Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Secara individu informasi laba dapat digunakan untuk memprediksi aruskasoperasi masa depan dengan kemampuan prediksi satu tahun ke depan. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh nilai t hitung = 2,285 diterima pada taraf signifikansi 5% (p‹0,05). (2) Secara individu
Terdapat beberapa penelitian tentang hubungan antara informasi laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan aruskasoperasi. Ferry dan Wati (2004) menyimpulkan bahwa pemisahan total aliran kas ke dalam tiga komponen aliran kas yang terdiri dari aliran kas dari aktivitas operasi investasi, dan pendanaan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga saham. Selain itu juga menjelaskan bahwa pada model levels untuk laba akuntansi mempunyai pengaruh yang positif dengan harga saham daripada total aliran kas maupun pemisahan kedalam komponen aliran kas. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Naimah dan Utama (2006).
Model prediksi yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan informasi akuntansi yang digunakan sebagai prediktor dalam penelitian ini yaitu laba, arus kasa operasi agregat dan komponen aruskasoperasi. Dari beberapa model tersebut kemudian akan diuji model prediksi mana yang paling memiliki tingkat keakuratan dalam memprediksi aruskas masa depan. Penelitian ini diharapkan dapay memberikan manfaat baik bagi akademis maupun investor. Bagi akademis adalah penelitian ini dapat memberi kontribusi teoritis dan bukti emperis terkait dengan relevansi informasi akuntansi dalam memprediksi aruskas masa depan. Sedangkan Bagi investor adalah untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan yang tepat dalam memberikan investasi bagi perusahaan yang dipilihnya.
Rasio aruskasoperasi pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010, pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan. Jika rasio aruskasoperasi > 1 berarti kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar. Pada tahun 2011 berarti kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar yaitu sebesar 74545033.
Tingkat signifikan variabel aruskasoperasi adalah sebesar 0,000. Hasil ini lebih rendah dari signifikansi sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa aruskas operasional berpengaruh terhadap aruskasoperasi di masa depan, dan hipotesis H4 diterima. Informasi aruskas historis atas aktivitas operasional dapat digunakan dalam memprediksi aruskasoperasi di masa depan. Hasil aruskasoperasi di masa depan akan bertambah jika perusahaan menggunakan nilai aruskas saat ini untuk melakukan investasi, selain itu nilai aruskasoperasi yang digunakan untuk membayar deviden dan melakukan pinjaman jangka panjang dari aktivitas pendanaan akan mengurangi jumlah aruskas masuk di masa depan. Penelitian yang dilakukan Widiana (2011) menunjukan bahwa berdasarkan uji parsial (uji t) aruskas mempunyai kemampuan paling dominan dalam memprediksi aruskas masa depan, hasil penelitian ini didukung oleh Mohammad (2013) menunjukkan aruskasoperasi tahun sebelumnya memiliki kemampuan utama untuk memprediksi aruskas masa depan.
Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli, 2006). Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Di dalam menentukan besaran jumlah dividen yang akan dibagikan manajemen sering dihadapkan pada suatu keputusan yang sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh manajemen harus mempertimbangkan pembayaran dividen yang lebih kecil, lebih besar, tetap ataupun stabil, karena setiap keputusan pembayaran dividen akan berakibat investor bereaksi atas saham perusahaan. Ada beberapa faktor yang diduga dapat menjelaskan variasi dividen kas yang dibagikan oleh suatu perusahaan kepada investor, diantaranya Laba, aruskasoperasi, aruskas bebas, dan pembayaran dividen kas sebelumnya. Laba memiliki hubungan yang positif dengan dividen kas, hal ini terlihat dimana umumnya perusahaan akan menaikkan dividen bila terjadi peningkatan laba, Beberapa peneliti antara lain Litner (1956) mengemukakan bahwa perusahaan hanya akan menaikkan dividen bila manajemen berkeyakinan bahwa laba perusahaan akan naik. Hasil penelitian Surya (2007) menunjukkan bahwa laba berpengaruh terhadap dividen kas.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan aruskasoperasi saat ini, laba saat ini, laba saat ini ditambah depresiasi, dan modal kerja operasional dalam memprediksi aruskas masa depan. Sampel yang diambil sebanyak 120 sampel dari tahun 2011-2013. Metode penentuan sampel yaitu nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dan observasi non participant. Regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari Uji statistik t menunjukkan bahwa aruskasoperasi memiliki kemampuan secara signifikan, sedangkan variabel laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional tidak memiliki kemampuan dalam memprediksi aruskas masa depan. Kata Kunci: aruskasoperasi, laba, laba ditambah depresiasi, modal kerja operasional
Terdapat dua bentuk penyajian laporan aruskas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian aruskas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, aruskas dari kegiatan operasional
Dengan diketahuinya perkiraan atau proyeksi saldo kas akhir pada periode yang akan datang, maka manajemen bank dapat melakukan rencana tindakan atau kebijakan yang harus ditempuh dalam mengoptimalkan penglolaan dananya, sehingga posisi kas yang dimiliki bank akan selalu dalam keadaan cukup, dalam arti tidak berlebih atau idle funds dan tidak dalam kondisi yang kekurangan sehingga harus memaksa bank untuk mengeluarkan biaya yang lebih besar atau mahal untuk mendapatkan kekurangan dana tersebut.
Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham. Return bagi pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai atau perubahan harga saham pada suatu periode. Kinerja pengukuran yang digunakan oleh pemegang saham dalam keputusan investasi adalah aruskas dan laba kotor. Selain itu, investor juga mempertimbangkan karakteristik keuangan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang dapat mempengaruhi return saham dari perusahaan Otomotif dan Komponen, faktor-faktor tersebut adalah aruskas aktivitas operasi, aruskas aktivitas investasi, aruskas aktivitas pendanaan dan laba kotor.
