RETARDASI MENTAL
Hamida An – Nisa (1102019089) Pembimbing :
dr. Hj. Prasila Darwin, Sp. KJ.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 19 Juni – 15 Juli 2023
ILUSTRASI KASUS
Pasien dibawa oleh ibunya ke RSKJ dengan keluhan tidak dapat konsentrasi sejak 2 tahun lalu. Menurut ibunya pada saat usia 15 tahun ini pasien tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, saat ini pasien masih duduk di bangku kelas 6 SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa). Pasien sudah beberapa kali tidak naik kelas, menurut ibu pasien hal itu karena pasien tidak bisa konsentrasi dan sangat susah bila disuruh untuk belajar. Ketika orang tua pasien sudah mempersiapkan anak untuk belajar mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru, pasien hanya bertahan paling lama 2 menit untuk menghadap buku tersebut, dan setelah itu pasien berlari keluar rumah untuk main bersama teman-temannya.
Ibu pasien khawatir karena teman-teman pasien bermain adalah anak-anak yang nakal, suka merokok dan bolos sekolah.
Menurut keterangan ibu pasien, pasien sudah merokok sejak 2 tahun yang lalu, dan pasien selalu bersembunyi ketika merokok, karena pasien takut dimarahi olah kedua orang tuanya. Pasien pertama kali merokok karena diajak oleh teman- teman sepermainannya. Teman-teman pasien yang biasa bermain dengan pasien di sekitar rumah bukan merupakan teman pasien ketika di sekolah. Pasien memiliki banyak teman. Pasien suka lomba balap sepeda motor dengan teman- temannya. Menurut ayah pasien, pasien belajar mengendarai sepeda motor sendiri. Karena suka ngebut-ngebut di jalan, pasien dilarang membawa sepeda motor oleh ayahnya, tetapi pasien suka secara diam-diam mengendarai sepeda motor milik temannya.
Menurut ibu pasien, pasien bisa masak mie instan dan masak air untuk dimakan sendiri. Pasien dapat mengerjakan pekerjaan rumah seperti membereskan tempat tidurnya dan melipat selimutnya sendiri. Pasien dapat melakukan makan, minum dan mandi secara mandiri. Tetapi ketika ibu pasien meminta tolong untuk melakukan sesuatu, maka pasien selalu pergi untuk bermain dan tidak mau mengerjakan perintah yang diberikan ibu pasien.
Definisi Retardasi Mental
Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Retardasi mental dapat terjadu dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya
PPDGJ III
Retardasi mental adalah suatu disabilitas yang ditandai dengan suatu limitasi/keterbatasan yang bermakna baik dalam fungsi intelektual maupun perilaku adaptif yang diekspresikan dalam keterampilan konseptual, sosial dan praktis. Keadaan ini terjadi sebelum usia 18 tahun
American Association on Mental Retardation (AAMR)
AAMR (American Association of Mental Retardation), 2002, Mental Retardation:Definition, Classification and Systems of Supports (10th ed.). Washington, DC: AAMR.
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT. Nuh Jaya;
2013.
Epidemiologi
0.37 – 0.59%
Retardasi Mental Ringan
0.3 – 0.4%
Retardasi Mental sedang, berat dan sangat berat
- Tertinggi terdapat pada anak sekolah memerlukan kemampuan kognitif
- Usia dewasa prevalensi menurun untuk bekerja dibutuhkan keterampilan adaptif
- Laki laki > Perempuan
- Amerika Serikat kombinasi retardasi mental dan gangguan perkembangan lain : 1.58%, Retardasi mental saja : 0.78%
- Retardasi mental dgn gang.neurologis : 15 – 30%
Prevalensi
Kaligis F. Pleyte HEW. FKUI. Buku Ajar Psikiatri [Internet]. Reterdasi Mental. Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018
Etiologi
● Faktor etiologi retardasi mental dapat berupa genetik, perkembangan, lingkungan dan kombinasinya.
● Genetik kondisi kromosom dan warisan (down syndrome, fragile X syndrome, dll)
● Perkembangan dan lingkungan pajanan prenatal terhadap infeksi dan toksin
● Lingkungan atau didapat trauma prenatal (prematuritas) dan faktor sosiokultural
● Tingkat keparahan retardasi mental mungkin terkait dengan waktu dan durasi trauma yang diberikan serta tingkat papran pada sistem saraf pusat (SSP).
