Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan rancangan sama subyek. Hewan uji yang digunakan adalah 6 ekor kelinci jantan New Zealand untuk uji penyembuhan luka bakar, dan masing-masing punggung kelinci dibagi menjadi 5 bagian yaitu: lendirbekicot (zat aktif), kontrol positif (gel bioplacenton), gel lendirbekicot dengan gelling agent HPMC konsentrasi 6%, 8%, dan 10%. Gel yang dioleskan pada punggung kelinci sebanyak ± 0,3 gram satu kali sehari, sampai sembuh atau diameter sama dengan nol. Data waktu penyembuhan luka bakar sampai 100% dianalisis secara statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov, Anava 1 jalan, dan uji LSD.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian lendirbekicot dalam mempercepat durasi penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss webster jantan. Penelitian ini bersifat ekperimental laboratorik. Sebanyak 24 ekor mencit Swiss Webter jantan, berumur 8 minggu dibagi secara acak dalam 3 kelompok (n=8) yaitu kelompok lendirbekicot, Feracrylum 1% (kontrol positif) dan akuades (kontrol negatif). Data yang diukur adalah waktu (dalam hari) yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka. Data dianalisis menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α=0.05.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Zulaecha (2010) untuk mengukur kecepatan penyembuhan luka sayat pada mencit dengan menggunakan lendirbekicot dengan lama penyembuhan ± 7,8 hari, kelompok povidone iodine 10% ± 13,8 hari dan kelompok kontrol ± 11,6 hari berarti kelompok perlakuan lendirbekicot yang paling cepat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi (2010) menunjukkan jumlah rata-rata sel fibroblas pada kelompk yang tidak diberi lendirbekicot adalah 312,33 dan kelompok yang diberi lendirbekicot 488,88. Uji statistik yang dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan. Fibroblas akan berproliferasi mengikat unsur matriks ekstraselular untuk membentuk jaringan parut dan mempercepat penyembuhan luka (Johnson, 2011). Penelitian lain oleh Ali (2009) membuat luas permukaan luka lebih cepat menutup menggunakan lendirbekicot dibandingkan yang diberi povidone iodine 10%. Lendirbekicot mengandung bahan kimia antara lain achatin isolat, heparan sulfat, dan calsium.
Achatina fulica merupakan spesies yang kaya akan sulfat polisakarida. Penelitian terbaru yang dilakukan Gesteira et al. (2011) telah mengidentifikasi karakterisasi lendirbekicot yang mengandung glikosaminoglikan dan proteoglikan yang berperan penting dalam memelihara jaringan ikat penghubung antar sel dan menjaga kekuatan mekanik kulit sehingga kulit selalu kencang, kenyal dan lembab. Demikian pula, menurut Lee et al. (2002), lendirbekicot mengandung glikosaminoglikan (GAG) dan proteoglikan (PG) yang terlibat dalam fungsi struktural dan fisiologis kulit. Purnasari dkk. (2012) menyatakan kandungan dari lendirbekicot yang diduga paling berpengaruh terhadap proliferasi fibroblas adalah heparan sulfat yang bermanfaat dalam mempercepat proses penyembuhan luka dengan membantu proses pembekuan darah dan proliferasi sel fibroblast. Penelitian yang dilakukan laboratorium Lissia Colombia, menjelaskan bahwa ekstrak lendirbekicot 20-80% dapat mengatasi penuaan kulit dengan melembabkan dan mengencangkan kulit (Jasmine, 2011).
Dengan memanjatkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, serta dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Sediaan Gel LendirBekicot (Achatina fulica) dengan Chitosan sebagai Gelling Agent untuk Penyembuhan Luka Bakar pada Kelinci Jantan” yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pengobatan luka bakar masih dilakukan secara tradisional oleh beberapa masyarakat salah satunya dengan lendirbekicot. Glikosaminoglikan dalam lendirbekicot berperan pada fase proliferasi dalam proses penyembuhan luka. Sediaan gel mendukung fungsi proteksi dari prinsip pengobatan luka bakar, akan tetapi kadar gelling agent yang terlalu tinggi akan meningkatkan viskositas sediaan yang menyebabkan penyembuhan luka bakar semakin lama oleh karena itu perlu dilakukan optimasi kadar gelling agent dan kadar lendirbekicot. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kadar lendirbekicot dan karbopol terhadap sifat fisik dan efektifitas sediaan gel lendirbekicot dalam menyembuhkan luka bakar serta untuk menentukan formula optimumnya. Pembuatan gel menggunakan perbandingan karbopol dan lendirbekicot dari rancangan desain faktorial untuk Run 1 (+ : -), Run 2 (- : -), Run 3 (- : +), Run 4 (+ : +). Sediaan gel dilakukan uji Organoleptis, Viskositas, Homogenitas, pH, Daya sebar, Daya lekat dan Efektifitas penyembuhan luka bakarnya. Penentuan formula optimum menggunakan model desain faktorial dengan software Design Expert versi 7.0.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor karbopol berpengaruh meningkatkan nilai daya lekat, viskositas dan waktu sembuh serta menurunkan nilai daya sebar. Faktor lendirbekicot berpengaruh meningkatkan nilai waktu sembuh dan daya sebar serta menurunkan nilai daya lekat dan viskositas. Formula optimum dipilih dengan kriteria nilai desirability mendekati 1 yaitu 0,555 dari formula dengan jumlah karbopol 0,50 gram dan lendirbekicot 5,42 gram.