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.
Aruskasoperasi mempengaruhi harga saham dan return saham jika aruskasoperasi pada periode akuntansi tertentu mengalami surplus atau bernilai positif. Livnat dan Zarowin (1990) berpendapat bahwa aruskasoperasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Namun pendapat di atas di bantah oleh Ali (1994) yang menyatakan bahwa laporan aruskas tidak memberikan informasi dalam hubungannya dengan return saham kepada para pemegang saham. Hal ini dikarenakan aruskasoperasi yang positif mencerminkan realitas ekonomi perusahaan yang baik sehingga harga saham dan return saham diharapkan dapat meningkat, begitu pula sebaliknya. Pendapat ini konsisiten dengan yang dilaporkan Triyono dan Jogiyanto (2000) yang menyatakan bahwa aruskasoperasi mempunyai hubungan maupun pengaruh yang signifikan dengan harga saham namun tidak terhadap return saham. Wahyuni (1998) dan Ngaisah (1998) dalam penelitiannya tidak berhasil mendapatkan hubungan yang signifikan antara aruskasoperasi dengan return saham.
Aruskasoperasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktifitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar yang dapat di cari melalui melalui annual report perusahaan per 31 Desember (Sa’adah da Kadarusman, 2014). Menurut (Triyono dan Hartono, 2000) aruskasoperasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Suatu metode penyusunan laporan aruskas dimana dirinci sema aliran masuk dan aliran keluar dari aktivitas-aktivitas operasi. Metode langsung menghitung saldo operasi dari selisih antara kas masuk dari pendapatan usaha dengan kas keluar untuk beban usaha perusahaan. Sedangkan aruskas dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dihitung dengan mencari selisih antara aruskas masuk dan aruskas keluar pada masingmasing kelompok sumber kas tersebut. Aruskas bersih masing-masing kategori dijumlahkan untuk menghasilkan aruskas bersih total, yang kemudian ditambahkan dengan saldo kas pada awal periode sehingga menghasilakn saldo kas pada akhir periode tersebut.
Laporan aruskas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran pada suatu periode tertentu (Harahap,2012). Tujuan laporan aruskas yaitu memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas bersih di masa yang akan datang, dan juga kemampuan perusahaan dalam melunasi semua hutang-hutangnya kepada kreditor. Penyajian laporan aruskas terdiri dari aktivitas aruskasoperasi, aktivitas aruskas investasi dan aktivitas aruskas pendanaan (Harahap, 2012). Pembedaan komponen aruskas ini sangat penting karena tiap komponen dianggap mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan bagi penggunanya.
Menurut S. Munawir likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannnya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaaan “likuid” dan koperasai dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut menpunyai alat pembayaran atau pun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar atau hutang jangka pendek dan sebaliknya ”. Menurut Sutrisno, M.M dalam buku Manajemen Keuangan : “Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segara dipenuhi ”. ( Sutrisno, 2000:18). Dari definisi diatas dapat disimpulkan likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.Untuk melihat apakah perusahaan dalam keadaan likuid atau tidak likuid dapat dianalisis dengan menggunakan 2 (dua) sumber informasi yaitu modal kerja (working capital) dan aktivitas operasi perusahaan (operating activity).Perusahaan dalam keadaan likuid apabila mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan dalam keadaan tidak likuid.
Laporan aruskas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu dari mana kas datang dan bagaimana dibelanjakannya. Cash flow menjelaskan sebab-sebab dari perubahan nilai sisa kas. Informasi ini tidak bisa dipelajari dengan sendirinya dari laporan keuangan yang lain.
Dana cadangan ditetapkan dengan Perda Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 15 April 2008 tentang Penyediaan Dana Cadangan Daerah untuk membiayai Program dan Kegiatan Transportasi di DIY. Tujuan pembentukan dana cadangan adalah guna memenuhi program peremajaan 20 (dua puluh) bus angkutan perkotaan di wilayah DIY. Penyediaan Dana Cadangan dialokasikan secara bertahap selama 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tahun Anggaran 2008 sampai dengan Tahun Anggaran 2014 dengan nilai sebesar Rp1.575.000.000,00 per tahun. Sesuai dengan Perda Nomor 2 Tahun 2011 tanggal 10 Januari 2011, Perda Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 15 April 2008 tentang Penyediaan Dana Cadangan Daerah dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Namun demikian sampai dengan per 31 Desember 2011 Dana Cadangan belum dilimpahkan kembali ke rekening Kas Daerah. Saldo per 31 Desember 2011 sebesar Rp3.233.796.153,01 dan saldo per 31 Desember 2012 sebesar Rp3.228.100.950,42 sehingga terjadi penurunan sebesar Rp5.695.202,59 dengan penjelasan sebagai berikut:
Menurut Kasmir & Jakfar (2012 : 88), investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha), tentu memerlukan sejumlah modal, disamping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.Modal digunakan untuk membiayai biaya investasi seperti pengurusan izin-izin dan pembuatan studi usaha.Kemudian selanjutnya yang harus dikeluarkan adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya. Modal juga digunakan untuk biaya operasi pada saat bisnis tersebut dijalankan, misalnya untuk biaya bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya.
Laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan laba rugi, laporan neraca, laporan aruskas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian terintegrasi dari laporan keuangan tersebut. Hal paling pokok dalam laporan keuangan adalah laba (net income), dimana banyak investor menjadikan hal ini sebagai alat analisa utama kelayakan sebuah harga saham. Dalam laporan keuangan banyak variabel yang menggambarkan laba seperti Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan variabel lainnya. Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning per share (EPS) sebagai salah satu turunan dari laba menjadi satu variabel yang secara teoritis akan sangat mempengaruhi harga saham.