Penelitian skripsi ini dilatarbelakangi sebuah realita tentang sistem penyelenggaraan madrasahdiniyah yang mempunyai ciri berbeda dan orientasi yang beragam. Perbedaaan tersebut terjadi karena disebabkan oleh faktor yang mempengaruhinya, seperti latar belakang yayasan atau pendiri madrasahdiniyah, budaya masyarakat setempat, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan agama dan kondisi ekonomi masyarakat dan lain sebagainya. fokus peneletian pada aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pengembangan kurikulummadrasahdiniyah, yakni sistem manajerial yang dilakukan di madrasahdiniyah. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif. Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini dengan tujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan pelaksanaan dan pengembangan kurikulummadrasahdiniyah takmiliyah awaliyah yang terlebih dahulu menganalisis proses pelaksanaannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulumMadrasahDiniyah Takmiliyah Awaliyah di Kabupaten Bogor belum berjalan sesuai dengan teori-teori pengembangan kurikulum. Hal ini dapat dilihat dari kendala-kendala yang ada, sehingga pengembangan kurikulumMadrasahDiniyah Takmiliyah Awaliyah yang saat ini berjalan harus di evaluasi secara berkala dan kontinuitas agar MadrasahDiniyah Takmiliyah Awaliyah kedepan mampu menjadi lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri dan dengan kualitas madrasah yang baik. Sehingga kekhasan tersebut menjadi magnet bagi masayarakat untuk menyekolahkan putra/putrinya di MadrasahDiniyah Takmiliyah Awaliyah.
Malik Fajar dalam Khoiriyah menambahkan sebagai berikut: Madrasah mennggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dengan sekolah. Hanya dalam lingkup kultural, madrasah memiliki konotasi spesifik. Di lembaga ini, anak didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk beluk agama dan keagamaan. Kata madrasah yang secara harfiah identik dengan sekolah agama, setelah mengarungi perjalanan peradaban bangsa diakui telah mengalami perubahan-perubahan walaupun tidak melepaskan diri dari makna asal sesuai dengan ikatan budayanya yaitu budaya Islam. 60
Sikap konsisten ini sebagian besarnya didasarkan pada komitmen perjuangan untuk kemajuan umat dan ibadah. Meskipun demikian, ada pula sebagian pihak yang mau berpartisipasi dalam madrasah karena kondisi dan atau merasa kasihan terhadap madrasah. Komitmen yang pertama merupakan potensi luar biasa untuk kemajuan sebuah lembaga jika dikelola dengan baik, sedangkan komitmen yang kedua merupakan bagian dari motivasi ekstrinsik yang bisa berimplikasi pada kualitas kerja yang rendah dan mudah putus asa. 9
“Kurikulum di madrasahdiniyah Manba’ul Hi kam bukan sebagai pendukung dalam menjalankan proses pembelajaran, berbeda dengan di sekolah formal, dimana kurikulum benar- benar sebagai patokan atau pencapaian target belajar sehingga antara kurikulum dan proses pembelajaran adalah 2 hal yang erat hubung annya, di madrasahdiniyah Manba’ul Hikam ini yang lebih dipentingkan adalah fleksibilitas dari santri tersebut yaitu ketekunan, dan kemampuan dari santri dalam belajar. Jadi berhasil tidaknya santri dalam belajar adalah dapat dilihat dari kemampuan setelah mereka dalam membaca kitab klasik (seperti kitab Fathul Qorib dan Ta’lim Muta’alim ) dan mempraktekkannya sebagai ukuran-ukuran dalam salafi untuk mempelajari kitab-kitab lain yang berisi tentang materi agama selaian nahwu dan shorof begitu juga setelah lulus, jadi tidak harus bertarget habis mata pelajarannya akan tetapi dalam mampu tidaknya dalam menangkap materi yang diberikan.
MadrasahDiniyah sebagai lembaga pendidikan nonformal berbasis keagamaan yang pelaksanaannya dilakukan sore hari setelah jam sekolah formal. KurikulumMadrasahDiniyah yang sederhana dan alokasi waktu belajar yang pendek tidak menjadi hambatan bagi MadrasahDiniyah untuk menghasilkan peserta didik yang berpendidikan dan intelek. Sehingga, keberadaan MadrasahDiniyah mampu berkembang menjadi salah satu sekolah elite muslim yang dapat mengakomodasi kebutuhan pendidikan agama Islam oleh masyarakat menengah ke bawah karena biaya pendidikannya yang murah. Selain itu, MadrasahDiniyah juga mampu bersaing dengan sekolah elite muslim lainnya yang memiliki biaya pendidikan lebih mahal. Oleh sebab itu, di era modernisasi sekarang ini pengelola MadrasahDiniyah harus mampu menghindari godaan materi dan sekuleritas kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikannya. Tujuannya adalah untuk mencetak para muslim generasi muda yang cerdas pengetahuan serta iman dan taqwanya.
9. Fasilitator Workshop “Pengembangan KurikulumMadrasahDiniyah Berbasis Realitas” untuk Guru-guru MadrasahDiniyah Karangwangi Kabupaten Cirebon, diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Cirebon tanggal 1- 3 Juni 2006.
