Lajualiranudara yang lebih besar akan mengakibatkan perbedaan suhu udara pengeringan dan kadar air antar lapisan menjadi lebih kecil serta waktu pengeringan yang lebih singkat (tidak ditunjukkan pada makalah ini). Hal ini disebabkan oleh perubahan kondisi udara yang melalui lapisan berikutnya lebih sedikit dibandingkan pada lajualiranudara yang rendah. Kebalikan dari lajualiranudara, peningkatan suhu udara pengeringan akan secara keseluruhan mempercepat waktu pengeringan, namun beda kadar air menjadi lebih besar. Hal ini merupakan akibat dari lapisan yang kontak dengan udara pengering akan mengalami pengeringan yang lebih cepat sedangkan pada lapisan berikutnya akibat dari uap air dari produk, suhu udara pengeringan akan menurun dan kelembabannya meningkat secara lebih signifikan.
Pada penelitian ini diuji pengaruh lajualiranudara primer yang masuk ke dalam reactor terhadap karakteristik pembakaran dari tungku gasifier tipe up- draft. Variasi aliranudara yang dilakukan dengan mengatur tegangan masuk pada fan dengan cara memvariasikan tahanan (potensiometer). Variasi yang dipilih adalah pada bukaan ½ (setengah) potensiometer dan bukaan penuh potensiometer.
Sistem pendingin yang digunakan dalam penelitian ini bagian kondensor terdapat kipas yang berfungsi untuk memperlancar proses kondensasi. Di dalam pipa kondensor terjadi proses perpindahan kalor dari uap refrigeran ke udara pendingin, jumlah kalor yang dipindahkan melalui dinding pipa pendingin tergantung pada perbedaan temperatur, material pipa, lajualiran massa refrigeran. Dengan latar belakang tersebut perlunya dikaji kembali tentang pengaruh kecepatan udara pendingin terhadap laju perpindahan panas pada kondensor AC mobil.
Sistem pendinginan pada mobil berfungsi untuk menurunkan temperatur pada mesin yang terjadi akibat pembakaran dari ruang bakar. Salah satu alat pendingin pada mesin adalah alat penukar kalor jenis radiator. Dimana alat ini bekerja untuk menurunkan temperatur air pendingin pada mesin. Radiator bekerja berdasarkan hembusan udara dari kipas pendingin yang menumbuk radiator dan debit aliran air yang mengalir di sepanjang pipa radiator tersebut. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan seberapa besar pengaruh lajualiranudara terhadap laju perpindahan kalor dan penurunan tekanan pada alat penukar kalor jenis radiator flat tube.
Saravanakumar dkk (2007) melakukan penelitian gasifikasi menggunakan bottom lift updratf gasifier dengan bahan bakar kayu. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan laju pemakaian bahan bakar antara 9 hingga 10 kg/jam, maka efisiensi gasifikasi yang terjadi adalah 73% dan menghasilkan stabilitas producer gas selama 5 jam operasi dengan temperatur api rata-rata 750 0 C.
Gambar 6. memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya lajualiranudara maka efisiensi gasifikasi cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan semakin meningkatnya laju alir udara maka laju alir gas dan LHV gas hasil proses gasifikasi akan meningkat (Gambar. 5) yang selanjutnya menyebabkan peningkatan efisiensi gasifikasi. Efisiensi yang dicapai pada penelitian ini bukan merupakan efisiensi maksimum karena efisiensi ini masih akan terus naik mencapai suatu titik maksimum tertentu yang kemudian akan turun seiring dengan semakin meningkatnya laju alir udara pembakaran. Peningkatan laju alir udara ini akan mengakibatkan gas mampu bakar dihasilkan akan berkurang, karena pembakaran yang terjadi semakin sempurna.
Ubi kayu (Manihot esculenta crantz) dalam keadaan segar tidak bertahan lama, karena memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Penepungan merupakan salah satu cara untuk menyimpan bahan dalam waktu yang lebih lama Salah satu tahapan dalam pembuatan tepung singkong adalah pengeringan. Pneumatic (flash) dryern memanfaatkan hembusan udara panas berkecepatan tinggi sebagai media pengering. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji proses pengeringan singkong parut dengan menggunakan pneumatic (flash) dryer. Bahan yang dikeringkan adalah singkong parut yang berkadar air 60%.. Alat yang digunakan adalah pengering tipe flash yang memiliki 3 buah heater sebagai pemanas udara, screw conveyor sebagai pengumpan bahan, dan cyclone untuk memisahkan udara dengan produk kering. Pengeringan dilakukan dengan 3 variasi lajualiranudara dan 3 variasi suhu. Variasi lajualiranudara dilakukan dengan mengatur bukaan inlet udara, yaitu 0,06 m 3 /s (bukaan 3 / 8 ), 0,09 m 3 /s (bukaan 4 / 8 ), dan 0,11 m 3 /s (bukaan 5 / 8 ). Sedangkan variasi suhu
Penerapan dalam teknologi Pesawat Terbang Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat lajualiranudara tepat di bawah sayap, karena lajualiran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat. Keterangan: ρ = massa jenis udara (kg/m3) va= kecepatan aliranudara pada bagian atas pesawat (m/s) vb= kecepatan aliranudara pada bagian bawah pesawat (m/s) F = Gaya angkat pesawat (N) Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar. Play for free and WIN : http://trkur5.com/125629/21107
“Impinging” disini berarti “tabrakan”, dimana terjadi tabrakan antara fluida pendingin dengan permukaan suatu target dalam kecepatan aliran yang tinggi. Pada gambar 1(a, b) ditunjukkan visualisasi impinging jet, terlihat bahwa koefisien perpindahan panas akan menurun seiring dengan meningkatnya radius (jarak dari inti jet) , selain itu akan terjadi puncak koefisien perpindahan panas yang kedua untuk jarak jet nosel yang cukup dekat dengan permukaan target (H yang kecil).
