Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Menggunakan teknik random sampling dengan pertimbangan tidak memungkinkannya mengubah situasi sampel yang dimaksud dan agar pelaksanaan eksperimen bersifat alami dan setiap anggota dari populasi memiliki peluang yang sama besar untuk diteliti. Setelah dilakukan pengundian, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen.
Ni Made Rahmi Suryawati. (2015). Konseling Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Empati (Penelitian EksperimenKuasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014-2015). Pembimbing Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M.Pd
Selain itu, menurut Cresswell (2008) metode eksperimenkuasi (quasi experimental) digunakan dalam penelitian eksperimen apabila mempunyai dua kelompok yang tidak dipilih secara acak. Mengingat penelitian mengenai bimbingan sosial untuk mengembangkan perilaku asertif remaja dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari bukan dalam kondisi laboratorium, sehingga tidak memungkinkan mengontrol variabel lain selain variabel bimbingan sosial dan variabel perilaku asertif secara ketat. Dengan demikian, metode penelitian yang cocok dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimenkuasi dengan desain nonequivalent (pretest dan posttest) control group design, serta kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. Proses pelaksanaan eksperimen pada penelitian ini yaitu: (1) kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest, (2) perlakuan berupa pelaksanaan bimbingan sosial diberikan kepada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan, (3) kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan posttest. Adapun desain penelitian disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimenkuasi yang difokuskan pada penggunaan e-learning berbasis Moodle pada pembelajaran Cahaya dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMP. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Cahaya menggunakan e-learning berbasis Moodle, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan jenis permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuasieksperimen. Kuasi arti lain dari semu. Pengertian kuasieksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen . bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subyek yang diteliti adalah manusia, dimana seorang peneliti tidak boleh membedakan antara satu dengan yang lain seperti misalnya mendapat perlakuan karena berstatus karena grup kontrol. Pada penelitian kuasieksperimen, peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tanpa membedakan grup antara grup kontrol dan grup secara nyata degan tetap mengacu bentu alami yang sudah ada. Sebagai contoh, pada suatu sekolah semua siswa dikelas A dipilih sebagai grup treatment . Sedangkan seluruh murid kelas B di sekolah yang lain mendadi grup kontrol. Dengan cara seperti ini jika ada perlakuan yang
Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data sebagai bahan dalam mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasieksperimen. Metode penelitian kuasieksperimen adalah suatu bentuk eksperimen yang ciri utama validitasnya tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan kelompok yang sudah ada namun memiliki karakteristik yang homogen untuk memudahkan mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Sebagaimana yang diung kapkan Arifin (2011:74) bahwa “ penelitian eksperimenkuasi menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek secara acak”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian untuk mencari atau mengetahui suatu tindakan terhadap obyek yang diamati dan menguji hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimenkuasi ini menggunakan desain pretest-posttest control group dengan melibatkan kelompok kontrol dan disertai dengan pemberian tes awal adan tes akhir. Desian penelitian yang digunakan Nonequivalent control group design adalah sebagai berikut :
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Word Square terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab (Studi EksperimenKuasi Pada Siswa Kelas VII SMP Terpadu Baiturrahman Ciparay Tahun Ajaran 2014/2015) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimenkuasi. Metode eksperimenkuasi dalam penelitian ini digunakan untuk menyelidiki sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen, penelitian kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan metode BBQ-99, sedangkan kelompok kontrol siswa yang menggunakan metode konpensional. Kedua kelompok melaksanakan pretes dan postes.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen, yaitu suatu bentuk eksperimen yang tidak melakukan random assigment, melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk dimana dalam hal ini adalah kelas biasa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, penulis menggunakan pendekatan eksperimenkuasi sebagai metodenya. Metode eksperimenkuasi atau eksperimen semu diartikan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Menurut Arikunto. S (2010:123) menyatakan bahwa, “disebut kuasieksperimen karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu ” .
Berdasarkan metode eksperimenkuasi yang ciri utamanya adalah tanpa penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group), maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas. Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami. Dari tujuh kelas yang ada, peneliti telah memilih satu kelas yakni kelas X-G sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 27 orang. .
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimenkuasi untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dokter layanan primer dengan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, dan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang kedokteran keluarga pada mahasiswa pendidikan dokter tahap profesi (koasisten) produk Kurikulum Konvensional dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan dokter tahap profesi (koasisten) di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dan dokter layanan primer di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Jumlah sampel untuk koasisten sebanyak 60 orang, untuk dokter layanan primer sebanyak 51 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling dan kuota sampling.
