HUSNA AL FAJRI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA NARSISTIC PERSONALITY DISORDER DENGAN KECENDERUNGAN MANIPULATIF DALAM HUBUNGAN

PERCINTAAN PROPOSAL

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Darul ‘Ulum Untuk Menyusun Skripsi S1

Oleh:

NIDAAUL HUSNA AL FAJRI NIM:21.23.73201.072

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM

JOMBANG 2025

(2)

LEMBAR PENGESAHAN Usulan Penelitian Yang Berjudul :

HUBUNGAN ANTARA NARSISTIC PERSONALITY DISORDER DENGAN KECENDERUNGAN MANIPULATIF DALAM HUBUNGAN

PERCINTAAN Yang diajukan oleh : NIDAAUL HUSNA AL FAJRI

NIM:21.23.73201.072 Telah disetujui oleh :

Fakultas Psikologi Tanggal

Persetujuan Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Ketua Biro Skripsi

Dra. Denok Wigati, M.Si ………...

Pembimbing I

Dra. Luluk Masluchah, M.Si ...….………

Pembimbing II

Hj. Erma Nursanti, ST., S.Psi., M.Psi ...………

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL...iii

BAB I PERMASALAHAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Perumusan Masalah...2

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Manipulatif...6

B. Narcisstic Personality Dissorder...8

C. Hubungan antara narcisstic Personality Dissorder dengan kecenderungan manipulatif dalam hubungan percintaan...10

BAB III HIPOTESIS BAB IV METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian...14

1. Populasi...14

2. Sampel Penelitian...14

B. Variabel Penelitian dan Pengukurannya...14

1. Kecenderungan Manipulatif ( Variebel Y)...15

2. Narcissistic Personality Disorder (NPD)...16

C. Teknik Analisis Data...18

DAFTAR PUSTAKA...19

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Kecenderungan Manipulatif...15 Tabel 2 Blue Print Skala Narssistic Personality Disorder (NPD)...17 Tabel 3 Pearson Product Moment...18

(5)

BAB I PERMASALAHAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan percintaan idealnya di bangun dengan atas dasar kepercayaan, saling menghargai, dan komunikasi yang baik dan sehat. Namun, dalam prakteknya, tidak sedikit hubungan yang justru di warnai oleh perilaku manipulatif dari salah satu pihak. Manipulasi dalam hubungan percintaan merupakan upaya seseorang untuk mengendalikan, memengaruhi, atau mendominasi pasangannya demi kepentingan pribadi, sering kali tanpa memperhatikan perasaan dan kesejahteraan pihak lain.

Perilaku manipulatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti memutarbalikkan fakta (gaslighting), meremehkan perasaan pasangan, memberikan kritik berlebihan, hingga menggunakan rasa bersalah sebagai alat kontrol. Salah satu teknik yang banyak di temui adalah love bombing, yaitu memberikan perhatian, pujian atau hadiah secara berlebihan di awal hubugan untuk menciptakan ketergantungan emosiaonal pada pasangan. Setelah korban terikat secara emosional, pelaku manipulasi biasanya mulai mengurangi perhatian dan menujukan perilaku devaluasi, sehingga jorban merasa tidak berharga dan berusaha keras mendapatkan kembali cinta yang dulu di berikan.

Fenomena manipulasi dalam hubungan percintaan tidak hanya berdampak pada dinamika relasi, tetapi juga berpengaruh besar terhadap kesehatan mental korban. Dampak yang sering muncul antara lain menurunnya harga diri, kebingungan dalam memahami situasi, kesulitan

(6)

jangka panjang, koran dapat mengalami depresi, kecemasan, dan trauma psikologis yang mendalam.

Sayang nya, perilaku manipulatif tidak di sadari oleh korban karena pelaku biasanya sangat lihai dalam menyamarkan motifnya. Besarnya rasa cinta dan keingan mempertahankan hubungan membuat korban cenderung mengabaikan tanda tanda manipulasi, bahkan menyalahkan diri sendiri atas masalah yang terjadi. Hal ini menunjukan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam mengenai kecenderungan manipulatif dalam hubungan percintaan, baik dari sisi pelaku maupun korban, agar dapat mencegah dan mengatasi dampak negatif yang di timbulkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengenai kecenderungan manipulatif pada hubungan percintaan menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk manipulasi yang sering terjadi, faktor-faktor penyebab, serta dampak yang ditimbulkan, sehingga dapat menjadi dasar bagi upaya pencegahan dan penanganan kasus serupa di masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Narsistic personality disorder (NPD) merupakan salah satu gangguan kepribadian yang di tandai dengan pola pikir dan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan akan pengakuan, serta kurangnya empati terhadap orang lain (American Psychiatric Association, 2015). Dalam beberapa dekade terakhir, NPD menjadi perhatian utama dalam kajian psikologi klinis dan hubungan interpersonal, mengingat dampak signifikan yang di timbulkan pada

(7)

dinamika relasi, khususnya dalam hubungan percintaan (Miller et al., 2017;

Campbell & Miller, 2018).

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan NPD akan cenderung menampilkan perilaku manipulatif dalam hubungan percintaan. Manipulasi ini dapat berupa gaslighting, love bombing, hingga playing victim, yang bertujuan untuk mengendalikan pasangan dan memenuhi kebutuhan pribadi (Durvasula, 2021; Stern, 2018).

Berbagai studi juga mengungkapkan bahwa aspek-aspek utama NPD, seperti grandiosity, kebutuhan akan kekaguman, dan kurangnya empati, berperan dalam bentuk pola relasi yang tidak sehat dan penuh kontrol (Ronningstam, 2021; Miller et al., 2022).

Perilaku manipulatif dalam hubungan percintaan tidak hanya berdampak pada kesejahteraan psikologis korban, tetapi juga dapat menimbulkan sikuls hubungan yang toxic dan sulit diputus. Di sisi lain, masih terbatasnya penelitian empiris di Indonesia yang secara khusus menelaah hubungan antara NPD dan kecenderungan manipulatif dalam konteks hubungan percintaan menjadi alasan penting untuk melakukan studi ini.

Pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme psikologis di balik perilaku manipulatif pada individu dengan NPD di harapkan dapat menjadi dasar bagi upaya pencegahan dan intervensi yang lebih efektif.

(8)

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah terdapat hubungan antara Narsisstic Personality Disorder dan kecenderungan manipulatif dalam hubungan percintaan”

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian di atas dapat ditentukan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara Narsistic Personality Disorder dengan kecenderungan manipulatif dalam hubungan percintaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi tentang hubungan antara Narsistic Personality Disorder (NPD) dan kecenderungan manipulatif, khususnya dalam konteks hubungan percintaan. Hasil penelitian dapat memperkaya khazanah ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi klinis dan psikologi kepribadian.

2. Manfaat Praktis

a. Edukasi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan edukasi bagi masyarakat umum mengenai NPD dan dampaknya pada hubungan percintaan. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat

(9)

dapat lebih waspada terhadap tanda-tanda manipulasi dalam hubungan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang di perlukan.

b. Untuk pencegahan Kekerasan dalam Hubungan

Dengan memahami mekanisme psikologis yang mendasari hubungan antara NPD dan perilaku manipulatif, penelitian ini dapat membantu dalam upaya pencegahan kekerasan emosional dan psikologis dalam hubungan percintaan.

(10)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Manipulatif

1. Pengertian Kecenderungan Manipulatif

Kecenderungan manipulatif merupakan perilaku yang di tandai oleh upaya individu untuk memengaruhi, mengontrol, atau mendominasi orang lain demi kepentingan pribadi, sering kali tanpa memperhatikan perasaan atau kebutuhan pihak lain. Dalam psikologi hubungan, manipulasi di pandang sebagai salah satu dinamika negatif yang dapat merusak kualitas relasi, terutama dalam konteks hubungan percintaan (Braiker,2020:Durvasula, 2021).

