Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Kontribusi Aktivitas KarangTaruna Arih Ersada II dalam Rangka Mengantisipasi Terjadinya Kenakalan Remaja di Desa Namo Pecawir Tuntungan II Kec. Pancur Batu ” . Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.
KarangTaruna Citra Yodha merupakan salah satu organisasi pemuda yang berada di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang.Karang Taruna ini berdiri pada 30 Juli 1991 dan berkedudukan di Desa Kedai Durian. Pada tahun 1994 terjadi pemekaran Desa Kedai Durian menjadi tiga bagian, yakni Desa Suka Makmur, Desa Kedai Durian, dan Desa Mekar Sari. KarangTaruna Citra Yodha berada di dalam wilayah Desa Mekar Sari karena banyak fasilitas pendukung terdapat di Desa Mekar Sari, seperti sekretariat dan beberapa Usaha Ekonomis Produktif (UEP) lainnya.
dalam suatu masyarakat umumnya memiliki organisasi kepemudaan yang biasa disebut dengan organisasi KarangTaruna. Organisasi KarangTaruna ini dibentuk dengan harapan melalui organisasi tersebut mampu menjadi wadah kreativitas bagi para pemuda. Organisasi ini seperti organisasi karangtaruna yang lain, memiliki sederet program yang harus dilaksanakan. Maka terkadang program-program tersebut membuat para anggotanya jenuh dan merasa tertekan. Sehingga anggotanya memilih untuk mengundurkan diri, dan tidak mau lagi repot-repot mengurusi organisasi tersebut. Sebagian besar pemuda pemudi kurang aktif dan tidak tertarik, masih belum menyadari pentingnya peranan pemuda dalam mayarakat, ditambah aktivitas atau program yang monoton. Pemuda hanya sibuk dengan aktivitas keseharian masing-masing yakni belajar di kampus dan juga bekerja, sehingga sebagian besar para pemuda tidak terlalu peduli dengan aktivitas yang ada dalam masyarakatnya termasuk tidak memiliki keinginan untuk mengurus organisasi karangtaruna di tempat tinggalnya karena dianggap tidak memiliki keuntungan untuk kehidupannya.
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas nikmat, rahmat serta hidayahnya. Shalawat serta salam senantiasa kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan skripsi dengan judul: "Pelaksanaan Musyawarah untuk Mufakat dalam Rapat KarangTaruna (Studi Kasus pada KarangTaruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen)".
Di samping itu, gerakan reformasi yang timbul dalam situasi krisis, sempat pula membuat adanya dua pedoman dasar KarangTaruna. Masing – masing Pedoman Dasar KarangTaruna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial dan Pedoman Dasar karangTaruna Indonesia sebagai hasil Temu Karya Nasional IV tahun 2001 di Medan. Hal itu membuat pemahaman tentang KarangTaruna di kalangan KarangTaruna itu sendiri berbeda – beda dan jika terus berlanjut akan kurang menguntungkan bagi perkembangan KarangTaruna ke depan.
Tugas utama yang mendasari lahirnya KarangTaruna adalah kepedulian mereka pada lingkungan masyarakat yang terkait dengan upaya memajukan usaha-usaha kesejahteraan. KarangTaruna menyadari secara partisipatif mereka dapat melakukan upaya penanganan permasalahan sosial yang ada sesuai dengan potensi dan kapasitas yang dimiliki. Kepedulian KarangTaruna terhadap masalah sosial urnumnya terbangun dari nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakatnya. Bentuk kegiatan maupun jenis permasalahan yang ditangani pun beragam, sesuai keadaan dan permasalahan yang menonjol di lingkungan masyarakat sekitar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi penanaman nilai-nilai karakter pada pemuda desa melalui kegiatan karangtaruna “Gapura” Dukuh Purosari Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dan untuk mendeskripsikan kendala penanaman nilai-nilai karakter pada pemuda desa melalui kegiatan karangtaruna “Gapura” Dukuh Purosari Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data dengan cara triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penanaman nilai-nilai karakter pada pemuda melalui kegiatan kepemudaan karangtaruna “Gapura” di Dukuh Purosari dilaksanakan dengan cara melaksanakan kegiatan-kegiatan yang didalamnya mengandung nilai-nilai karakter diantaranya kegiatan bakti social, penanaman bibit pohon, kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kegiatan turnamen futsal, kegiatan donor darah, kegiatan pembagian zakat fitrah, kegiatan rekreasi seluruh anggota, kegiatan peringatan HUT RI dan kegiatan peringatan tahun baru. Juga terdapat kendala-kendala yang dialami dalam penanaman nilai-nilai karakter pada pemuda desa melalui kegiatan karangtaruna “Gapura” di Dukuh Purosari antara lain kendala pendanaan untuk program kegiatan karangtaruna, kurangnya perhatian pemerintah desa dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh karangtaruna dan juga kendala intern anggota yaitu pembagian waktu untuk organisasi dan waktu untuk melaksanakan kegiatan pribadi masing-masing anggota.