Dari hasil pengujian diperoleh semakin besar lajualiran massa udara maka semakin kecil temperatur udara keluar, semakin besar laju perpindahan panas dan adanya kecenderungan penurunan efektivitas. Temperatur udara keluar maksimal sebesar 277 o C dengan lajualiran massa udara 0,0194 kg/s pada Penukar kalor 1, pada penukar kalor 2 lajualiran massa udara 0,0249 kg/s menghasilkan temperatur udara keluar maksimal sebesar 316 o C. Tegangan gasifier 80 V adalah yang paling tepat digunakan untuk optimasi proses pengeringan kopi di Pabrik Kopi Tulen karena masih berada pada range suhu antara 50 o C sampai 100 o C. Laju perpindahan panas maksimal terjadi pada lajualiran massa udara 0,0732 kg/s dengan lajualiran massa gas 0,194 kg/s yaitu 13.968,163 W pada penukar kalor 1 dan sebesar 20.949,638 W didapat dari lajualiran massa udara sebesar 0,0784 kg/s dengan lajualiran massa gas 0,184 kg/s pada penukar kalor 2. Efektivitas maksimal pada penukar kalor 1 terjadi pada lajualiran massa gas 0,006 kg/s dengan lajualiran massa udara terendah 0,0194 kg/s yaitu 39,242 %. Sedangkan pada penukar kalor 2, efektivitas maksimal sebesar 59,574 % terjadi pada lajualiran massa gas 0,013 kg/s dengan lajualiran massa udara 0,0784 kg/s.
Berbeda dengan mesin diesel yang penyalaannya terjadi sendiri akibat udara panas yang dikompresikan dalam ruang bakar. Sekalipun loncatan bunga api listrik sangat singkat dan total energinya kecil, tapi dengan tegangan 10.000 Volt antara elektroda busi yang mempunyai suhu ribuan derajat Celcius, akan mampu menimbulkan aliran arus listrik pada molekul-molekul dari campuran udara bahan bakar yang kerapatannya cukup tinggi. Karena pembakaran dari campuran udara bahan bakar adalah berupa reaksi ion, maka sistem penyalaan listrik sangat sesuai untuk mendapatkan suhu yang tinggi, dan dapat berlangsungnya proses ionisasi.
Indonesia memiliki sumber daya alam berupa kopra yang melimpah untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan minyak kelapa. Mesin pengering kopra dengan sumber panas dari pembakaran batok dan sabut kelapa menimbulkan polusi udara yang mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan bagi para pekerja. Salah satu alternatif pengganti sumber panas yang ramah lingkungan adalah sumber panas dari energi surya. Dengan pemanfaatan energi surya, hasil sisa pengolahan kopra yakni batok dan sabut kelapa dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual. Penelitian ini bertujuan untuk (1) membuat model pengering kopra menggunakan energi surya jenis aliran paksa, (2) meneliti efisiensi pengambilan kadar air maksimum, (3) meneliti efisiensi kolektor maksimum, (4) meneliti efisiensi sistem pengeringan maksimum, (5) meneliti penurunan massa kopra maksimum.
Tempurung kelapa merupakan salah satu limbah biomassa yang berpotensi untuk dapat menghasilkan energy. Salah satu teknologi potensial untuk pemanfaatan tempurung kelapa menjadi sumber energi adalah teknologi gasifikasi. Gasifikasi adalah proses pengkonversian bahan bakar padat menjadi gas mampu bakar (CO, CH4, H2) melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas yaitu antara 20% hingga 40% udara stoichiometri. Pada penelitian ini akan dilakukan proses gasifikasi tempurung kelapa dengan menggunakan alat gasifikasi sistem updraft double gas outlet menggunakan laju alir udara 70,1 lpm, 91,4 lpm dan 122,4 lpm untuk menghasilkan gas mampu bakar. Hasil penelitian menunjukkan Komposisi gas mampu bakar yang paling tinggi yaitu komposisi gas CO sebesar 22,57%, 22,90% dan 23,77%, dibanding komposisi gas H ₂ dan CH4 yaitu masing-masing sebesar 11,41%, 11,91%, 12,25%; 1,28%, 1,59%, dan 1,93%, dan dengan penambahan laju alir udara 70,1 lpm, 90,4 lpm, dan 122,4 lpm akan meningkatkan efisiensi gasifikasi sebesar 29,23 %, 37,67 %, 50,91 % dan juga meningkatkan persen konversi gas sebesar 44,98 %, 56,25%, 76,18%.
