DRAFT PROPOSAL
PROYEK MATA KULIAH: CAPSTONE DESIGN ELEKTRO
” SISTEM IoT UNTUK DETEKSI API DAN NAVIGASI ROUTE EVAKUASI BERDASARKAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU ”
Disusun oleh Kelompok 2 Anggota:
1. Meiman Zaro Nazara 2. Feri Heriyanto
3. Ervita Triana Sari
4. Scott Raphael Lie Ngalusi 5. Yuliansyah Nagata
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2025
Jl. Sunter Permai Raya, RT.11/RW.6, Sunter Agung, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350
HALAMAN SAMPUL DRAFT PROPOSAL
PROYEK MATA KULIAH: CAPSTONE DESIGN ELEKTRO
” SISTEM IoT UNTUK DETEKSI API DAN NAVIGASI ROUTE EVAKUASI BERDASARKAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU ”
Disusun oleh Kelompok 2 Anggota:
1. Meiman Zaro Nazara 2. Feri Heriyanto
3. Ervita Triana Sari
4. Scott Raphael Lie Ngalusi 5. Yuliansyah Nagata
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2025
Jl. Sunter Permai Raya, RT.11/RW.6, Sunter Agung, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa dan berkat Rahmat-Nya disertai limpahan nikmat dan pertolongan-Nya, sehingga kami dapat menyusun proposal proyek mata kuliah Capstone Design Elektro ini dengan baik. Proposal ini membahas rangkaian Capstone Design dengan judul proyek yaitu “Sistem IoT Untuk Deteksi Api Dan Navigasi Route Evakuasi Berdasarkan Sensor Cahaya Dan Sensor Suhu”.
Proposal ini kami susun dengan tujuan untuk mempelajari cara pembuatan rangkaian Fire Protection yang terintegrasi dengan Sensor Pintar dan untuk menyelesaikan laporan akhir proyek mata kuliah Capstone Design Elektro.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai langkah awal untuk pengajuan proyek mata kuliah Capstone Design Elektro. Ucapan terima kasih penulis tunjukan kepada:
1. Bapak Choirul Mufit, S.T., M.T. sebagai dosen mata kuliah Capstone Design Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
2. Rekan-rekan kelompok 2 Project Capstone Design Elektro
3. Rekan-rekan kuliah jurusan Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta
4. Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan penuh dan doa.
Kami berharap proposal ini dapat membantu untuk menyusun laporan project kuliah ke tahapan yang lebih lengkap dan dapat berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baru. Kami berharap akan adanya kritik dan saran supaya kami dapat mengevaluasi project menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... 2
KATA PENGANTAR ... 3
DAFTAR ISI ... 4
DAFTAR TABEL ... 4
DAFTAR GAMBAR ... 4
BAB I PENDAHULUAN ... 5
1.1. Latar Belakang ... 5
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Batasan Masalah... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Sistem Evakuasi Kebakaran ... 8
2.2. Standar Keselamatan (SNI dan ISO 7010)... 8
2.3. Sistem IoT ... 8
2.4. Teknologi Sensor untuk Deteksi Kebakaran ... 9
2.5. State of the Art ... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 12
3.1. Design Sistem ... 12
3.1.1. Diagram Alir Penelitian ... 12
3.1.2. Sketsa Denah ... 13
3.2. Parameter dan Variabel ... 13
3.2. Cara Kerja Sistem ... 15
DAFTAR PUSTAKA ... 16
DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 State of the Art Tabel ... 10
Tabel 3. 1 Parameter & Variabel Desain ... 14
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Layer Internet of Things ... 9
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ... 12
Gambar 3. 2 Evacuation Route Map ... 13
Gambar 3. 3 Diagram Alir Logika Sistem Bekerja ... 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kebakaran merupakan salah satu ancaman serius yang dapat mengakibatkan kerugian material maupun korban jiwa, khususnya di area dengan tingkat hunian tinggi seperti gedung bertingkat. Sistem proteksi kebakaran konvensional yang masih banyak digunakan saat ini cenderung memiliki biaya instalasi yang rendah, namun kurang mampu memberikan perlindungan yang optimal, terutama dalam hal deteksi dini dan pengaturan evakuasi yang efektif [1].
Perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan pengembangan sistem deteksi kebakaran yang lebih cerdas, real-time, serta terintegrasi dengan berbagai media notifikasi seperti SMS, panggilan telepon, hingga aplikasi mobile[1][2][3]. Dengan mengintegrasikan sensor suhu dan sensor cahaya, sistem mampu mengenali perubahan suhu ekstrem dan intensitas cahaya akibat api, sehingga meningkatkan akurasi deteksi potensi kebakaran.
Beberapa penelitian telah membuktikan efektivitas penerapan IoT untuk deteksi dini kebakaran. Misalnya, penggunaan sensor suhu, asap, dan api yang dihubungkan ke mikrokontroler NodeMCU terbukti mampu memberikan notifikasi melalui Telegram dengan tingkat akurasi hingga 95% [4]. Selain itu, sistem mitigasi berbasis IoT juga menunjukkan kecepatan rata-rata deteksi dalam 15,81 detik, sehingga mempercepat respons terhadap insiden kebakaran[5].
Penggunaan strategi penghematan energi, seperti sleep scheduling dalam jaringan sensor IoT, turut menjadi perhatian penting untuk memperpanjang masa pakai sistem monitoring secara keseluruhan [6].
Pengembangan sistem IoT dapat memandu penghuni menuju jalur evakuasi aman secara real-time, menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan keselamatan di gedung bertingkat [7] .
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengembangkan Sistem IoT untuk Deteksi Api dan Navigasi Route Evakuasi Berbasis Sensor Cahaya dan Sensor Suhu yang diharapkan dapat meningkatkan efektivitas deteksi kebakaran dan mempercepat evakuasi penghuni saat keadaan darurat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana merancang sistem IoT yang mampu mendeteksi kebakaran secara dini menggunakan sensor suhu dan sensor cahaya?
2. Bagaimana sistem dapat memberikan navigasi jalur evakuasi secara real- time berdasarkan hasil deteksi sensor?
3. Seberapa efektif sistem yang dikembangkan dalam meningkatkan kecepatan deteksi kebakaran dan mempercepat proses evakuasi penghuni gedung?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat mendeteksi potensi kebakaran secara real-time menggunakan sensor suhu dan sensor cahaya.
2. Merancang mekanisme navigasi jalur evakuasi dinamis yang dapat memandu penghuni gedung menuju area aman saat terjadi kebakaran.
3. Menguji efektivitas sistem dalam meningkatkan kecepatan deteksi dan mempercepat proses evakuasi pada situasi darurat kebakaran.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat umum: Menyediakan solusi deteksi dan evakuasi kebakaran berbasis IoT yang lebih cepat dan akurat, sehingga dapat meningkatkan keselamatan penghuni gedung bertingkat.
2. Bagi dunia akademik: Menambah referensi penelitian di bidang Internet of Things (IoT) dalam penerapannya untuk sistem mitigasi bencana kebakaran.
3. Bagi pengembang sistem: Memberikan dasar pengembangan lebih lanjut terhadap sistem deteksi dan navigasi evakuasi berbasis IoT dengan integrasi sensor suhu dan sensor cahaya.
4. Bagi instansi atau pengelola gedung: Menjadi alternatif sistem proteksi kebakaran yang lebih responsif dan efektif dibandingkan sistem konvensional.
1.5. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka ditetapkan beberapa batasan masalah, yaitu:
1. Sistem deteksi hanya menggunakan sensor suhu dan sensor cahaya untuk mendeteksi indikasi kebakaran.
2. Sistem navigasi evakuasi berbasis pada jalur evakuasi sederhana yang telah dipetakan dan tidak mencakup perubahan struktur gedung secara kompleks.