4 Kesadaran orangtua didik terhadap masih kurangnya materi pendidikan agama inilah yang banyak mendorong sebagian orang tua yang akhirnya memilih anaknya untuk bersekolah di madrasahdiniyah atau madrasah sore. Madrasahdiniyah yang notabene jika dilihat dari pengertian artinya saja dapat secara eksplisit dipahami sebagai lembaga pendidikan agama, atau dengan kata lain sekolah agama, jelas mengajarkan jauh lebih banyak, bahkan seluruhnya adalah pendidikan agama. Para orangtua melihat bahwa madrasahdiniyah adalah sebuah solusi alternatif dan bahkan sebagian melihatnya sebagai utama untuk mendidik anak-anaknya sehingga mereka tidak hanya pintar dalam pengetahuan, tetapi juga paham agama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala madrasahdiniyah Dar al Ma’rifah dan madrasahdiniyah Hidayat al Sibyan sebagai pelaksana teknis manajerial yang meliputi: (1) Pengelolaan dan pengembangan kurikulum/pembelajaran, (2) Pengelolaan keuangan/pembiayaan, (3) Pengelolaan sarana prasarana, (4) Pengelolaan dalam hubungan kerjasama antara madrasah dengan masyarakat. Penelitían ini merupakan penelitían kualitatif, yaitu prosedur penelitían yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau ulasan dari orang-orang dan dari dokumen-dokumen yang dapat diamati. Data penelitían yang terkumpul, dideskripsikan secara detail kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori kepemimpinan tentang pelaksana teknis manajerial kepala madrasah, selanjutnya diinterpretasikan dalam sebuah kesimpulan.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didiksantri pada satuan pendidikan, disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. 1. Mata Pelajaran
Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas dapat dilakukan dengan dua cara yakni melihat nilai signifikansi dan nilai F. Dari output diatas, berdasarkan nilai signifikansi diperoleh nilai signifikansi 0,079 lebih besar dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel pendidikan madarasah diniyah siswa (X) dengan variabel prestasi mata pelajaran PAI (Y).
Terkadang ada juga sebagian siswa yang agak lambat dalam memahami materi yang disampaikan, seperti cara menyambung huruf arab, kaidah menulis huruf pegon. Hal itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pengajar di madrasahdiniyah. Diperlukan kesabaran dan bimbingan dari para ustad maupun ustadzah dalam mendampingi siswanya supaya dapat memahami materi yang diajarkan. Seperti yang telah penulis amati ketika pembelajaran Pegon di madrasahdiniyah, ada beberapa anak yang masih bingung cara menyambung huruf pegon. Kemudian ustad yang mengajar pada waktu itu yaitu Bapak Thowil dengan sabar mengajari siswa tersebut dan menuliskan di papan tulis. 65 Sehingga dalam proses pembelajaran, peran guru
(2) Selain muatan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pesantren dapat menyelenggarakan program takhasus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) yang meliputi tahfizh al-Qur’an, ilmu falaq, faraid, dan cabang dari ilmu keislaman lainnya.
1. Mata pelajaran meliputi al-Quran, hadis, tauhid, falak, fasolatan, imlak, pegon, tafsir, arut, insak, nahwu-shorof, tajwid, dan tarikh. Pelajaran tersebut sebagai ciri khas sejak berdiri hingga kini dengan memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamal- kan ajaran agamanya dan berfungsi membentuk manusia Indo- nesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan antarumat beragama. Pen- didikan MadrasahDiniyah tersebut bertujuan untuk berkem- bangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama. Peserta didik MadrasahDiniyah Muawanatul Muslimin dikhususkan bagi laki-laki (santriwan) sementara peserta didik perempuan (sntriwati) telah diselenggarakan di Madrasah Taswiruttullab Salafiyah Kudus. Pola berpakaian santri ponpes plus yakni berpakaian sebagaimana santri (berpeci dan bersarung) juga berseragam. Sementara waktu pembelajaran mulai pukul 15 s.d 17.00 WIB dengan pertimbangan para santri pada pagi hari sekolah formal dan di malam hari di ponpes. Mempertahankan corak khas berupa (1) guru yang mengajar juga sebagai ustad pengasuh pesantren (2) pesantren plus yakni alumninya berijazah yang dapat digunakan untuk melanjutkan jenjang pendidikan formal lebih tinggi.
Dengan demikian informasi dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang dari siswa MadrasahDiniyah Awaliyah Syarif. Dari hasil wawancara informasi tadi, bila terdapat beberapa jawaban dan hasil rata-ratanya sama, maka peneliti hanya mengambil hasil wawancara dari informasi yang berbeda sebagai pedoman dalam penelitian ini.
diri sendiri, sehat jasmani dan rohani. Pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan dengan Pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya merencanakan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standart Nasional Pendidikan berdasarkan perencanaan kebutuhan. Pemerintah daerah mengembangkan dan menetapkan pola pembinaan karier pendidik dan tenaga kependidikan madrasahdiniyah takmiliyah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintahan daerah dapat memberikan penghargaan kepada pendidik dan/atau tenaga kependidikan Madrasahdiniyah Takmiliyah berdedikasi yang bertugas di daerah terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat terpencil, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, daerah tertinggal, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain. Penyelenggaraan Pendidikan Madrasahdiniyah takmiliyah yang diselenggarakan dalam bentuk satuan pendidikan dan program pendidikan wajib mendapat izin dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten;
hari Catatan Orang Tua / Wali Keputusan : Dengan memperhatikan hasil yang dicapai pada Semester I, II, maka siswa ini ditetapkan Naik ke kelas .... Tinggal di kelas...[r]
14. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 15. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, keluarga,
1. Peran Ustadz MadrasahDiniyah Hidayatul Falah dalam Meningkatkan Nilai- Nilai Religius Melalui Kegiatan Pengajian Kitab Kuning .....106 2. Peran Ustadz MadrasahDiniyah Hidayatul Falah dalam Meningkatkan Nilai- Nilai Religius Melalui Kegiatan Jami ’ ah Tahlil .....................109 3. Peran Ustadz MadrasahDiniyah Hidayatul Falah dalam Meningkatkan Nilai- Nilai Religius Melalui Kegiatan Ziarah Wali .........................112