( Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku), Pembimbing I: Dr Tri Sultyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Dr. Vina Salviana. M.Si.
Dalam pilkades Waeura tahun 2004 yang memenangkan pilkades adalah Bapak Latumu Papalia dari Marga Buton, kalau dipersentasekan sekitar 65% suara dari akumulasi suara yang ada, sisanya 35% itu diperoleh Bapak Hasan Lesbata. Kalau dilihat memang mayoritas Di Waeura adalah Marga Buton makanya jangan heran kalau yang memenangkan pilkades itu Marga Buton, akan tetapi Marga Buton juga sangat menghargai marga lain untuk menyatakan pendapatnya atau menyatakan sikap. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa bahwa BPD memproses pemilihankepaladesa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepaladesa. Kepaladesa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat pemilihankepaladesa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihankepaladesa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.
xv Undang-Undang
Uu No 6 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.
Indikator ketiga, yaitu kesadaran politik akan problematika dalam masyarakat terkait politik dalam mewujudkan pemilihankepaladesa yang bersih, untuk point 1) terkait permasalahan yang terjadi dimasyarakat. Hampir semua responden menjawab banyak permasalahan yang ada di desa, seperti banjir saat musim hujan, jalanan rusak, tempat pembuang sampah, saluran air, dan penataan ruang di pasar yang terkadang membuat macet. Hal ini juga dibenarkan oleh semua calon kepaladesa. Point 2) memilih kepaladesa yang memiliki ide tentang permasalahan yang ada di desa, sebagian besar responden R1, R2, R3, R4, dan R7 menyatakan Ya, mereka akan mendukung calon kepaladesa yang mau memikirkan permasalahan yang ada di desa. Hanya responden R5 dan R6 yang tidak mengutamakan pada kriteria tersebut, mereka lebih memilih kepaladesa yang memberikan sesuatu lebih banyak dari calon yang lainnya. Point 3) terkait dengan problematika yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat, hal ini dijawab oleh semua responden yang menyatakan bahwa pemilihankepaladesa menjadikan perpecahan dalam masyarakat seperti penyebaran berita hoax, sindir menyindir, tidak saling sapa, dan lain sebagainya. Hanya responden R4 yang menyatakan bahwa ajang pemilihankepaladesa tidak menimbulkan perpecahan, ditambahkan oleh dia bahwa dia tidak mempermasalakan perbedaan saat pemilihan. Sedangkan menurut calon kepaladesa N1, N2, dan N3 rata-rata menjawat tergantung dari masyarakat itu sendiri, namun pada umumnya timbul perpecahan untuk beberapa waktu baik sebelum sampai sesudah pemilihankepaladesa.
Perilaku memilih tidaklah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri tetapi perilaku pemilih tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dilihat dari pedekatan mengapa pemilih memilih kontestan tertentu bukan kontestan lain, dibedakan menjadi lima sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni struktural, sosiologis, ekologis, psikologi sosial, dan pilihan rasional. Ajzen mengatakan bahwa sikap juga mempengaruhi perilaku lewat suatu proes pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan teori perilaku beralasan dinamai teori perilaku terencana yang mencakup 3 hal yaitu : 1). kayakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavior beliefs). 2). Persepsi individu terhadap harapan-harapan dari orang-orang yang berpengaruh dalam kehidupannya mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu, persepsi ini sifatnya subjektif sehingga dimensi ini disebut norma subjektif (subjektive norm), 3). Serta keyakinan tentang adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs), ini berhubungan dengan kesempatan dan kemudahan yang ada ketika melakukan sesuatu. 1 Penelitian yang dilakukan oleh Sebayang, menemukan bahwa perilaku pemilih etnis karo dalam pemilihan bupati di Kabupaten Karo periode 2010-2015 masih dipengaruhi oleh etnis, yaitu pemilih memilih calon karena sesuku. 2 Figur dari calon juga dapat mempengaruhi masyarakat dalam memilih calon. Sedangkan Alamsyah dalam penelitiannya menjelaskan keputusan pemilih untuk memilih calon kepaladesa