3. Notifikasi evakuasi hanya disampaikan melalui indikator visual (seperti lampu LED) atau media berbasis internet (aplikasi mobile/Telegram).
4. Fokus penelitian terbatas pada pengujian skala kecil di area simulasi atau ruangan tertentu, bukan pada implementasi penuh di seluruh gedung bertingkat.
5. Penelitian tidak membahas secara mendalam tentang sistem pemadaman otomatis seperti sprinkler atau gas suppression system.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Evakuasi Kebakaran
Sistem evakuasi kebakaran adalah serangkaian prosedur dan infrastruktur yang dirancang untuk memandu penghuni gedung keluar dari area bahaya dengan cepat dan aman selama kebakaran [8]. Menurut SNI 03-1746-2000 tata cara perencanaan jalur evakuasi, jalur evakuasi harus memenuhi kriteria berikut:
• Lebar jalur: Minimal 1,2 meter untuk memungkinkan aliran penghuni tanpa kemacetan.
• Jarak ke pintu keluar: Maksimal 25 meter dari titik mana pun di gedung .
• Tanda evakuasi: Harus jelas, menggunakan simbol standard seperti panah arah dan tanda pintu keluar.
2.2. Standar Keselamatan (SNI dan ISO 7010)
Standar keselamatan kebakaran di Indonesia diatur oleh SNI 03-1746-2000 (jalur evakuasi) dan SNI 03-6573-2001(sistem peringatan dan pencahayaan darurat). SNI 03-6573-2001 mensyaratkan:
• Peringatan suara: Minimal 70 dB untuk memastikan audibilitas dalam kondisi bising.
• Pencahayaan darurat: Minimal 10 lux untuk jalur evakuasi agar tetap terlihat dalam kegelapan atau asap.
• Secara internasional, ISO 7010:2019 menetapkan simbol keselamatan seperti:
o E001: Tanda pintu keluar darurat (diterangi LED hijau pada pintu keluar maket Anda).
o E002: Panah arah evakuasi (diterangi LED hijau di jalur menuju Tangga A/B).
2.3. Sistem IoT
Menurut analisa McKinsey Global Institute, internet of things adalah sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk memperoleh data
dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara independen.
Gambar 2. 1 Layer Internet of Things
Cara kerja internet of things cukup mudah. Setiap benda harus memiliki sebuah IP Address. IP Address adalah sebuah identitas dalam jaringan yang membuat benda tersebut bisa diperintahkan dari benda lain dalam jaringan yang sama. Selanjutnya, IP address dalam benda-benda tersebut akan dikoneksikan ke jaringan internet. Saat ini, koneksi internet sudah sangat mudah kita dapatkan [9].
2.4. Teknologi Sensor untuk Deteksi Kebakaran
Sensor adalah komponen kunci dalam sistem evakuasi cerdas untuk mendeteksi kebakaran. Dalam proyek ini, ada dua sensor utama yang digunakan.
Menurut literatur, deteksi kebakaran yang efektif memerlukan pengukuran asap dan suhu secara bersamaan untuk mengurangi false positives. Pada proyek ini, kami menggunakan tiga sensor utama, yaitu:
• MQ-2: Mendeteksi konsentrasi asap (LPG, metana, karbon monoksida) dengan ambang batas >300 ppm untuk mengindikasikan kebakaran.
• DHT11: Mengukur suhu dengan ambang batas >50°C untuk deteksi kebakaran awal dan >70°C untuk evakuasi segera.
• LDR: SensorLDR (Light Dependent Resistor) mendeteksi intensitas cahaya (>500 lux), merupakan indikator kebakaran yang akurat (sumber baru, 2021).
