1.4.9 Analisisrasiokeuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisisrasiokeuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang nampak dalam rasio-rasiokeuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajement perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Alhamdulillah, puji syukur hamba haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada hamba. Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghendaki dan karena kehendak Allah SWT jualah sehingga dapat menyelesaikan sebuah tugas yang diembankan kepadaku. Dalam pancaran-Mu jualah yang menggerakkan nurani sesama insani untuk saling membantu dalam persaudaraan dibawah Nur-Mu, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “ANALISISRASIOKEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)”. Besar harapan kami skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan kalangan akademis khususnya. Skripsi ini selesai dengan baik tidak terlepas dari peranan berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Untuk itu, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan kepada :
Syariah Cabang Yogyakarta sebagai objek dari penelitian, menggunakan analisisrasiokeuangan sebagai salah satu alat untuk menilai kelayakan pembiayaan dari suatu pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah pembiayaannya. Tidak ada alasan yang spesifik dari penulis terhadap kebijakan yang penulis ambil dalam memilih bank yang bersangkutan sebagai objek dari penelitian. Hal ini disebabkan karena sebagaimana yang diketahui oleh khalayak umum, bahwa, dalam penggunaan alat analisis khususnya analisisrasiokeuangan, antara bank yang satu dengan bank yang lain dapat dimungkinkan berbeda disebabkan oleh aturan maupun kebijakan yang ditetapkan melalui pihak atasan atau pihak-pihak yang berwenang yang berada di dalamnya.
Penelitian ini berjudul, “ ANALISISRASIOKEUANGAN PRIMKOPPOL POLRES SUKOHARJO “. Dengan perumusan masalah bagaimana kinerja keuangan koperasi polisi ( PRIMKOPPOL ) dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Dan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada koperasi polisi serta untuk menganalisa perkembangan finansial koperasi polisi dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan lebih sering menggunakan teknik “analisisrasiokeuangan”. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko Dengan menggunakan analisisrasiokeuangan, akan dapat diketahui berapa tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Di sisi lain, analisis laporan keuangan juga digunakan untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.
Laporan Keuangan Merupakan perangkat terpenting dalam memberikan gambaran posisi keuangan suatu perusahaan. Untuk itu diperlukannya analisis untuk mengetahui kinerja keuangan dari perusahaan. Analisisrasiokeuangan dapat dilakukan dengan cara time series untuk mengetahui adanya kecenderungan kenaikan atau penurunan keadaan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu, dan cara selanjutny adalah membandingkan rasio perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama pada satu waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan berada pada rata-rata, dibawah rata-rata, atau diatas rata-rata industrinya.
Analisisrasiokeuangan terhadap laporan keuangan memberikan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah yang lain, serta memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, serta bertujuan untuk melihat sampai seberapa jauh kebijaksanaan manejemen dalam mengelola keuangan perusahaan untuk setiap tahunnya. Ratio ini terbagi atas beberapa bagian, tetapi dalam hal ini peneliti hanya mengambil beberapa saja yang berkaitan dengan masalah, yaitu analisa laporan keuangan dalam hubungan dengan permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan. Rasiokeuangan ada bermacam-macam. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 mengklasifikasikan rasiokeuangan sebagai berikut:
Menurut Yuanita (2010) Analisisrasiokeuangan merupakan suatu alat analisiskeuangan yang sangat populer dan banyak digunakan.Perlu di ingat bahwa rasiokeuangan merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, yaitu kondisi financial perusahaan.Analisis rasiokeuangan seperti halnya alat-alat analisa yang lain dimana merupakan orientasi masa depan, oleh karana itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan(Munawir 2004).
AnalisisRasioKeuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji manfaat yang bisa dipetik dari analisisrasiokeuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Altman (1968) merupakan penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan analisisrasiokeuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Model Altman ini dikenal dengan Z-score yaitu score yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah– nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Machfoedz (1994) menguji manfaat rasiokeuangan dalam memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Ditemukan bahwa rasiokeuangan yang digunakan dalam model, bermanfaat untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, namun tidak bermanfaat untuk memprediksi lebih dari satu tahun. Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan yang mengalami financial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami financial distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk menentukan rasiokeuangan yang paling dominan untuk memprediksi adanya financial distress. Temuan dari penelitian adalah variabel EBITDA/sales, current assets/current liabilities dan cashflow growh rate memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress dan variabel net fixed asset/total assets, long-term debt/equity dan notes payable/total assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress.
Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yang bertujuan menganalisis kondisi keuangan perusahaan yang meliputi keadaan likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusa[r]
Jenis-Jenis AnalisisRasioKeuangan - Menurut Wild, Subramanyam, Halsey (2005) ada empat jenis analisisrasio yang bisa digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan, meliputi: rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan sebelum pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan
Rasio likuiditas (liquidity ratio)
Quick ratio (Rasio cepat)
Quick ratio (QR) atau disebut juga Acid Test Ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Quick ratio merupakan rasio atau perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar
Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapa berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pentingya suatu modal prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen. Sehingga bank sangat memperhatikan kinerjanya, dengan kata lain yaitu bagaimana kinerja perusahaan bank tersebut. Banyak para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui seberapa besar perusahaan ini dapat bertahan atau berapa besar prediksi kebangkrutannya. Untuk mendapatkan info ini, dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.
Teori Ang Chua (2005), total asset turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. TAT menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total asset) perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan (sales). Menurut Ardiansyah (2004), perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal oleh masyarakat, sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor dari pada perusahaan berskala kecil. Semakin besar TAT menunjukkan perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat, sehingga laba yang didapat besar. Ini didukung oleh Ou (1990), Asyik dan Soelistyo (2000) serta Hapsari (2007) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TAT berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu diketahui bahwa posisi keuangannya koperasi ASD dalam keadaan likuid (lancar). Solvabilitas atau rasio yang mengukur tinggi rendahnya tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang koperasi ASD kurang menggembirakan atau masih rendah. Rentabilitas koperasi ASD mengalami kenaikan. Oleh karena itu diharapkan koperasi dapat Memberikan latihan dan kursus yang dapat menunjang keberhasilan pengurus dalam mengelola usaha koperasi dan meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada anggota sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki dari anggota koperasi itu sendiri dan masyarakat pada umumnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1).Rasiokeuangan sebelum konsolidasi pada tahun 2009 dan 2010, rasio likuiditas pada quick ratio 3,02 % ,4,29 % , cash ratio 2.337%,1.332%, LDR 105.33 %, 156,7% , loan to asset ratio 86,82% ,74,17%, banking ratio 279%, rasio solvabilitas sebelum konsolidasi pada capital adequacy ratio (CAR) 15,7%,26%, risk asset ratio 23,8 %, 22,22%, primary ratio sebesar 19,11% , 20,73%, dan rasio profitabilitas pada gross profit margin 73,73% , 24,98% , net profit margin 10,90%, 18,41% ,ROE 10,90% , 18,41% ROA 2,496% , 3,48%, interest expense ratio 9,49%, 20,98%; 2) Rasio sesudah konsolidasi pada tahun 2011 dan 2012 untuk rasio likuiditas pada quick ratio 11,27 %, 13,4%, cash ratio 562%, 604%, LDR 5.402,9%, 1.622,9%, loan to asset ratio 111,28%, 114,04% , banking ratio 137,1% ,279%, rasio solvabilitas pada capital adequacy ratio (CAR) 1,34%, 6,13%, risk asset ratio 1,53% , 7,14%, primary ratio sebelum konsolidasi sebesar 1,50% , 7,02% . dan rasio pofitabilitas pada gross profit margin 5,75 %, 19,34%, net profit margin 6,52%, 26.80 %, ROE 12,66%, 685%, ROA setelah konsolidasi 1,50% , 7,01% interest expense ratio sebelum konsolidasi 44,7%, 41,09%;3).RasioKeuangan sebelum dan sesudah konsolidasi untuk rasio likuiditas sesudah konsolidasi lebih besar hal ini terlihat pada Loan Deposit Ratio yang mana sebelum konsolidasi sebesar 105.33 %, 156,7% dan setelah konsolidasi sebesar 5.402,9%, 1.622,9%. rasio solvabilitas setelah konsolidasi lebih kecil dibandingkan sebelum konsolidasi terlihat pada rasio CAR sebelum konsolidasi 15,7%,26% dan sesudah konsolidasi 1,34%, 6,13%. Rasio profitabilitas sesudah konsolidasi lebih besar hal ini terlihat pada rasio ROA dan ROE terjadi peningkatan setelah konsolidasi yang disebabkan peningkatan nilai aktiva. Dari hasil penelitian sebelum dan sesudah konsolidasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan keuangan bank lebih baik setelah dilakukan konsolidasi.
Penelitian yang dilakukan Parawiyati dan Baridwan (1998) menyatakan bahwa pertama, dalam menguji kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus kas dalam memprediksi laba satu tahun k[r]
mendukung pengambilan keputusan yang tepat memilih bank atau lembaga keuangan yang akan dipercaya. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah dalam bentuk rasio-rasiokeuangan. Foster (1986) menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan dengan model rasiokeuangan yaitu: