PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR PADA SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM MENGGUNAKN EPANET 2.0DI KECAMATAN KARANG DAPO KABUPATEN MUSI
RAWAS UTARA
Oleh : M Padil Pratama
02072000021
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSI RAWAS
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmatsehat, iman, serta ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Analisis Jaringan Distribusi Air Pada Sistem Penyedian Air Minum Di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikantingkat sarjana (S1) pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Musi Rawas.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan petunjuk dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, antara lain kepada :
1) Prof. Dr. Ir. Andy Maulana , M.Sc, selaku Rektor Universitas Musi Rawas 2) Okma Yendri, ST.,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Musi Rawas yang juga sebagai Dosen Pembimbing I dalam mengarahkan penulis pada penyusunan Laporan Penelitian/Skripsi ini.
3) Anna Emiliawati, ST., M.Eng, selaku Pembantu Dekan I Prodi Teknik SipilUniversitas Musi Rawas.
4) Santi Sani, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing II dalam mengarahkan penulis pada penyusunan Laporan Penelitian/Skripsi ini.
5) Addy Sumarsono, ST., MT Selaku Ka. Prodi Fakultas Teknik Universitas Musi Rawas, yang telah membantu memberikan ilmu ditempat perkuliahan.
6) Dosen-Dosen dan Staf Prodi Fakultas Teknik Sipil Universitas Musi
Rawasyang telah memberikan ilmu ditempat perkuliahan.
7) Kepada kedua orang tua dan saudara karena telah memberi semangat dan doa serta tenaga dalam kelancaran penulisan Laporan Penelitian/Skripsi ini.
8) Teman-teman seperjuangan angkatan 2020 dan banyak pihak lain yang tidakdapat disebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu penulis untuk menyelesaikan Proposal Penelitian/Skripsi ini.
9) Semua pihak yang telah memberikan informasi dalam penyusunan Laporanini.
Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa Laporan Penelitian/Skripsi yang telahdibuat ini jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan. Semoga proposal skripsi yang telah dibuat ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi wabaraakatuh
Lubuklinggau, Maret 2024
M. Padil Pratama
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN...i
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR...ix
DAFTAR TABEL...x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan...3
1.4 Batasan Masalah...3
1.5Manfaat Penelitian ... 3
1.6Sistematika Laporan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Penelitian Sebelumnya ... 5
2.2Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 5
2.3Pengertian Air ... 13
2.4Sumber Air Baku ... 13
2.5 Sistem Penyedian Air Minum...14
2.6 Unit-Unit Sistem Penyedian Air Bersih...15
2.7Fluktuasi Penggunaan Air ... 17
2.8Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ... 17
2.9 Sistem Penyedian Air Minum Ibu Kota Kecamatan...18
2.10 Deskripsi Daerah Aliran ... 19
BAB III LANDASAN TEORI 3.1Sistem Distribusi ... 20
3.1.1Umum ... 20
3.1.2Faktor Penentu Sistem Distribusi ... 21
3.1.3Jaringan Distribusi ... 22
3.1.4Pengaliran Perpompaan ... 22
3.1.5Pengertian pipa ... 23
3.1.6Jenis – Jenis Pipa Distribusi ... 24
3.2Prinsip Penyediaan Air Minum ... 24
3.2.1Persyaratan ... 25
3.3Transmisi ... 26
3.3.1 Sistem Transmisi dan Reservoir...26
3.3.2Kapasitas Saluran Transmisi ... 27
3.3.3 Ukran Saluran Transmisi...27
3.3.4Perlengkapan ... 27
3.4Pengenalan Epanet ... 27
3.4.1Kegunaan EPANET ... 28
3.4.2Input Data Dalam EPANET ... 30
3.4.3 Komonen Dalam Program EPANET...31
3.5Perhitungan Secara Manual ... 34
3.5.1 Elevasi...34
3.5.2Debit ... 34
3.5.3 Kebutuhan air rata – rata ( base demand )...34
3.5.4 Kecepatan Aliran ( Velocity )...35
3.5.5 Kebutuhan Air ( Demand)...35
3.5.6 Perhitungan Tekanan Air ( Pressure )...36
3.6Fluktuasi Pemakaian Air ... 36
3.7Sistem Penyediaan Air Bersih ... 37
3.7.1Keadaan Umum ... 37
3.7.2Sumber Air ... 37
3.7.3Sistem Pengolahan Air Bersih ... 37
3.8Sistem Distribusi Air Bersih ... 38
3.8.1Jenis Sistem Distribusi Air Bersih ... 38
3.8.2Sistem Pelayanan ... 41
3.9 Kehilangan Air...41
3.10Beban Tiap Blok Pelayanan. ... 41
3.11Keperluan Air ... 41
3.11.1 Standar Kebutuhan Air...42
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1Lokasi Penelitian ... 43
4.2Waktu Penelitian ... 43
4.3Alat Penelitian ... 44
4.4Metodelogi Penelitian ... 44
4.4.1Pendefinisian Masalah Dan Studi Literatur ... 45
4.4.2Pengkajian Model Eksisting ... 45
4.4.3 Identfikasi Masalah...46
4.4.4Studi Literatur ... 46
4.4.5Pengumpulan Data ... 46
4.4.6Pengolahan Data ... 46
4.4.7Data Penduduk ... 47
4.4.8Kondisi Jaringan Air ... 47
4.4.9Data Jaringan Pipa ... 47
4.4.10Pengambilan Data ... 47
4.5Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian ... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Sistem Dsitribusi Pipa Percabangan...39
Gambar 3.1 Sistem Dsitribusi Pipa Gridiron...40
Gambar 3.1 Sistem Dsitribusi Pipa Melingkar...40
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian...43
Gambar 3.1 Flowchart Bagan Alir Metode Penelitian...48
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedan Penelitian dan Hasil Penelitian...6 Tabel 3.1 Nama Menu dan Penjelasan Program EPANET...30 Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian...44
1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Air bersih merupakan kebutuhan vital mahluk hidup, terutama bagi umat manusia yang hidup menyebar diseluruh permukaan bumi baik didaerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehinggaapabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. (Ketentuan Umum Permenkes No.416/ Menkes/PER/IX/1990).
Pemenuhan kebutuhan air terus meningkat sejalan dengan kemajuan perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk yang ada. Air minum memiliki peran yang sangat signifikan dalam perkembangan kabupaten/kota. Hal ini disebabkan oleh pentingnya air minum dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta keberlanjutan produktivitas perekonomian.
Membantu memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat adalah salah satu tanggung jawab utama pemerintah. Salah satu cara pemerintah memenuhi tanggung jawab ini adalah dengan menyediakan akses air minum yang penting bagi kesehatan, kebersihan, dan produktivitas masyarakat. Salah satu bukti pelayanan dari pemerintah adalah dibentuknya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). SPAM merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen fisik dan non-fisik yang saling berintegrasi. Komponen fisik meliputi prasarana dan sarana penyediaan air minum, sedangkan komponen non-fisik mencakup aspek kelembagaan, manajemen, keuangan, partisipasi masyarakat, dan peraturan hukum yang terkait. SPAM Kecamatan Karang Dapo terletak di kecamatan Karang Dapo itu sendiri.
Kecamatan Karang Dapo adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara sebagian besar mata pencarian masyarakat adalah petani.
Di Kecamatan ini banyak terdapat kebun yang dikelola sendiri oleh masyarakat
1
2 terutama sawit, karet, dan sedikit padi sawah. Selain itu terdapat juga mata - pencarian lain, pedagang, dan wirausaha (home industri). Kecamatan Karang jaya terdiri dari 9 Desa diantaranya Desa Aringin, Desa Biaro Baru, Desa Biaro Lama, Desa Bina Karya, Desa Karang Dapo I, Desa Karang Dapo II, Desa Kerta sari, Desa Rantau Kadam, dan Desa Setia Marga. Pemenuhan kebutuhan air bersih pada SPAM Kecamatan Karang Dapo mendapatkan air dari aliran sungai rawas. Dari Sungai tersebut disalurkan ke pipa SPAM akan didistribusikan ke 3 desa yaitu Kelurahan karang dapo, Desa Karang Dapo, dan Desa Rantau Kadam.
