Pemerintah daerah KabupatenBiaknumfor membetuk Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi, Tata Kerja Pemerintah Distrik Bondifuar di Wilayah KabupatenBiakNumfor Provinsi Papua. Memengambil/memuat 2 (dua) Kampung yaitu Kampung Waryesi dan Duber milik wilayah Kecamatan Supiori Timur berdasarkan Peraturan Daerah KabupatenBiaknumfor Nomor 136 tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2003 serta 2 (dua) Kampung yaitu Duber dan Waryesi yang telah mejadi bagian wilayah Kecamatan Supiori Timur Kabupaten Supiori berdasarkan aspirasi yang disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum kabupatenBiakNumfor , Supiori dan Provinsi Papua semenjak tahun 2004 dan awal proses Pemerintahan Kabupaten Supiori yang telah diprogramkan lewat APBD. Peraturan daerah nomor 4 tahun 2007 inilah yang menyebabkan terjadi gejolak di masyarakat ke-4 (empat) Kampung Douwbo, Syurdori, Waryesi dan Duber.
Penerapan asas desentralisasi dalam kaitannya dengan penentuan sengketa wilayah KabupatenBiakNumfor dan Supiori di Provinsi Papua adalah semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien, yang patut diserahkan kepada daerah, dilimpahkan kepada daerah untuk mengurusnya, dan hal-hal yang tepat yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku baik pada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Provinsi Papua sendiri sebagai pemegang Otonomi Khusus terhadap Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat.
Douwbo dan Syurdori sebagai bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten Supiori sebagimana yang dituangkan dalam Pernyataan Sikap Nomor 140/AM/KD/III/2008 tentang Pernyataan Sikap Masyarakat Kampung Douwbo dan Syurdori. Ketiga : Peraturan Daerah KabupatenBiakNumfor Nomor 4 tahun 2007
“ Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya mineral non logam di KabupatenBiakNumfor dan Kabupaten Supiori, sehingga menghasilkan data dan informasi geologi serta sumber daya mineral non logam yang bermanfaat untuk digunakan dalam menyusun neraca sumber daya mineral non logam dan perencanaan wilayah pertambangan di KabupatenBiakNumfor dan Kabupaten Supiori. KabupatenBiakNumfor tersusun oleh Formasi Auwewa (Teoa), Formasi Wainukendi (Tomw), Formasi Wafordori (Tmw), Formasi Napisendi (Tmn), Formasi Korem (Tmk), Formasi Wardo (Tmpw), Formasi Manokwari (Qpm), Formasi Mokmer (Qm), Endapan Pantai (Qc) dan Endapan Aluvial (Qa). Demikian juga dengan daerah Kabupaten Supiori tersusun oleh satuan batuan yang hampir sama dengan KabupatenBiakNumfor, yaitu: Batuan Malihan Korido (S), Formasi Auwewa(Teoa), Formasi Wainukendi (Tomw), Formasi Wafordori (Tmw), Formasi Napisendi (Tmn), Formasi Korem (Tmk), Formasi Wardo (Tmpw), Formasi Mokmer (Qm) dan Endapan Pantai (Qc).
Kegiatan inventarisasi dan penyelidikan bahan galian non logam dilakukan di daerah KabupatenBiakNumfor, Provinsi Papua Timur, merupakan wujud nyata dari pelaksanaan sebagian tugas dan fungsi Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral yang dibiayai oleh DIK-S tahun anggaran 2004.
Persoalan pendidikan masih selalu menjadi dilema dan hampir terjadi pada seluruh negara-negara berkembang tidak terkecuali di negara kita termasuk di Papua (KabupatenBiakNumfor) sebagai salah satu bagian dari NKRI. Masalah yang sering terjadi adalah perubahan-perubahan dalam sistem pembelajaran yang merupakan perangkat dalam pelaksanaan proses Belajar Mengajar yang pada hasilnya akan berdampak pada kualitas pendidikan itu sendiri bagi obyek sebagai sasaran utama dalam pendidikan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui proses pembelajaran muatan lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor KabupatenBiakNumfor - Papua, 2) Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran muatan lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor di Biak – Papua, 3) Mengevaluasi proses pembelajaran muatan lokal Bahasa daerah Biak 4) Mengetahui bagaimana Produk atau hasil dari program pembelajaran muatan lokal Bahasa Dearah Biak di SD YPK Effata. Dengan Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan sepuluh (10) orang guru sebagai responden untuk melihat dan memahami masalah Manajemen pembelajaran muatan lokal Bahasa Daerah Biak karena sesuai dengan penelitian kualitatif dimana data dikumpulkan dan dirangkum secara verbal melalui Observasi, wawancara dan studi dokumentasi, sedangkan analisis data penulis menganalisis dengan mendeskripsikan hasil data yang didapat dilapangan.
