Terkait dengan rumusan masalah yang ada, penlitian ini bertujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang diwujudkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dengan perangkat pendukung RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtopik pembentukan ikatanion dan ikatan kovalen sehingga dapat mengetahui karakteristik dari desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dan mengetahui nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik pembentukan ikatanion dan ikatan kovalen.
Aplikasi media pembelajaran intraktif ikatan kimia ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi Augmented Reality yang dapat memunculkan objek 3 dimensi dan animasi interaktif melaluu deteksi marker pada kamera komputer. Proses pembuatan aplikasi ini menggunakan aplikasi 3Ds Max untuk pembuatan objek 3 dimensi dan menggunakan software OpenSpace3D untuk pembuatan aplikasi Augmented Reality . Pembuatan antar muka aplikasi dibuat dengan menggunakan Adobe Flash dengan bahasa pemrograman actionscript 2. Informasi seputar ikatan kimia khususnya ikatanion ditampilkan dalam bentuk objek 3 dimensi, gambar, video dan animasi grafis yang menarik.
Ikatan kimia dalam kurikulum 2013 revisi adalah materi yang diajarkan pada kelas sepuluh pada tingkat sekolah menengah atas. Ikatan kimia adalah salah satu konsep dasar yang harus dikuasai ketika mempelajari kimia karena pemahaman terhadap ikatan kimia akan berpengaruh hampir kepada semua topik kimia lainnya seperti senyawa karbon, protein, polimer, termodinamika dan asam- basa.[7] Ikatan kimia adalah suatu materi yang mengajarkan tentang ikatanion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam kaitannya dengan sifat zat. Selain itu ikatan kimia siswa juga diajarkan bagaimana menentukan bentuk molekul dan menentukan interaksi antar molekul.
Ikatanion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan. Atom- atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatanion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatanion disebut senyawa ionik.
Ikatanion adalah ikatan yang terbentuk antara atom yang melepaskan elektron dan atom yang menerima elektron. Ion positif terbentuk dari atom yang melepaskan elektron, sedangkan ion negatif terbentuk dari atom yang menerima elektron. Ikatan tersebut terjadi karena perbedaan muatan antara ion positif dan ion negatif.
Na : “ Halo, saya bernama Natrium. Saya punya 11 elektron sehingga saya punya 3 kulit. Coba lihat ( sambil menunjukkan kartunya ). Tapi saya ingin stabil, tentunya teman-teman tahu kan caranya menjadi stabil ? Nah, sebaiknya kartuku yang satu ini saya buang saja ya ( sambil membuang satu kartunya ). Nah sekarang saya sudah menjadi ion Na + .”
The Wigner-Seitz sel dalam struktur rocksalt yang dapat mengadopsi dua bentuk. Jika rA / rX cukup dekat dengan kesatuan, kedua ion diasumsikan menunjukkan bentuk kubik (bentuk II). Jika rasio jelas berbeda dari satu, ion yang lebih besar mengadopsi bentuk cuboctahedron, sedangkan ion yang lebih kecil mengisi kiri-atas lubang kubik (bentuk I).
2. Aturan duplet adalah setiap atom stabil dikelilingi 2 buah elektron terluar 3. Aturan oktet adalah setiap atom stabil dikelilingi 8 buah elektron terluar 4. Atom logam dalam membentuk ion positif dengan cara melepaskan elektron 5. Atom non logam dalam membentuk ion negatif dengan cara menerima elektron
Pasangan unsur – unsur dari golongan berikut yang dapat membentuk ikatan ion adalah unsur dari golongan… a.. Pasangan senyawa berikut yang memiliki ikatan ion adalah….[r]
Proses adsorpsi logam-logam melibatkan gaya-gaya dari paling lemah sampai paling kuat yaitu gaya Van der Waals, ikatan hidrogen, ikatanion dan ikatan kovalen koordinasi (Stevenson, 1994). Adsorpsi fisika melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya Van der Walls dan ikatan hidrogen (Oscik, 1982), sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan ionik dan ikatan kovalen (Oscik, 1982; Stevenson, 1994). Dua atau lebih jenis ikatan dapat terjadi secara bersamaan antara materi organik dan logam (Stevenson, 1994). 1. Gaya Van der Waals
Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang diambil yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Pada tahap validasi produk, data yang diperoleh merupakan data kualitatif berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran ahli dalam perbaikan media pembelajaran dan data kuantitatif yang berupa perolahan skor dari angkat materi dan media. Data kuantitatif juga diperoleh dari siswa (responden) mengenai penilaian terhadap media pembelajaran ikatanion dan ikatan kovalen dengan menggunakan software Lectora Inspire yang telah dibuat.
1 Pada konsentrasi 0,1 M, larutan Na2O memiliki pH tertinggi 2 Kelarutan SiO2 dalam air tertinggi 3 Titik leleh SiO2 tertinggi 4 Ikatan pada ketiga oksida adalah ikatan ion 10.Pada e[r]
Bentuk molekul Ikatan logam Interaksi antarpartikel 3.5.1 Mendeskripsikan proses terbentuknya ikatan ion 3.5.2 Mendeskripsikan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangk[r]
Atifa Rahmi, 2016 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN ION DENGAN MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE TEXT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed[r]
Jika dua atom terikat dengan ikatan primer, baik berupa ikatanion ataupun ikatan kovalen, maka mereka dapat membentuk molekul yang diskrit. Jika ikatan primer tersebut kuat dalam satu sub-unit, maka ikatan yang terjadi antar sub-unit akan berupa bentuk ikatan yang berbeda dari ikatan primer. Kristal yang terbentuk adalah kristal molekuler dengan ikatan antar sub-unit yang lemah.
Ikatan Logam Ikatan Ion: Ikatan yang terjadi antara atom yang melepaskan elektron uns.logam dengan atom yang menangkap elektron unsur non logam Ikatan Kovalen: Ikatan yang terjadi ka[r]
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara unsur yang bersifat logam dan non logam Contoh : NaCL,KCL,H2O Ikatan Kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa[r]
Banyak metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi miskonsepsi siswa, salah satunya penggunaan Conceptual Change Text (CCT). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT) pada materi ikatanion, memvalidasinya dan mengujicoba pengaruhnya terhadap konsepsi siswa secara terbatas. Metode yang digunakan adalah pengembangan dan validasi. Uji coba terbatas dilakukan pada 27 orang siswa SMA kelas XI IPA di salah satu SMA di Bandung. Pada tahap pengembangan,CCT dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran dan miskonsepsi siswa pada materi ikatanion. CCT divalidasi oleh delapan orang ahli dan diolah dengan menggunakan CVR. Hasil validasi CCT mengenai kesesuaian CCT dengan indikator dinyatakan valid dengan nilai rata – rata CVR sebesar 0,825. Kemudian ditinjau dari aspek grafika dinyatakan valid dengan nilai rata – rata CVR 0,828; serta ditinjau dari aspek kesesuaian isi teks dengan karakteristik CCT dinyatakan valid dengan nilai rata – rata CVR 0,9375. Data hasil pre-test dan post-test diolah menggunakan perhitungan N-Gain. Berdasarkan data pre-test dan post-test, diperoleh nilai N-Gain sebesar 0,489 dengan kriteria sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa CCT dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Selain itu, CCT dapat mengubah konsepsi siswa menjadi lebih baik sebesar 25,2 persen.