Namun dalam pelaksanaannya, SPAM Kecamatan Karang Dapo yang jumlah pelanggan yang meningkat juga mendapatkan keluhan dari pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari keluhan pelanggan rata-rata mengatakan efektivitas pelayanan SPAM saat ini masih tidak efektif karena jadwal pengaliran air yang hanya 3-4 jam saja sehari, jaringan pipa distribusi air di Kecamatan karang Dapo dikatakan belum optimal dikarenakan faktor tekanan dan kecepatan air didalam pipa yang rendah, serta kebutuhan debit air yang lebih besar dibandingkan suplai yang tersedia, dan kebutuhan air yang terus meningkat, serta kontinuitas air yang belum tersedia selama 24 jam. Akhirnya dari banyaknya keluhan yang muncul, banyak pelanggan SPAM memutuskan untuk menggunakan sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kinerjasistem jaringan distribusi air bersih SPAM Kecamatan Karang Dapo untuk menjamin air mengalir dengan baik, tidak terjadi kekurangan air, dan merata sesuai kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian yang berjudul “Analisis Jaringan Distribusi Air Pada Sistem Penyedian Air Minum Di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Skripsi ini adalah :
a. Berapa debit setiap jaringan di SPAM IKK Kecamatan Karang Dapo?
b. Bagaimana elevasi setiap junction pipa pada SPAM di Kecamatan Karang Dapo?
3
c. Menganalisis jaringan distribusi air yang ada pada SPAM di Kecamatan Karang Dapo untuk lima tahun kedepan?
1.3Tujuan
Maksud dari penulis tentang analisis sistem jaringan distribusi yang ada di Kecamatan Karang Dapo ini adalah
a.Mengetahui debit dan kondisi eksisting sumber air yang dipakai oleh SPAM Kecamatan Karang Dapo.
b.Mengetahui elevasi tiap junction pipa SPAM Karang Dapo.
c.Memberikan alternatif jaringan yang paling efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk lima tahun kedepan.
1.4Batasan Masalah
Dalam penulisan Proposal Penelitian/Skripsi ini agar pembahasan dalam studi ini tidak meluas, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :
a. Simulasi Jaringan Distibusi Air hanya dilakukan pada daerah tangkapan (catchment area) di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara.
b. Simulasi jaringan perpipaan distribusi air menggunakan Epanet 2.2 . c. Tidak memperhitungkan kebutuhan dan ketersedian air untuk pemakaian
tahun selanjutnya.
d. Tidak memperhitungkan sistem transmisi pipa pada jaringan distribusi.
e. Daerah yang dialiri SPAM yaitu, kelurahan karang dapo, desa Karang Dapo,dan desa Rantau Kadam.
f. Tidak menganalisa tingkat kebocoran pada jaringan 1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi para stakeholder baik akademisi, pemerintahan ataupun masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Sebagai pengembangan terhadap keilmuan berkaitan dengan distribusi
4 pelayanan air minum.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan ke Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas Utara dan SPAM Karang Dapo terkait dengan jaringan perpipaan terhadap pelayanan air minum.
1.6 Sistematika Laporan Bab I Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan latar belakang penelitian, rumusanmasalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang kajian teori-toeri yang mendukung judul penelitian dan berisi penelitian sebelumnyayang relevan menjelaskan nama peneliti, tahun peneliti, nama universitas, judul penelitian, perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan yang akan diteliti.
Bab III Landasan Teori
Dalam bab ini berisikan teori-teori khusus yang berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti dapat berupa teori dasar maupun teori penunjang lainnya yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
Bab IV Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian menjelaskan rencana dan prosedur penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan permasalahan atau tujuan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya
Berikut merupakan hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan:
a. Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman (2020) judul penelitian “Analisis Kebutuhan Jaringan Distribusi Air Bersih di Laroonaha Menggunkan Software Epanet 2.0” Universitas Halu Oleo.
b. Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR (2023) judul penelitian “Studi Kinerja Jaringan Pipa Air Bersih Menggunkan Epanet 2.0 di Kecamatan Biringkanaya” Universitas Muslim Indonesia.
c. Kartika Indah Sari (2021) judul penelitian “Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi Air Minum Dengan Menggunakan Epanet 2.0 di Kecamatan Girsang Sipangan Balon Kabupaten Simalungun” Universitas Harapan Medan.
2.2 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang akan di ambil berjudul “Analisis Jaringan Distribusi Air Pada Sistem Penyedian Air Minum Di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara”. Diperoleh beberapa perbedaan dan persamaan dengan penelitian sebelumnya.
Perbandingan penelitian dapat dilihat pada table 2.1
5
Table 2.1 perbedaan penelitian dan hasil penelitian Nama
Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris,
Mas’ud SAR
M Padil Pratama
Judul Penelitian
Menganalisis Kebutuhan Jaringan Penyediaan Air MinumLaroonaha Menggunakan Software Epanet 2.0
Pengkajian jaringan pipa distribusi air minum menggunakan Epanet 2.0 di Kecamatan Simalungun Kecamatan Girsang Sipangan Balon.
Studi Kinerja Jaringan Pipa Air Bersih Menggunkan Epanet 2.0 di Kecamatan Biringkanaya
Analisis Jaringan
Distribusi Air Pada Sistem Penyedian Air Minum Di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahun Peneliti
2020 2021 2023 2024
Universitas Universitas Halu Oleo Universitas Harapan Medan
Universitas Muslim Indonesia
Universitas Musi Rawas
Masalah Proses penyediaan air minum dikelola oleh masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Simalungun berencana membangun area Instalasi
Berdasarkan informasiyang kami dapatkan dari
beberapa pelanggan
-
6
Nama Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris,
Mas’ud SAR
M. Padil Pratama
membuat penampungan air di sumber mata air, kemudian disalurkan melalui pipa transmisi menuju ke rumah warga.
Jika pengelolaan sistem distribusi air bersih kurang baik, akan menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya kurangnya tekanan air sehingga aliran air tidak terdistribusikan secara merata. Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis jaringan
Pengolahan Air (IPA) berbasis SistemPenyediaan Air Minum (SPAM) yang sumber airbakunya diambil dari sungai Ae Simarnaung.
Perencanaan pembangunan area Instalasi Pengelohan Air (IPA) ini diharapkan dapat menjadi sebuahsolusi terhadap meningkatnya kebutuhanair minum yang merupakansebuah masalah serius untuk pemerintah
PDAM di Perumnas Sudiang, rata - rata mengatakan efektivitas pelayanan PDAM saat ini masih tidak efektif karena jadwal pengaliran air yang hanya 7-12 jam saja sehari.
Selain itu, masyarakat juga masih sering menggunakan mesin pompa air untuk membantu kelancaran air.
Kemungkinan lainnya juga adalah jauhnya instalasi Pengolahan Air (IPA) yang jaraknya ±10 km ke
Nama Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris,
Mas’ud SAR
M. Padil Pratama
perpipaan distribusi air bersih di Desa Laroonaha.
Kabupaten Simalungun. Perumnas Sudiang mengurangi tekanan dan meningkatkan kemungkinan kehilangan air dengan Perumnas Sudiang.
Akhirnya setelahbanyak keluhan, banyak pelanggan PDAM di Perumnas Sudiang yang memutuskan menggunakan sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya. Inimirip dengan produk Berdasarkan wawancara dengan
Nama Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris,
Mas’ud SAR
M. Padil Pratama
Wawancara yang kami lakukan dengan pihak PDAM Kota Makassar yang menyatakan bahwa takanan air pada Perumnas Sudiang memang masih rendah serta kontinuitas air yang belum tersedia selama 24 jam.