Peneliti memilih menggunakan sediaan lender bekicot ini karena mudah dalam penggunaannya, daya sebarnya pada kulit baik, efek dingin yang ditimbulkan akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit khususnya respiratio sensibilis karena tidak melapisi permukaan kulit secara kedap dan tidak menyumbat pori-pori kulit, mudah dicuci dengan air dan memungkinkan pemakaian pada bagian tubuh yang berambut dan pelepasan obatnya baik (Voigt, 1984). Sediaan lendirbekicot ini juga menggunakan basis. Carbomer 934 merupakan basis yang sangat umum digunakan karena mempunyai sifat stabilitas dan kompatibilitas yang tinggi sedangkan ketoksikannya rendah. Carbomer 934 adalah asam poliakrilik hidrofilik dan gugus karboksinya menjadi mudah teronisasi setelah dinetralisasi, membentuk gel selama reaksi elektrostatik diantara perubahan rantai polimer (Lu and Jun, 1998).
Atas dasar uraian diatas, maka mendorong peneliti untuk memanfaatkan lendirbekicot sebagai salah satu bahan obat yang efektif untuk penyembuhan luka bakar dan diformulasikan dalam bentuk gel dengan gelling agent chitosan agar mempermudah cara penggunaan serta mempercepat efek penyembuhan luka bakar pada kulit punggung kelinci yang diinduksi logam panas.
konsentrasi lendirbekicot (Achatina fulica) terhadap diameter zona hambat biakan Streptococcus mutans dan untuk mengetahui konsentrasi lendirbekicot (Achatina fulica) yang paling efektif terhadap diameter zona hambat biakan Streptococcus mutans. Parameter yang digunakan adalah luas diameter zona hambat biakan Streptococcus mutans setelah diberi lendirbekicot dengan melihat daerah bening disekitar paper disk. Jenis penelitian yang digunakan adalah The posttest-only Control Group design. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (20%, 40%, 60%, 80% dan 100%) dengan 4 kali ulangan. Populasi penelitian ini bakteri Streptococcus mutans yang diambil dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Negeri Jember. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Mei 2009 di Laboratorium Biologi UMM. Data yang diperoleh
Bekicot atau Giant African Land Snail merupakan kelompok gastropoda yang diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Pada lendirbekicot diketahui terkandung senyawa asam hialuronat, enzim glikoprotein, proteoglycan dan glycosaminoglycan. Glycosaminoglycan merupakan sejenis karbohidrat yang berperan penting dalam menjaga dan memelihara jaringan penghubung antar sel. Glycosaminoglycan juga termasuk komponen senyawa yang turut menjaga kelembaban dan elastisitas kulit (1) .
Secara turun menurun lendirbekicot digunakan oleh masyarakat sebagai alternatif penyembuhan luka ringan dan sakit gigi. Pada luka ringan cara aplikasinya dengan cara mengoleskan lendirbekicot ke bagian luka agar darah cepat berhenti. Sedangkan pada sakit gigi dengan cara menempelkan lendirbekicot pada gigi dengan bantuan kapas. Lendirbekicot dapat menghilangkan rasa nyeri dengan menghambat mediator nyeri terhalangi untuk merangsang reseptor nyeri, sehingga nyeri tidak diteruskan ke pusat nyeri.
Hasil uji LSD diketahui bahwa kontrol positif, gel lendirbekicot dengan basis carbomer konsentrasi 3 dan 5% serta gel lendirbekicot dengan basis HPMC konsentrasi 6 dan 8% berbeda bermakna dengan kontrol negatif (p<0,05). Hal ini menunjukkan kontrol positif, gel lendirbekicot dengan basis carbomer 3 dan 5% serta gel lendirbekicot dengan basis HPMC konsentrasi 6 dan 8% mampu mempercepat penyembuhan luka bakar. Sedangkan gel lendirbekicot berbasis carbomer 3% dan berbasis HPMC 6% berbeda tidak bermakna terhadap kontrol positif bioplacenton. Hal ini menunjukkan efek penyembuhan luka bakar antara gel lendirbekicot berbasis carbomer 3% dan HPMC 6% memiliki efek setara dengan kontrol positif bioplacenton. Berdasarkan rata – rata waktu penyembuhan, tampak bahwa kontrol positif dan gel lendirbekicot carbomer 3% dan HPMC 6% memiliki waktu penyembuhan luka bakar yang lebih cepat dibandingkan formula lain.