2.5. State of the Art
Tabel 2. 1 State of the Art Tabel
No. Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Latar Belakang Masalah
Metode & Hasil Penelitian
1 Benriwati Maharmi
Integrated IoT Based Fire Prevention and Evacuation System for High-Rise Buildings
Berawal dari tingginya risiko kebakaran seiring dengan peningkatan
pembangunan gedung bertingkat dan skala besar. Sistem perlindungan kebakaran
konvensional dinilai tidak cukup efektif karena cenderung memiliki biaya pemasangan yang rendah tetapi kurang canggih dalam mendeteksi dan memberikan
peringatan dini secara akurat saat kebakaran terjadi
Sistem monitoring kebakaran berbasis sensor yang terintegrasi dengan microcontroller dan platform IoT, menggunakan sensor nyala api (KY-026), sensor gas (MQ-2), dan sensor suhu (LM35), mampu mendeteksi kondisi kebakaran secara lebih akurat dan real-time. Sistem ini juga dilengkapi dengan mekanisme pengiriman notifikasi melalui SMS dan panggilan telepon otomatis kepada petugas pemadam kebakaran dan pengelola gedung.
2 Afsana Khan
An IoT Based Intelligent Fire Evacuation System
Tingginya tingkat kecelakaan kebakaran di bangunan,
khususnya di industri dan gedung bertingkat, yang sering
menyebabkan korban meninggal karena inhalasi asap dan kekurangan jalur evakuasi yang
terencana dengan baik
Menggunakan algoritma pencarian A* (A Star) untuk menentukan jalur tercepat dan teraman menuju keluar. Sistem ini mengintegrasikan berbagai sensor seperti sensor asap, suhu, dan kehadiran manusia untuk mendeteksi kebakaran secara real- time dan menyesuaikan jalur evakuasi sesuai dengan kondisi lalu lintas kerumunan
3 Zaenuar Erfandi
Implementasi Internet of Things (IoT) Untuk Sistem Pemantauan Kebakaran Dini Dengan
Tingginya resiko kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian besar, maka diperlukan sistem deteksi dini yang responsif.
Sistem deteksi
kebakaran berbasis IoT yang dikembangkan mampu mendeteksi berbagai media
kebakaran seperti kayu, plastik, dan kertas dengan tingkat akurasi hingga 95%. Sistem ini
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Latar Belakang Masalah
Metode & Hasil Penelitian Notifikasi
Telegram dan Alarm
mampu memberikan notifikasi secara cepat dalam waktu 2-3 detik setelah deteksi terjadi lebih cepat sekitar 70%
dibandingkan metode manual atau
konvensional.
4
Mochammad Fadillah Putra
Sistem Mitigasi Terintegrasi Tanggap Darurat Kebakaran Berbasis Internet of Things
Kebakaran sering terjadi di daerah padat penduduk dan sulit diprediksi kapan serta di mana akan terjadi.
Penanganan yang lambat karena sulitnya akses, ketidaktepatan informasi lokasi, dan keterlambatan laporan akibat kepanikan warga dapat memperbesar
dampaknya. Teknologi Internet of Things (IoT) dipilih untuk membangun sistem tersebut karena kemampuannya dalam memantau dan
mengirim data secara real-time
Sistem mampu mendeteksi potensi kebakaran secara dini dengan rata-rata waktu pengiriman informasi 15,81 detik dari sensor hingga ke pos pemadam kebakaran.
Setiap sensor dan node diuji efektivitas dan akurasinya. Sensor bekerja optimal pada jarak tertentu dan menghasilkan error yang sangat kecil
dibandingkan alat ukur standar.
Sistem berhasil memberikan informasi lokasi secara akurat karena tiap perangkat memiliki identitas atau alamat tersendiri dalam jaringan
5 Budi Usmanto
Prototype Sistem Pendeteksi Dan Peringatan Dini Bencana Alam Di Indonesia Berbasis Internet of Things (IoT)
Sulitnya memprediksi bencana alam ataupun bencana akibat ulah manusia, maka diperlukan suatu alat untuk memonitoring kejadian bencana alam. Konsep IoT yang dapat terhubung ke internet sangat cocok di terapkan untuk mendeteksi bencana alam di Indonesia
Mengembangkan prototipe IoT untuk deteksi bencana, termasuk kebakaran, menggunakan sensor asap dan suhu. Sistem ini mengirimkan data ke server melalui internet untuk peringatan dini.