Hasil Penelitian
1) Berdasarkan jumlah penduduk pada Tahun 2019 yaitu 429 jiwa, maka dengan analisis kebutuhan air diperoleh
1) Kapasitas totalkebutuhan air minum yang di distribusikan ke daerah pelayananadalah sebesar 15,86 liter/detik.
1) Hasil Persepsipelanggan di Perumnas Sudiang Kecamatan Biringkanaya KotaMakassar terhadap kinerja pelayanan
Nama Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris,
Mas’ud SAR
M. Padil Pratama
1) nilai kebutuhan air pada tahun tersebut adalah 0,23 liter/detik dan untuk proyeksi 10 tahun kedepan yaitu pada tahun 2028 dengan jumlah penduduk 1165 jiwa diperoleh kebutuhan air sebesar 0,76 liter/detik.
2) Dari hasil simulasi Epanet 2.0 terhadap jaringan distribusi air di Desa Laroonaha telah memenuhi syarat H-W
2)Hasil evaluasi perhitungan manualjaringan distribusi sistem penyediaan air minum di Kecamatan Girsang Sipangan bolon adalah sebagai berikut.- Diameter pipa distribusi primer : Ø10 inchi- Diameter pipa distribusi sekunder :Ø4 inchi – Pompa dengan kapasitas 0,013�3/𝑑𝑡� dengan head pompa : - engan head pompa
PDAM yaitu kurang efektif karena waktu pengalirannya yangtidak menentu serta tekanan air yang tidakmenentu pula terbukti dari jawaban responden yang memilih jawaban kurang efektif sebesar 43,75% dan tidak efektifsebesar 40,63%.
2) Besarnya kinerja sistem jaringan distribusi air bersih PDAM di
perumnas Sudiiang
Nama Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR
M. Padil Pratama
Hasil Penelitian
(Hazzen Williams) Menurut aturan, kecepatan = 0,3-3 m/s, head loss = 0-10 m, tekanan = 10-100 m.
Nilai yang diperoleh:
a. Kecepatan tertinggi pada tabung 1 dan 3 (0,03 m/s) dan terendah pada tabung 4 (0,01m/s).
b. Kehilangan energi yang
tinggi (sakit kepala)
Zona 1 : 80,16 m - Zona 2 : 165,4 m - Zona 3 :
82,2 m - Kapasitas Zona 1 100�3, Kapasitas Zona 2 dan 3 90�3.
3) Simulasi jaringan drainase menggunakan software Epanet 2.0pada alkohol ditampilkan pada Tabel
7. hasil analisis. Ia mampu menembakkan Aliran telah ditentukan aman
Di Kecamatan
Biringkanaya kinerja jaringan masih lemah yaitu 66% pada malam hari, di Perumnas Kecamatan Sudiang tidak ada air mengalir pada siang hari yang berarti kinerja jaringan buruk dan memerlukan perawatan.
Nama Peneliti
Ranno Marlany Rachman, Triyantini Sundi, Ahmad Saputra Sukarman
Kartika Indah Sari Irsyan Arnur, Muhammad Imam Prayoga, Ratna Musa, Muhamad Haris, Mas’ud SAR
M. Padil Pratama
pada pipa 1,2,3 (0,01 m/km) dan pipa minimal 4 (0,00 m/km). Nilai tekanan tertinggi terdapat pada node 4 (99,98) dan nilai tekanan terendah terdapa pada node 1 (84,99) m.
berdasarkan standar aliran pipa (0,3 - 4,5 m/s). Faktanya, nilai tekanan yang diperoleh dari setiap jaringan pipa terlalu tinggi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan wilayah layanan di tingkat negara.
2.3 Pengertian Air
Berdasarkan jurnal (Sibula et al. 2022) Air merupakan elemen bumi paling dibutuhkan untuk berlangsungnya kehidupan mahkluk hidup. Terutama ketersediaan air bersih untuk masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan paling dibutuhkan dalam berbagai macam bentuk kegiatan sehari-hari.
a) Pengertian Air Bersih
Berdasarkan ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990 Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga untukhidup sehari- hari, mempunyai mutu yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabilah telah dimasak.
Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan sistem penyediaan air minum. Persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologi agar konsumsi air tidak menimbulkan dampak buruk.
b) Pengertian Air Minum
Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2002) yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapatlangsung diminum 2.4 Sumber Air Baku
Berdasarkan Triatmadja, (2018) mempergunakan dan memperoleh sumber airialah sebagai berikut :
a) Sumber Air Baku dari Mata Air
Dari segi cara pengolahannya, sumber air jenis ini umumnya hanya memerlukan pengolahan sederhana, yaitu dengan melakukan penyaringan sederhana (penyaringan pasir lambat).
13
b) Sumber Air Baku dari Air Hujan
Dari sistem pengolahannya, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan tambahan , melainkan hanya perlu memperbaiki pH air dengancara menambahkan sedikit kapur (pH normal air minum adalah 6 sampai 7
c) Sumber Air Baku dari Sumur Dalam
Dari segi pengolahannya, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Apabila terdapat indikasi dari sumur operasi yangberdekatan mengandung Fe dan/atau Mn, maka diperlukan perlakuanaerasi dan filtrasi.
d) Sumber Air Baku dari Sumur Dangkal
Dari segi pengolahannya, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Penentuan lokasi sumur ini dapat dilakukandengan mengamati sumur-sumur yang ada di sekitar wilayah pelayanan.
e) Sumber Air Baku dari Air Permukaan (Air Sungai, Danau, dan Embung) Dari segi pengolahannya, sumber air jenis ini umumnya memerlukanpengolahan sederhana, yaitu dengan menggunakan instalasi pengolahanSederhana (slow sand filter). Kumpulkan sampel air untuk pengujiankualitas air untuk diuji di laboratorium yang disetujui
2.5 Sistem Penyediaan Air Minum
Menurut Joko, (2010) terdapat 2 (dua) sistem penyediaan air minum, yakni :
a) Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan atau jaringan perpipaan adalah suatu sistem penyediaan air minum yang mempunyai sistem distribusi melalui pipa dan unit pelayanan dengan menggunakan sambungan halaman dan keran umum.
Pelayanan perpipaan merupakan pelayanan distribusi air minum yang ideal jika dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi air minum masyarakat di lokasi program. Pada umumnya penyediaan air minum dengan sistem perpipaan ini memerlukan pengelolaan selama pengoperasiannya. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yangcukup untuk dapat mengelolanya agar sistem perpipaan ini dapat beroperasi dan beroperasi secara berkelanjutan. Hal lainnya adalah sangat sulitnya mendapatkan sumber air baku yang kualitas dan kuantitasnya cukup sehingga mudah menjangkau masyarakat melalui sistem transportasi.
b) Non Sistem Perpipaan
Sistem tanpa pipa atau jaringan yang bukan perpipaan adalah suatu sistem penyediaan air minum yang sistem penyalurannya tidak menggunakan jaringan pipa dan unit pelayanannya menggunakan pipa tegak umum, keran, dan tandon. Pada umumnya instalasi air minum pipeless merupakaninstalasi kolektif yang dapat digunakan secara bersama-sama dan tidak memerlukan pengelolaan khusus.
Namun jika pembangunan dan pemeliharaan lingkungan sekitar tidak baik maka pencemaran dapat terjadi.
2.6 Unit-unit Sistem Penyediaan Air Bersih
Menurut (Sibula et al. 2022) unit-unit system penyedian air bersih terbagi menjadi beberapa yaitu:
a) Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih berupa bangunan penangkap air (broncaptering) dan intake.
Kapasitas intake ini dibuat sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan.
b) Sistem Tranmisi
Sistem transmisi adalah salah satu komponen sistem penyediaan air bersih yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari sumber air ke reservoir dan instalasi pengolahan air, serta dari reservoir ke reservoir lainnya.
c) Sistem Distribusi
Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan dari penampungan air (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).
d) Tipe Pengaliran 1. Gravity System
Sistem ini digunakan bila reservoir terletak di daerah yang cukup tinggi sehingga tanpa menggunakan pompa, air dapat mengalir dengan gaya gravitasi.
2. Pumping System
Sistem ini digunakan bila reservoir terletak di daerah yang rendah sehingga “head” (tinggi energy) tidak memungkinkan terjadinya suplai air berdasarkan gaya gravitasi. Dengan pemasangan pompa berarti dilakukan penambahan “head” sehingga air dapat disuplai ke pemakai dan masih memiliki “head” yang cukup pada akhir jaringan pipa.
3. Dual System
Cara kerja sama seperti Pumping System, namun apabila pemakaian air di kota kecil, maka sebagian air akan tertampung pada “service reservoir”. Air pada “service reservoir” digunakan pada waktupemakaian air maksimum (untuk mengurangi beban pompa), atau pada waktu pompa diistirahatkan/diperbaiki.
e) Reservoir
Reservoir merupakan tempat penampungan air sementara yang menampungair disaat pemakaian lebih sedikit dari suplai dan digunakan untuk menutupikekurangan disaat pemakaian lebih besar dari suplai. Elevasi tinggi adalah baik untuk pemakai, tapi butuh perhitungan yang cermat mengenai pengaliran
memasuki reservoar dan mungkin memerlukan pompa dengan daya yang besar.
2.7 Fluktuasi Penggunaan Air
Fluktuasi penggunaan air bersih adalah variasi penggunaan air yang dilakukanoleh konsumen dari waktu ke waktu dalam skala jam, hari, minggu, bulan, dantahun yang hampir secara terus- menerus. Penggunaan air bersih ada kalanya lebih kecil daripada kebutuhan rata-ratanya dan ada kalanya sama atau lebih besar dari pada rata-ratanya.
a) Kebutuhan Harian Rata-Rata merupakan rata-rata pemakaian air dalamsatu hari baik untuk kebutuhan domestik maupun non domestik.
b) Kebutuhan Hari Maksimum merupakan kebutuhan air dalam satu hariyang terbesar dalam waktu kurun waktu satu tahun.
c) Kebutuhan Jam Puncak merupakan kebutuhan air dalam satu jam yangterbesar dalam kurun waktu satu hari.
2.8 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
PDAM, singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum, merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang berfokus pada pelayanan penyediaan air minum, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendagri No.2 tahun 2007. Keputusan Dalam Negeri Menurut UU No. 690-069/1992 tentang Pola Petunjuk Teknik Pengelolaan PDAM, PDAM memiliki tugas utama yaitu memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.
Selain itu, PDAMdiharapkan mampu secara finansial mandiri dan berupaya meningkatkan kualitas layanan serta memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah. Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999, dijelaskanbahwa PDAM didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatakan air bersih dan sebagai sumber Pendapatan Asli
Daerah. Untuk mencapainya, PDAM harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan prinsip dan azas ekonomi perusahaan yang sehat.
2.9 Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK ) Sistem penyediaan air minum di kecamatan ibu kota (SPAM IKK) ialahmemiliki tujuan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur fisik sertanon-fisik, seperti
kelembagaan, manajemen, keuangan, partisipasi masyarakat,dan peraturan hukum. Hal ini dilakukan untuk memastikan
ketersediaan airminum bagi penduduk di kota kecil atau kecamatan.
SPAM IKK atau Sistem penyedia air minum ibu kota kecamatan ialah salah satu solusi bagi masalah rendahnya ketersediaan dan sulitnya akses air bersih yang dihadapi masyarakat di kota kecil dan pedesaan. Dalam Peraturan MenteriPekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007, dijelaskan bahwa dalam pasal 5 ayat 1 bahwa rencana induk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan sebuah rencana jangka panjang dengan durasi 15-20 tahun. Pada tahap awal perencanaan air minum dengan sistem perpipaan, SPAM adalah bagian penting yang harus dipertimbangkan.
Berdasarkan Permen PU No.18/PTR/M/2007 (SPAM) merupakan sarana dan prasarana air minum yang meliputi kesatuan fisik (teknis) dan non fisik (Non Teknis).
a) Aspek Teknis, terdiri dari:
1) Unit air baku adalah sumber air yang menyediakan air minum. Misalnya adalah air tanah, air permukaan, dan air hujan.
2) Unit produksi dapat berupa sumur, sungai dan pabrik pengolahan.
3) Unit distribusi ialah unit yang melaksanakan tugas
menyalurkan air dari unit produksi ke unit pelayanan pelanggan. Unit ini meliputi tangki penyimpanan,pompa, jaringan pipa dan peralatan.
4) Unit pelayanan merupakan perangkat terakhir dari sistem yang mempunyai kontak langsung dengan pelanggan. Unit pelayanannya dapat berupa sambungan rumah tangga dan hidran kebakaran umum.
b) Aspek Non Teknis
Aspek non-teknis meliputi keuangan, kelembagaan, manajemen, peran masyarakat dan hukum dipadukan secara sempurna untuk mewujudkan airminum yang aman bagi masyarakat menuju kondisi yang lebih baik.
2.10 Deskripsi Daerah Aliran
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis antara kekuatan penambahan dan penurunan penduduk yang berkelanjutan. Fasilitas ekonomi dan sosial tersebut merupakan bagian dari infrastruktur jangka panjang dan penting bagi warga kecamatan Kecamatan Karang Jaya. Faktor ini juga sangat mempengaruhi kebutuhan air yang harus dipenuhi di Kecamatan Karang Dapo
BAB III
LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Distribusi
3.1.1. Umum
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem jaringan perpipaan dan sarana pelengkapnya seperti, hidran kebakaran, pelepas tekan, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi. Dua hal yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi, serta menjaga kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
Distribusi air minum dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen.
Distribusi secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi dapat digunakan untuk mensuplai air ke konsumen dengan tekanan yang mencukupi (Al-Layla dkk., 1980 dan Peavy dkk., 1985).
Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup, dalam arti dapat dilayani dengan jumlah air yang diizinkan setiap saat.
Untuk menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah pelayanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan tekanan karena gesekan, yang bergantung kecepatan aliran, jenis pipa, diameter pipa dan jalur pipa tersebut.
Tekanan yang dibutuhkan pada titik awal distribusi tergantung pada:
ketinggian bangunan tertinggi yang harus dicapai oleh air, jarak titik awal distribusi dari reservoir, tekanan untuk hidran kebakaran yang dibutuhkan.
20
Alatpemadam kebakaran biasanya dilengkapi dengan pompa yang dapat menyedot air.
Tekanan dalam sistem distribusi dipertahankan dengan cara:
1) Meletakkan reservoir distribusi di tengah areal (secara tidak langsung akan mempengaruhi biaya maksimum untuk ukuran pipa).
Ketika sistem disuplai dengan sistem pompa dan juga melalui reservoir, lokasi reservoir berada pada akhir dari sistem .
2) Menyediakan reservoir penyeimbang (balancing reservoir), ketika suplai melebihi kebutuhan, air mengalir ke dalam tangki. Ketika kebutuhan melebihi suplai, air mengalir keluar dari reservoir penyeimbang melalui pipa. Ketika sistem distribusi didesain dengan sistem pompa, tangki penyeimbang diletakkan pada bagian akhir sistem.
Sistem jaringan distribusi didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6 – 1,2 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem h arus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi. (Al-Layla dkk., 1980).
3.1.2.Faktor Penentu Sistem Distribusi
Aktor yang menentukan dalam merencanakan sistem distribusi adalah “ demand For water” atau kebutuhan air yang di tetapkan.
