Instrumen pendataan PMKS dan PSKS perlu disusun sedemikian rupa dengan melibatkan setiap komponen yang terkait dengan pelayanan kesejahteraansosial. Upaya tersebut telah dirintis oleh Pusdatin Kesos melalui kegiatan standarisasi instrumen pendataan PMKS dan PSKS, dengan tahapan penyusunan draft, ujicoba hingga penyusunan instrumen standar. Salah satu hasil dari kegiatan ini adalah adanya perbaikan jumlah jenis PMKS dengan cara menggabungkan beberapa PMKS yang sejenis, misalnya anak cacat, penyandang cacat dan penyandang cacat eks penyakit kronis. Selain itu anak korban tindak kekerasan, wanita korban tindak kekerasan, dan lanjut usia korban tindak kekerasan digabung nomenklaturnya menjadi Korban Tindak Kekerasan. Perubahan terjadi pula pada beberapa nomenklatur PMKS dan penghapusan satu jenis PMKS, yakni masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) lainnya seperti PSM, anggota Karang Taruna bersama dengan Pendamping PKH, Sakti Peksos, Kader PKK pada tingkat desa [r]
Akibat dari lalu lintas peziarah yang sangat padat, maka Giri menjadi magnet tersendiri, terutama bagi masyarakat yang ingin mengais rezeki dari kerumunan manusia. Kondisi tersebut juga berdampak pada kerawanan sosial sebagai akibat dari banyaknya peziarah. Salah satu kerawanan tersebut munculnya banyak pengemis yang setiap hari dapat ditemukan di sepanjang pintu masuk dan area makam. Dalam penelitian Abdul Chalik 21 , banyaknya pengemis dari berbegai daerah menjadikan Giri oleh sebagian masyarakat diidentikkan dengan desa pengemis. Asal-muasalnya, banyak mereka awalnya berniat menjadi peziarah makam. Karena kehabisan bekal, lalu menjatuhkan diri dengan menjadi pengemis. Hasil dari mengemis cukup menggiurkan, antara 100 s/d 200 setiap hari hanya dengan duduk, menengadahkan tangan lalu memelas pada pengunjung. Hasil uang tersebut digunakan untuk mengontrak rumah di sekitar Giri, terutama di desa Giri, Klangonan, dan Kawisanyar. Selanjutnya mereka menetap, sebagian berkeluarga dengan warga setempat dan akhirnya muncul keturunan.
PSKS (Potensi dan SumberKesejahteraanSosial) berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012 merupakan perseorangan, keluarga, kelompok, dan atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan kesejahteraansosial. Penyelenggaraan kesejahteraansosial berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 merupakan upaya terarah, terpadu, dan berkelanjutan baik yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial yang diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial seperti kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, dan atau korban tindak kekerasan, eksploitasi, serta diskriminasi. Sehingga kesejahteraansosial yang dimaksudkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
KKN adalah suatu kegiatan intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan maksud m[r]
Mewujudkan masyarakat yang produktif disegala bidang menuju masyarakat sejahtera yang ditandai dengan peningkatan angka IPM.. Memantapkan pencapaian masyarakat yang sejahtera disegal[r]
Bojonegoro juga menerapkan beberapa transformasi dalam rangka membangun dan memajukan daerah. Beberapa diantaranya yaitu transformasi visi, transformasi strategi, transformasi pengaturan, transformasi level operasional,transformasi budaya, dan transformasi niat. Hal ini sesuai dengan artikel tulisan Suryaningsum 2014a dan b, dan juga Suyoto 2015, bahwa sebaiknya ada pengelolaan kemiskinan yang baik dan benar supaya masyarakatnya terjamin kesejahteraannya, salah satunya dengan melaksanakan transforasi di berbagai bidang.
Desa ........................................................................................... 100 Gambar 05 : Wawancara dengan bapak kepala Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu ............................................................................................. 101 Gambar 06 : Wawancara dengan bapak kepala Dusun Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu .................................................................................... 101 Gambar 07 : Wawancara dengan ibu bendahara Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu ............................................................................................. 102 Gambar 08 : Wawancara dengan Informan yang aktif mengikuti kegiatan musdus,
dipergunakan dalam pengelolaan Dana Desa serta tahap atau proses penggunaan Dana Desa itu sendiri. Sebagaimana juga yang diketahui bahwa Sumber Daya Manusia di desa masih tergolong memiliki kreatifitas dan partisipasi yang rendah dalam segala kegiatan di pemerintahan desa, hal ini menjadi sesuatu yang menarik bagi penulis bagaimana pemerintah desa dan masyarakat desa harus mampu mengelola Dana Desa sesuai dengan kebutuhan mereka. Masyarakat dituntut untuk menjadi aktor dalam pengeolaan Dana Desa, selain itu masyarakat dan pemerintah desa juga harus aktif dan menjalankan fungsinya masing- masing. Hal ini lah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti mengenai pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidangsosial ekonomi.
Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa adalah keterlibatan masyarakat desa baik secara emosional, mental maupun fisik, dalam proses pembangunan desa yang mendorong mereka menyumbangkan kemampuan sekaligus merasa ikut bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan menjadi keinginan bersama yakni meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Masyarakat desa dianggap yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga. Masyarakat desa dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat desa-lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta juga potensi yang dimiliki daerahnya.
c. Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penyediaan air bersih pada kenyataannya tidak hanya pada penyediaan air baku untuk diolah menjadi air bersih, tetapi juga pada perlindungan terhadap daerah resapan airnya. Karena ketersediaan air bersih dipengaruhi juga oleh keberadaan daerah resapan air. Namun tidak semua daerah memiliki ketersediaan sumber daya air yang mencukupi untuk menyediakan pasokan air baku bagi PDAMnya. Di sisi lain, setiap daerah melalui kebijakan otonomi daerah memiliki kebijakan sendiri atas daerahnya, termasuk dalam pemanfaatan lahan yang ada. Upaya pemerintah daerah dalam melindungi daerah resapan air dihadapkan pada banyak kendala, seperti terbatasnya lahan untuk dijadikan ruang terbuka hijau, terbatasnya alokasi dana untuk menata kembali kawasan resapan air yang telah beralih fungsi, ataupun untuk pembangunan waduk, dan lain sebagainya, tidak adanya payung hukum yang dapat dijadikan panduan hukum dalam pelaksanaan pengelolaan DAS terpadu, dan lain sebagainya. Upaya perlindungan daerah resapan air memerlukan kerja sama antar-daerah. Namun kerja sama antar pemerintah daerah yang dimungkinkan berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada kenyataannya masih sulit diterapkan jika hal tersebut terkait kerja sama perlindungan daerah resapan air. Belum adanya mekanisme dan bentuk kerja sama yang jelas menjadi kendala dalam pelaksanaan kerja sama antar-pemerintah daerah dalam perlindungan daerah resapan air.
Jumlah penduduk Daramista sebanyak 2.733 orang yang terdiri 894 KK. Sedangkan mata pencaharian penduduknya sebagian besar adalah petani dan buruh tani sebagian lagi adalah pedagang, tukang kayu, sopir, dan pegawai. Desa Daramista termasuk desa sedang berkembang atau desa swakarsa yaitu desa yang mulai menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan non fisik yang dimilikinya, dan belum banyak memiliki sarana dan prasarana desa. Keadaan sosial ekonomi penduduk Daramista sebagian besar termasuk keluarga prasejahtera yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lembaga politik adalah suatu badan atau organisasi yang mempergunakan asas-asas politik didalamnya untuk tujuan menghasilkan suatu perubahan di dalam masyarakat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian tidak mengetahui keberadaan lembaga politik atau partai politik yang ada di daerah tempat tinggal mereka, alasannya karena masyarakat tidak memahami arti dari lembaga politik dan ketika hal ini ditanyakan kepada kepala lingkungan dari setiap lingkungan yang menjadi sampel dalam penelitian ini menyatakan tidak adanya sosialisasi dari pihak lembaga politik mengenai arti, tujuan dan program kerja yang mereka miliki, hal inilah yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui arti serta keberadaan lembaga politik yang ada di daerah mereka. Masyarakat juga menyatakan lembaga politik hanya memerlukan aspirasi mereka menjelang diadakannya suatu pemilihan baik kepala daerah maupun presiden sehingga masyarakat tidak terlalu peduli dengan keberadaan lembaga politik tersebut.
Tujuan pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang sitinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan beberapa upaya, mulai promotive, preventive, sampai pada curative dan rehabilitative. Dalam upaya-uapaya tersebut tentunya tidak terlepas dari perencanaan yang baik dan dalam menyusun perencanaan tentunya harus didukung oleh data yang lengkap dan valid. Data-data kesehatan, mulai dari data fasilitas, ketenagaan sampai capaian hasil program terangkum dalam Profil Kesehatan yang bersumber dari seluruh unit-unit kesehatan yang ada di wilayah provinsi yang diterbitkan setiap tahun.