Besar harapan kami, kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat membantu pembiayaan kegiatan peringatan HUT RI ke-70 ini. Semoga bantuan dan sumbangan yang diberikan dapat bermanfaat bagi kegiatan ini. Atas partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/ i. Kami selaku pengurus KarangTaruna mengucapkan banyak terima kasih.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peranan KarangTaruna dalam pembinaan Remaja ini mengambil lokasi di Desa Tempel Rejo, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran. Sedangkan dengan analisa kuantitatif sebagai penjelasan. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah organisasi KarangTaruna yang berada di desa Tempel Rejo. Jumlah sampel adalah sebanyak 75 anggota yang memiliki keaktifan dalam organisasi terdiri kategori umur 15-35 tahun, pengambilan sampel dilakukan secara perposif, dengan menggunakan observasi, quisioner, dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data.
Abstrak: Disfungsional Peran KarangTaruna Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Di Kampung Cireundeu. Karangtaruna RW 10 yang bertugas di Kampung Cireundeu Kelurahan Leuwi Gajah Kecamatan Cimahi Selatan, merupakan karangtaruna yang tidak melakukan peranannya dengan semestinya. Pada harapannya sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar KarangTaruna dalam Bab VII mengenai program kerja pasal 19, yang berbunyi: "Setiap KarangTaruna bertanggung jawab untuk menetapkan program kerja berdasarkan mekanisme, potensi, sumber, kemampuan dan kebutuhan KarangTaruna setempat". Pada kenyataannya KarangTaruna RW 10 tidak sama sekali menyentuh potensi kearifan lokal yang ada di Kampung Cireundeu, sehingga fungsi dari karangtaruna tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kinerja karangtaruna hingga saat ini, dan peneliti hendak untuk memperbaiki karangtaruna kepada jalur fungsi dan peranan yang diinginkan oleh warga. Warga Kampung Cireundeu hanya ingin merasakan bukti dari kinerja karangtaruna yang menguntungkan bagi masyarakat Kampung Cireundeu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk dapat menjawab rumusan-rumusan penelitian yang diajukan, peneliti melakukan pengumpulan data dari informan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis sehingga membentuk suatu kesimpulan. Hasil temuan penelitian menunjukan beberapa disfungsional peranan karangtaruna seperti, penyelarasan program kerja dengan masyarakat adat tidak ada. Fungsi karangtaruna sebagai penyambung komunikasi antar pemuda tidak terjadi sama sekali. Pada tubuh karangtaruna itu sendiri tidak jelas, dikarenakan tidak memilikinya atribut organisasi yang seharusnya karangtaruna miliki.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peranan KarangTaruna dalam pembinaan Remaja ini mengambil lokasi di Desa Tempel Rejo, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran. Sedangkan dengan analisa kuantitatif sebagai penjelasan. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah organisasi KarangTaruna yang berada di desa Tempel Rejo. Jumlah sampel adalah sebanyak 75 anggota yang memiliki keaktifan dalam organisasi terdiri kategori umur 15-35 tahun, pengambilan sampel dilakukan secara perposif, dengan menggunakan observasi, quisioner, dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data.