1. Per Capita Consuption ( konsumsi perkapita) 2. Variations in demand ( permintaan yang berbeda )
3. Trend Of Demand Increase ( permintaan tinggi/bertambah)
21
3.1.3. Jaringan Distribusi
Pada umumnya tergantung dari daerah yang akan di layani dan lokasi dari unit produksi/unit pengolahan atau letak reservoir pembagi.
1. Tipe Jaringan Berdasarkan Pengaliran a. Pengaliran Gravitasi
Apabila dalam sistem pengadaan air bersih ialah di dalam pengangkutan, pengolahan pendistribusian serta pelayanan masing-masing dapat mengalir dengan sendirinya akbit adanya kemiringan pada permukaan tanah. Maka sistem tersebut adalah Sistem Aliran Gravitasi. Pengertian sistem aliran gravitasi dalam suatu sistem:
2. Bangunan penangkap air (di sungai, waduk, bandungan, mata air) terletak di lokasi lbih tinggi dari daerah pelayanan, sehingga aliran secara gravitasi ke :
a. Bangunan pengolahan b. Jaringan distribusi
3. Bangunan pengolah air/unit Produksi terletak di tempat yang tinggi, sehingga air dapat mengalir secara gravitasi ke
a. Jaringan distribusi b. Daerah pelayanan (Sr)
untuk itu Distribusi air terletak pada lokasi yang memungkinkan dapat melayani seluruh daerah pelayanan dengan aliran gravitasi.
3.1.4. Pengaliran Perpompaan
Sebaliknya dari sistem aliran gravitasi dimana dalam proses penyediaan air menggunakan tenaga listrik atau pemompaan umumnya di sebut sistem aliran pemompaan.
1) Sistem gabungan
Apabila aliran dari unit ke unit lainnya (proses penyediaan air) menggunakan selain sistem aliran gravitasi juga menggunakan sistem tenaga listrik atau pemompaan.
2) Kategori Jaringan
a.) Pipa induk untuk mengalirkan air ke seluruh daerah distribusi b.) Pipa dinas untuk mengalirkan air ke para
pelanggan/konsumen Pipa induk terdiri dari:
1) Pipa primer berungsi mengalirkan air dari pipa transmisi/reservoir ke daerah-daerah tertentu
2) Pipa sekunder berungsi mengalirkan air daeri pipa primer ke daerah-daerah yang lebih kecil
3) Pipa tersier berungsi mengalirkan air dari pipa sekunder ke pipa dinas
Ukuran dan besarnya pipa jaringan distribusi tergantung padajumlah air yang di butuhkan serta tinggi dan rendahnya daerah yang akan di layani.
3.1.5. Pengertian Pipa
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran, yang digunakan untuk menalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang dialirkan melalui pipa bias berupa zat cair atau gas, dan tekanan bias lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka. Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida yang di hasilkan adalah zat cair. Tekanan di permukaan zat cair di sepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer (Bambang Triatmojo, april, 1993).
Pipa adalah saluran tertutup sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida, sarana pengaliran atau transportasi energi dalam aliran. Pipa biasanya ditentukan berdasarkan ukuran nominalnya, sedangkan tube adalah merupakan salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.
3.1.6. Jenis Jenis Pipa Distribusi a. Pipa Utama
Pipa utama atau pipa induk adalah pipa yang pertama kali mengaliri air keluar dari sumber air dan menyebar menuju seluruh ruas-ruas pipa percabangan untuk di distribusi.
b. Pipa Percabangan
Pipa percabangan atau pipa sekunder adalah pipa yang mengaliri air keluar dari pipa induk dan menyebar menuju keseluruh ruas- ruas pipa tersier yang biasanya adalah pipa pvc yang langsung menuju rumah-rumah penduduk setempat.
c. Pipa Plumbing
Pipa plumbing adalah jaringan pipa yang mengaliri air dari luas pipa tersier langsung kedalam rumah atau pipa yang terdapat didalam rumah.
3.2. Prinsip Penyediaan Air Minum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, yang dimaksud dengan air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai Air Baku untuk Air Minum. Sistem penyediaan air biasanya terdiri dari : pengumpulan air, pengolahan air, sistem transmisi dan sistem distribusi. Aktivitas pengolahan air sangat dibutuhkan ketika kualitas dari air yang disadap tidak memenuhi standar kualitas air minum, sehingga tujuan dari pelayanan air minum masih dapat terpenuhi. Aktivitas sistem transmisi adalah mengumpulkan dan menyalurkan
air dari sumber ke pengolahan air. Sedangkan sistem ditribusi adalah mendistribusikan air tersebut kepada pelanggan dengan volume dan tekanan yang memenuhi.
Sistem penyediaan air bersih harus dapat menyediakan jumlah air yang cukup untuk kebutuhan suatu daerah kecamatan. Unsur-unsur sistem yang modern terdiri atas : sumber air baku, fasilitas penyimpanan, fasilitas transmisi ke unit pengolahan, fasilitas pengolahan, fasilitas transmisi dan penyimpanan, dan fasilitas distribusi. Dalam rangka mengatasi permasalahan dalam bidang air bersih, diperlukan adanya suatu kriteria perencanaan untuk menjaga mutu sistem yang akan dibangun dengan strategi dan pengembangan daerah Kecamatan.
3.2.1 Persyaratan
Didalam penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Kualitas
kualitas air harus harus memenuhi persyaratan, agar tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak merusak asilitas pipa yang membawa air bersih tersebut.
b. Kuantitas
Kantitas air sangat di perlukan karena air bersih yang dibutuhkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan harus di sesuaikan pula dengan kebutuhan masyarakat.
c. Kontinutas
Pelayanan air bersih pada masyarakat harus secara berkesinambungan dan pada dasarnya pelayanan yang baik harus mengarah ke 24 jam, sehingga apabila pelanggan memerlukan air selalu tersedia.
Selain itu pengaliran air selama 24 jam akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencemaran dari luar apabila ada pipa bocor karena pipa tidak pernah kosong.
d. Tekanan
Tekanan dalam sistem air bersih memegang peranan sangat penting karena apabila tekanan tersebut berkurang maka akan menyebabkan masuknya air atau organisme lain dari luar ke dalam pipa yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran.
3.3. Transmisi
3.3.1. Sistem Transmisi dan Reservoir
Sistem perpipaan transmisi bertujuan untuk menyalurkan air dari sumber air baku misalnya, mata air menuju ke bangunan pengolahan, serta mengalirkan sumber air baku menuju ke reservoir induk. Sistem transmisi air bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan reservoir.
Menurut pendapat (Peavy, 1985) Sistem perpipaan yang digunakan tergantung topografi dari wilayahnya, dan dapat dilakukan secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi.
Reservoir digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit pengaliran, mempertahankan tekanan, dan mengatasi keadaan darurat. Untuk optimasi penggunaan, reservoir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan.
Di kota besar, reservoir distribusi ditempatkan pada beberapa lokasi dalam daerah pelayanan. Reservoir distribusi juga digunakan untuk mengurangi variasi tekanan dalam sistem distribusi (Fair dkk., 1986).
3.3.2. Kapasitas Saluran transmisi
a. Kapasitas saluran transmisi untuk mengalirkan air baku umumnya 110 persen x kapasitas produksi.
b. Kapasitas saluran transmisi untuk mengalirkan air bersih sebesar 115 persen sampai dengan 120 persen dari kebutuhan rata-rata.
3.3.3 Ukuran Saluran Transmisi
a. Ditentukan sesuai dengan kebutuhan penggunaan, berdasarkan dengan kapasitas saluran transmisi di atas apabila menggunakan menara/reservoir.
b. Apabila tanpa menara/reservoir berdasarkan jam puncak.
3.3.4. Perlengkapan
Perlengkapan pada saluran transmisi yang di perlukan ialah katup wash out, katup pelepas udara maupun meter induk untuk mengetahui jumlah air yang di angkut serta mengetahi kebocoran- kebocoran yang terjadi.
3.4. Pengenalan EPANET
EPANET (Environmental Protection Agency Network) adalah program komputer yang menggambarkansimulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air atau reservoir.
EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga disimulasikan.
EPANET didesign sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi.
Juga dapat digunakan untuk berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa pelanggan. EPANET dapat membantu dalam memanage strategi untuk merealisasikan kualitas air dalam suatu system Semua itumencakup.
a. Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu sistem b. Alternatif pemompaan dlm penjadwalan pengisian/pengosongan tangki.
c. Penggunaan treatment, misal khlorinasi pada tangki penyimpan Pentargetan pembersihan pipa dan penggantiannya. Dijalankan dalam lingkungan windows, EPANET dapat terintegrasi untuk melakukan editing dalam pemasukan data, running simulasi dan melihat hasil running dalam berbagai bentuk (format), Sudah pula termasuk kode-kode yang berwarna pada peta, tabel data-data, grafik, serta citra kontur.
3.4.1. Kegunaan EPANET
Program EPANET merupakan aplikasi komputer dalam sistem WINDOWS 95/98/2000/Me maupun NT 2000, yang terintegrasi dalam editing jaringan input data, simulasi hidrolis dan kualitas air yang dapat dilihat outputnya dalam berbagai format seperti kode jaringan yang berwarna, tabel, desain grafik terhadap variabel waktu yang dikehendaki. Kegunaan program EPANET yaitu :
1. Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air sertadegradasi unsur kimia yang ada dalam air di pipa distribusi.
2. Dapat digunakan sebagai dasar analisis dan berbagai macam sistem distribusi, detail desai, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan beberapa unsur lainnya.
3. Dapat membantu menentukan alternatif strategis manajemen dalam sistem jaringan pipa distribusi air bersih, seperti :
a. Sebagai penentuan alternatif sumber/instalasi, apabila terdapat banyak sumber/instalasi.
b. Sebagai simulasi dalam penentuan alternatif pengoperasian pompa dalam melakukan pengisisan reservoir maupun injeksi ke sistem distribusi.
c. Digunakan sebagai pusat treatment, seperti dimana dilakukan proses khlorinasi, baik itu di instalasi maupun didalam sistem jaringan.
Epanet merupakan analisis hidrolik yang terdiri dari:
a. Analisis ini tidak dibatasi oleh letak lokasi jaringan
b. Kehilangan tekanan akibat gesekan (friction) dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen Williams, Darcy Weisbach, atau Chezy Manning Formulas.
c. Disamping mayor losses, minor losess (kehilangan tekanan di bend, elbow, fitting, dll.)Sdapat dihitung.
d. Model konstanta atau variabel kecepatan pompa e. Perhitungan energi dan harga pompa
f. Berbagai tipe model valve yang dilengkapi dengan shut off, check pressuare regulating dan valve yang dilengkapi dengan kontrol kecepatan,
g. Reservoir yang berbagai bentuk dan ukuran.
h. Faktor fluktuasi pemakaian air
i. Sebagai dasar operating sistem untuk mengontrol level air di reservoir dan waktu
Epanet juga memberikan analisis water quality :
a. Model pergerakan unsur material non reaktif yang melalui jaringan pada setiap saat
b. Model perubahan material reaktif dalam proses desinfektan dan sisa khlor.
c. Model umur air yang mengalir dalam jaringan
d. Model reaksi kimia sebagai akibat pergerakan air dan dinding pipa.
Table 3.1. Nama menu dan penjelasan program EPANET
Nama menu Penjelasan
Junction Titik pada jaringan dimana garis bertemu dan dimana air memasuki atau meninggalkan jaringan
Elevation Ketinggian air
Base Demand Rata-rata atau kebutuhan nominal air Initial Quality Jumlah Total Pipa
Demand Kebutuhan air
Head Aliran air pada pompa
Pressure Tekanan air
Quality Jumlah Pipa
Length Panjang pipa
Diameter Diameter pipa
Roughness Kekasaran pipa
Flow Pembatas tekanan
Felocity Kecepatan air
Unit headloss Laju aliran air dalam pipa
Friction factor Gesekan atau kehilangan tekanan Status Penjelaskan terbuka atau tertutup Sumber. buku manual Epanet. September 2000
3.4.2. Input Data Dalam EPANET
Data-data yang dibutuhkan dalam EPANET sangat penting sekali dalam proses analisa, evaluasi, dan simulasi jaringan distribusi air bersis
berbasis Epanet.
1. Input data yang dibutuhkan adalah:
a. Peta
b. junction/titik dari komponen distribusi c. Elevasi (menggunakan waterpass) d. Panjang pipa distribusi
e. Diameter dalam pipa f. Jenis pipa yang digunakan
g. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dll) h. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa) i. Beban masing-masing node (besarnya tapping) j. Faktor fluktuasi pemakaian air
k. Konsentrasi khlor di sumber
1. Output yang dihasilkan diantaranya adalah:
a. Hidrolik head dari masing-masing titik b. Tekanan dan kualitas air.
3.4.3. Komponen dalam program Epanet
Beberapa komponen yang ada di program EPANETadalah sebagai berikut:
1. Node, yang merupakan gambaran dari tank, reservoir, junction 2. Link, yang merupakan penghubung node serta gambaran dari pipa,
pompa, katup dan sebagainya.
EPANET memodelkan sebuah system distribusi sebagai sebuah mata rantai yang terhubungkan dengan node (titik). Penghubung dapat melambangkan pipa, pompa danvalve control. Node adalah titik melambangkan junction, tank, dan reservoir.
1. Junction
Menurut pendapat (Lewis A Rossman 2000), Junction adalah titik pada jaringan dimana garis-garis bertemu dan dimana air memasuki atau meninggalkan jaringan. Input dasar yang dibutuhkan bagi junction adalah:
a. Elevasi b. Kebutuhan air c. Kualitas air awal
Data output yang dihasilkan dari junction adalah : a. Hydraulic head
b. Tekanan c. Kualitas air
Junction bisa juga :
a. Memiliki kategori kebutuhan
b. Memiliki kebutuhan negatif menandakan bahwa air keluar dari jaringan
c. Menjadi sumber dimana konstituen masuk pada jaringan d. Mengandung emitters (atau springkler) yang debitnya
tergantung pada tekanan.
2. Reservoir
Menurut pendapat (Lewis A Lossman 2000), Reservoir adalah titik yang melambangkan sumber air yang tidak terbatas pada jaringan.
Reservoir yang digunakan pada model biasanya seperti danau, sungai, air tanah, dan lain-lainnya. Reservoir juga bisa memberikan titik sumber kualitas air.
Input data yang utama pada reservoir adalah hydraulic head (sama dengan level permukaan airnya jika reservoir tidak dalam keadaan
bertekanan) dan kualitas awal untuk analisis kualitas air.
Karena reservoar merupakan titik batas pada jaringan, maka head dan kualitas airnya tidak bisa dipengaruhi oleh aoa yang terjadi pada jaringan. Oleh karena itu reservoar tidak menghasilkan output perhitungan. Walaupun demikian, headnya dapat bervariasi terhadap waktu sesuai dengan pola yang telah ditetapkan
3.Bak Penyimpanan Air (Watertank)
Tank adalah titik dengan kapasitas penyimpanan yang volumenya bisa bervariasi terhadap waktu. Input data yang utama untuk tank adalah :
a. Elevasi dasar tank
b. Diameter (atau bentuk lain jika bukan silinder) c. Awal, minimum, dan maksimum level air d. Awal kualitas air
Output utama yang dihitung terhadap waktu adalah : a. Hydraulic head
b. Kualitas air
Tank dibutuhkan untuk beroperasi sepanjang level minimum dan maksimum. EPANETakan menghentikan aliran keluar jika tank pada level minimum dan menghentikan aliran masuk pada saat level maksimum. Tank juga dapat memberikan titik sumber kualitas air.