Keberlanjutan ekologi merupakan penggambaran tingkat keberlanjutan pengelolaan terkait aspek ekologi/lingkungan pada Kawasan Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (KP3K) KabupatenBiakNumfor. Berdasarkan hasil analisis Rapfish untuk keberlanjutan ekologi diperoleh nilai ordinasi 59,90% atau tergolong cukup berkelanjutan. Sedangkan hasil analisis leverage untuk dimensi ekologi, diperoleh 3 (tiga) atribut yang merupakan faktor pengungkit keberlanjutan, yaitui; stock ikan pelagis, kualitas perairan dan kelimpahan ikan karang yang menjadi indikator keberlanjutan yang paling utama dari berbagai atribut lainnya. Kavanagh dan Pitcher (2004) menyatakan bahwa nilai RMS menunjukkan besarnya peranan setiap atribut terhadap sensitivitas status keberlanjutan. Ketiga hal tersebut merupakan indikator paling utama dalam keberlanjutan pengelolaan KP3K KabupatenBiakNumfor. Hal ini karena dengan kualitas perairan yang optimal serta kelimpahan ikan karang yang melimpah bisa menjadi indikasi kesehatan lingkungan secara ekologis, khususnya sumberdaya terumbu karang. Keberlanjutan ekologis ini juga ditunjang dengan stock ikan pelagis yang masih melimpah di kawasan konservasi perairan, khususnya di zona perikanan berkelanjutan, sehingga bisa menjadi tumpuan nelayan dalam menangkap ikan di luar zona inti (no take zone). Keppel et al. (2012) menyatakan bahwa keanekaragaman hayati di Pasifik tropis sangat terancam sebagai akibat dari dekade perusakan habitat dan degradasi. Penurunan stok ikan dan degradasi karang sebagai akibat metode panangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, merupakan contoh kasus terjadinya penipisan sumberdaya pesisir. Sementara itu penurunan kualitas perairan laut atau kualitas sedimen pesisir (sebagai akibat kegiatan pertanian dan pertambangan) merupakan contoh dari terjadinya degradasi sumberdaya pesisir. Penggunaan trawler (alat tangkap ikan dasar) sebagai contoh konflik penggunaan sumberdaya pesisir dari berbagai sektor pengguna, dan menimbulkan dampak nyata terhadap stok perikanan dan terumbu karang, wisata laut dan industri perikanan (Zagonari 2008). Sebaliknya, kegiatan perikanan dan daerah rekreasi memiliki potensi terjadinya konflik antar sektor pengguna.
- Bagaimana peranan Pemerintah Daerah Provinsi Papua dalam menyelesaikan Sengketa Wilayah antara KabupatenBiakNumfor dan Kabupaten Supiori yang berimplikasi pada Penetapan Batas Wilayah? Untuk membahas permasalahan tersebut diatas, maka Penulis memperinci menjadi 3 (tiga) hal yang sangat berkaitan dalam Ketentuan Hukumnya yaitu :
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD KabupatenBiakNumfor, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya. Sesuai PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah KabupatenBiakNumfor. Oleh karena itu, Pemerintah KabupatenBiakNumfor terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat.
Puji syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kepada Bunda Maria, karena kebaikanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulisan skripsi ini ditulis dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kesejahteraan dan Standarisasi Penggajian Pegawai Negeri Sipil di KabupatenBiakNumfor” untuk memperoleh
Numfor dapat meningkat dan bila Pendapatan Asli Daerah menurun atau masih saja relatif rendah maka standarisasi penggajian Pegawai Negeri Sipil di KabupatenBiakNumfor dapat tetap seperti yang telah ditetapkan atau bahkan menurun. Hal ini tergantung kepada kebijakan dari Pemerintah KabupatenBiakNumfor.
Kurni Paula. 2015. Penggunaan STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 3 SD YPK Orkdori Distrik Biak Barat, KabupatenBiakNumfor semester I Tahun ajaran 2015/2016. Program Studi PGSD Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Drs. Sumuyarso M.Si.
Secara umum seluruh wilayah KabupatenBiakNumfor merupakan wilayah potensi gempa tektonik, akibat aktifnya Sesar Sorong yang terdapat di sebelah barat. Kegempaan suatu daerah dapat dinilai berdasarkan intensitas tertinggi atau kerusakan terparah akibat gempa bumi. Pada tahun 1996, gempa bumi terjadi di KabupatenBiakNumfor dengan kekuatan 7,4 SR (Skala Rithcer). Beberapa daerah yang terkena dampak gempa bumi adalah Korem (Distrik Biak Utara), Bosnik (Distrik Biak Timur), dan Sopen (Distrik Biak Barat), dimana Korem menjadi salah satu daerah terparah akibat gempa bumi tersebut.
Metode: Metode penelitian disertasi ini adalah analitik case control. Lokasi di KabupatenBiakNumfor dengan jumlah sampel untuk penderita HIV-AIDS sebanyak 50 orang kasus HIV-AIDS (ODHA) dan 50 non ODHA sebagai pembanding, sampel masyarakat adat Papua berjumlah 200 orang yang mewakili 7 wilayah adat Papua serta 10 tokoh agama mewakili 5 denominasi Kristen di Papua. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, pencatatan dan observasi untuk memperoleh data primer maupun sekunder. Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu perilaku seks bebas, kebiasaan minum-minuman keras, kebiasaan mengkonsumsi narkoba, pengetahuan, sikap dan praktik ajaran agama yang lemah serta kebiasaan budaya negatif. Variabel terikat adalah risiko terjangkitnya penyakit HIV- AIDS dengan subvariabel pengetahuan, sikap dan perilaku serta variabel moderator yang meliputi ekonomi, gaya hidup dan broken home. Yang terakhir adalah variabel penghubung, yaitu perkembangan penyakit HIV-AIDS. Teknik dan tahapan pengumpulan data dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) identifikasi faktor-faktor penyebab HIV-AIDS, 2) penempatan model dan pengujiannya, dan 3) evaluasi model.