Sesuai Pedoman Dasar KarangTaruna, pengertian KarangTaruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial (Rahmat, 2012:2)
Dari 62 jumlah anggota karangtaruna yang aktif, lebih dari 25% diantaranya ada kecenderungan melakukan perilaku seksual. Beberapa pasangan (kekasih) sama-sama anggota karangtaruna, namun ada juga beberapa anggota karangtaruna yang memiliki pacar atau pasangan bukan anggota karangtaruna. Beberapa contoh perilaku seksual yang terjadi pada beberapa anggota karangtaruna “Sedyo Utomo” yang dapat diamati ketika melakukan aktivitas bersama- sama anggota karangtaruna seperti pada tabel I.1:
1. Melakukan pendataan potensi pemuda yang ada di seluruh Pedukuhan di Desa Jatimulya sebagai bahan dasar dalam pengembangan dan object program karangtaruna 2015- 2016 dalam peningkatan SDM 2. Mengadakan diklat (pelatihan) yang sesuai dengan hasil dari
DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU Studi Deskriptif pada Karang Taruna RW 10 di Kampung Adat Cireundeu Kecamatan Cimahi Selatan O[r]
sosial. Karangtaruna terdapat hampir diseluruh Indonesia. Karangtaruna sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Sosial RI No. 83/HUK/2005 adalah organisasi sosial wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial, dari, oleh dan untuk masyarakat terutama bagi generasi muda diwilayah desa/kelurahan atau komunitas sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. Sedangkan keanggotaanya bersifat stelsel pasif artinya seluruh generasi muda dalam lingkungan Desa/Kelurahan atau komunitas adat sederajat yang berusia 11 sampai 45 tahun yang selanjutnya disebut Warga KarangTaruna.
Perilaku altruisme pada remaja khususnya pada karangtaruna di era globalisai saat ini mengalami banyak penurunan. Salah satu penyebabnya yaitu lunturnya sikap empati dikalangan remaja. Penggunaan teknologi canggih, mesin, elektronik, komputer,,beban pekerjaan, tugas sekolah dan fokusnya di bangku perkuliahan membuat remaja saat ini cenderung membuat remaja fokus pada kepentingannya sendiri dan cenderung mengabaikan perilaku altruisme terhadap orang lain. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara empati dengan perilaku altruisme pada karangtaruna khususnya di desa Pakang. Mengetahui tingkat empati pada remaja. Seberapa besar perilaku altruisme pada remaja karangtaruna. Mengetahui sumbangan efektif empati terhadap perilaku altruisme pada remaja karangtaruna desa Pakang. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara empati dengan perilaku altruisme pada karangtaruna desa Pakang. Subjek berjumlah 65 orang dari keseluruhan remaja yang ada di dalam anggota karangtaruna desa Pakang. Untuk itu peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik studi populasi atau study sensus karena peneliti menggunakan seluruh sampel pada anggota karangtaruna desa Pakang. Metode pengumpulan data menggunakan alat ukur skala empati dan skala perilaku altruisme. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil analisis diperoleh data koefisien korelasi (r xy) sebesar 0,584 dengan Signifikansi p = 0,000 (p ≤ 0,01). Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara empati dengan perilaku altruisme pada karangtaruna desa Pakang, yang berarti hipotesis diterima. Sumbangan efektif empati 34,1%, hal ini berarti masih terdapat 65,9% variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku altruisme. Variabel perilaku altruisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 81,89 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 62,5 yang berarti perilaku altruisme pada subjek tergolong tinggi. Variabel empati diketahui rerata empirik (RE) sebesar 75,89 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 62,5 yang berarti tergolong tinggi.
Maka dari itu dapat dilihat bahwa karangtaruna “Gapura” ini merupakan satu wadah yang dapat dipandang sebagai salah satu tempat untuk para anggotanya mengembangkan berbagai potensi dan ide kreatif dalam dirinya. Selain itu karangtaruna “Gapura” ini merupakan salah satu karangtaruna yang aktif melaksanakan berbagai macam kegiatan kepemudaan di tengah-tengan banyaknya perbedaan yang terdapat dari masing-masing anggotanya, seperti latar belakang pendidikan, pekerjaan, ekonomi atau bahkan latar belakang keluarga. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Penanaman Nilai-nilai Karakter Pada Pemuda Desa Melalui Kegiatan Kepemudaan KarangTaruna (Studi Kasus Pada KarangTaruna “Gapura” Dukuh Purosari Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali)”.
Pengurus KarangTaruna tingkat Desa/Kelurahan dipilih dan disahkan dalam Temu Karya Desa/Kelurahan. Pengurus KarangTaruna tingkat Desa/Kelurahan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah dan dilantik oleh Kepala Desa/Lurah setempat. Pengurus KarangTaruna tingkat Desa/Kelurahan selanjutnya berfungsi sebagai Pelaksana Organisasi dalam diwilayahnya. KarangTaruna tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial yang sederajat memiliki Pengurus minimal 35 Orang, masa bhakti 3 (Tiga) Tahun dengan struktur sekurang-kurangnya terdiri dari:
Di tempat Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT kami mengharap dengan hormat atas kehadiran Sdr/i., besok pada : Hari : Minggu[r]