Menurut model yang di kembangkan oleh Braiker (2020), kecenderungan manipulatif dalam hubungan dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk utama, yaitu:

a. Gaslighting: usaha membuat pasangan meragukan persepsi, ingatan, atau kewarasan dirinya sendiri.

b. Love bombing: memberikan perhatian perhatian, pujian, atau hadiah secara berlebihan di awal hubungan untuk menciptakan ketergantungan emosional.

c. Silent treatment: menghukum pasangan dengan cara mengabaikan atau menarik diri secara emosional.

d. Playing victim: memposisikan diri sebagai korban untuk mendapatkan simpati atau mengindari tanggung jawab.

(11)

Lebih lanjut, Durvasula (2021) dalan bukunya Should I Stay or Should I Go? Menekankan bahwa kecenderungan manipulatif sering kali berkait dengan pola kepribadian tertentu, seperti Narcissitic Personality Disoerder (NPD), di mana individu menunjukan kebutuhan tinggi akan kontrol, validasi, dan kekaguman dari pasangan.

Model lain yang relevan dikemukakan oleh Stren (2018), yang mengidentifikasi manipulasi emosional sebagai proses sistematis yang bertujuan untuk melemahkan harga diri korban, menciptakan kebingungan, dan membangun ketergantungan emosional. Stren menyoroti bahwa korban manipulasi dalam hubungan percintaan cenderung mengalami penurunan kesejahteraan psikologis, kesulitan mengambil keputusan, dan hilangnya kepercayaan diri.

Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa kecenderungan manipulatif dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain karakteristik kepribadian, pengalaman masa lalu, dan pola asuh (Miller et al., 2017; Ronningstam, 2021). Individu dengan tingkat narsisme yang tinggi, misalnya, lebih cenderung menggunakan teknik manipulasi seperti gaslighting dan bombing untuk mengendalikan pasangan dan menjaga citra diri (Campbell & Miller, 2018).

Dalam konteks psikologi hubungan, kecenderungan manipulatif dapat di ukur secara kuantitatif melalui skala psikometrik yang menilai frekuensi dan instensitas perilaku manipulasi dalam interaksi pasangan.

Oleh karena itu, kecenderungan manipulatif dalam penelitian ini di

(12)

operasionalisasikan sebagai pola perilaku yang bertujuan untuk memengaruhi, mengontrol, atau mendominasi pasangan secara emosional, baik secara terselubung maupun terbuka, yang dapat di identifikasi melalui indikator seperti gaslighting, love boombing, dan playing victim.

B. Narcisstic Personality Dissorder

Menurut American Psychiatric Association (2015), Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang di tandai oleh pola pikir dan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan berlebihan akan kekeguman, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Individu dengan NPD cenderung melebih lebihkan pencapaian dan bakatnya, merasa dirinya unik, dan mengharapkan perlakuan istimewah dari orang lain (DSM-5, 2015).

Ronningstam (2016) menyatakan bahwa NPD merupakan kondisi psikologis yang kompleks, dimana individu menujukan rasa superioritas, keinginan kuat untuk di kagumi, serta kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Selain itu, individu dengan NPD sering kali tidak mampu menerima kritik dan mudah tersinggung ketika merasa dirinya terancam. Menurut Campbell dan Miller (2018), NPD juga berkaitan erat dengan perilaku manipulatif dan eksploitasi terhadap orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadi.

Menurut Kohut (dalam Ronningstam, 2016), terhadap dua tipe utama narsisme, yaitu grandiose narcissism dan vulnerable narcissism. Grandiose narssism ditandai dengan rasa percaya diri yang berlebihan, dominasi, dan kurangnya empati, sedangkan vulnerable narcissism di tandai dengan

(13)

sensitivitas tinggi terhadap penolakan, rasa malu dan kebutuhan akan validasi eksternal.

Durvasula (2021) menekankan bahwa individu dengan NPD sering kali menggunakan berbagai strategi manipulatif dalam hubungan, seperti gaslighting, love boombing, dan silent treatment, untuk mempertahakan kontrol dan kekaguman dari pasangan. Hal ini membuat hubungan dengan individu NPD cenderung tidak sehat dan penuh dinamika negatif.