Kantor Imigrasi Kelas II B Biak beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.1 Biak, KabupatenBiakNumfor-Papua diresmikan sejak tanggal 26 Januari 1969 meskipun demikian kegiatan keimigrasian sudah ada sejak Pemerintahan Belanda. Saat Pemerintahan Belanda berakhir kegiatan keimigrasian tetap berlangsung yang dilaksanakan oleh Inspektorat Imigrasi Irian Barat. Aktivitas keimigrasian pada kantor tersebut lebih dominan dalam bidang pelayanan seperti pemberian Surat Perjalanan Republik Indonesia, pemberian dan perpanjangan ijin tinggal orang asing. Semua pelayanan keimigrasian tersebut dilakukan untuk mewujudkan good immigration services kepada masyarakat yang wilayah kerjanya meliputi daratan dan laut. Di wilayah ini juga terdapat bandara internasional yang telah ditetapkan sebagai tempat pemeriksaan imigrasi (TPI) bebas visa kunjungan singkat. Bandara Frans Kaisepo meskipun tidak lagi disinggahi pesawat reguler sejak tanggal 18 November 1994 namun statusnya tidak berubah sehingga masih sering disinggahi oleh pesawat carter dari dan ke luar negeri. Biak juga terdapat beberapa pelabuhan yaitu Pelabuhan Biak, Manokwa ri, Bintuni, Babo, Serui, dan Samabuso. Pelabuhan-pelabuhan tersebut hanya Pelabuhan Biak yang telah ditetapkan sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi meskipun belum mendapatkan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat.
Hubungan dan kerja sama antara Pemerintah KabupatenBiakNumfor dan Kabupaten Supiori antara lain tergambar dalam mekanisme pengusulan Penjabat Bupati Supiori. Meskipun Gubernur Papua memiliki kewenangan mengusulkan Penjabat Bupati Supiori, dalam proses pengusulannya dapat meminta pertimbangan dari Bupati BiakNumfor.
Berdasarkan hasil wawancara kepada para perempuan yang melakukan peran ganda di Kampung Soryar, Distrik Biak Timur, KabupatenBiakNumfor, yang salah satunya juga sebagai Bendahara PKK, Eta Awom (35 tahun), menyatakan bahwa : “walaupun para suami dan kami para istri masing-masing mempunyai kegiatan yang tidak bersamaan dalam mencari nafkah dan membantu menambah penghasilan keluarga, namun komunikasi antara swami dengan istri dan orangtua dengan anak-anaknya cukup baik dan tidak mengalami hal-hal yang merusak hubungan”. Hal ini merupakan salah satu ciri-ciri keharmonisan rumahtangga keluarga. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari hubungan rumahtangga yang harmonis, sebagaimana informasi yang diperoleh dari staf Kantor Kampung Soryar, Distrik Biak Timur, KabupatenBiakNumfor yang menyatakan selama 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan data bahwa kehidupan rumahtangga keluarga perempuan yang berperan ganda tidak ada kasus perceraian. “Memang terkadang masih ada percekcokan suami istri tetapi tidak menimbulkan keretakan dalam rumahtangga dan mereka tetap menjalankan kehidupan sebagai satu keluarga yang utuh dan damai”, (Helena Rumkabas, 42 tahun).
Dengan terbentuknya Kabupaten Supiori sebagai Daerah Otonom, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah KabupatenBiakNumfor berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan perangkat daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta penyelesaian pengalihan aset daerah yang dilakukan dengan pendekatan musyawarah dalam semangat saling membantu serta pembenahan dalam rangka optimalisasi pengelolaan luas wilayah untuk kepentingan kesejahteraan rakyat Kabupaten Supiori.
Dengan terbentuknya Kabupaten Supiori sebagai Daerah Otonom, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah KabupatenBiakNumfor berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan perangkat daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta penyelesaian pengalihan aset daerah yang dilakukan dengan pendekatan musyawarah dalam semangat saling membantu serta pembenahan dalam rangka optimalisasi pengelolaan luas wilayah untuk kepentingan kesejahteraan rakyat Kabupaten Supiori.
Maulana, T., 2004. Beberapa Aspek Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian Malaria Di Desa Suka Jaya, Suka Karya, Suka Makmur Dan Air Dingin Kecamatan Simelue Timur, Kabupaten Simelue, Provinsi Nangroe Aceh Darusalam Tahun 2003. Tesis Mahasiswa FKM USU. Medan. Mubarok, Cahayatin. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar