• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rev1 Proposal Proyek Kuliah Capstone Design Elektro - Kelompok 2

N/A
N/A
komputer2 uta

Academic year: 2025

Membagikan "Rev1 Proposal Proyek Kuliah Capstone Design Elektro - Kelompok 2"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT PROPOSAL

PROYEK MATA KULIAH: CAPSTONE DESIGN ELEKTRO

” SISTEM IoT UNTUK DETEKSI API DAN NAVIGASI ROUTE EVAKUASI BERDASARKAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU ”

Disusun oleh Kelompok 2 Anggota:

1. Meiman Zaro Nazara 2. Feri Heriyanto

3. Ervita Triana Sari

4. Scott Raphael Lie Ngalusi 5. Yuliansyah Nagata

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2025

Jl. Sunter Permai Raya, RT.11/RW.6, Sunter Agung, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350

(2)

HALAMAN SAMPUL DRAFT PROPOSAL

PROYEK MATA KULIAH: CAPSTONE DESIGN ELEKTRO

” SISTEM IoT UNTUK DETEKSI API DAN NAVIGASI ROUTE EVAKUASI BERDASARKAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU ”

Disusun oleh Kelompok 2 Anggota:

1. Meiman Zaro Nazara 2. Feri Heriyanto

3. Ervita Triana Sari

4. Scott Raphael Lie Ngalusi 5. Yuliansyah Nagata

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2025

Jl. Sunter Permai Raya, RT.11/RW.6, Sunter Agung, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa dan berkat Rahmat-Nya disertai limpahan nikmat dan pertolongan-Nya, sehingga kami dapat menyusun proposal proyek mata kuliah Capstone Design Elektro ini dengan baik. Proposal ini membahas rangkaian Capstone Design dengan judul proyek yaitu “Sistem IoT Untuk Deteksi Api Dan Navigasi Route Evakuasi Berdasarkan Sensor Cahaya Dan Sensor Suhu”.

Proposal ini kami susun dengan tujuan untuk mempelajari cara pembuatan rangkaian Fire Protection yang terintegrasi dengan Sensor Pintar dan untuk menyelesaikan laporan akhir proyek mata kuliah Capstone Design Elektro.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai langkah awal untuk pengajuan proyek mata kuliah Capstone Design Elektro. Ucapan terima kasih penulis tunjukan kepada:

1. Bapak Choirul Mufit, S.T., M.T. sebagai dosen mata kuliah Capstone Design Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

2. Rekan-rekan kelompok 2 Project Capstone Design Elektro

3. Rekan-rekan kuliah jurusan Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta

4. Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan penuh dan doa.

Kami berharap proposal ini dapat membantu untuk menyusun laporan project kuliah ke tahapan yang lebih lengkap dan dapat berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baru. Kami berharap akan adanya kritik dan saran supaya kami dapat mengevaluasi project menjadi lebih baik lagi.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

DAFTAR ISI ... 4

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 4

BAB I PENDAHULUAN ... 5

1.1. Latar Belakang ... 5

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Batasan Masalah... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Sistem Evakuasi Kebakaran ... 8

2.2. Standar Keselamatan (SNI dan ISO 7010)... 8

2.3. Sistem IoT ... 8

2.4. Teknologi Sensor untuk Deteksi Kebakaran ... 9

2.5. State of the Art ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 12

3.1. Design Sistem ... 12

3.1.1. Diagram Alir Penelitian ... 12

3.1.2. Sketsa Denah ... 13

3.2. Parameter dan Variabel ... 13

3.2. Cara Kerja Sistem ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 State of the Art Tabel ... 10

Tabel 3. 1 Parameter & Variabel Desain ... 14

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Layer Internet of Things ... 9

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ... 12

Gambar 3. 2 Evacuation Route Map ... 13

Gambar 3. 3 Diagram Alir Logika Sistem Bekerja ... 15

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebakaran merupakan salah satu ancaman serius yang dapat mengakibatkan kerugian material maupun korban jiwa, khususnya di area dengan tingkat hunian tinggi seperti gedung bertingkat. Sistem proteksi kebakaran konvensional yang masih banyak digunakan saat ini cenderung memiliki biaya instalasi yang rendah, namun kurang mampu memberikan perlindungan yang optimal, terutama dalam hal deteksi dini dan pengaturan evakuasi yang efektif [1].

Perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan pengembangan sistem deteksi kebakaran yang lebih cerdas, real-time, serta terintegrasi dengan berbagai media notifikasi seperti SMS, panggilan telepon, hingga aplikasi mobile[1][2][3]. Dengan mengintegrasikan sensor suhu dan sensor cahaya, sistem mampu mengenali perubahan suhu ekstrem dan intensitas cahaya akibat api, sehingga meningkatkan akurasi deteksi potensi kebakaran.

Beberapa penelitian telah membuktikan efektivitas penerapan IoT untuk deteksi dini kebakaran. Misalnya, penggunaan sensor suhu, asap, dan api yang dihubungkan ke mikrokontroler NodeMCU terbukti mampu memberikan notifikasi melalui Telegram dengan tingkat akurasi hingga 95% [4]. Selain itu, sistem mitigasi berbasis IoT juga menunjukkan kecepatan rata-rata deteksi dalam 15,81 detik, sehingga mempercepat respons terhadap insiden kebakaran[5].

Penggunaan strategi penghematan energi, seperti sleep scheduling dalam jaringan sensor IoT, turut menjadi perhatian penting untuk memperpanjang masa pakai sistem monitoring secara keseluruhan [6].

Pengembangan sistem IoT dapat memandu penghuni menuju jalur evakuasi aman secara real-time, menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan keselamatan di gedung bertingkat [7] .

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengembangkan Sistem IoT untuk Deteksi Api dan Navigasi Route Evakuasi Berbasis Sensor Cahaya dan Sensor Suhu yang diharapkan dapat meningkatkan efektivitas deteksi kebakaran dan mempercepat evakuasi penghuni saat keadaan darurat.

(6)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana merancang sistem IoT yang mampu mendeteksi kebakaran secara dini menggunakan sensor suhu dan sensor cahaya?

2. Bagaimana sistem dapat memberikan navigasi jalur evakuasi secara real- time berdasarkan hasil deteksi sensor?

3. Seberapa efektif sistem yang dikembangkan dalam meningkatkan kecepatan deteksi kebakaran dan mempercepat proses evakuasi penghuni gedung?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat mendeteksi potensi kebakaran secara real-time menggunakan sensor suhu dan sensor cahaya.

2. Merancang mekanisme navigasi jalur evakuasi dinamis yang dapat memandu penghuni gedung menuju area aman saat terjadi kebakaran.

3. Menguji efektivitas sistem dalam meningkatkan kecepatan deteksi dan mempercepat proses evakuasi pada situasi darurat kebakaran.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat umum: Menyediakan solusi deteksi dan evakuasi kebakaran berbasis IoT yang lebih cepat dan akurat, sehingga dapat meningkatkan keselamatan penghuni gedung bertingkat.

2. Bagi dunia akademik: Menambah referensi penelitian di bidang Internet of Things (IoT) dalam penerapannya untuk sistem mitigasi bencana kebakaran.

3. Bagi pengembang sistem: Memberikan dasar pengembangan lebih lanjut terhadap sistem deteksi dan navigasi evakuasi berbasis IoT dengan integrasi sensor suhu dan sensor cahaya.

(7)

4. Bagi instansi atau pengelola gedung: Menjadi alternatif sistem proteksi kebakaran yang lebih responsif dan efektif dibandingkan sistem konvensional.

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka ditetapkan beberapa batasan masalah, yaitu:

1. Sistem deteksi hanya menggunakan sensor suhu dan sensor cahaya untuk mendeteksi indikasi kebakaran.

2. Sistem navigasi evakuasi berbasis pada jalur evakuasi sederhana yang telah dipetakan dan tidak mencakup perubahan struktur gedung secara kompleks.

3. Notifikasi evakuasi hanya disampaikan melalui indikator visual (seperti lampu LED) atau media berbasis internet (aplikasi mobile/Telegram).

4. Fokus penelitian terbatas pada pengujian skala kecil di area simulasi atau ruangan tertentu, bukan pada implementasi penuh di seluruh gedung bertingkat.

5. Penelitian tidak membahas secara mendalam tentang sistem pemadaman otomatis seperti sprinkler atau gas suppression system.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Evakuasi Kebakaran

Sistem evakuasi kebakaran adalah serangkaian prosedur dan infrastruktur yang dirancang untuk memandu penghuni gedung keluar dari area bahaya dengan cepat dan aman selama kebakaran [8]. Menurut SNI 03-1746-2000 tata cara perencanaan jalur evakuasi, jalur evakuasi harus memenuhi kriteria berikut:

• Lebar jalur: Minimal 1,2 meter untuk memungkinkan aliran penghuni tanpa kemacetan.

• Jarak ke pintu keluar: Maksimal 25 meter dari titik mana pun di gedung .

• Tanda evakuasi: Harus jelas, menggunakan simbol standard seperti panah arah dan tanda pintu keluar.

2.2. Standar Keselamatan (SNI dan ISO 7010)

Standar keselamatan kebakaran di Indonesia diatur oleh SNI 03-1746-2000 (jalur evakuasi) dan SNI 03-6573-2001(sistem peringatan dan pencahayaan darurat). SNI 03-6573-2001 mensyaratkan:

• Peringatan suara: Minimal 70 dB untuk memastikan audibilitas dalam kondisi bising.

• Pencahayaan darurat: Minimal 10 lux untuk jalur evakuasi agar tetap terlihat dalam kegelapan atau asap.

• Secara internasional, ISO 7010:2019 menetapkan simbol keselamatan seperti:

o E001: Tanda pintu keluar darurat (diterangi LED hijau pada pintu keluar maket Anda).

o E002: Panah arah evakuasi (diterangi LED hijau di jalur menuju Tangga A/B).

2.3. Sistem IoT

Menurut analisa McKinsey Global Institute, internet of things adalah sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk memperoleh data

(9)

dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara independen.

Gambar 2. 1 Layer Internet of Things

Cara kerja internet of things cukup mudah. Setiap benda harus memiliki sebuah IP Address. IP Address adalah sebuah identitas dalam jaringan yang membuat benda tersebut bisa diperintahkan dari benda lain dalam jaringan yang sama. Selanjutnya, IP address dalam benda-benda tersebut akan dikoneksikan ke jaringan internet. Saat ini, koneksi internet sudah sangat mudah kita dapatkan [9].

2.4. Teknologi Sensor untuk Deteksi Kebakaran

Sensor adalah komponen kunci dalam sistem evakuasi cerdas untuk mendeteksi kebakaran. Dalam proyek ini, ada dua sensor utama yang digunakan.

Menurut literatur, deteksi kebakaran yang efektif memerlukan pengukuran asap dan suhu secara bersamaan untuk mengurangi false positives. Pada proyek ini, kami menggunakan tiga sensor utama, yaitu:

• MQ-2: Mendeteksi konsentrasi asap (LPG, metana, karbon monoksida) dengan ambang batas >300 ppm untuk mengindikasikan kebakaran.

• DHT11: Mengukur suhu dengan ambang batas >50°C untuk deteksi kebakaran awal dan >70°C untuk evakuasi segera.

• LDR: SensorLDR (Light Dependent Resistor) mendeteksi intensitas cahaya (>500 lux), merupakan indikator kebakaran yang akurat (sumber baru, 2021).