“ Untuk prioritas apa yang akan dibangun itu dilaksanakan dengan musdus(musdus) kemudian dibawa ke musdes ( musyawarah desa) kemudian musrenbang desa tahapan tahapannya gitulah dia kemudian yang terakhir itu musdes tapi yang melaksanakan musdes tadi bukan pemerintah desa melainkan anggota BPD, selanjutnya BPD melakukan musyawarah desa yang dihadiri oleh PMDK untuk menentukan mana yang prioritas. Tahap perencanaan dari musdus yaitu dihadiri oleh masyarakat dan dikepalai oleh kepala dusun membicarakan mengenai mana hal yang menjadi prioritas bagi masyarakat tidak pun prioritas yang penting diusulkan terlebih dahulu nanti baru benar-benar diprioritaskan kemudian hasil dari musyawarah dusun ini dibawa kemusyawarah desa hasil musyawarah dusun ini akan dituangkan dalam berita acara pada musyawarah desa setelah dilakukannya musdes maka didapat prioritas penggunaan Dana Desa kemudian dibawalah ke musrenbang. Kemudian selanjutnya tahap pelaksanaan berapa yang kita ajukan sesuai dengan kemampuan anggaran, berapa kemampuan anggaran untuk dialokasikan keberapa proyek, sampai dimana usulan masyarakat tadi disesuaikan dengan anggaran berapa jumlah dana yang tersalur ke desa bisa dibangunkan untuk berapa proyek ”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi petani tradisional dalam pendayagunaan potensisumberkesejahteraansosial yang ada di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Pengumpulan data. 2) Reduksi data. 3) Display data. 4) Simpulan/ verifikasi . Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara mengenai partisipasi petani tradisional dalam pendayagunaan potensisumberkesejahteraansosial dapat disimpulkan bahwa partisipasi petani tradisional dalam pendayagunaan potensisumberkesejahteraansosial di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari 3 indikator, yaitu: 1) Partisipasi Buah Pikiran. Hanya sebagian kecil petani tradisional yang ingin berpartisipasi, hal ini disebabkan rendahnya tingkat SDM yang dimiliki sebagian besar petani tradisional di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. 2) Partisipasi Tenaga. Hanya sebagian kecil petani tradisional yang ingin berpartisipasi, hal ini disebabkan oleh petani tradisional di Kelurahan Kemumu masih memiliki sifat individualisme yang tinggi, adanya persaingan disektor usaha. 3) Partisipasi Uang. Hanya sebagian kecil petani tradisional yang ingin berpartisipasi, hal ini disebabkan oleh penyalahgunaan bantuan modal yang diberikan oleh lembaga keuangan desa, misalnya: petani tradisional menggunakan uang pinjaman dari koperasi unit desa (KUD) yang seharusnya digunakan untuk modal usaha malah digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif sehingga pada proses pengembalian cicilan pinjaman koperasi mengalami kendala. Dalam mengatasi permasalahan ini peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut: 1) Pemerintah, hendaknya memperhatikan rendahnya sumber daya manusia deangan cara memberikan penyuluhan kepada petani tradisional dan kedepannya dapat memberikan program yang serupa secara berkelanjutan. 2) Petani Tradisional, hendaknya selalu aktif didalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya bersama untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan. 3) KUD di Kelurahan Kemumu, hendaknya lebih selektif lagi dalam memilih nasabah sehingga tidak ada lagi nasabah yang susah dalam pengembalian dana pinjaman koperasi.
Sebagai Negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia tentu mempunyai kesempatan besar dalam hal pengumpulan zakat yang dapat digunakan oleh yang membutuhkan. Hasil kajian yang dilakukan ADB (Asian Development Bank) dan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) menyatakan, potensi dana pengumpulan zakat Indonesia dapat mencapai Rp. 217 Triliun. Sementara zakat yang terkumpul yang tercatat di Asosiasi Lembaga Zakat di Indonesia yaitu Forum Zakat nasional baru sekitar 1,5 triliun rupiah (Rini Supri Hartanti, 2015). Zakat sangat berperan dalam mengatasi kemiskinan. Hal ini karena zakat merupakan sarana yang dilegalkan agama dalam pembentukan modal. Dalam konteks ini, pembentukan modal tidak semata-mata dari pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam, tetapi juga berasal dari sumbangan wajib orang kaya yang menyisihkan sebagian harta kekayaannya. Di samping itu, zakat juga berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menyediakan sarana dan prasarana produksi. Penanggulangan kemiskinan harus menjadi agenda bersama umat Islam Indonesia. Sehingga tidak bisa hanya berpangku tangan dan menuntut pemerintah untuk mengatasi kemiskinan yang jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengelolaan zakat di Dompet Dhuafa, program-program zakat produktif yang ada, dan bagaimana dampaknya terhadap kesejahteraansosial. Dengan tekhnik penelitian dokumentasi, studi literature, dan wawancara dan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dilakukan.
Pihak pertama pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai dengan lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti ya[r]
Tujuan penelitian ini untuk melihat dan menggambarkan pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidangsosial ekonomi dan melihat kontribusi yang diberikan masyarakat. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu. Teknik yang digunakan menentukan subjek adalah Purposive Sampling. Informan secara spesifik terdiri dari 10 orang.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.