bermanfaat sebagai obat untuk keputihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh berbagai konsentrasi dekok kunyit (Curcuma longa Linn.) terhadap zona hambat Candidaalbicans secara in vitro dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapa dekok kunyit ( Curcuma longa Linn ) mempunyai zona hambat terbesar pada jamur Candidaalbicans secara in vitro.
Sifat-sifat bahan resin akrilik terbagi atas sifat fisis, sifat kemis dan biologis, serta sifat mekanis. 5-7 Pada sifat kemis dan biologis, resin akrilik yang berhubungan dengan interaksi suatu bahan terhadap mikroorganisme pada rongga mulut memperlihatkan bahwa pemakaian gigitiruan secara terus menerus yang tidak pernah dibuka dan tidak pernah dibersihkan dapat mengakibatkan penumpukan plak yang disebabkan oleh kemampuan mikroorganisme seperti Candidaalbicans berkembang pada permukaan basis gigitiruan resin akrilik. 6,7 Gigitiruan dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme selama pembuatan atau manipulasi sehingga infeksi yang disebabkan Candidaalbicans dapat terjadi pada gigitiruan dan infeksi ini merupakan faktor yang berkontribusi dalam menyebabkan denture stomatitis. 7-9 Candidaalbicans merupakan jamur yang paling lazim berada dalam rongga mulut dan telah diketahui sebagai penyebab utama terjadinya denture stomatitis. 9,10 Pemeliharaan yang adekuat pada gigitiruan sangat diperlukan agar gigitiruan tetap estetis, tidak bau, dan memperoleh oral higiene yang baik. Permasalahan yang terjadi pada rongga mulut berhubungan dengan rendahnya kebersihan gigitiruan, oleh karena itu metode pembersihan gigitiruan harus efektif, ekonomis, mudah didapatkan, dan mudah dalam penggunaannya. 11
Hasil Jumlah koloni Candidaalbicans pada susu kedelai, yoghurt kedelai 5%, 10%, dan 15% adalah sebesar >10 5 CFU/ml. Akan tetapi pada yoghurt kedelai 5%, 10%,dan 15% didapatkan tingkat kerapatan yang lebih renggang jika dibandingkan dengan kerapatan pada susu kedelai. Sedangkan ukuran koloni pada tabung berisi yoghurt kedelai lebih kecil dibandingkan ukuran koloni pada tabung berisi susu kedelai.
Candidaalbicans merupakan salah satu spesies Candida yang dapat digolongkan menjadi patogen jamur yang paling sering ditemukan, sehingga pada keadaan individu yang immunocompromised, jamur ini mampu menyebabkan infeksi yang dinamakan kandidiasis juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan (Tyasrini E., Winata T., & Susantina, 2006). Secara umum, pengobatan kandidiasis dengan menggunakan obat antifungi seperti nistatin, memiliki mekanisme yaitu dengan mengikat ergosterol pada dinding sel jamur yang akan mengakibatkan membran sel jamur bocor dan lisis (Gubbins and Anaissie, 2007).
Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan kandidiasis. Kandidiasis adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub akut yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candidaalbicans dan dapat mengenai kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau paru–paru. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dan dapat menyerang semua umur baik laki–laki maupun perempuan (Kuswadji, 1987).
Jintan hitam mempunyai efek fungistatis dan fungisidal. Hal ini disebabkan adanya senyawa berupa timokuinon, timol, dan karvakrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa konsentrasi Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dari ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans denture stomatitis dan Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ), serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efek ekstrak jintan hitam terhadap kedua jenis fungi tersebut. Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test control group design . Sampel yang digunakan biakan Candidaalbicans yang diisolasi dari denture stomatitis dan Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ), jumlah sampel masing-masing satu biakan fungi. Pengujian efek ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans dilakukan dengan metode dilusi untuk mendapatkan berbagai konsentrasi ekstrak, kemudian ditambahkan suspensi fungi setiap konsentrasi, dan dilakukan pengamatan dan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian rata-rata nilai KHM dan KBM ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans denture stomatitis masing-masing 50,00 ± 0,00 %, sedangkan KHM dan KBM terhadap Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ) masing-masing 4,17 ± 1,80 % dan 9,38 ± 5,41 %. Hasil uji T tidak berpasangan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara nilai KHM dan KBM dari ekstrak jintan hitam terhadap kedua jenis fungi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan ekstrak jintan hitam lebih efektif terhadap Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ) bila dibandingkan dengan Candidaalbicans denture stomatitis .
Sampel penelitian adalah plat resin akrilik berukuran 10x10x1mm sebanyak 24 buah yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan dengan klorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif, akuades sebagai kontrol negatif, larutan ekstrak daun pandan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%. Sampel direndam dalam suspensi Candidaalbicans selama 24 jam kemudian direndam dalam kelompok perlakuan selama 8 jam. Sampel diletakkan pada vortex mixer selama 1 menit kemudian dilakukan pengenceran 10 -3 . Pembenihan dilakukan pada petri berisi Sabouraud agar dan diinkubasi 48 jam pada suhu 37 0 C, kemudian dilakukan perhitungan angka jamur.
