Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan petugas pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM di Purwokerto, sedangkan sanksi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM di Purwokerto, dan biaya kepatuhanpajak tidak berpengaruh negatif terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM di Purwokerto. Kata kunci: KepatuhanWajibPajakUMKM, Kualitas Pelayanan Petugas Pajak,
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhanwajibpajakUMKM, salah satunya adalah keadilan pajak. Tiong (2014) telah meneliti mengenai pengaruh persepsi keadilan atas PP 46 Tahun 2013, pengetahuan PP 46 Tahun 2013, ketegasan sanksi dan sosialisasi pemerintah atas PP 46 Tahun 2013 terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa Persepsi keadilan atas PP 46 Tahun 2013, pengetahuan PP 46 Tahun 2013, ketegasan sanksi dan sosialisasi pemerintah berpengaruh terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM. (Susmiatun dan Kusmuriyanto, 2014) juga meneliti mengenai pengaruh pengetahuan, ketegasan sanksi dan keadilan perpajakan terhadap kepatuhanWajibPajakUMKM. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhanWajibPajak, sedangkan ketegasan sanksi dan keadilan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhanWajibPajak.
Penelitian ini menguji pengaruh persepsi wajibpajak atas PP 46/2013 yang diukur dari persepsi pemahaman, persepsi tarif, persepsi sanksi, dan persepsi pelayanan pembayaran terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM di Banyumas. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden wajibpajakUMKM sektor perdagangan di Banyumas dan dipilih secara acak (stratified random sampling). Metode pengumpulan data primer yang diterapkan yaitu metode survey dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa persepsi wajibpajak atas PP 46/2016 berpengaruh terhadap kepatuhanwajibpajak. Persepsi tarif dan persepsi sanksi PP 46/2013 tidak berpengaruh secara parsial. Sedangkan persepsi pemahaman dan persepsi pelayanan pembayaran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhanwajibpajakUMKM di Banyumas.
1. Dalam pengisian kuesioner oleh responden, peneliti ikut terlibat dalam mengisi jawaban, namun hanya sebatas membantu saja tanpa merubah jawaban responden. Hal ini dikarenakan para pelaku UMKM kurang percaya diri dan beberapa lebih nyaman jika diisikan oleh peneliti. 2. Peneliti mengalami beberapa penolakan dalam pengumpulan data, total
mengatahui kepatuhanwajibpajakUMKM peneliti menggunakan 4 variabel independen yaitu pemahaman, tarif, sanksi, dan pelayanan pembayaran. Objek penelitian ini adalah wajibpajakUMKM di Kabupaten Banyumas. Alasan peneliti menggunakan objek penelitian tersebut karena Banyumas adalah kabupaten yang sedang berkembang dengan jumlah UMKM sebanyak 66.533 unit yang terdiri dari beberapa sektor (Data olahan DISPERINDAGKOP). Sedangkan berdasarkan data olahan KPP Pratama Purwokerto, hingga Desember 2015 hanya 13.327 wajibpajakUMKM yang telah menyetorkan pajaknya. Data tersebut menunjukan bahwa hanya 20,3% pelaku UMKM di Banyumas yang telah patuh dalam menyetorkan pajak.
Direktorat Jenderal Pajak berupaya mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak yang berasal dari sektor informal, yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Kelompok usaha ini telah terbukti mampu memberi kontribusi yang signifikan terhadap Peneriman Domestik Bruto (PDB) nasional dan ekspor. Kontribusi secara total dalam PDB sebesar 57,6% mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 96,18% dengan nilai investasi 52,9% dan kinerja ekspor non migas mencapai 20,2% ( Kementerian Negara Koperasi dan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah 2013 ). Namun hal ini tidak diimbangi dengan penerimaan pajak sektor UMKM. Menurut Direktorat Jenderal Pajak sumbangan penerimaan pajak sektor UMKM hanya 0,7% dari total penetimaan pajak. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kepatuhanWajibPajakUMKM masih sangat rendah sehingga diperlukan kajian tentang faktor yang mempengaruhi kepatuhanWajibPajakUMKM.
