Badan Litbang Pertanian (2010) telah melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui sejauh mana potensi pemanfaatan jerami padi. Sebagai sumber hara tanaman, jerami ternyata mengandung N, P, K, S, Si, Ca, dan Mg. Disamping itu jerami juga sebagai sumber bahanorganik dan pembenah tanah, bahan kompos, konservasi lahan, media jamur merang, bahan bakar dan biogas, pelengkap pemeliharaan ikan/udang, bahan baku industri, bahan penyerap logam berat dalam air dan pakan ternak. Salah kelola jerami padi seperti membakar, menyebarkan jerami mentah pada lahan sawah, pemberian pakan ternak langsung, dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat pembakaran jerami dan juga kurang menyehatkan ternak.
Bahanorganik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa organik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik organik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Madjid,2007).
dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahanorganik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahanorganik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tanah dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia tanah dan beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti bahan induk, iklim, topografi, organisme, dan waktu. Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung banyak bahanorganik yang berguna untuk kesuburan tanaman. Dalam menentukan kesuburan tanah, terkadang digunakan metode pengamatan ciri fisik tanah seperti warna, tekstur dan kondisi air nya. Kadar bahanorganik dalam suatu solum tanah sejalan dengan indikator ciri tanah yang subur.
jaringan tanaman dan hewan, baik yang hidup maupun yg telah jaringan tanaman dan hewan, baik yang hidup maupun yg telah mati, pada berbagai tahana (stage) dekomposisi (Millar, 1955) mati, pada berbagai tahana (stage) dekomposisi (Millar, 1955) • Bahanorganik tanah Bahanorganik tanah : lebih mengacu pd bahan (sisa jaringan : lebih mengacu pd bahan (sisa jaringan
Pengembalian bahanorganik kedalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama ini sering dikemukakan para ahli adalah pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun-tahun mengakibatkan menurunnya kandungan C dan N organik, penggunaan pupuk kimia seperti urea, KCL dan TSP telah melampaui batas efesiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiansi dan pendapatan bersih ang diterima petani dari setiap pupuk yang digunakan semakin menurun. Kedua alasan tersebut memberikan dampak buruk bagi pertanian di nasa mendatang jika tidak dimulai tindakan antisipasi (Musnamar, 2003 b ).
Humus: campuran senyawa yg kompleks (tersusun oleh asam humat, as fulfat, ligno protein dll), mempunyai sifat agak/cukup resisten (tahan) thd perombakan jasad renik (mikroorganisme), bersifat amorf (tak mempunyai bentuk tertentu), berwarna coklat-hitam, bersifat koloid (<1 µm, bermuatan) dan berasal dari proses humifikasi bahanorganik oleh mikroba tanah. Pengaruh humus (BO) thd sifat2 tanah:
Bahanorganik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahanorganik tanah merupakan penimbunan dari sisa- sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahanorganik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Jumlah oksigen (dalam mg/l atau ppm) yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahanorganik yang degradable (dapat terurai) biasanya menjadi tolok ukur terjadinya pencemaran atau beban bahanorganik di perairan. Kriteria ini dikenal sebagai Biochemical Oxygen Demand (BOD). Sebuah indeks jumlah oksigen yang digunakan organisme untuk metabolisme makanannya baik secara biologi maupun melalui proses kimiawi. Walaupun ada yang menterjemahkan BOD sebagai Biological Oxygen Demand akan tetapi sebenarnya proses yang terjadi bukan hanya proses biologi tapi juga proses kimiawi. Jumlah BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya bahanorganik. Bila air memiliki BOD rendah secara umum berarti jumlah limbah bahan organiknya rendah sepanjang limbahnya adalah limbah yang degradable .
menjelaskan apakah bahanorganik yang diberikan ke tanah Ultisol menyumbang sejumlah unsur hara P dalam bentuk organik atau bahanorganik tersebut terdekomposisi menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan beberapa ikatan P di Tanah Ultisol seperti Al-P dan Fe-P.
Tingkat penguraiannya tergantung pada kondisi kematian serta sampai tersedianya enzim dan bakteri yang diperlukan. Dalam proses autolisis, reaksi penguraian terjadi karena adanya enzim di dalam sel dan hasilnya selanjutnya akan dilepaskan kedalam badan perairan.Menurut Johanes (1968) dalam Riley dan Chester (1971), ekresi dari mikroorganisme seperti protozoa merupakan sumber yang penting dari bahanorganik karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari organisme mati dalam air laut terjadi dengan cepat. Waksman, et al (1938) dalam Riley dan Chester (1971) telah menemukan bahwa setengah dari nitrogen yang ada dalam zooplankton mati, diubah menjadi amonia dalam waktu 2 minggu dan fospat dilepaskan dengan cepat. Skopintsev (1949) dalam Riley dan Chester (1971) menyatakan bahwa 70 % organik karbon tidak terlarut di dalam kultur alga mati akan dioksidasi menjadi karbondioksida (CO2) dan setelah enam bulan ditemukan sekitar 5% yang diubah kedalam bahanorganik terlarut.