Jurnal menyoroti pentingnya ambang batas sensor (misalnya, suhu tinggi atau konsentrasi asap) untuk deteksi akurat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Design Sistem
3.1.1. Diagram Alir Penelitian
Proses pembuatan Sistem IoT Untuk Deteksi Api Dan Navigasi Route Evakuasi Berdasarkan Sensor Cahaya Dan Sensor Suhu, diawali dengan identifikasi, studi literatur, desain sistem, pembuatan maket gedung, perakitan rangkaian elektronik, dan pemorgraman arduino.
Berikut merupakan diagram alir penelitian dari Sistem IoT Untuk Deteksi Api Dan Navigasi Route Evakuasi Berdasarkan Sensor Cahaya Dan Sensor Suhu.
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
3.1.2. Sketsa Denah
Pembuatan sketsa denah merupakan bentuk prototype dari simulasi evacuation route yang akan kami lakukan. Berikut adalah bentuk sketsa sederhana yang telah dibuat.
Gambar 3. 2 Evacuation Route Map 3.2. Parameter dan Variabel
Sebelum mendesain proyek sistem jalur evakuasi, maka perlu menentukan parameter (faktor yang diukur) dan variabel (nilai atau ambang batas) yang digunakan untuk sistem tersebut dapat berjalan.
Parameter dan variabel ini harus mengikuti standar keselamatan yang berlaku seperti SNI 03-1746-2000 Jalur Evakuasi, SNI 03-6573-2001 Pencahayaan Darurat dan Peringatan, dan ISO 7010:2019 International Standard Safety Sign.
Berikut penjelasan detail mengenai parameter dan variabel yang digunakan dalam bentuk tabel:
Tabel 3. 1 Parameter & Variabel Desain Parameter Deskripsi
Variabel (ambang batas/nilai)
Sensor /
Komponen Standard Relevan
Suhu
Mengukur peningkatan
suhu akibat kebakaran.
Minimal: 50°C (indikasi kebakaran awal).
Kritis: >70°C (evakuasi segera).
DHT11, LM35
SNI 03-6573-2001 (peringatan bahaya), NFPA 101 (deteksi kebakaran)
Kepadatan Asap / Zat Beracun
Mengukur konsentrasi
asap atau karbon monoksida
(CO) di udara.
Asap (MQ-2):
>300ppm (kebakaran awal).
CO (MQ-7):
>50ppm (berbahaya bagi
manusia).
MQ-2 (asap), MQ-7 (CO)
ISO 7010 (tanda evakuasi untuk visibilitas rendah), OSHA (batas CO: 50 ppm).
Waktu respons
Waktu dari deteksi kebakaran
hingga aktivasi peringatan
(buzzer, audio, LED).
Maksimum: 2 detik (untuk
buzzer) Audio/LED: 5 detik (sinkronasi)
Timer internal Arduino
SNI 03-6573-2001 (sistem peringatan cepat),
IBC Chapter 10 (respons evakuasi).
Kapasitas jalur evakuasi
Jumlah penghuni yang dapat ditampung jalur tanpa kemacetan.
Lebar jalur (skala maket): 5cm (setara 1,2m) Kapasitas: (0,2
inch/org)
Desain maket (manual)
SNI 03-1746-2000, NFPA 101 (kapasitas egress: 0,2 inci/orang untuk koridor).
Jarak ke pintu
Jarak maksimum
dari titik mana pun di
gedung ke pintu keluar
Maksimum (skala maket): 10cm
setara 25m
Desain maket (manual)
SNI 03-1746-2000, IBC (jarak travel maksimum: 200-250 kaki).
Intensitas audio
Tingkat kekuatan suara untuk memastikan peringatan
terdengar jelas.
Minimal: 70dB (didekat maket)
Volume DFPlayer: 20-25
(skala 0-30)
DFPlayer mini, speaker
SNI 03-6573-2001 (sistem peringatan suara), ISO 7731 (kriteria audibilitas).
Parameter Deskripsi
Variabel (ambang batas/nilai)
Sensor /
Komponen Standard Relevan
Intensitas Pencahayaan
LED
Kecerahan LED untuk visibilitas
tanda evakuasi
dalam kondisi darurat
Minimal: 10lux (lED hijau untuk
tanda E002) Arus LED: 20mA
LED hijau/merah
SNI 03-6573-2001,
ISO 16069
(pencahayaan darurat low-location).
*Note:
• PPM (Parts Per Million): konsentrasi suatu zat yang terdapat dalam suatu larutan dengan jumlah yang lebih sedikit. PPM sering digunakan untuk mengukur kualitas udara, khususnya polutan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon (O3).
3.2. Cara Kerja Sistem
Setelah menetukan parameter dan variabel dalam menyusun sebuah project, berikut logika sistem evacuation route based IoT dapat bekerja dapat diimplemetasikan dalam bentuk diagram alir.
Gambar 3. 3 Diagram Alir Logika Sistem Bekerja
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Maharmi and T. Ramdha, “Integrated IoT-Based Fire Prevention and Evacuation System for High-Rise Buildings,” vol. 68, no. 3, pp. 161–168, 2024.
[2] P. Studi, T. Listrik, P. N. Ketapang, J. Rangga, and S. D. Ketapang,
“Rancang Bangun Sepeda Listrik Self Charging Dengan Memanfaatkan Motor Dc Sebagai Alternator,” vol. 03, no. 01, pp. 7–12, 2024, doi:
10.58466/entries.
[3] C. Hariveena, K. Anitha, and P. Ramesh, “IoT-based Fire Detection and Prevention System,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 981, no. 4, pp. 0–
5, 2020, doi: 10.1088/1757-899X/981/4/042080.
[4] S. T. Informatika, U. D. Bangsa, K. Gedung, N. Telegram, and S.
Pemantauan, “Implementasi Internet of Things (IoT) Untuk Sistem Pemantauan Kebakaran Dini Dengan Notifikasi Telegram dan Alarm 1,2,3,”
vol. 8, no. 1, 2025.
[5] Mochammad Fadillah Putra, Sutisna, Firmansyah M S Nursuwars, and Andri Ulus Rahayu, “Sistem Mitigasi Terintegrasi Tanggap Darurat Kebakaran Berbasis Internet of Things,” Epsil. J. Electr. Eng. Inf. Technol., vol. 20, no.
1, pp. 10–19, 2022, doi: 10.55893/epsilon.v20i1.80.
[6] M. El-Hosseini, H. ZainEldin, H. Arafat, and M. Badawy, “A fire detection model based on power-aware scheduling for IoT-sensors in smart cities with partial coverage,” J. Ambient Intell. Humaniz. Comput., vol. 12, no. 2, pp.
2629–2648, 2021, doi: 10.1007/s12652-020-02425-w.
[7] M. Wimala, A. O. Candra, and T. H. Setiawan, “Potensi Pengembangan Persyaratan Standar Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul pada Bangunan Sekolah di Indonesia,” RekaRacana J. Tek. Sipil, vol. 8, no. 3, p. 185, 2023, doi: 10.26760/rekaracana.v8i3.185.
[8] W. Sujatmiko et al., “The Application of the Standard of Fire Safety Evacuation In Building in Indonesia,” vol. 11, no. 2, pp. 116–127, 2016.
[9] J. K. Budi Usmanto, “Prototype Sistem Pendeteksi Dan Peringatan Dini Bencana Alam Di Indonesia Berbasis Internet Of Things (IoT),” J. Sist. Inf.
Telemat., vol. 7, no. 1, pp. 1–17, 2018.