Penggunaan bahan herbal pada obat kumur didasari atas kandungan senyawa kimia yang terkandung didalamnya, seperti sifat antibakteri sehingga dapat mengontrol perkembangan plak gigi. Daunsalam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki manfaat terhadap kesehatan gigi dan mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan berkumur menggunakan larutan ekstrakdaunsalam (Syzygium polyanthum) dalam menghambat akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental pre and post test with control group design yang dilakukan selama tujuh hari dengan metode double-blinded study. Subjek penelitian adalah mahasiswa FKG angkatan 2010 dan berjumlah empat puluh orang yang dipilih dengan metode purposive random sampling. Subjek penelitian dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol, berkumur dengan obat kumur ekstrakdaunsalam 1,25%, berkumur dengan obat kumur ekstrakdaunsalam 2,5% dan berkumur dengan obat kumur ekstrakdaunsalam 5%. Pemeriksaan skor menggunakan indeks plak Loe dan Silness. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-0 dan hari ke-7 setelah pasien menggunakan obat kumur. Seminggu sebelum pemeriksaan skor plak awal, seluruh subjek penelitian diskeling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrakdaunsalam terhadap penurunan akumulasi plak. Obat kumur ekstrakdaunsalam pada konsentrasi 2.5% merupakan konsentrasi obat kumur yang paling optimal dalam menghambat akumulasi plak. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti efek jangka panjang dari penggunaan obat kumur ekstrakdaunsalam sehingga dapat dikembangkan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.
Daunsalam merupakan tumbuhan yang mudah hidup di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman ini dapat hidup tanpa perlakuan khusus. Daunsalam biasanya digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan. Harmanto (2007) menyatakan bahwa daunsalam tingginya mencapai 25 m. Daunnya yang rimbun, berbentuk lonjong/bulat telur, berujung runcing bila diremas mengeluarkan bau harum. Daunsalam mengandung zat-zat bahan warna, zat samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tannin yang terkandung bersifat menciutkan (astringent). Daunsalam juga bermanfaat untuk mengatasi diare, diabetes, kudis atau gatal dan lambung lemah. Pada penelitian Sudirman (2014) efektifitas antimikroba yang ditunjukkan ekstrakdaunsalam memiliki zat aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri berupa tannin, flavonoid dan minyak atsiri, yang mana ketiga zat tersebut merupakan komposisi kimia yang terkandung dalam ekstrakdaunsalam.
Obat kumur merupakan larutan yang digunakan untuk membilas rongga mulut agar terhindar dari bakteri. Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat obat kumur alami adalah daunsalam dan daun mint. Daunsalam memiliki kandungan minyak atsiri, flavonoid dan tanin yang dapat berperan sebagai antibakteri, sedangkan daun mint mengandung mentol yang dapat memberikan rasa segar pada mulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat efektivitas ekstrakdaunsalam dengan penambahan daun mint sebagai obat kumur alami serta mengetahui kualitas organoleptik obat kumur alami dari daunsalam dan penambahan daun mint. rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu: jenis obat kumur (S), S1: akuades, S2: Konsentrasi ekstrakdaunsalam 60 % dan konsentrasi ekstrakdaun mint 50 %, S3: Konsentrasi ekstrakdaunsalam 70 % dan konsentrasi ekstrakdaun mint 60 %.Data populasi bakteri dianalisis menggunakan Man-Whitney Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwapopulasi S1, S2 dan S3 tidakmenunjukkanhasil yang signifikan. Produk obat kumur yang paling dominan adalah warna coklat tua, aroma khas daunsalam sedikit daun mint, rasa agak sepet, agak jernih dan daya terima masyarakat lebih dominan menyukai perlakuan S2 karena rasanya tidak terlalu sepet. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan S2 dan S3 kurang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada saliva.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Kombinasi EkstrakDaunSalam dan Daun Mint sebagai Obat Kumur Alami” Skripsi ini d isusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana (S-1) Program Studi Pendidikan Biologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Diabetes mellitus (DM), di beberapa negara Asia, erat kaitannya dengan jumlah konsumsi beras harian yang berpengaruh pada kadar gula darah. Agar nasi yang dikonsumsi aman bagi penderita DM, daya cerna atau tingkat hidrolisis patinya harus diturunkan. Penambahan ekstrakdaunsalam diyakini dapat mempengaruhi metabolisme pati karena mengandung senyawa polifenol. Penelitian ini bertujuan memperoleh konsentrasi optimal ekstrakdaunsalam yang menghasilkan nasi instan dengan tingkat hidrolisis pati rendah, aktivitas antioksidan tinggi dan sifat sensori yang disukai. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan enam konsentrasi ekstrakdaunsalam, yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% terhadap volume larutan untuk pemasakan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan ekstrakdaunsalam tidak berpengaruh terhadap tingkat hidrolisis pati dan total fenol nasi instan, namun berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan sifat sensori nasi instan. Perlakuan terbaik adalah nasi instan dengan penambahan ekstrakdaunsalam 0 % yang memiliki karakteristik tingkat hidrolisis pati 15,21 %, aktivitas antioksidan 79,44 % dan total fenol 186,00 ppm GAE, persentase panelis dengan kriteria suka terhadap aroma sebesar 49,52 %, rasa sebesar 59,05 %, warna sebesar 86,67 % dan kepulenan sebesar 41,90 %.