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini sesuai dengan dengan penelitian Lusty (2012), bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhanwajibpajak. Kesadaran menurut Ahmad (1998), kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu berhubungan dengan dirinya. Oleh karena itu, kemauan membayar pajak merupakan suatu komponen penting dalam meningkatkan kepatuhanwajibpajakUMKM di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik analisis model persamaan struktural atau lazim dikenal dengan sebutan SEM (Structural Equation Modeling). Pemilihan metode SEM dikarenakan penulis berasumsi bahwa variabel kesadaran wajibpajak, penerapan sanksi perpajakan, penerapan tarif pajak penghasilan, dan kepatuhanwajibpajak merupakan variabel laten atau unobserved variable, dimana dalam mengukur variabel laten tersebut tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui manifest variable atau observed variable. Dengan kondisi tersebut, metode analisis SEM merupakan metode analisis data yang paling cocok karena mampu mengukur variabel yang tidak bisa diukur secara langsung.
Syukur alhamdulilah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Penulis melaksanakan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Bandung. Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu : “Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadapa Kepatuhanwajibpajak dan Implikasinya terhadap Penerimaan Pajak (survey pada KPP Pratama di Kanwil Jabar 1”.
NPWP memiliki nilai koefisien beta sebesar 0,257 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 (0,003 < 0,05) maka Ha diterima terdukung secara statistik. Artinya kemanfaatan NPWP berpengaruh positif terhadap kepatuhanWajibPajak. Hasil ini menunjukkan bahwa kemanfaatan NPWP merupakan salah satu faktor penentu seberapa siap WajibPajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. WajibPajak Orang Pribadi yang menerima manfaat dari NPWP tersebut akan lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain dapat digunakan sebagai administrasi perpajakan, NPWP juga dapat digunakan untuk mendapatkan pelayanan umum seperti dalam pembuatan paspor, kartu kredit, dan dalam beberapa instansi NPWP dijadikan persyaratan pegawai. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Putri (2013).
Peranan pajak bagi pembangunan daerah, seharusnya penyelenggara pemungutan pajak menyadarkan masyarakat akan kewajibannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah yaitu dengan taat membayar pajak yang menghendaki, peran aktif masyarakat untuk berpartisipasi dalam membayar pajak sehingga penyelenggara pemungutan pajak harus memiliki kemampuan sumberdaya manusia untuk memberikan kualitas layanan yang baik bagi wajibpajak dan berusaha untuk memberikan nilai tambah, berupa fasilitas fisik yang baik ( Tangible ), perhatian ( Empathy ), tanggapan ( Responsiveness ), kemampuan ( Reliability ) dan jaminan keamanan ( Assurance ).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi WajibPajak atas kinerja pencapaian pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Indramayu. Adapun variabel- variabel yang mempengaruhi adalah kesadaran WajibPajak, pelayanan perpajakan dan kepatuhanWajibPajak (Sulistyawati, et al, 2012). Penelitian ini mengadaptasi kuesioner dari Sulistyawati, et al (2012). Penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survey melalui pembagian kuesioner kepada 50 responden. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel diatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap persepsi WajibPajak atas kinerja pencapaian pajak, sedangkan kesadaran WajibPajak dan kepatuhanWajibPajak tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi WajibPajak atas kinerja pencapaian pajak.
Kepatuhanwajibpajak dalam memenuhi kewajiban memebayar pajak tergantung bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wajibpajak Jatmiko (2006) dalam Arum (2012). Tiraada (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sikap fikus tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhanwajibpajak, hal ini dikarenakan pelayanan pajak tidak dipergunakan secara rutin wajibpajak sehingga wajibpajak orang pribadi tidak akan terlalu menganggap penting konsep pelayanan yang ada di kantor pajak di Kabupaten Minahasa Selatan. Namun, hasil penelitian Arum (2012) mengemukakan bahwa semakin tinggi kualitas layanan fiskus terhadap wajibpajak maka akan meningkatkan kepatuhanwajibpajak. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai barikut:
Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang tengah meningkatkan pembangunan disegala bidang agar tercapainya kemajuan negara. Untuk melaksanakan rencana pembangunan untuk mencapai kemajuan maka negara membutuhkan dana dalam proses menjalankan pembangunan negara. Maka oleh karena itu, Indonesia menggali sumber dana yang bersumber dari dalam negeri. Penerimaan kas terbesar Indonesia ialah dari pajak. Oleh karena itu, pemerintah harus memaksimalkan penerimaan kas negara dari sektor pajak karena pajak merupakan penerimaan negara yang utama dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara maka dari itu pajak sangat dominan dalam menopang pembangunan nasional.
