In the face of a tight business competition right now, the company required performance measurement method that can evaluate the comprehensive performance of company . Performance measurement tool is Balance Scorecard, can be combinate financial and non financial measurement. Balance Scorecard measures performance from 4 perspective, that is financial perspective, customer perspective, internal business perspective and learning & growthperspective. This research was conducted using data in 2011 and 2012, a questionnaire on customer and employees of PDAM Kabupaten Batang. The population of this research is employees and customer of PDAM Kabupaten Batang, with sample taken each respondent was 30 to 300 from employees and customer. The questionnaire was tested for validity and reliability. Perspective used in this research is consists of the Financial Perspective with indicator of liquidity ratios, rentability ratios, and solvency ratios. Next, the Customer Perspective with the indicators the level of costumer satisfaction, market share, quality of water, consumtion water, customer growth, and the completion complain from customer. Then Internal Business Perspective with the indicators the level efficiency of production, the level of lost product, with the gauge calibration. And the last, is learning and growthperspective with the indicators the level of employee satisfaction, employee training, cost training for cost employee and the level of ratio employee to customer.
Metode Balanced Scorecard melengkapai manajemen dengan framework yang mentranslasikan visi dan strategi ke dalam sistem pengukuran yang terintegrasi, yaitu: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, dan learning and growthperspective . Empat perspective di dalam BSC menyatakan adanya saling keterkaitan untuk dapat menggambarkan strategi yang dimiliki perusahaan. Hubungan dalam empat perspective digambarkan sebagai suatu kesatuan Gambar 1.
In implementation Balanced Scorecard (BSC), the first step that has to be developed is the stipulating of strategic objective orienting at the vision and mission of the company. The Vision and mission formulated into fourth perspective (financial perspective, customer perspective, internal business process perspective and learning and growthperspective) to be determined size measuring of its performance not only for lag indicator but also lead indicator at each strategic objective. In other word, the BSC approach is a comprehensive performance measuring system; it is not only measure at outcome measures but also measure at performance drivers. To implement BSC in order that can be utilizable, it can be recommended by several things in the following are; 1) Commitment of management, 2).the authority that owned by management, 3) supporting local government (PEMDA), 4) the reliability of performance information system.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan Balance Scorecard meliputi analisa SWOT, Identifikasi Positioning dengan Matriks IFE dan EFE, Perancangan Matriks SWOT dan Peta Strategi Balance Scorecard. Balanced Scorecard dengan jelas mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan kompetitif jangka panjang yang superior. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran tersebut memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu financial perspective, customer perspective, internal business processes , learning and growthperspective. Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat [3].
Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang melandasi penelitian yaitu tentang teori kinerja, Financial perspective, Customer perspective, Internal bisnis perspective, Learning and growthperspective dan yang berkaitan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Pengembangan hipotesis serta kerangka pemikiran teoritis.
Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan yang menjabarkan visi dan strategi perusahaan kedalam 4 perspective, yaitu Financial perspective, Customer perspective, Internal Business Process perspective dan Learning and Growthperspective.
Learning and growth perspective perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Dengan dasar tersebut, maka penulis ingin menerapkan elemen-elemen Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja R[r]
The learning and growth perspective of the balanced scorecard focuses on using an organization’s intellectual capital to adapt to or influence customer needs and expectations.. The inter[r]
Many types of leaders may see the same problems and move toward similar or compet- ing conclusions either individually or in open discussion, directly or through media coverage and various conferences. This type of political exchange and debate frequently occurs as cities rethink their policies. The media enters the debate by bringing in perspec- tives from multiple participants. Editorial writers would not bother to publish their views if they did not think someone would pay attention to them. Changing the ``climate of debate,'' ``framing issues,'' ``adding new items to the public agenda'' are labels more consistent with this continuous, pluralistic, and more subtle form of public discourse than clout or exercising power. These terms imply a command and response set of political relationships that are increasingly out of date. This more open and pluralistic perspective is especially important when fundamentals are involved, specifically in Chicago's shift toward the New Political Culture. Business interests can become defined very differently across issues and in different cities. In locations like Lake Tahoe, business leaders join the consensus in limiting growth. The opposite is true in Lawrence, Kansas, where business leaders and citizens all support continuous growth (Clark & Goetz, 1994; Logan, Whaley, & Crowder, 1997; Reese & Rosenfeld, 2002).
Compared with traditional teaching perspective implemented in Indonesian classroom before, PAKEM, an instructional strategy based on constructivist perspective, offers opportunity to students to experience flow. To fostering flow, teacher has an essential role. Teacher should arrange and manage classroom activities which have gradual challenge in order to stretch students’ skill and enhance their enjoyment. However, teacher is also the main obstacles to foster flow in Indonesian classroom, since most Indonesian teachers still implement traditional instructional strategy which is not supportive to foster flow. Therefore, we need to support PAKEM implementation in Indonesian classroom.
Title: Mechano Growth Factor MGF ˘ A Very Powerful Muscle Growth Inducer Word Count: 384 Summary: Mechano Growth Factor MGF is a local growth or tissue repair factor.. Mechano Growth [r]
IKI IKI--10400 Prinsip Prinsip Sistem Informasi10400 Prinsip Prinsip Sistem Informasi Teori Organisasi Teori Organisasi 4 dari 6 Institutional perspective Institutional perspective[r]
Contoh obat yang beraksi sebagai antagonis reseptor growth factor atau anti growth factor adalah: 1.. Contoh obat yang beraksi sebagai agonis reseptor growth factor adalah di bawah ini :[r]
Sri-Sudaryati, J.H.P. Sidadolog, Wihandoyo, and W.T. Artama. 2010. Identification of single nucleotide polymorphism of gen insulin-like growth factor binding 2 on growth of native chicken. International seminar on tropical animal production. Community empowerment and tropical animal industry. Proceedings part 1. Yogyakarta, October 19-22, 2010. Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada.
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) dipandang sebagai bagian terpenting dalam kebijakan ekonomi di negara maupun sistem ekonomi manapun. Karena pertumbuhan ekonomi menjadi salahsatu indikator meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, ditengah pesatnya perkembangan dalam bidang industri, sains, dan revolusi teknologi, di negara-negara maju kemiskinan absolut dan sejumlah permasalahan ekonomi lainnya masih terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis isu pertumbuhan ekonomi yang akan dikaji dengan kacamata ekonomi Islam. Peneliti menggunakan metode studi kepustakaan yang berkaitan erat dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam kajian ekonomi Islam, persoalan pertumbuhan ekonomi telah menjadi perhatian para ahli dalam wacana pemikiran ekonomi Islam klasik. Konsep ini pada dasarnya telah dirangkum baik secara eksplisit maupun implisit dalam Al-quran, sunnah maupun pemikiran- pemikiran ulama Islam terdahulu. Kekhasan pertumbuhan dan pembangunan dalam ekonomi Islam ditekankan pada perhatian yang sangat serius pada pengembangan sumberdaya manusia sekaligus pemberdayaan alam untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Ini tidak hanya diwujudkan dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan material saja, namun juga kebutuhan dan persiapan menyongsong kehidupan akhirat.
Balance scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan tujuan finansial jangka panjang dan kemudian mengaitkannya dengan berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses finansial, pelanggan, proses bisnis internal dan para pekerja serta sistem untuk menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan perusahaan. Tujuan finansial mungkin sangat berbeda untuk setiap tahap siklus hidup bisnis, dapat diidentifikasi menjadi tiga tahap yaitu (1) Bertumbuh ( growth ) yang berada pada awal siklus hidup perusahaan, menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan beroperasi dengan arus kas yang negatif dan pengembalian modal investasi yang rendah, tujuan finansial keseluruhan perusahaan dalam tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan dan tingkat pertumbuhan penjualan diberbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan dan wilayah, (2) Bertahan ( sustain ) dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Tahap ini akan menetapkan tujuan finansial yang terkait dengan profitabilitas, dengan memakai ukuran yang terkait dengan laba akutansi seperti laba operasi dan marjin kotor. Ukuran yang digunakan untuk unit bisnis menyelaraskan laba akutansi yang dihasilkan dengan tingkat investasi yang ditanamkan; ukuran seperti tingkat pengembalian investasi ( return on capital employed ) dan nilai tambah ekonomis adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis, (3) Menuai ( harvest ) sebagian unit bisnis akan mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, dimana perusahaan ingin menuai investasi yang dibuat pada dua tahap sebelumnya. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan arus kas kembali kekorporasi, tujuan finansial keseluruhan untuk bisnis pada tahap ini adalah arus kas operasi (sebelum depresiasi) dasn penghematan berbagai kebutuhan modal kerja (Kaplan & Norton, 2000 : 41-43).