kontrol ( pretest posttest with control group design ) pengelompokan dilakukan berdasarkan rancangan acak lengkap. Tikus dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Semua kelompok diinduksi peningkatan kadar kolesterol selama 7 hari. (13) Kelompok 1 adalah kelompok kontrol negatif, kelompok 2 adalah kelompok kontrol positif dengan pemberian simvastatin selama 14 hari, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol daunsalam dengan konsentrasi 1,25 g/ kgBB, 2,5 g/kgBB, 5 g/kg BB selama 14 hari. Tempat dan Waktu Penelitian
Salam (Sizygium polyanthum [Wight] Walp.) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang telah lama digunakan dalam pengobatan. Tanaman obat kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu konstan karena ada variabel lokasi tumbuh, waktu panen dan penyimpanan. Penetapan standardisasi ekstrak adalah suatu upaya pengembangan ekstrakdaunsalam menjadi obat herbal terstandar yang menjamin bahwa bahan suatu produk obat tradisional dapat terjamin mutunya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan standardisasi ekstrak air daunsalam yang meliputi parameter non spesifik dan parameter spesifik ekstrak.
Penelitian eksperimental laboratorium ini untuk menilai efek antimikroba daunsalam terhadap koloni E. coli dan Bacillus subtilis melalui pembentukan zona inhibisi pada metode difusi cakram. Data dianalisis dengan tes one way ANOVA, lalu dengan Post Hoc Test Fisher LSD, p<0,05. Hasil uji ekstrakdaunsalam 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan metode difusi cakram terhadap koloni E. coli tidak ada yang menunjukkan pembentukan zona inhibisi. Hasil uji ekstrakdaunsalam 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan metode difusi cakram terhadap koloni Bacillus subtilis semua menunjukkan adanya pembentukan zona inhibisi dan diameter zona inhibisi paling lebar adalah pada konsentrasi 100% dengan rerata 14,16 mm, tetapi masih lebih kecil dibandingkan zona inhibisi kontrol positif Gentamisin yaitu 17,09 mm .