4. Waterpass
Waterpass adalah alat yang di gunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secra vertical maupun horizontal. Dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertical
maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
3.5. Perhitungan Secara Manual
Metode yang dilakukan dalam menghitung beberapa hasil dari program EPANET dengan secara manual maka rumus yang di pakai antara lain:
3.5.1. Elevasi (ketinggian permukaan tanah)
Untuk menginput data elevasi bisa menggunakan rumus konversi dari ft ke meter
1 ft = 0,3048 (meter) 2 ft = 0.6096( meter)
3.5.2. Debit
Debit adalah banyaknya fluida yang mengalir tiap satuan waktu melalui setiap irisan pipa atau saluran.
Menurut pendapat Dua K.S.Y. Klaas, M.Sc., MEngSc., MASCE.
2009 Persamaan untuk menghitung debit adalah sebagai berikut:
Q = A.V =atau Q = V/t...3.1 Dengan,
Q = debit saluran (�3/detik)
V = kecepatan rerata di saluran (m/detik) A = luas penampang aliran (�2)
T = waktu
3.5.3. Kebutuhan Air Rata-Rata ( Base Demand )
Kebutuhan air rata-rata untuk keperluan domestik dan non domestik termasuk. Besarnya dihitung berdasarkan kebutuhna
akan air rata-rata per-detik, per-menit.
Menurut pendapat Dua K.S.Y. Klaas, M.Sc., MEngSc., MASCE.
2009 Persamaan untuk menghitung kebutuhan air rata-rata adalah sebagai berikut:
Qr= Q + Qkeh...3.2 Dimana,
Qr = kebutuhan air rata-rata Q = kebutuhan air total Qkeh = kehilangan air bersih
3.5.4. Kecepatan Aliran (velocity).
Kecepatan aliran adalah kecepatan air yang mengalir melalui pipa.
Menurut Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES., DEA, 1993 Perhitungan kecepatan Aliran ( velocity ) adalah sebagai berikut :
V = �...
� 3.3 Dimana,
Q = debit aliran
V = kecepatan rata-rata di saluran (m/detik) A = luas penampang aliran (�2)
3.5.5. Kebutuhan Air ( Demand )
Kebutuhan air adalah kebutuhan air baik domestik maupun non- domestic.
Menurut Ibrahim, Masrevaniah & Darmawan (2011), persamaan untuk menghitung tekanan air ( demand ) di dalam pipa adalah sebagai berikut:
Q1 = Q2 + Q3...3.4 Dimana,
Q1,Q2 dan Q3 = debit yang mengalir pada penampang (m3/s)
3.5.6. Perhitungan tekanan air (Pressure)
Menurut ardiansyah, pitojo tri juwono , m janu simoyo. 2012 persamaan untuk menhitung tekanan aliran air (pressure) adalah sebagai berikut:
Qkeh = Qr – Z...3.5 Dimana,
Z = tinngi elevasi
Qr = kebutuhan air rata-rata
3.6. Fluktuasi Pemakaian Air
Fuktuasi pemakaian air bersih disebabkan oleh pemakaian yang tidak tetap pada suatu waktu. Sering kali pemakaian air lebih besar dari pemakaian air rata-rata, juga pada saat lain biasanya lebih kecil. Hal ini terjadi karena perbedaan kebutuhan dalam pemakaian air bersih, baik dalam jumlah atau kuantitas pemakaiannya. Yang dimaksud disini adalah : Jam puncak yaitu kebutuhan air akan memuncak pada jam-jam tertentu dalam satu hari. Hari maksimum yaitu kebutuhan air dalam hari-hari tertentu dalam setiap minggu, bulan dan tahun akan lebih besar dari kebutuhan rata-rata sehari.
3.7. Sistem Penyediaan Air Bersih 3.7.1 Keadaan Umum
Sistem penyediaan air bersih Kecamatan karang dapo Perluasan pelayanan air bersih merupakan langkah peningkatan bagi SPAM, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah pelanggan tiap bulan pertahunnya.
3.7.2. Sumber Air
Sumber air untuk penyediaan air bersih sangat penting, karena selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas yang akan berpengaruh terhadap proses pengolahan. Di samping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya. Secara umum sumber air SPAM IKK kecamatan Karang dapo berasal dari air permukaan yaitu air sungai.
3.7.3. Sistem Pengolahan Air Bersih
Sistem pengolahan air bersih untuk Kecamatan Karang Dapo berasal dari SPAM IKK Kecamatan Karang Dapo. Pengolahan air bersih terdiri dari:
a. Bangunan prasedimentasi, berfungsi sebagai tempat proses pengendapan partikel besar seperti pasir, lempung dan zat-zat padat lainnya yang bisa mengendap secara gravitasi.
b. Bangunan pengaduk cepat (rapid mixing), berfungsi sebagai tempat proses percampuran koogulasi dengan air baku. Koogulasi berguna untuk melarutkan bahan kimia, membuat homogen campuran, mendorong partikel yang berbentuk flok
c. Bangunan pengaduk lambat (slow mixing), berfungsi sebagai tempat proses terbentuknya flok-flok, dimana proses ini disebut Flokulasi. Pada bak pengaduk lambat flok-flok yang terbentuk pada bak pengaduk cepat akan bergabung membentuk flok-flok yang lebih besar dan akhirnya mengendap secara gravitasi
d. Bangunan sedimentasi, befungsi sebagai tempat proses mengendapnya partikel-pertikel flokulen (flok-flok) dari bak flokulasi.
e. Bangunan filtrasi, berfungsi untuk tempat proses penyaringan butir- butir yang tidak mengendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme/bakteri
f. Unit pembunuhan bahan kimia/saturator, befungsi sebagai tempat melarutkan bahan-bahan kimia, pada bangunan ini terjadi proses penjernihan air dan penetralan PH air (06 – 09) dengan menggunakan kapur tohor
g. Bangunan Reservoir, berfungsi sabagai tempat penampungan air bersih sebelum didistribusikan ke konsumen.
Pada prinsipnya air baku dari intake dipompakan ke bangunan penampung atau prasedimentasi, kemudian dialirkan ke bangunan kaskada atau pengaduk cepat bersamaan dengan pembubuhan zat kimia/kaporit (chloride) dan tawas (alumunium sulfat) yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan menjernihkan air. Setelah itu air dialirkan ke bangunan pengaduk lambat, pada bangunan ini terjadi proses pemisahan antara air dan lumpur. Setelah lumpur mengendap barulah air dialirkan ke bangunan filtrasi dan diteruskan ke reservoir dengan penambahan Hypo Chlorit (bahan pembunuh kuman). Air yang sudah mengalami proses pengolahan dimasukkan ke reservoir kemudian dialirkan ke jaringan distribusi untuk selanjutnya didistribusikan ke konsumen.
3.8. Sistem Distribusi Air Bersih
3.8.1. Jenis Sistem Distribusi Air Bersih
Menurut jurnal (Indah Sari, 2021) Tata letak distribusi ditentukan oleh kondisi topografi daerah layanan dan lokasi instalasi pengolahan biasanya dialirakan dalam berbagai jenis jaringan distribusi. Jenis
jaringan distribusi diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Sistem Cabang (branch)
Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) menyerupai cabang sebuah pohon. Pada system ini ujung pipa percabangan dari pipa utama biasanya tertutup sehingga menyebabkan ujung pipa tersumbat kotoran yang mengganggu pendistribusian air.
Kerugiannya adalah bila terjadi kebocoran pada salah satu pipa, maka pipa–pipa lain alirannya akan terhenti pada saat perbaikan.