penyederhanaan aturan perpajakan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tidak ada perhitungan pajak yang rumit dan sukar dipahami. Rumus dalam mengitung pajak cukup sederhana yaitu 1% dari omset. Namun tidak semua jenis usaha diuntungkan dengan peraturan ini, beberapa jenis usaha seperti usaha retail dan jual-beli motor atau mobil bekas merasa bahwa peraturan ini memberatkan karena tidak adanya kompensasi kerugian ketika usaha mereka mengalami kerugian, dimana ketika usaha mereka mengalami kerugian mereka tetap diwajibkan untuk membayar pajak. Disisi lain untuk jenis usaha yang bergerak di bidang jasa mereka merasa diuntungkan dengan peraturan ini selain lebih mudah dalam perhitungan pajaknya dengan peraturan ini pembayaran pajaknya pun juga lebih kecil dibandingkan dengan peraturan yang dulu dengan menggunakan sistem norma. Jadi untuk peraturan ini tidak semua pelaku usaha diutungkan dengan adanya peraturan ini.
pajak bagi pemilik UMKM yaitu seperti bidang usaha, bentuk usaha, penjualan, pelapor dan pengisi SPT. Bidang usaha dan bentuk usaha memiliki hubungan dengan kepatuhanwajibpajak, dimana dengan lebih berbadan hukum usaha tersebut, maka kepatuhanwajibpajak juga akan semakin meningkat. Jenis kelamin dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin laki dan perempuan.Dalam studinya Jackson and Million (1986), Oxley (1993), dalam hai and See (2011) menemukan bukti bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi kepatuhanwajib pajak.Wajib pajak perempuan lebih patuh dibandingkan dengan laki-laki.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat dan limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan keselamatan serta pengetahuan, kemampuan dan senantiasa memberikan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “KepatuhanWajibPajak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”. Penulisan Tugas Akhir ini ialah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
bidang industri memenangkan perlombahan bahan olahan Se-Provinsi Sumatera Barat, dan ini membuktikan bahwa tidak hanya di kota, namun juga di kabupaten terdapat potensi yang cukup baik yang dapat mengembangkan dan meningkatkan pendapatan perpajakan dari UMKM. Dan dengan meningkatnya inovasi dan kreativitas UMKM di Kabupaten Agam tersebut, peneliti ingin melihat sudah sejauh mana tingkat kepatuhan pelaku UMKM dalam membayarkan pajak penghasilan usahanya.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh perubahan tarif, kemudahan membayar pajak, sanksi pajak, dan sosialisasi pp nomor 46 tahun 2013 terhadap tingkat kepatuhanwajibpajak pelaku UMKM (studi empiris pada wajibpajak pelaku umkm yang terdaftar di KPP Pratama Salatiga). Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga independen seperti Masyarakat Transparansi Internasional memperlihatkan reformasi birokrasi Dirjen Pajak dinilai berhasil. Indikator keberhasilan reformasi birokrasi Dirjen Pajak tersebut adalah mengurangi persepsi negatif masyarakat terhadap institusi perpajakan, peniliaian positif atas pelayanan dari masyarakat wajibpajak.
Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa kesadaran wajibpajak tidak berpengaruh berpengaruh terhadap kepatuhanwajibpajak. karena pada umumnya masyarakat wajibpajak sinis terhadap keberadaan pajak. Pajak masih dianggap sebagai suatu yang memberatkan dalam melakukan pembayaran karena minimnya pengetahuan mereka. Hal ini menyebabkan tingkat kepatuhanwajibpajak yang rendah. Sehingga perlunya peningkatan terhadap kesadaran wajibpajak untuk meningkatkan kepatuhanwajibpajak salah satunya dengan sosialisasi kepada wajibpajak tentang perpajakan agar wajibpajak sadar dan patuh dalam mendaftarkan diri kekantor pajak, membayar dan melaporkan pajaknya.