dengan Metode Simplex Latice Design pada Aplikasi State Ease Dx 9 Ttrial. ...................................................................................................... 21 Tabel 5. Formula Artificial Gastric Fluid (AGF) ................................................. 23 Tabel 6. Hasil Uji Kelarutan EkstrakDaunSalam Dalam Tween 80, Tween 20, PEG 400 dan Propilen Glikol (PG) ......................................................................... 28 Tabel 7. Hasil Pengamatan Visual SNEDDS Tanpa Ekstrak Kloroform Daun
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lajuck (2012), ekstrak yang didapatkan dari 10 gram daunsalam segar terbukti lebih dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL jika dibandingkan dengan kelompok statin 10 mg selama 15 hari. Penelitian ini dilakukan pada 22 orang pria dan wanita berusia 30-60 tahun dengan berat badan 50-70 kg. Hal ini dapat dilihat dari hasil penurunan kolesterol total pada kelompok kapsul ekstrakdaunsalam yaitu sebesar 20,6 % sedangkan pada kelompok statin sebesar 10 %. Untuk kadar kolesterol LDL, kelompok kapsul ekstrakdaunsalam mampu menurunkan sebesar 22 % sedangkan kelompok statin 10 mg hanya mampu menurunkan sebesar 6,9 %. Penelitian ini menunjukkan bahwa efek yang ditimbulkan oleh ekstrakdaunsalam berbeda bermakna bila dibandingkan dengan pemberian statin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrakdaun pepaya, daunsalam dan daun teh terhadap kadar protein telur asin. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi UMS pada bulan Agustus 2011. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen, dengan jumlah perlakuan sebanyak 4 yaitu tanpa penambahan ekstrakdaun, dengan penambahan ekstrakdaun pepaya, dengan penambahan ekstrakdaunsalam, dan dengan penambahan ekstrakdaun teh. Data dianalisis dengan Anava Satu Jalur dan dilanjutkan dengan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F hitung 5,94 > F tabel 4,07. Kadar protein tertinggi pada perlakuan dengan penambahan ekstrakdaun teh yaitu 64,98 %, penambahan ekstrakdaun pepaya yaitu 63,02 %, penambahan ekstrakdaunsalam yaitu 55,64 % dan kadar protein terendah pada perlakuan tanpa penambahan ekstrakdaun yaitu 35,69 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrakdaun pepaya, daunsalam dan daun teh berpengaruh terhadap kadar protein pada telur bebek asin.
Salam mengandung tanin, flavonoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri (Sudarsono dkk., 2002). Berdasarkan penelitian terdahulu, decocta daunsalam pada dosis 1,25 g/kg BB (Handadari, 2007), infusa daunsalam pada dosis 5,0 g/kg BB, dan ekstrak etanol daunsalam pada dosis 420 mg/kg BB (Ma’rufah, 2007) mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit putih jantan yang hasilnya setara dengan allopurinol dosis 10 mg/kg BB. Fraksinasi adalah prosedur pemisahan yang bertujuan memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama yang lain (Harborne, 1987). Melalui metode fraksinasi, didapatkan senyawa polar yang bertanggung jawab dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah mencit.
Evacuasiany, E.W. dan F. Soebiantoro. 2005, Pemanfaatan Ekstrak Andrographis panicualata (Makalah). Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Malang. hal. 15-18. Farnsworth, N.R. 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis yang menyebabkan penyakit jantung koroner. Simvastatin adalah obat pilihan untuk terapi dislipidemia, tetapi berisiko menimbulkan efek samping hepatotoksik, miosis dan rhabdomyolysis. DaunSalam telah banyak dikenal sebagai upaya suportif untuk menurunkan kadar lemak dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah menilai efek ekstrak etanol daunsalam terhadap kadar kolesterol total serum tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak dan membandingkan potensinya dengan simvastatin. Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratorik sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) komparatif terhadap 30 ekor tikus Wistar jantan yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok (n=5): Kelompok I, II, dan III diberi pakan tinggi lemak (PTL) + ekstrak etanol daunsalam setiap hari dengan dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 200 mg/kgBB, kelompok IV kontrol negatif (pakan standar), kelompok V kontrol positif (PTL) dan kelompok VI sebagai pembanding (simvastatin 0,9 mg/kg.BB). Data rerata kadar kolesterol total dianalisis dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan Uji Tukey HSD, α=0,05.
Flavonoid termasuk senyawa fenolik, jarang terdapat di alam dalam bentuk fenol sederhana, umumnya terikat dengan gula sebagai O-glikosida dan C-glikosida, dan dalam sel tumbuhan terdapat pada vakuola sel. Flavonoid membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen. Tanin termasuk senyawa polifenol, dapat membentuk kopolimer stabil dengan protein yang taklarut dalam air. Kumarin dan asam ferulat (termasuk senyawa fenolik) memiliki aktivitas antidiabetes dengan cara meningkatkan proliferasi dan sekresi insulin pada sel β pankreas (Tanko et al. 2007). Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol, merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa, dan dapat menghemolisis sel darah. Pola glikosida saponin kadang rumit, banyak saponin mempunyai satuan gula sampai 5. Beberapa saponin dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes di antaranya saponin yang diisolasi dari akar Aralia elata Seem (elastosida E) dan saponin yang diisolasi dari daun Acanthopanax senticocus yang menurunkan kadar gula darah pascamakan pada mencit diabetes tanpa menurunkan kadar gula darah pada mencit normal (Bnouham et al. 2006).