Aspek-aspek Narcissistic Personality Disorder:

Menurut Americam Psychiatric Association (2015), terdapat beberapa ciri utaa yang menandai individu dengan NPD, antara lain:

a. Rasa grandiositas, yaitu keyakinan berlebihan akan keunikan dan kehebatan diri sendiri.

b. Fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kecantikan, atau cinta ideal yang tidak realistis.

c. Kebutuhan akan kekaguman yang berlebihan dari orang lain.

d. Keyakinan bahwa dirinya istimewa dan hanya dapat dipahami oleh orang- orang tertentu yang juga istimewa.

e. Eksploitasi interpersonal, yaitu memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi.

f. Kurangnya empati, tidak mampu mengenali atau memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.

g. Sering merasa iri pada orang lain atau percaya bahwa orang lain iri padanya.

(14)

h. Sombong dan angkuh dalam perilaku maupun sikap.

Campbell dan Miller (2018) menambahkan bahwa individu dengan NPD seringkalimengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang setara, karena mereka cenderung memandang orang lain sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Selain itu, meereka juga mudah tersinggung dan bereaksi secara berlebihan terhadap kritik atau kegagalan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa aspek-aspek utama daro Narcissistic Personality Disorder meliputi rada grandiositas, kebutuhan akan kekaguman, kurangnya empati,perilakumanipulatif, eksploitasi interpersonal, serta kesulitan dalam menerima kritik dan membangun hubungan yang sehat. Pemahaman mengenai aspek-aspek ini penting untuk mengidentifikasi individu dengan NPD dan merancang intervensi yang efektif dalam konteks hubungan interpersonal.

C. Hubungan antara narcisstic Personality Dissorder dengan kecenderungan manipulatif dalam hubungan percintaan

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang di tandai dengan pola pikir dan perilaku yang sangat berpusat pada diri sendiri, kebutuhan berlebihan akan kekaguman, serta kurangnya empati terhadap orang lain (American Psychiatric Association, 2013). Individu dengan NPD biasanya memiliki citra diri yang tinggi secara eksternal, namun di baliknya tersembunyi harga diri yang rapuh dan sangat sensitif terhadap kritik atau penolakan (Ronningstam, 2016). Pada masa dewasa awal, ketika individu dengan membangun identitas dan relasi intim,

(15)

keberadaan NPD dapat sangat memengaruhi dinamika hubungan percintaan.

Salah satu ciri utama individu dengan NPD adalah kecenderungan untuk memanipulasi pasangan demi memenuhi kebutuhan pribadi, seperti kebutuhan akan validasi, kontrol, dan kekaguman (Campbell & Miller, 2018).

Perilaku manipulatif ini dapat berupa gaslighting (membuat pasangan meragukan persepsi dan realitasnya sendiri), love boombing (memberikan perhatian dan pujian berlebihan di awal hubungan), hingga silent treatment (mengabaikan pasangan untuk mengontrol situasi) (Durvasula, 2021; Stern, 2018). Manipulasi semacam ini seringkali tidak di sadari oleh korban, karena pelaku NPD sangat lihai dalam menampilkan citra diri yang menawan di permukaan.

Individu dengan kecenderungan NPD merasa bahwa dirinya berhak atas perlakuan istimewah dalam hubungan. Ketika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, mereka cenderung bereaksi dengan perilaku manipulatif, baik secara halus maupun terang-terangan untuk mengembalikan posisi dominan dalam hubungan (Miller et al., 2017). Hal ini menyebabkan mengalami stres dan kecemasan berkepanjangan.

Penelitian menunjukan bahwa kecenderungan manipulatif dalam hubungan percintaan tidak hanya berdampak pada kualitasrelasi, tetapi juga pada kesehatan mental kedua belah pihak (Ronningstam, 2021) . korban manipulasi emosional dari individu dengan NPD cenderung mengalami penurunan harga diri, kesulitan mengambil keputusan, dan merasa terisolasi secara sosial. Sementara itu, individu dengan NPD sendiri seringkali

(16)

mengalami kesulitan membangun hubungan yang setabil dan memuaskan, karena pola manipulatif yang mereka lakukan justru memperburuk konflik dan memperlebar jarak emosional dengan pasangan.