(10)

2.5. State of the Art

Tabel 2. 1 State of the Art Tabel

No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Latar Belakang Masalah

Metode & Hasil Penelitian

1 Benriwati Maharmi

Integrated IoT Based Fire Prevention and Evacuation System for High-Rise Buildings

Berawal dari tingginya risiko kebakaran seiring dengan peningkatan

pembangunan gedung bertingkat dan skala besar. Sistem perlindungan kebakaran

konvensional dinilai tidak cukup efektif karena cenderung memiliki biaya pemasangan yang rendah tetapi kurang canggih dalam mendeteksi dan memberikan

peringatan dini secara akurat saat kebakaran terjadi

Sistem monitoring kebakaran berbasis sensor yang terintegrasi dengan microcontroller dan platform IoT, menggunakan sensor nyala api (KY-026), sensor gas (MQ-2), dan sensor suhu (LM35), mampu mendeteksi kondisi kebakaran secara lebih akurat dan real-time. Sistem ini juga dilengkapi dengan mekanisme pengiriman notifikasi melalui SMS dan panggilan telepon otomatis kepada petugas pemadam kebakaran dan pengelola gedung.

2 Afsana Khan

An IoT Based Intelligent Fire Evacuation System

Tingginya tingkat kecelakaan kebakaran di bangunan,

khususnya di industri dan gedung bertingkat, yang sering

menyebabkan korban meninggal karena inhalasi asap dan kekurangan jalur evakuasi yang

terencana dengan baik

Menggunakan algoritma pencarian A* (A Star) untuk menentukan jalur tercepat dan teraman menuju keluar. Sistem ini mengintegrasikan berbagai sensor seperti sensor asap, suhu, dan kehadiran manusia untuk mendeteksi kebakaran secara real- time dan menyesuaikan jalur evakuasi sesuai dengan kondisi lalu lintas kerumunan

3 Zaenuar Erfandi

Implementasi Internet of Things (IoT) Untuk Sistem Pemantauan Kebakaran Dini Dengan

Tingginya resiko kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian besar, maka diperlukan sistem deteksi dini yang responsif.

Sistem deteksi

kebakaran berbasis IoT yang dikembangkan mampu mendeteksi berbagai media

kebakaran seperti kayu, plastik, dan kertas dengan tingkat akurasi hingga 95%. Sistem ini

(11)

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian

Latar Belakang Masalah

Metode & Hasil Penelitian Notifikasi

Telegram dan Alarm

mampu memberikan notifikasi secara cepat dalam waktu 2-3 detik setelah deteksi terjadi lebih cepat sekitar 70%

dibandingkan metode manual atau

konvensional.

4

Mochammad Fadillah Putra

Sistem Mitigasi Terintegrasi Tanggap Darurat Kebakaran Berbasis Internet of Things

Kebakaran sering terjadi di daerah padat penduduk dan sulit diprediksi kapan serta di mana akan terjadi.

Penanganan yang lambat karena sulitnya akses, ketidaktepatan informasi lokasi, dan keterlambatan laporan akibat kepanikan warga dapat memperbesar

dampaknya. Teknologi Internet of Things (IoT) dipilih untuk membangun sistem tersebut karena kemampuannya dalam memantau dan

mengirim data secara real-time

Sistem mampu mendeteksi potensi kebakaran secara dini dengan rata-rata waktu pengiriman informasi 15,81 detik dari sensor hingga ke pos pemadam kebakaran.

Setiap sensor dan node diuji efektivitas dan akurasinya. Sensor bekerja optimal pada jarak tertentu dan menghasilkan error yang sangat kecil

dibandingkan alat ukur standar.

Sistem berhasil memberikan informasi lokasi secara akurat karena tiap perangkat memiliki identitas atau alamat tersendiri dalam jaringan

5 Budi Usmanto

Prototype Sistem Pendeteksi Dan Peringatan Dini Bencana Alam Di Indonesia Berbasis Internet of Things (IoT)

Sulitnya memprediksi bencana alam ataupun bencana akibat ulah manusia, maka diperlukan suatu alat untuk memonitoring kejadian bencana alam. Konsep IoT yang dapat terhubung ke internet sangat cocok di terapkan untuk mendeteksi bencana alam di Indonesia

Mengembangkan prototipe IoT untuk deteksi bencana, termasuk kebakaran, menggunakan sensor asap dan suhu. Sistem ini mengirimkan data ke server melalui internet untuk peringatan dini.

Jurnal menyoroti pentingnya ambang batas sensor (misalnya, suhu tinggi atau konsentrasi asap) untuk deteksi akurat.

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Design Sistem

3.1.1. Diagram Alir Penelitian

Proses pembuatan Sistem IoT Untuk Deteksi Api Dan Navigasi Route Evakuasi Berdasarkan Sensor Cahaya Dan Sensor Suhu, diawali dengan identifikasi, studi literatur, desain sistem, pembuatan maket gedung, perakitan rangkaian elektronik, dan pemorgraman arduino.

Berikut merupakan diagram alir penelitian dari Sistem IoT Untuk Deteksi Api Dan Navigasi Route Evakuasi Berdasarkan Sensor Cahaya Dan Sensor Suhu.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

(13)

3.1.2. Sketsa Denah

Pembuatan sketsa denah merupakan bentuk prototype dari simulasi evacuation route yang akan kami lakukan. Berikut adalah bentuk sketsa sederhana yang telah dibuat.

Gambar 3. 2 Evacuation Route Map 3.2. Parameter dan Variabel

Sebelum mendesain proyek sistem jalur evakuasi, maka perlu menentukan parameter (faktor yang diukur) dan variabel (nilai atau ambang batas) yang digunakan untuk sistem tersebut dapat berjalan.

Parameter dan variabel ini harus mengikuti standar keselamatan yang berlaku seperti SNI 03-1746-2000 Jalur Evakuasi, SNI 03-6573-2001 Pencahayaan Darurat dan Peringatan, dan ISO 7010:2019 International Standard Safety Sign.

Berikut penjelasan detail mengenai parameter dan variabel yang digunakan dalam bentuk tabel:

(14)

Tabel 3. 1 Parameter & Variabel Desain Parameter Deskripsi

Variabel (ambang batas/nilai)

Sensor /

Komponen Standard Relevan

Suhu

Mengukur peningkatan

suhu akibat kebakaran.

Minimal: 50°C (indikasi kebakaran awal).

Kritis: >70°C (evakuasi segera).

DHT11, LM35

SNI 03-6573-2001 (peringatan bahaya), NFPA 101 (deteksi kebakaran)

Kepadatan Asap / Zat Beracun

Mengukur konsentrasi

asap atau karbon monoksida

(CO) di udara.

Asap (MQ-2):

>300ppm (kebakaran awal).

CO (MQ-7):

>50ppm (berbahaya bagi

manusia).

MQ-2 (asap), MQ-7 (CO)

ISO 7010 (tanda evakuasi untuk visibilitas rendah), OSHA (batas CO: 50 ppm).

Waktu respons

Waktu dari deteksi kebakaran

hingga aktivasi peringatan

(buzzer, audio, LED).

Maksimum: 2 detik (untuk

buzzer) Audio/LED: 5 detik (sinkronasi)

Timer internal Arduino

SNI 03-6573-2001 (sistem peringatan cepat),

IBC Chapter 10 (respons evakuasi).

Kapasitas jalur evakuasi

Jumlah penghuni yang dapat ditampung jalur tanpa kemacetan.

Lebar jalur (skala maket): 5cm (setara 1,2m) Kapasitas: (0,2

inch/org)

Desain maket (manual)

SNI 03-1746-2000, NFPA 101 (kapasitas egress: 0,2 inci/orang untuk koridor).

Jarak ke pintu

Jarak maksimum

dari titik mana pun di

gedung ke pintu keluar

Maksimum (skala maket): 10cm

setara 25m

Desain maket (manual)

SNI 03-1746-2000, IBC (jarak travel maksimum: 200-250 kaki).

Intensitas audio

Tingkat kekuatan suara untuk memastikan peringatan

terdengar jelas.