5 yang pernah dilakukan tentang ekstrak air herba sambiloto adalah variasi dosis ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap kadar kolesterol serum tikus (Rattus norvegicus) dengan diet kuning telur (Hafidhoh, 2012), pengaruh penggunaan sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap kandungan residu aflatoksin dalam hati itik dan hubungannya dengan aflatoksikosis (Rachmawati dan Helmi, 2006), daya hambat perasan daun sambiloto terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Sawitti, Mahatmi, dan Besung., 2013). Contoh penelitian tentang ekstrak etanol sambiloto yang pernah dilakukan antara lain pengaruh pemberian ekstrakdaun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap struktur mikroanatomi hepar dan kadar glutamate piruvat transaminase serum mencit (Mus musculus L.) yang terpapar diazonin (Wulandari, 2006), efek hipoglikemi dan proteksi fungsi pankreas ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) pada mencit (Mus musculus) terinduksi aloksan, aktivitas antidiabetika ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata Ness (Acanthaceae)) (Yulinah, Sukrasno, dan Fitri., 2011) dan sebagainya. Wijaya Kusuma, dkk (2010) melakukan penelitian terhadap ekstrak air daunsalam dan ekstrak air herba sambiloto terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan yang dibuat diabetes. Hasil penelitian itu menunjukkan dosis 200 mg ekstrak air daunsalam dan ekstrak air herba sambiloto dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus.
Daunsalam mengandung tanin, minyak atsiri (salamol dan eugenol), flavonoid (quercetin, quercitrin, myrcetin dan myrcitrin), seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, dan karbohidrat. Oleh badan POM, daunsalam ditetapkan sebagai salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti atau diuji secara klinis untuk menanggulangi masalah kesehatan tertentu (Purwati, 2004). Kandungan tanin, minyak atsiri dan flavonoid pada daunsalam menyebabkan daunsalam mempunyai daya antibakteri atau antimikroba (Wahyudi, 2005).
Hewan uji yang digunakan berjumlah 30 ekor, yang dibagi dalam enam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit putih jantan. Kontrol negatif diberi aquadest 1 ml/20 g BB secara peroral. Kelompok II diberi potasium oxonat 300 mg/kg BB secara intraperitonial untuk membuat hiperurisemia, kelompok III-VI diberi alopurinol 10 mg/kg BB, ekstrak etanol daunsalam 105 mg/kg BB, 210 mg/kg BB dan 420 mg/ kg BB secara peroral pada mencit hiperurisemia. Data yang diperoleh berupa kadar asam urat serum yang diuji dengan analisa varian satu jalan dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni pada taraf kepercayaan 95%.
Tumbuhan menghasilkan bahan kimia tertentu yang bersifat toksik bagi mikroorganisme. Penggunaan ekstrak tumbuhan dan fitokimia dikenal dengan kandungan kimia antimikroba yang dapat berpengaruh secara signifikan dalam pertumbuhan mikroorganisme. Banyak tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena memiliki sifat antimikroba berupa kandungan zat aktif yaitu fenolik dari minyak esensial seperti tanin, flavanoid, dan minyak atsiri (Nascimento, Locatelli, Freitas., & Silva, 2000).
Daun teh berbau aromatik, mengandung kafein, theobromin, theofilin, tannin, xanthine, adenine, minyak atsiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Setiap 100 gr daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75- 80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrat 4%, kafein 2,5-4,5%, serat 27%, dan pektin 6% (Dalimartha, 2008). Menurut Kusuma (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penambahan EkstrakDaun Teh, Daun Delima, Jambu Biji, dan Lama Penyimpanan Terhadap Total Mikroba dan Kadar Protein Serta Analisis Daya Terima Telur Asin” menunjukkan bahwa berbagai macam ekstrakdaun yang mengandung senyawa polifenol tannin ini dapat mempertahankan kadar protein telur asin pada masa simpan tertentu.