16 Ekstrak jintan hitam .............................................................................. 33 17 Metode pengujian ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans ..... 34 18 Deretan tabung reaksi setelah diinkubasi selama 24 jam ...................... 35 19 Hasil inkubasi tabung reaksi selama 24 jam (A) tidak terbentuk
Penentuan Nilai KHM dengan Metode Mikrodilusi. Metode yang digunakan untuk menilai KHM ekstrak uji adalah mikrodilusi. Konsentrasi terkecil yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan mikroba, ditetapkan sebagai konsentrasi hambat minimum (KHM). Keuntungan metode mikrodilusi adalah mudah dilakukan, serta memberikan efektivitas dalam segi bahan dan tempat (Jorgensen dkk., 2009). Hasil pengujian aktivitas antimikroba metode mikrodilusi terhadap Streptococcus mutans dan Candidaalbicans ditunjukkan pada Tabel 6 dan 7 serta Gambar 8 dan 9.
Tahap pertama dalam proses infeksi Candidaalbicans ke tubuh hewan atau manusia adalah tahap adhesi atau perlekatan. 28,33 Kemampuan Candidaalbicans melekat pada sel pejamu merupakan tahap penting dalam pembentukan koloni dan penyerangan atau invasi ke sel pejamu. Dinding sel merupakan bagian sel dari Candidaalbicans yang pertama berinteraksi dengan sel pejamu. 33 Interaksi antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekul- molekul Candidaalbicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Kitin, komponen kecil yang terdapat dalam dinding sel juga berperan dalam aktifitas adhesif. 28
23. Leepel LA, Hidayat R, Puspitawati R, Bachtiar BM. Efek Penambahan Glukosa pada Saburoud Dextrose Broth Terhadap Pertumbuhan CandidaAlbicans (Uji IN VITRO). Indonesian Journal of Dentistry 2009;16(1): 58-63. 24. Hamrun N, Mahardhika A. Jumlah koloni Candidaalbicans pada pemakai
Latar Belakang: Candidaalbicans merupakan mikroorganisme dalam rongga mulut yang akan bersifat patogen ketika jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Salah satu tanaman tradisional yang bersifat antifungi yaitu daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Daun kemangi memiliki kandungan yaitu flavonoid (0,08%), minyak atsiri (1,76%), alkaloid (4,05%), tanin (2,17%) dan eugenol (0,31%) yang mampu menghambat pertumbuhan serta membunuh Candidaalbicans. Tujuan: Mengetahui efektivitas ekstrak daun kemangi ( Ocimum sanctum L.) dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh Candidaalbicans. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian post only grup design dengan 5 perlakuan ekstrak 1 kontrol negatif dan 1 kontrol positif. Daun kemangi dimaserasi dengan etanol 96% kemudian dibuat 5 konsentrasi yaitu 100%; 50%; 25%; 12,5%; dan 6,25%. Suspensi Candidaalbicans yang telah diinkubasi dengan campuran ekstrak selama 18-24 jam kemudian ditanam pada media SDA. Jumlah koloni yang tumbuh dihitung dengan colony counter. Data dianalisis dengan One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD). Hasil: Ekstrak daun kemangi dapat menghambat pertumbuhan Candidaalbicans pada konsentrasi 12,5% dan dapat membunuh Candidaalbicans pada konsentrasi 25%. Simpulan dan saran: Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat menghambat pertumbuhan dan dapat membunuh Candidaalbicans . Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan untuk mengetahui uji toksisitas ekstrak daun kemangi. Sejarah Artikel :
The time-killing profile of Candidaalbicans with 0.5 MIC, MIC and 2 MIC concentrations over time was plotted to assess the fungicidal ef- fect. The latex B-serum was added to an aliquot of 25 ml of potato dextrose broth (PDB; Difco, Detroit, MI, USA) at 37ºC in an amount which would achieve the concentration of 0 mg/ml (control) and the above mentioned MIC concen- trations after the addition of the inoculums. Lat- er, a solution of 1 ml inoculums was added to all MIC concentrations. Immediately after the addi- tion of the inoculums, 100 µl of culture from each was inoculated onto a potato dextrose agar
Nama saya Steffi Carey, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Efek Ekstrak Jintan Hitam terhadap Candidaalbicans Denture Stomatitis dan Candidaalbicans (ATCC® 10231™)” .
Dari penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa jintan hitam mempunyai efek terhadap Candidaalbicans . Namun, belum terdapat penelitian yang menggunakan Candidaalbicans yang diisolasi dari pasien denture stomatitis dan Candidaalbicans yang dihasilkan oleh American Type Culture Collection , yaitu Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ). Selain itu, belum terdapat penelitian yang membandingkan tentang strain fungi yang diisolasi dari denture stomatitis dan biakan murni. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Perbedaan efek ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans denture stomatitis dan Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ )”.
Jintan hitam mempunyai efek fungistatis dan fungisidal. Hal ini disebabkan adanya senyawa berupa timokuinon, timol, dan karvakrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa konsentrasi Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dari ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans denture stomatitis dan Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ), serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efek ekstrak jintan hitam terhadap kedua jenis fungi tersebut. Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test control group design . Sampel yang digunakan biakan Candidaalbicans yang diisolasi dari denture stomatitis dan Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ), jumlah sampel masing-masing satu biakan fungi. Pengujian efek ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans dilakukan dengan metode dilusi untuk mendapatkan berbagai konsentrasi ekstrak, kemudian ditambahkan suspensi fungi setiap konsentrasi, dan dilakukan pengamatan dan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian rata-rata nilai KHM dan KBM ekstrak jintan hitam terhadap Candidaalbicans denture stomatitis masing-masing 50,00 ± 0,00 %, sedangkan KHM dan KBM terhadap Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ) masing-masing 4,17 ± 1,80 % dan 9,38 ± 5,41 %. Hasil uji T tidak berpasangan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara nilai KHM dan KBM dari ekstrak jintan hitam terhadap kedua jenis fungi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan ekstrak jintan hitam lebih efektif terhadap Candidaalbicans (ATCC ® 10231 ™ ) bila dibandingkan dengan Candidaalbicans denture stomatitis .
Para peneliti menemukan bahwa koloni Candidaalbicans dijumpai pada penderita pemakai gigi tiruan lepasan dan koloni tersebut akan meningkat pada penderita dengan denture stomatitis oleh karena gigi tiruan (Nevzatoglu 2007, p 236). Keadaan tersebut juga dijumpai pada penderita yang tidak melepas gigi tiruannya pada malam hari. Pemakaian gigi tiruan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya Candidaalbicans dalam mulut. Penutupan mukosa oleh basis gigi tiruan dapat mengurangi efek pembersihan sisa makanan oleh saliva. Akibatnya sisa makanan makin menumpuk dan mikroorganisme termasuk prevalensi Candidaalbicans dapat meningkat. Pada keadaan normal, bakteri baik dalam usus akan berkompetisi dengan candida dan menjaganya agar tetap terkendali tanpa menyebabkan masalah kesehatan apapun. Namun ketika keseimbangan antara bakteri baik dan Candidaalbicans terganggu, maka infeksi atau candidiasis tidak dapat dihindari lagi (Cenci et al 2008, p 87).
Tahap setelah perlekatan adalah invasi. Penelitian tentang invasi Candidaalbicans dilakukan pada kultur jaringan epitel mulut manusia ( reconstuted human oral epithelium ; rhoe) untuk mengetahui penampilan ultrastruktur oral candidiasis. Tempat aktivitas Candidaalbicans selama invasi diperiksa dengan menggunakan metode sitokimia. Hasil menunjukkan bahwa selama 48 jam Candidaalbicans menginvasi rhoe dan pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya ciri patologis akibat invasi. Hifa Candidaalbicans melakukan penerobosan ke dalam permukaan epithelium terutama pada cell junction. 39
Candidaalbicans menjadi patogen saat kekebalan tubuh menurun dan fungsi fisiologis terganggu, seperti pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi Candidaalbicans yang dikumpulkan dari rongga mulut penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan mengamati keberadaan Candidaalbicans pada 30 sampel pasien diabetes melitus tipe 2 yang tumbuh pada Agar Dextrose Kentang. Pengamatan secara mikroskopis dengan pewarnaan LPCB ragi, blastospora, pseudohifa, klamidiospora dan tabung kuman dalam suspensi serum manusia yang diinkubasi pada suhu 37ºC selama 2-3 jam. Berdasarkan hasil penelitian, dari 30 pasien diabetes melitus tipe 2 yang diteliti didapatkan hasil positif Candidaalbicans sebanyak 14 orang (46,7%).
Tes aglutinasi dengan serum yang terabsorpsi menunjukkan bahwa semua strain Candidaalbicans termasuk dalam dua kelompok besar serologic A dan B. Kelompok A mencakup C tropicalis. Ekstrak Candida untuk tes serologik dan kulit tampaknya terdiri atas campuran antigen. Antibodi ini dapat diketahui melalui presipitasi, imunodifusi, imunoelektroforesis balik, aglutinasi lateks, dan tes-tes lainnya, tetapi pengenalan antibodi sirkulasi ini tidak terlalu membantu dalam mendiagnosis penyakit akibat candida. Pada candidiasis yang tersebar sering terdapat antigen mannan dari Candida yang beredar, dan kadang-kadang dapat ditemukan antibodi presipitasi terhadap antigen nonmannan. Sebenarnya semua serum manusia normal akan mengandung antibodi IgG terhadap Candida mannan. 5