Kaligis F. Pleyte HEW. FKUI. Buku Ajar Psikiatri [Internet]. Reterdasi Mental. Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018
Etiologi
Genetik Perkembangan Didapat Lingkungan
dan sosial budaya
• Down Syndrome
• Fragile-X Syndrome
• Prader-Wili Syndrome
• Cri-du-cat Syndrome
• Phenylketonuria
• Rett Syndrome
• Neurofibromatosis
• Tuberous Sclerosis
• Lesch-Nyhan Syndrome
• Periode Prenatal
• Rubella (German measles)
• Cytomegalic Inclusion Disease
• Syphilis
• Toxoplasmosis
• Herpes Simplex
• Human Immunodeficiency Virus (HIV)
• Fetal Alcohol Syndrome
• Prenatal Drug Exposure
• Komplikasi kehamilan
• Infeksi
• Trauma kepala
• Asfiksia
• Long-term exposure s
Retardasi mental
ringan telah dikaitkan dengan kekurangan nutrisi dan pengasuhan yang
signifikan
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
Klasifikasi
Derajat Pedoman Diagnostik
Ringan (F70)
- IQ 50 -69
- Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat, tapi dapat mencapai kemampuan berbicara untuk keperluan sehari – hari
- Dapat mandiri penuh dalam merawat diri dan mencapai keterampilan praktis dan rumah tangga
- Kesulitan utama tampak dalam bidang akademik.
- Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil penderita - Keadaan lain menyertai (autisme, gang. Perkembangan lain, epilepsi,
gang. Tingkah laku, atau disabilitas fisik)
Sedang (F71)
- IQ 35 – 49
- Cenderung mendapat tingkat yang lebih tinggi dalam keterampilan visuo- spasial daripada tugas – tugas yang tergantung pada Bahasa
- Tingkat perkembangan Bahasa bervariasi : ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka.
- Lambat dalam perkembangan Bahasa dan prestasi yang terbatas - Kadang – kadang didapatkan gangguan jiwa lain
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT. Nuh Jaya;
2013.
Klasifikasi
Derajat Pedoman Diagnostik
Berat (F72)
- IQ 20 – 34
- Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam hal :
• Gambaran klinis
• Terdapatnya etiologi organic
• Kondisi yang menyertainya
• Tingkat prestasi yang rendah
- Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita gangguan motorik yang mencolok atau defisit lain yang menyertainya, menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan saraf pusat.
Sangat Berat (F73)
- IQ biasanya <20
- Pemahaman dan penggunaan Bahasa terbatas, maksimal mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana.
- Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana tentang memilih dan mencocokkan mungkin dapat dicapainya, dan dengan
pengawasan dan petunjuk yang tepat penderita mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis dan rumah tangga.
- Disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang mempengaruhi mobilitas
- Sering ada gangguan perkembangan pervasive dalam bentuk sangat berat khususnya autism yang tidak khas (atypical autism), terutama pada
penderita yang dapat bergerak
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
Manifestasi Klinis
- Tidak dikenali atau didiagnosis pada seorang anak sampai anak tersebut sekolah dan memperlihatkan keterampilan sosial dan komunikasi.
- Dapat berfungsi secara akademis di tingkat sekolah dasar yang tinggi dan dapat memperoleh keterampilan kejuruan yang cukup untuk mandiri
RM ringan
- Keterampilan komunikasi berkembang lebih lambat dan isolasi sosial dapat terjadi pada tahun – tahun sekolah dasar
- Prestasi akademik biasanya terbatas pada tingkat menegah-dasar
- Membutuhkan tingkat pengawasan yang relative tinggi tetapi bisa kompeten dalam tugas-tugas pekerjaan dalam lingkungan yang mendukung.
RM sedang
- Terlihat jelas pada tahun-tahun prasekolah
- Minimal bicara dan gangguan perkembangan motorik.
- Pada masa remaja, jika Bahasa belum berkembang secara signifikan maka bentuk komunikasi nonverbal yang buruk mungkin telah berkembang.
RM berat
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
Pem. Penunjang
Tes intelegensia
- Wechsler Intelligence Test for Children,
- Wechsler Pre-school and Primary Scale of Intelligence-Revised
- The Stanford-Binet Intelligence Scale, 4rd edition
- The Kaufman Assesment Battery for Children
- The Kaufman and Adult Intelligence Test
Pem. Fisik
Berbagai bagian
tubuh dapat
menunjukkan ciri-ciri pengidentifikasian peristiwa perinatal dan prenatal tertentu atau kondisi yang terkait dengan retardasi mental.
Karakteristik wajah pasien juga dapat menjukkan
Wawancara Psikiatri
Kemampuan
verbal pasien, termasuk Bahasa reseptif dan ekspresif, dapat disaring terlebih dahulu dengan mengamati
komunikasi antara pengasuh dan pasien.
Menjelaskan jalur menuju RM (kehamilan, persalinan, dan riwayat keluarga dengan retardasi mental, kekerabatan orang tua, dan kelainan herediter familial yang diketahui.
Anamnesis
Diagnosis
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
Diagnosis Banding
Diagnosis
Gejala Retardasi Mental
Gangguan belajar/ komunikasi Terbatas pada satu bidang/aspek
Gangguan pada intelektual dan perilaku adaptif bersifat menyeluruh
Gangguan perkembangan pervasif
Terdapat kerusakan pada Qualitative impairment dalam komunikasi dan interaksi sosial
Mampu mengadakan relasi dengan orang meskipun dengan cara imatur
Dementia Bila terdapat kerusakan
kognitif yang spresifik dan ganda, gangguan daya ingat.
Ditegakkan setiap usia
Hanya anak bawah 18 tahun
Tatalaksana
• Pendekatan yang berhubungan dengan etiologi, misalnya menetapkan diet secara dini untuk pasien yang penyebabnya adalah fenilketonuria atau substansi hormon tiroid untuk defisiensi hormon ini.
• Pendidikan yang sesuai dan rehabilitasi
Pendekatan yang terbaru adalah dengan sistem INKLUSI yaitu Pendidikan yang sebagian menyatu dengan sekolah biasa dan disamping itu ada program khusus untuk mengatasi keterbatasan mereka.
• Terapi untuk gangguan fisik dan mental yang menyertai retardasi mental
Kaligis F. Pleyte HEW. FKUI. Buku Ajar Psikiatri [Internet]. Reterdasi Mental. Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018
Peranan Psikiatri dalam RM
● - Memberikan pelayanan klinis kepada pasien yang menderita retardasi mental setelah dilakukan pemeriksaan yang komprehensif
● - Mencegah terjadinya komorbiditas dengan gangguan jiwa lainnya dengan cara menegakkan diagnosis dini dan memberi dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya
● - Menjadi anggota tim multi-disiplin yang mencoba mengadakan penatalaksanaan komprehensif untuk pasien dan keluargnya
● - Melakukan penelitian
Kaligis F. Pleyte HEW. FKUI. Buku Ajar Psikiatri [Internet]. Reterdasi Mental. Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018
Prognosis
● Meskipun gangguan intelektual yang mendasarinya tidak
membaik, pada sebagian besar kasus retardasi mental, tingkat adaptasi meningkat seiring bertambahnya usia dan dapat
dipengaruhi secara positif oleh lingkungan yang diperkaya dan mendukung.
● Gangguan kejiwaan komorbid berdampak negatif terhadap
prognosis keseluruhan. Ketika gangguan kejiwaan ditumpangkan pada kecacatan intelektual, perawatan standar untuk gangguan mental komorbid seringkali bermanfaat; namun, respons yang kurang kuat dan peningkatan kerentanan terhadap efek samping agen logika psikofarmako sering terjadi.
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
Pencegahan
● Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi mental), atau
sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental). Sebab - sebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi,
komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme, kelainan genetik
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
Daftar Pustaka
●AAMR (American Association of Mental Retardation), 2002, Mental Retardation:Definition, Classification and Systems of Supports (10th ed.). Washington, DC: AAMR.
●Kaligis F. Pleyte HEW. FKUI. Buku Ajar Psikiatri [Internet]. Reterdasi Mental. Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2018. Available from:
https://batukota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTc4MDZhYzZhYzAyY2U4ZTBlNTNl
YmJm&xzmn=aHR0cHM6Ly9iYXR1a290YS5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxNS8xMC8zMC85NzgwNmFjNmFj MDJjZThlMGU1M2ViYmYvc3RhdGlzdGlrYS1kYWVyYWgta290YS1iYXR1LTIwMTUuaHRtbA%253D
●Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT.
Nuh Jaya; 2013.
●Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioural Science/Clinical Psychiatry. 11th ed. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 387 p.
●Sularyo S. T, Kadim M. Retardasi Mental. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, 2000. 170 – 177 p.