Gambar 3.1 Sistem distribusi pipa percabangan Sumber : indah sari, 2021
b) Sistem Gridiron
Pipa induk utama, pipa induk sekunder, serta pipa pelayanan utama saling terhubung. Jaringan pipa utama dibuat melingkar sehingga sirkulasi air yang lebih baik dan jika ada perbaikan terhadap kerusakan maka distribusi air tidak akan berhenti maka pelayanan sambungan air minum dapat terlayani.
Pipa
Pipa
Gambar 3.2 Sistem distribusi pipa gridiron Sumber : indah sari, 2021
c) Sistem Melingkar (loop)
Pipa induk utama terletak mengelilingi daerah layanan. Jaringan pipa utama dibuat melingkar sehingga sirkulasi air yang lebih baik dan jika ada perbaikan terhadap kerusakan maka distribusi air tidakakan berhenti maka pelayanan sambungan air minum dapat terlayani. karena cara pembagian debit antara berbingkai pipa dapat dilaksanakan dengan mudah tetapi perhitungan harus dilakukan berulang - ulang untuk mendekati ketepatan harga yang dapat diterima.
Gambar 3.3 Sistem distribusi pipa melingkar Sumber : indah sari, 2021
3.8.2. Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan air bersih yang ada di kecamatan STL Uu Teawas merupakan sambungan langsung yang meliputi :
a. Sambungan rumah tangga (non niaga) yaitu untuk melayani penduduk.
b. Sambungan sosial yaitu melayani bangunan yang sifatnya kegiatan social seperti : mesjid, sekolah, rumah sakit, puskesmas dan lain – lain.
c. Kran umum atau hidran umum melayani penduduk ekonomi lemah, pemukiman yang padat atau sebagai percontohan bagi masyarakat yang belum mengetahui akan kegunaan air bersih.
1.9 . Kehilangan Air
Dalam perhitungan kehilangan air dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kehilangan air secara fisik (Physical Losses/PL) dan kehilangan air secara non fisik (Non Phsical Losses/NPL). Kehilangan air secara fisik disebabkan karena kondisi jaringan pipa distribusi yang tidak baik, misalnya karena pipa jaringan yang sudah tua. Sedangkan kehilangan air secara non fisik karena kondisi non fisik yang dapat terjadi dalam bentuk yang beragam. Misalnya pembacaaan/pencatatan meter yang salah, pencurian air pada pipa distribusi, meter air yang rusak dan sebagainya.
3.10. Beban Tiap Blok Pelayanan
Beban tiap blok pelayanan merupakan jumlah air yang didistribusikan pada pelanggan/konsumen dimana jumlah tersebut harus dipenuhi dan disediakan setiap saat sehingga para pelanggan dapat mengambil air sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Beban tiap blok pelayanan dapt dihitung berdasarkan : a. Jenis pemakaian air
b. Jumlah penduduk pengisi blok c. Sarana yang ada pada blok pelayanan
3.11. Keperluan Air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia, sehingga ketersediaannya dalam sebuah kawasan sangatlah penting namun mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih maka diperlukan adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masarakat.
3.12.1 Standar Kebutuhan Air
Dari tugas akhir yang akan di laksanakan peneliti akan meneliti meneliti standar kebutuhan air
Adapun standar kebutuhan air antara lain:
a. Standar kebutuhan air domestik
Besarnya kebutuhan air untuk keperluan domestik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (Kamala dan Rao, 1988).
b. Standar kebutuhan air non domestik
Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah tangga.
mengkonsumsi air. Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem:
a) Continuous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam.
b) Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2- 4jam pada sore hari.
Loksai penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SPAM IKK Karang Dapo yang terletak di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara dan meliputi 3 desa yaitu Kelurahan Karang Dapo, Desa Karang Dapo, dan Desa Rantau Kadam.
4.2. Waktu Penelitian
Gambar 4.1 Lokasi penelitian Sumber : google maps
Waktu penelitiannya dilakukan selama 6 bulan Pelaksanaan dan jadwal ini perlu dipaparkan karena waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan cukup panjang, sehingga dengan penjadwalan ini diharapkan dapat memberikan kendali atau kontrol bagi peneliti supaya dapat selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Jadwal penelitian ini direncanakan dalam waktu 6 bulan, perincian jadwal dan kegiatan yang ditunjukan pada tabel 4.1 dibawah ini :
43
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Uraian Kegiatan
Bulan
Maret April Mei juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pemberkasan
2 Pembuatan Proposal TA
3 Seminar Proposal TA 4 Pengumpulan Data 5 Pengolahan Data 6 Pembuatan Laporan 7 Seminar hasil 8 Ujian Akhir 9 Pengadaan Skripsi 4.3. Alat Penelitian
a. Meteran b. Alat Tulis
c. Kamera Foto dan video dan alat perekam d. Waterpass untuk menetukan elevasi
e. Global Positioning System (GPS) menentukan koordinasi lokasi SPAM Kecamatan Karang Dapo.
f. Alat bantu lainnya 4.4. Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan adalah Metode Tinjauan Langsung (Survey), Wawancara, dan Studi Literatur. Metode tinjauan langsung dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung objek kajian serta mengetahui bagaimana pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan yang disyaratkan. Metode Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dengan cara mengadakan diskusi atau tanya jawab dengan responden atau pihak lain yang menguasai permasalahan yang ada.
44
Metode Studi Literatur dilakukan dengan membaca literatur atau bibliografi yang ada di perpustakaan maupun bacaan yang terkait, sehingga dapat diperoleh data-data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan (Indriantoro dan Supomo, 2009).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atas pengelolaan sistem penyediaan air bersih, wawancara dengan pengelola dan pelanggan air bersih, dan dokumentasi atas pengelolaan air bersih. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dan kuantitatif, meliputi data fisik wilayah, data sosial- ekonomi, dan data kondisi pengelolaan sistem penyediaan air bersih. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil analisis akan menggambarkan kondisi pengelolaan sistem penyediaan air bersih dan evaluasi berdasarkan standar, peraturan maupun studi literatur yang sesuai.
4.4.1 Pendefinisian Masalah dan Studi Literatur
Tahapan pertama dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah dengan melakukan pendefinisian masalah dan studi literatur. Pendefinisian masalah diperlukan untuk menentukan tujuan akhir dari pengerjaan tugas akhir ini sehingga dapat diketahui ruang lingkup permasalahan yang perlu dibahas dalam tugas akhir ini. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh dasar teori yang mencukupi selama pengerjaan tugas akhir ini.
4.4.2. Pengkajian Model Eksisting
Pengkajian Model Eksisting di perlukan untuk mengetahui kondisi jaringan distribusi air SPAM di Kecamatan Krang Dapo yang akan di jadikan rujukan adalah model dalam tugas akhir berjudul: Analisis Jaringan Distribusi Air Pada Sistem Penyediaan Air Minum Di Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara dengan Menggunakan Metode EPANET.
4.4.3. Identifikasi Masalah
Untuk dapat mengatasi permasalahan secara tepat maka pokok permasalahan harus diketahui terlebih dahulu. Solusi masalah yang akan dibuat harus mengacuh pada permasalahan yang terjadi.
4.4.4. Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan untuk mendapatkan acuan dalam analisis data perhitungan.
4.4.5. Pengumpulan Data
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari mempelajari buku, kumpulan jurnal atau literatur lain yang berhubungan dengan judul yang dibahas dan diperlukan sebagai referensi.
a. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersifat tidak langsung, akan tetapi memiliki keterkaitan fungsi dan kegunaan dengan salah satu aspek pendukung bagi keabsahan suatu penelitian. Data sekunder berupa sumber-sumber atau referensi tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah pengumpulan semua data yang akan digunakan dalam analisis data dari berbagai sumber studi literatur terhadap beber