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Hijaiyah terhadap Keterampilan Imla (Studi EksperimenKuasi terhadap Siswa Kelas VII MTs Al-Musyawarah Lembang) ini sepenuhnya adalah benar benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Penelitian ini mengenai penerapan model pembelajaran bahasa Inggris berbasis tugas, yang dilaksanakan sebagai upaya untuk peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal yakni rendahnya keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa di tingkat perguruan tinggi dan metode pembelajaran berbicara bahasa Inggris yang digunakan kurang tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa. Atas dasar latar belakang tersebut, perlu diterapkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berbicara bahasa Inggris. Dalam konteks inilah peneliti menerapkan pembelajaran bahasa Inggris berbasis tugas yang bertujuan untuk menguji keefektifan model pembelajaran bahasa Inggris berbasis tugas dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi atau gabungan dari metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design atau desain kelompok kontrol non- ekuivalen. Penelitian ini dilaksanakan di tiga perguruan tinggi. Prosedur penelitian terdiri dari lima tahapan utama. Pertama, tahap prapenelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif. Kedua, tahap pelaksanaan kuasieksperimen yang meliputi pelaksanaan prates yang berupa tes keterampilan berbicara secara lisan, pemberian perlakuan atau intervensi pembelajaran bahasa Inggris berbasis tugas, dan pelaksanakan pascates berupa tes keterampilan berbicara bahasa Inggris. Ketiga, tahap penelitian terhadap proses perlakuan pembelajaran. Keempat, tahap penelitian setelah perlakuan pembelajaran dengan metode kualitatif. Kelima, tahap interpretasi hasil penelitian dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Instrumen penelitian berupa tes, wawancara, angket, dan pengamatan. Analisis data proses pembelajaran yang didapat dari data hasil pengamatan, wawancara dan angket dilakukan secara kualitatif sedangkan analisis data tes dilakukan secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis tugas. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran bahasa Inggris berbasis tugas efektif dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa berbicara bahasa Inggris.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasieksperimen tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII melalui pembelajaran berbasis masalah, dengan tujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan siswa yang belajar dengan pembelajaran ekspositori. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri Kota Bandung, dengan sampel dipilih dua kelas secara purposive sample dari dua belas kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran ekspositori. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis. Untuk melihat adanya pencapain dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t dan Mann-Whitney. Hasil pengujian dianalisis dengan menggunakan Minitab 17. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa (1) Pencapaian kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori; (2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.
Hakikat penelitian ini membahas tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui penerapan model LAPS-Heuristik yang dilakukan melalui metode kuasieksperimen dengan desain kelompok kontrol tidak ekuivalen terhadap siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Bandung. Tujuan penelitian adalah mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya melalui LAPS-Heuristik dibandingkan siswa yang pembelajarannya melalui Pembelajaran Langsung serta mengetahui peningkatan aspek berpikir kreatif matematis (fluensi, fleksibilitas, dan orisinalitas) pada model LAPS-Heuristik dan respon siswa terhadap model tersebut. Dari hasil uji statistik pretes, postes, dan indeks gain serta mempertimbangkan data non-tes (angket dan observasi) disimpulkan adanya peningkatan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran LAPS-Heuristik. Perbedaan peningkatan signifikan pada kelompok atas dan bawah. Peningkatan aspek kemampuan berpikir kreatif matematis relatif sama dan perbedaan rata-rata terdapat pada aspek fleksibilitas dan orisinalitas. Respon sebagian besar siswa terhadap model LAPS-Heuristik adalah positif. Rekomendasinya adalah perlu diteliti terkait kemampuan berpikir kreatif siswa yang tidak meningkat dan peningkatan aspek lainnya pada setiap kelompok.
Kemahiran menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Arab. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Dalam kenyatannya, siswa masih banyak menemukan kesulitan yang dihadapi siswa antara lain karena kebanyakn dari siswa yang masih bingung dan kesulitan dalam menulis kalimat sederhana. Berdasarkan pemasalahan yang ditemukan dilapangan, peneliti merasa perlu untuk meneliti permasalah tersebut. Sebagai solusinya peneliti menggunakan Metode Snowball Throwing, yaitu metode pembelajaran yang mendukung siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam keterampilan menyusun kalimat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan teknik kuasieksperimen dan menggunakan desain penelitian Nonequivalent control group design, Berdasarkan hasil penelitian data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan Metode Snowball Throwing terhadap keterampilan menyususn kalimat bahasa Arab siswa kelas VIII SMP Miftahul Iman Bandung.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa SMP. SEdangkan kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh setiap siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMP dengan menggunakan model Reciprocal Teaching. Penelitian yang dilaksanakan merupakan kuasieksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 35 Bandung, dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan pembelajaran Reciprocal Teaching, dan VIII E sebagai kelas control yang akan diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes berupa soal pretes dan postes kemampuan penalaran matematis, dan instrument non-tes berupa angket sikap siswa dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching lebih baik daripada siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional. Selain itu siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran Reciprocal Teaching
Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian kuasieksperimen. Alasan memilih teknik ini adalah karena sampel yang diambil adalah kelompok siswa yang sudah terbentuk tanpa ada campur tangan dan pertimbangan peneliti dalam menentukan kelas. Menurut Arifin (2014, hlm. 215) “ sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population) ”
[Type text] EFEKTIVITAS PROGRAM EXPERIENTIAL BASED COUNSELING UNTUKMENGEMBANGKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONALMAHASISWA Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Mahasiswa Pro[r]