Sebaliknya, hubungan yang sehat dutandai dengan komunikasi terbuka, saling menghargai, dan empati. Namun, pada hubungan yang melibatkan individu dengan NPD, pola manipulasi cenderung mendominasi, sehingga pasangan sulit merasa aman dan dihargai. Oleh karna itu, memahami hubungan antara NPD dan kecenderungan manipilatif sangat penting untuk mengindtifikasi resiko, melakukan interfensi dan membangun relasi yang lebih sehat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa narsistik personaliti disorder berperan besar dalam mendorong perilaku manipulatif dalam hubungan percintaan. Pengenalan dan pemahaman terhadap pola ini sangat penting. Baik bagi indifidu dalam hubungan maupun bagi praktisi kesehatan mental, agar dapat mencengah dampak negatif yang lebih luas dan membantu korban keluar dari siklus hubungan yang tidak sehat.

(17)

BAB III HIPOTESIS

Hipotesis ini yang di ajukan dalam penelitian adalah : Ada Hubungan antara Narcissistic Personality Disorder dengan Kecenderungan Manipulatif dalam Hubungan Percintaan.

(18)

BAB IV METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah individu Dewasa Awal berusia 18- 25 tahun yang tinggal di Jombang

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah individu berusia Dewasa Awal di kota Jombang, Teknik Purposive Random Sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel adalah Teknik Purposive Random Sampling, pengam bilan data dilakukan dengan cara memilih sample yang sudah ditetapkan k riterianya oleh peneliti secara acak, pengambilan data dilaksanakan dengan cara menggunakan kuesioner yang telah dirancang oleh peneliti yang kemudian akan diberikan kepada sampel penelitian.

B. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan cara mengukur variabel. Adapun definisi operasional variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah ;

(19)

1. Kecenderungan Manipulatif ( Variebel Y) a. Definisi kecenderungan manipulative

Kecenderungan manipulative dalam hubungan percintaan adalah pola perilaku di mana individu berusaha mengendalikan, memengaruhi, atau mendominasi pasanganya secara emosional atau psikologis demi keuntungan pribadi. Perilaku ini dapat berupa gaslighting, love boombing, silent treatment, dan playing victim yang merusak kualitas hubungan dan kesejahteraan psikologis pasangan.

b. Pengambangan alat ukur

Alat ukur untuk variebel kecenderungan manipulative menggunakan skala yang merujuk pada teori manipulasi dalam hubungan interpersonal menurut Durvasula (2021). Skala ini terdiri dari beberapa aspek manipulatif yang di uraikan dalam blue print berikut :

Tabel 1 Blue Print Skala Kecenderungan Manipulatif

No Aspek Favourable Unfavourable

1 Gaslighting (membuat pasangan meragukan relitasnya)

2 Love Bombing (memberikan perhatian berlebihan di awal hubungan)

3 Silent treatment (mengabaikan perhatian berlebihan di awal hubungan)

4 Playing victim (memposisikan diri sebagai korban untuk manipulasi)

5 Eksploitasi emosional dan psikologis

(20)

c. Uji alat ukur

1) Uji Diskriminasi Item

Suatu proses pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan sebuah aitem (butir soal) dalam membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang akan diukur. Uji diskriminasi aitem ini dapat menilai sejauh mana suatu aitem mampu memisahkan responden yang memiliki kemampuan atau pengetahuan yang tinggi dengan yang rendah.

2) Uji Reliabilitas

Proses untuk mengevaluasi ketepatan atau konsistensi suatu alat ukur (kuesioner atau tes) dalam mengukur suatu konsep atau variabel. Uji reliabilitas memastikan bahwa hasil pengukuran yang sama akan diperoleh jika alat ukur tersebut digunakan berulang kali pada objek yang sama, atau pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain, uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tersebut stabil dan konsisten.