CIVICS ISSN 2527-9742, Vol 4. Nomor 1. Tahun 2019 19 deskriptif kualitiatif, dimana proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Selanjutnya dilakukan dengan analisis data yang di dalalmnya meliputi identifikasi data, reduksi, data, dan penarikan sebuah kesimpulan. Pada hasil penelitian dibawah ini ditemukan bentuk Partisipasi yang dilakukan masyarakatadat Kampung Naga bisa digolongkan kedalam bentuk partisipasi Konvensional. Kegiatan partisipasi konvensional merupakan bentuk demokrasi yang normal dimana di dalamnya termasuk kegiatan pemilihan yakni memberikan suara, dan diskusi politik. Bentuk partisipasi politik yang dilakukan informan masyarakatadat Kampung Naga dilihat dari sifatnya maka mengarah kepada autonomous participation (partisipasi yang otonom). “partisipasi otonom adalah partisipasi yang tidak dimobilisasi atau bersifat mandiri”
Bahasa Lampung adalah bahasa daerah yang hanya dipakai oleh sekitar satu juta orang yang mendiami daerah Propinsi Lampung dan sebagian daerah Propinsi Sumatera Selatan di sepanjang Sungai Komering dan Danau Ranau sampai Kayuagung. Bahasa Lampung terdiri dari bahasa lisan dan bahasa tulisan yang disebut dengan aksara Lampung. Pada akhir- akhir ini sudah banyak orang tua-tua atau cendikiawan yang mengaku orang Lampung tidak lagi bisa menggunakan aksara Lampung dan sudah banyak juga angkatan muda Lampung yang kaku dan tidak lancar lagi menggunakan Bahasa Lampung. Walaupun bahasa Lampung terdiri dari terdiri dari dua dialek bahasa yang agak berbeda, yang satu berdialek A (Pemanggilan) sedangkan yang satu berdialek O (Abung), namun di antara kedua dialek itu bukan banyak perbedaan arti, melainkan berbeda dalam pengucapan. Sesungguhnya antara kedua dialek tersebut dapat dipakai secara bersama-sama sebagai bahasa sehari-hari oleh orang-orang Lampung, sebagaimana dalam musyawarah adat yang dilakukan oleh pemuka-pemuka adat.
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum Panitia PemilihanKepalaDesa melaksanakan tugasnya, panitia terlebih dahulu harus menandatangani fakta integritas. Jika Panitia Pemilihan memiliki hubungan darah dengan calon, maka BPD memberhentikan yang bersangkutan dan menggantikannya dengan keputusan BPD melalui mekanisme musyawarah BPD. Adapun tugas dan wewenang Panitia Pemilihan, sebagai berikut: a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan; b. Merencanakan dan mengajukan biaya; pemilihan kepada Bupati melalui camat; c. Melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih, d.Mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon; e. Menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan; f. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan; g. Menetapkan nomor urut calon; h. Menetapkan tempat, jadwal dan tata cara pelaksanaan kampanye; i. Menentukan dan menetapkan jumlah dan lokasi TPS; j. Memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan tempat pemungutan suara; k. Melaksanakan pemungutan suara; l. Menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan; m. Menetapkan calon KepalaDesa terpilih; n. Mengangkat dan menetapkan ketua dan petugas TPS; o. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; p. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemilihan. Nilai-nilai ini akan termanifestasi dari pikiran, sikap, dan perilaku masyarakat setempat dalam memandang, mengelola serta memberikan perlindungan kepada seluruh lapisan masyarakat. “Bentuk partisipasi politik seorang tampak dalam aktivitas-aktivitas politiknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk patisipasi politik yang paling umum dikenal adalah pemungutan suara (voting) entah untuk memilih calon wakil rakyat atau untuk memilih kepala Negara” (Maran, 2001:148).
Pendapat di atas juga diperkuat oleh Jalbi (Ruslan 2000:101-102) bahwa partisipasi politik warga negara sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : Keyakinan agama yang diimani oleh individu. Sebagai contoh Islam mendorong pemeluknya untuk memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah kemunkaran, mengkritik dan mengawasi penguasa, dan seterusnya. Ini merupakan dorongan internal dalam melakukan partisipasi politik. Faktor jenis individu: laki-laki atau perempuan, juga berpengaruh besar terhadap partisipasi politik di sebagian masyarakat. Demikian juga taraf pendidikan. Semua itu sering disebut sebagai faktor- faktor sosial. Jenis kultur politik, atau bentuk nilai dan keyakinan tentang kegiatan politik yang mempengaruhinya. Terkadang kultur politik mendorong seseorang untuk berpartisipasi secara aktif, tetapi terkadang justru menjadikan seseorang buta politik. Karakter lingkungan politik. Dalam masyarakat yang menghormati supremasi hukum dan kebebasan politik, sistem politiknya bersifat multipartai, mengakui hak kritik dan partisipasi rakyat, dan banyak memberi kesempatan keapda anggota masyarakatnya untuk melakukan partisipasi dalam kehidupan bernegara. Demikian pula, keberadaan partai-partai dengan segala ragamnya, juga berarti jaminan atas adanya oposisi yang institusional yang dengannya mereka melakukan partisipasi politik dan ikut mengambil keputusan. Artinya, ideologi dan sistem politik masyarakat memberikan pengaruh besar kepada partisipasi warganya
pemimpin yang menjadi pengendali kehidupan sosialnya. 13 Negara sebagai wadah resmi yang di beri otoritas untuk melaksanakan sejumlah fungsi sosial serta keamanan masyarakat secara penuh dan beradab.
Berbagai masyarakat berbeda satu sama lain dalam hubungannya dengan kekuasaan, dalam berbagai wujudnya, pertama-tama mereka berbeda dalam hal tingkat kekuasaan yang di miliki oleh individu atau organisasi, sudah jelas bahwa Negara sekarang mempunyai kekuasaan yang lebih besar di bandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. 14 Jika tidak ada lembaga sosial seperti aritokrasi atau monarki yang turung temurung yang membatasi seseorang untuk meraih kekuasaan, maka pada umumnya dapat di katakana bahwa mereka yang paling mendambakan kekuasaan dan juga mereka yang paling besar kemungkinan untuk memperoleh kekuasaan, ini berarti bahwa dalam suatu sistem sosial yang didalamnya kekuasaan terbuka bagi semua orang, kedudukan yang melahirkan kekuasaan biasanya akan di pegang oleh mereka yang berbeda dengan orang-orang biasa karna cintanya yang luar biasa akan kekuasaan. Cinta akan kekuasaan walaupun merupakan salah satu motif manusiawi yang paling kuat, tidak terbagi merata dan di batasi oleh berbagai motif lainnya seperti cinta akan kehidupan yang santai, cinta akan kesenangan, dan kadang- kadang keinginan untuk mnedapat persetujuan orang lain.
(2) Peserta Musyawarah Desa untuk PemilihanKepalaDesa Antar Waktu terdiri dari unsur masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang jumlahnya ditentukan melalui rapat BPD dengan memperhatikan proporsi jumlah penduduk dan keterwakilan wilayah. (3) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam berita
1. Mengenai Pembinaan yang dilakukan kedua pemimpin yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau ialah kepalaadat sebagai tempat masyarakat untuk menyelesaikan suatu masalah dalam satu keluarga maupun desa secara umum, sedangkan kepaladesa dirasa masi kurang dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di desa. Tanggapan masyarakat mengenai kedua pemimpin dalam Menginspirasi Desa Budaya Lekaq Kidau bahwasannya masyarakat yang mendapatkan suatu inspirasi langsung dari seorang pemimpin yang berpengaruh besar di desa budaya lekaq kidau maka akan muncul dari diri sendiri untuk mengubah kehidupan untuk lebih baik kedepannya. Berbicara dalam hal mendorong masyarakat untuk mengikuti partisipasi didalam lingkungan desa lebih berperan penting ialah kepalaadat juga secara langsung akan memberikan sanjungan dan pujian kepada Masyarakatnya sehingga lebih bersemangat lagi dalam mengikuti kegiatan- kegiatan yang ada di Desa dibandingkan dengan kepaladesa. kedua Kepemimpinan yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau dalam memberikan suatu keteladanan bagi masyarakatnya KepalaAdat lebih dominan dapat dijadikan contoh bagi masyarakatnya karna masyarakat menilai dari kedisipplinan yang suda melekat dalam diri sejak lahir untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau salah satu keteladanan yang dapat dijadikan contoh bagi masyarakat setempat, sedangkan kepaladesa hanya dikenal sejak diangkat menjadi kepaladesa. 2. Dari kesimpulan diatas terdapat perbedaan kepemimpinan antara kepaladesa
pesta demokrasi di tingkat desa tersebut dengan berbagai bentuk sikap dan perilaku. Sebagian partisipasi aktifnya diperlihatkan dengan terang terangan menyatakan dukungannya ke salah satu calon. Ada pula beberapa yang bersifat tertutup akan tetapi membuktikan partisipasi aktifnya dengan mendatang lokasi tempat pemungutan suara dan mencoblos gambar calon yang menjadi pilihannya pada saat hari yang ditentukan tiba. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa di sana sini masih ada beberapa kelemahan pada sistem penyelenggaraan. Kualitas calon KepalaDesa yang kadang kurang dapat memenuhi sebagian keinginan masyarakat, hingga pelaksanaan kampanye yang tidak bisa luput dari praktikpraktik yang dinilai kurang mencerminkan sebagai calon pemimpin yang bersih dan berkualitas baik dari segi kecakapan maupun moral spiritualnya, padahal hal tersebut penting demi mewujudkan pemerintahan desa yang demokratis namun terhindar dari praktik kolusi serta nepotisme.