Untuk mewujudkan pertanian GAP, maka penulis mencoba mencari literatur yang menggunakan bahanorganik untuk meningkatkan hasil produksi tanpa harus merusak lingkungan. Pada tanah salin kandungan bahanorganik rendah serta serta penyerapan hara terhadap P juga rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan dengan pemberian bahanorganik dan aplikasi mikoriza.
Gambar 2. Hubungan Oksigen Terlarut dengan Rasio F/M pada Flok Aerobik Dikembangkan oleh Palm, dkk (1980) seperti ditunjukkan pada Gambar 2 [4] . Chudoba, dkk (1985) menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan organisme sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahanorganik dan rasio F/M [8] . Pada bahan terdegradasi konsentrasi rendah, pertumbuhan lumpur cenderung berbentuk filamen. Hal ini menjelaskan mengapa pada sistem campuran dengan konsentrasi bahanorganik rendah cenderung memberikan pertumbuhan lumpur bentuk filamen. Pada konsentrasi bahanorganik yang tinggi, flok yang terbentuk menarik bahanorganik dari larutan pada kecepatan yang tinggi dibanding dengan penarikan filamen, penarikan bahanorganik oleh flok tersebut mendominasi proses yang terjadi. Oleh karena itu untuk memperoleh gradien konsentrasi bahanorganik yang tinggi digunakan sistem operasi pengolahan biologis secara plug-flow, pemakaian selector atau contactor [4,7] .
dari alam ataupun aktivitas manusia melalui limbah rumah tangga dan industri. Nilai COD pada perairan tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/l, sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/l (Wijaya, 2009). Fardiaz (1992) menyatakan bahwa bahan-bahanorganik yang masuk ke perairan mungkin tidak dapat terurai secara biologis. Sehingga uji kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahanorganik ditentukan dengan bahan-bahan oksidan (yang sering digunakan adalah kalium kromat).
Air limbah yang langsung dibuang ke air permukaan (misalnya, sungai dan danau) tanpa dilakukan pengolahan dapat mengakibatkan pencemaran permukaan air. Sebagai contoh, bahanorganik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut (Dissolved Oxygen) di dalam sungai tersebut. Dengan demikian, akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi padaair limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai (Sumantri, 2010).
Daun katu (Sauropus androgynus (L.) Merr. diambil dari dari tanaman yang terdapat di kebun budidaya PT. Kimia Farma Bandung, pada waktu tumbuhan tersebut sedang berbunga. Setelah dibersihkan dari bagian tumbuhan lain, dari bahanorganik asing dan pengotor lainnya, daun dikeringkan secara alami di udara dengan tidak dikenai sinar matahari langsung, kemudian digiling dan diayak dengan ayakan nomor 6, sehingga diperoleh serbuk dengan derajat kehalusan tertentu [10].
Zat Padat Tersuspensi (TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahanorganik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya . Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan . TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg L-1 yang yang paling ekstrem 30.000 mg L-1 di beberapa sungai. TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian .
Upaya pembentukan pemahaman petani tentang konsep pupuk organik Teknologi EM dalam pertanian sebagai teknologi inovasi yang ramah lingkungan, dilakukan melalui pendidikan yaitu jalur pendidikan luar sekolah dalam bentuk penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan memerlukan pendekatan dan metode yang sesuai dengan karakteristik inovasi, dan karakteristik petani sasaran penyuluhan, sehingga pesan-pesan komunikasi dapat diterima secara efektif. Dalam proses penyuluhan sebagai pendidikan orang dewasa, ada berbagai jenis pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan individual, pendekatan kelompok dan pendekatan massal. Dari setiap pendekatan tersebut memiliki berbagai metode penyampaian materi (Suriatna, 1988: 16). Metode penyampaian materi penyuluhan secara massal dan penyuluhan kelompok dengan ceramah dan diskusi yang digunakan selama ini, tampaknya belum memberikan perubahan yang diharapkan pada perilaku petani yang masih cenderung mengolah lahan apa adanya dan cenderung menggunakan pupuk kimia dalam usaha tani mereka. Oleh karena itu, untuk mendorong petani agar mau dan mampu mengetahui dan
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quarterner yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.
reproduksi (Firdus dan Muchlisin, 2010). Bakteri merupakan agen biologi penting yang mempunyai kemampuan dalam biodegradasi limbah. Kemampuan adaptasi bakteri yang tinggi memungkinkan untuk tumbuh pada substrat dan lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan organisme lain (Bollag dan Bollag, 1992). Berdasarkan kondisi di atas dan peluang yang ada, maka penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bakteri spesifik yang mampu membantu proses degradasi limbah organik di IPAL dan dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas limbah berdasarkan baku mutu standar.