Minimal: 70dB (didekat maket)

Volume DFPlayer: 20-25

(skala 0-30)

DFPlayer mini, speaker

SNI 03-6573-2001 (sistem peringatan suara), ISO 7731 (kriteria audibilitas).

(15)

Parameter Deskripsi

Variabel (ambang batas/nilai)

Sensor /

Komponen Standard Relevan

Intensitas Pencahayaan

LED

Kecerahan LED untuk visibilitas

tanda evakuasi

dalam kondisi darurat

Minimal: 10lux (lED hijau untuk

tanda E002) Arus LED: 20mA

LED hijau/merah

SNI 03-6573-2001,

ISO 16069

(pencahayaan darurat low-location).

*Note:

• PPM (Parts Per Million): konsentrasi suatu zat yang terdapat dalam suatu larutan dengan jumlah yang lebih sedikit. PPM sering digunakan untuk mengukur kualitas udara, khususnya polutan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon (O3).

3.2. Cara Kerja Sistem

Setelah menetukan parameter dan variabel dalam menyusun sebuah project, berikut logika sistem evacuation route based IoT dapat bekerja dapat diimplemetasikan dalam bentuk diagram alir.

Gambar 3. 3 Diagram Alir Logika Sistem Bekerja

(16)

DAFTAR PUSTAKA

[1] B. Maharmi and T. Ramdha, “Integrated IoT-Based Fire Prevention and Evacuation System for High-Rise Buildings,” vol. 68, no. 3, pp. 161–168, 2024.

[2] P. Studi, T. Listrik, P. N. Ketapang, J. Rangga, and S. D. Ketapang,

“Rancang Bangun Sepeda Listrik Self Charging Dengan Memanfaatkan Motor Dc Sebagai Alternator,” vol. 03, no. 01, pp. 7–12, 2024, doi:

10.58466/entries.

[3] C. Hariveena, K. Anitha, and P. Ramesh, “IoT-based Fire Detection and Prevention System,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 981, no. 4, pp. 0–

5, 2020, doi: 10.1088/1757-899X/981/4/042080.

[4] S. T. Informatika, U. D. Bangsa, K. Gedung, N. Telegram, and S.

Pemantauan, “Implementasi Internet of Things (IoT) Untuk Sistem Pemantauan Kebakaran Dini Dengan Notifikasi Telegram dan Alarm 1,2,3,”

vol. 8, no. 1, 2025.

[5] Mochammad Fadillah Putra, Sutisna, Firmansyah M S Nursuwars, and Andri Ulus Rahayu, “Sistem Mitigasi Terintegrasi Tanggap Darurat Kebakaran Berbasis Internet of Things,” Epsil. J. Electr. Eng. Inf. Technol., vol. 20, no.

1, pp. 10–19, 2022, doi: 10.55893/epsilon.v20i1.80.

[6] M. El-Hosseini, H. ZainEldin, H. Arafat, and M. Badawy, “A fire detection model based on power-aware scheduling for IoT-sensors in smart cities with partial coverage,” J. Ambient Intell. Humaniz. Comput., vol. 12, no. 2, pp.

2629–2648, 2021, doi: 10.1007/s12652-020-02425-w.

[7] M. Wimala, A. O. Candra, and T. H. Setiawan, “Potensi Pengembangan Persyaratan Standar Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul pada Bangunan Sekolah di Indonesia,” RekaRacana J. Tek. Sipil, vol. 8, no. 3, p. 185, 2023, doi: 10.26760/rekaracana.v8i3.185.

[8] W. Sujatmiko et al., “The Application of the Standard of Fire Safety Evacuation In Building in Indonesia,” vol. 11, no. 2, pp. 116–127, 2016.

[9] J. K. Budi Usmanto, “Prototype Sistem Pendeteksi Dan Peringatan Dini Bencana Alam Di Indonesia Berbasis Internet Of Things (IoT),” J. Sist. Inf.

Telemat., vol. 7, no. 1, pp. 1–17, 2018.

Referensi

Dokumen terkait