2. Narcissistic Personality Disorder (NPD) a. Definisi Narssistic Personality Disorder

Narssistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola piker dan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan berlebihan akan kekaguman, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Individu dengan NPD

(21)

cenderung memiliki rasa superioritas, ekspektasi perlakuan istimewah, dan sering memanipulasi orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadi merka dalam berbagai konteks, termasuk hubungan percintaan.

b. Pengembangan Alat Ukur

Alat ukur untuk variebel NPD menggunakan skala yang di susun berdasarkan teori dan ciri-ciri NPD menurut American Psychiatric Association (2015) dan Ronningstam (2016). Skala ini mencakup beberapa aspek utama NPD yang kemudian dijabarkan dalam blue print sebagai berikut :

Tabel 2 Blue Print Skala Narssistic Personality Disorder (NPD)

No Aspek Favourabl

e

Unfavourable 1 Rasa grandiositas (keyakinan

berlebihan akan keunikan diri) 2 Kebutuhan akan kekaguman yang

berlebihan

3 Kurangannya empati terhadap perasaan orang lain

4 Eksploitasi interpersonal (memanfaatkan orang lain)

5 Sensitivitas tinggi terhadap kritik dan penolakan

c. Uji alat ukur

1) Uji Diskriminasi Item

Uji diskriminasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana setiap item dalam skala mampu membedakan individu yang memiliki tingkat tinggi dan rendah dalam variabel yang diukur.

(22)

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengukur konsistensi alat ukur. Jika skala diuji berulang kali, hasilnya harus tetap stabil.

C. Teknik Analisis Data

Sejalan dengan tujuan penelitian ini yaitu mencari korelasi antara pola asuh otoriter orangtua dengan perilaku toxic disinhibition online effect, maka data yang diperoleh dilakukan uji syarat yaitu uji normalitas dan uji linieritas selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dan untuk perhitungan selanjutnya digunakan program Computer Statistik atau Program Statistical Package for the Sosial Science (SPSS).

Tabel 3 Pearson Product Moment

Subjek X Y

Keterangan : S : Subjek

X : Kecenderungan Manipulatif Y : Narssistic Personality Disorder

(23)

DAFTAR PUSTAKA

JawaPos.com. (2024). Mengenal Apa Itu Love Bombing: Teknik Manipulasi Mental dan Emosional yang Sering Terjadi pada Hubungan Romantis.

Liputan6.com. (2024). Manipulasi Adalah Upaya Memengaruhi, Pahami Pengertian, Jenis, dan Karakteristiknya dalam Berbagai Konteks.

Braiker, H. B. (2020). Who's Pulling Your Strings? How to Break the Cycle of Manipulation and Regain Control of Your Life. McGraw-Hill.

Durvasula, R. (2021). Should I Stay or Should I Go? Surviving a Relationship with a Narcissist. Post Hill Press.

Stern, R. (2018). The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use to Control Your Life. Harmony.

Campbell, W. K., & Miller, J. D. (2018). The Handbook of Narcissism and Narcissistic Personality Disorder: Theoretical Approaches, Empirical Findings, and Treatments. Wiley.

Miller, J. D., Lynam, D. R., Hyatt, C. S., & Campbell, W. K. (2017).

Controversies in narcissism. Annual Review of Clinical Psychology, 13, 291-315.

Ronningstam, E. (2021). Narcissistic personality disorder: A clinical perspective.

Journal of Personality Disorders, 35(S1), 1-15.

Campbell, W. K., & Miller, J. D. (2018). The Handbook of Narcissism and Narcissistic Personality Disorder: Theoretical Approaches, Empirical Findings, and Treatments. Wiley.

Durvasula, R. (2021). Should I Stay or Should I Go? Surviving a Relationship

(24)

with a Narcissist. Post Hill Press.

Miller, J. D., Lynam, D. R., Hyatt, C. S., & Campbell, W. K. (2017).

Controversies in narcissism. Annual Review of Clinical Psychology, 13, 291-315.

Gambar

Tabel 1 Blue Print Skala Kecenderungan Manipulatif
Tabel 2 Blue Print Skala Narssistic Personality Disorder (NPD)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait neuroticism dan trait extraversion dengan kecenderungan gangguan kepribadian

Hubungan Antara Ketidakpuasan Terhadap Sosok Tubuh Body Dissatisfaction dan Kepribadian Narsistik Dengan Gangguan Makan Kecenderungan Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa.Anima,