• Penghitungan suara, dilakukan dan selesai di TPS oleh panitia pemilihan dan dapat dihadiri dan disaksikan oleh saksi calon, BPD, pengawas, dan warga masyarakat.
• Saksi calon dalam penghitungan suara, harus membawa surat mandat dari calon yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada Ketua panitia.
4
menyaksikannya secara live (langsung) melalui siaran Televisi ataupun siaran di Radio.
Dalam proses berjalannya lembaga Negara penting bagi proses penguatan demokratisasi. Sedangkan tahapan dan perangkat pilkades telah didesain sedemikian rupa guna menjalankan proses demokrasi secara adil, terbuka, dan transparan. Perseteruan antar kelompok yang kerap terjadi selama pemilihan umum dan setelah pesta demokrasi dipicu oleh kurangnya pemahaman tentang konstitusi. Untuk mengantisipasi ketidakadilan dari demokratisasi, semua pihak perlu kembali kepada konstitusi dan menerapkan pancasila secara murni dan konsekuen. Menjaga jalannya konstitusi di Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Demokrasi bukan segala-galanya karena suara terbanyak bisa jadi kemasan oleh golongan tertentu. Akibatnya, aspirasi masyarakat cenderung terabaikan. Pancasila dan konstitusi tidak bisa diartikan parsial. Penyelewengan penguasa di masa Orde Baru dengan mencederai pancasila harus diluruskan.
Menurut Bapak Anwar selaku orang yang memakai jasa dukun dan secara kebetulan memperoleh kemenangan pada saat pemilihankepalaDesa, bahwa sebelum pemilihan dimulai, ia sebelumnya konsultasi dengan Mbah Ipan yang bertempat tinggal di Desa soko, yaitu sekitar ± 4 km dari Desa Karangrejo. Jadi Mbah Ipan ini adalah dukun yang membantu Bapak Anwar untuk kelancaran dalam pemilihankepalaDesa. Kemudian sang dukun memberikan syarat-syarat kepada Bapak Anwar yang harus dia lakukan sebelum pemilihan dilaksanakan. Syarat-syarat yang harus dilksanakan tujuh (7) hari sebelum pemilihan dimulai. Diantaranya adalah puasa nyireh atau menjauhi makanan yang bernyawa, dan selametan. Selain itu Bapak Anwar juga disuruh menyiapkan uang dengan nominal 52.000 untuk dibagikan masyarakat atau calon pemilih. 2
apabila diselesihkan ada sebanyak 4.945 calon pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih tetap. Faktor penyebab tidak terdaftar sebagai pe- milih tetap umumnya kerana adanya permindahan penduduk dan kematian penduduk yang tidak tercatat secara admnistrasi di pemerintahan ting- kat desa ataupun kecamatan. Setelah dilakukan pemilihan, hasil perolehan suara yang diterima dari hasil pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Kuantan Singingi dime- nangkan oleh pasangan dengan nomor urut 1, dengan perbandingan persentase hasil perolehan suara 54,18 % berbanding dengan 45,82 %. Kondisi ini menjelaskan bahwa pasangan nomor urut 1 telah memenangkan pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Kuantan Singingi dengan selisih perolehan suara 8,36 %. Tetapi hasil perolehan suara ini secara keseluruhan menyisakan 12.032 daftar pemilih tetap yang tidak menggunakan hak suaranya. Alasan masyarakat tidak menggunakan hak suaranya bisa saja disebabkan oleh banyak faktor, dian- taranya rendahnya partisipasi masyarakat, ketidakpedulian masyarakat akan kegiatan pemilukada, banyaknya masyarakat yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak berdomisili di daerah pendaftaran dan sebagainya. Fakta ini men- jelaskan bahwa masih belum maksimal partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilihan umum kepala daerah, dengan berbagai alasan dan pe- nyebab yang berbeda-beda.
Seorang KepalaDesa sebagai pemimpin harus bisa mempengaruhi masyarakat atau pengikutnya maka gaya komunikasi yang digunakan haruslah tepat karena masyarakat mempunyai tipe dan karakter yang berbeda-beda. Seorang Calon KepalaDesa tentunya juga harus mampu menggunakan gaya-gaya komunikasi yang tepat agar masyarakat benar- benar mendukung dan memilihnya. Penelitian ini menggunakan teknik indept interview atau wawancara mendalam. Interview digunakan untuk menggali data dari para informan yang telah ditunjuk dan dan dalam wawancara mendalam ini pertanyaan yang diajukan tidak terstruktur, pertanyaan bersifat terbuka dan mengarah pada kedalaman serta dilakukan secara non formal.Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebagaimana dipaparkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : Pertama, Sebagai calon pemimpin yaitu sebagai calon KepalaDesa di Desa Nglumpang Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo Bapak Sucipto yang memperoleh kemenangan mutlak dengan perolehan suara signifikan dan mampu membawa suasana politik yang aman, damai dan tenang mempunyai kemampuan memilih gaya komunikasi yang sangat efektif sehinga mampu menarik simpati dari mayoritas pemilih yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Kedua Gaya Komunikasi politik yang digunakan oleh calon kepalaDesa Nglumpang dikategorikan sebagai gaya komunikasi politik konteks rendah atau Low Context yaitu gaya komunikasi yang dalam menyampaikan suatu pesan cenderung tidak basa basi terlebih dahulu menyebutkan pesan secara lugas dan langsung pada pokok yang diinginkannya atau to the point. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka saran yang perlu disampaikan agar para calon pemimpin baik di tingakat desa maupun tingkat yang lebih tinggi di pemerintahan Indosesia hendaknya mampu menggunakan komunikasi yang efektif dan mampu memilih. Gaya Komunakasi yang tepat karena masyarakat kita di Indonesia ini dalam memilih ternyata tidak semata-mata dengan diiming-imingi imbalan materi atau uang tetapi lebih pada kemampuan atau kredibilitas dan akseptibilatas para calon pemimpin dalam memilih gaya komunikasi yang tepat sehingga money politik dan korupsi bisa diantisipasi oleh masyarakat secara dini
PemilihanKepalaDesa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan. pencalonan dan tahap pemilihan. PemilihanKepalaDesa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak PemilihanKepalaDesa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan tradisionalnya sepanjang masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat, yang diterapkan dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman pada hukum adat setempat, yang diterapkan dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah yang terdiri atas pemilih dalam pemilihan di Kecamatan Cisalak, Peraturan Pemerintah yang terdiri atas pemilih dalam pemilihan di Kecamatan Cisalak, hak pilih dalam pemilihan di Kecamatan Cisalak, adanya tempat pemungutan suara, hak pilih dalam pemilihan di Kecamatan Cisalak, adanya tempat pemungutan suara, kampanye pemilihankepaladesa dimana kampanye ini adalah kegiatan Calon Kepala kampanye pemilihankepaladesa dimana kampanye ini adalah kegiatan Calon KepalaDesa dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan Desa dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program,
mempengaruhi suara dari pemilih entah itu berupa uang atau sembako. Partisipasi masyarakat sebagai pemilih dapat ditujukan dalam memberikan suara dan menentukan siapa yang akan dipilih menjadi kepaladesa dalam Pilkades secara langsung. Masyarakat yang sudah terdaftar dalam pemilu apakah mereka ikut mencoblos atau golput dan apakah mereka memilih karena adanya pengaruh politik uang.