Persamaan Hazen-Williams umumnya digunakan untuk menghitung headloss dalam pipa yang sangat panjang seperti jalur pipa penyedia air minum. Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk zat cair lain selain air dan digunakan khusus untuk aliran yang bersifat turbulen. Persamaan Darcy- Weisbach secara teoritis tepat digunakan untuk semua rezim aliran dan semua jenis zat cair. Persamaan Manning biasanya digunakan untuk saluran terbuka (open channel flow).
kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sampel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasastationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing zat terlarut.
atas fasa diam, atau diturunkan dengan mengatur keran di bagian bawah. Lajualiran yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan pompa atau gas bertekanan (misalnya: udara, nitrogen, atau argon) untuk menekan pelarut melalui kolom (kromatografi kolom kilat)
2. Untuk Energi kalor yang mampu diserap oleh evaporator dihitung atas dasar penurunan kandungan kalor pada udara (Lit 2 hal 41). Pada pengujian ini beban pendinginan adalah udara yang dialirkan pada koil evaporator. Dan energi kalor yang diserap oleh udara adalah sebesar:
Gao P, dkk (2008) melakukan penelitian mengenai sebuah unit desalinasi yang digabungkan dengan unit pengkondisian udara. Penelitian ini menggunakan kerja pompa kalor dengan memanfaatkan panas dari kondensor untuk memanaskan udara, dan suhu permukaan evaporator yang rendah untuk menghasilkan air tawar, serta pre-condenser untuk pemanasan awal air laut sekaligus pendingin udara. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa lajualiran massa air laut dan suhu air laut memiliki efek yang signifikan terhadap air tawar yang dihasilkan. Jika lajualiran massa air laut tinggi dan suhunya tinggi maka jumlah air tawar yang dihasilkan menjadi lebih banyak.
Program pemerintah guna untuk mengkonversi bahan bakar minyak tanah ke LPG tidak serta merta langsung dapat diterima masyarakat pada umumnya, selain masih asing dalam penggunaanya, ada beberapa masyarakat yang takut menggunakan kompor LPG dikarenakan takut meledak. Selain digunakan dalam kebutuhan rumah tangga bahan bakar minyak tanah juga digunakan dalam industri, contohnya untuk pembuatan batik tulis, setelah program pemerintah di realisasikan untuk pengusaha batik kesulitan dalam penggunaan kompor LPG dalam proses produksi pembatikan dikarenakan temperatur kompor LPG lebih tinggi di banding kompor minyak tanah. Dalam Tugas Sarjana ini penulis mensimulasikan kompor minyak tanah dan kompor LPG, kemudian membandingkan temperatur kompor LPG dengan kompor minyak tanah serta memodifikasi ketinggian dudukan agar temperatur kompor LPG mendekati seperti kompor minyak tanah. Dalam simulasi ini, Computational Fluid Dynamics (CFD) digunakan untuk memprediksi distribusi temperatur pada masing-masing kompor dan memprediksi gas hasil pembakaran. Simulasi dilakukan dengan mevariasikan lajualiran massa dan udara yang dibutuhkan dalam pembakaran pada setiap kompor, yaitu pada kompor minyak tanah mevariasikan ketinggian kenaikan sumbu 25%, 50%, 75% dan 100%, untuk kompor LPG mevariasikan bukaan katup pada 25%, 50%, 75% dan 100% kemudian memodifikasi ketinggian dudukan pada kompor LPG untuk mendapatkan temperatur yang mendekati dengan temperatur kompor minyak tanah.
Garis AB merupakan ilustrasi proses pemanasan udara, garis BC merupakan ilustrasi garis penyerapan uap air oleh udara dan C merupakan ilustrasi titik maksimal potensi penyerapan uap air oleh udara pada kondisi adiabatik. Potensi penyerapan uap air maksimal dari udara panas kondensor AC berdasarkan pembacaan psychrometric chart adalah 6.2 g/kg udara kering. Potensi penyerapan uap air maksimal udara yang keluar dari kondensor AC dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 19 yang dimodifikasi dengan cara mengganti nilai perubahan entalpi dengan potensi penyerapan uap air maksimal tiap kilogram udara kering, sehingga diperoleh nilai 103.51 gram uap air/menit. Berdasarkan potensi maksimal menyerap uap air tersebut dengan asumsi laju pengeringan sebanding dengan jumlah bahan pada penelitian pendahuluan, kondensor AC 1 hp dapat digunakan untuk mengeringkan sekitar 7521.5 gram chips kentang dengan keperluan luasan rak 5.199 m 2