Semakin tinggi konsentrasi gelling agent, maka viskositas semakin tinggi serta waktu penyembuhannya semakin lama. Gel lendirbekicot dengan gelling agent CMC-Na konsentrasi 3% dan kontrol positif (bioplacenton) mempunyai efek paling cepat dalam menyembuhkan luka bakar, yaitu 12,50 ± 0,55 hari dibanding gelling agent CMC-Na konsentrasi 5% , konsentrasi 7%, kontrol negatif (lendirbekicot), dan kontrol basis.
Bekicot, umumnya merupakan hewan tropis yang marak bermunculan saat musim hujan tiba. Disamping bentuk tubuhnya yang lunak, bekicot ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya pada lendirbekicot. Lendirbekicot banyak memiliki fungsi diantaranya dapat menyembuhkan luka atau goresan, gingivitis, perawatan kulit. Kandungan penting dalam lendirbekicot antara lain glycosaminoglycan yang mengikat senyawa copper peptida. Protein achasin pada bekicot (Achatina fullica) mempunyai fungsi biologik penting, antara lain sebagai reseptor pengikat protein (enzim) bakteri. Kitosan mempunyai reakti Þ tas kimia yang baik karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil (OH) dan gugus amin (NH 2 ). Sifat yang penting dari kitosan adalah memiliki muatan positif dalam larutan asam. Kitosan bersifat antimikrobia dan polikationik, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agensia penggumpal. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbandingan efektivitas lendirbekicot dengan kitosan terhadap penyembuhan luka. Metode penelitian meliputi isolasi lendirbekicot, sintesis kitosan 2% dan tahapan perlakuan secara in vivo menggunakan 5 kelompok mencit yaitu kontrol negatif; lendirbekicot, kitosan 2%, lendirbekicot dan kitosan ratio 1:1, 1: 2, 2:1. Hasil penelitian menunjukkan lendirbekicot dan kitosan 2% ratio 1 : 1 efektif untuk penyembuhan luka. Adanya kandungan antiin ß amasi dalam lendirbekicot dan antimikrobia dalam kitosan maka kombinasi campuran keduanya berpotensi dan efektif sebagai obat penyembuhan luka.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa gel lendirbekicot dengan konsentrasi 3%, 5%, 7% dan 9% menggunakan chitosan sebagai gelling agent mempunyai efek penyembuhan terhadap luka bakar. Gel lendirbekicot dengan konsentrasi 9% menggunakan chitosan sebagai gelling agent, mempunyai kemampuan menyembuhkan luka bakar dengan waktu penyembuhan paling cepat, yaitu sekitar 14 hari (Syahirah, dkk., 2008). Lendirbekicot merupakan bahan tradisional yang digunakan untuk menyembuhkan luka bakar karena mengandung analgesik, peptida antimikroba (Achasin) dan antiseptik yang dapat membantu mempercepat penutupan jaringan kulit (Berniyanti, 2007)
scissum). Nilai ini dapat digunakan sebagai nilai acuan yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai rataan pada kelompok perlakuan yang diberikan lendirbekicot terhadap luka sayat pada mencit. Hasil t-test menunjukan nilai p-value adalah 0,000, artinya bahwa p-value < α (o,o5). Hasil analisis data menunjukan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki perbedaan untuk nilai rataan, dimana dalam hal ini lendirbekicot lebih memiliki pengaruh terhadap waktu penutupan luka sayat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan lendirbekicot. Hal ini telah sesuai dengan hasil pengamatan makroskopik yang memperlihatkan luka sayat pada mencit yang diberikan lendirbekicot 2x sehari telah tertutup dengan sempurna. Menurut penelitian yang dilakukan Priosoeyanto (2005) membuktikan bahwa lendirbekicot mampu menyembuhkan luka sayat dua kali lebih cepat daripada luka sayat yang diberi larutan normal saline.
Lendirbekicot (Achatina fulica) terbukti menyembuhkan luka bakar. Lendir diperoleh dengan cara merangsang permukaan bekicot dengan elektric shock. Lendirbekicot ini kental, berwarna kuning jernih, berbau khas dan tidak berasa. Lendirbekicot dicampur homogen dengan mucilago carbomer 934. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek Lendirbekicot (Achatina fulica) terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci jantan.
Pengamatan pada penelitian ini adalah perbandingan antara efek pemberian topikal lendirbekicot ( Acha tina fulica ) dengan gel bioplacenton terhadap kecepatan penyembuhan luka bersih pada tikus putih. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah sel fibroblas pada preparat histologis yang diambil dari perlukaan pada tikus putih. Pada tabel 4.1 dapat dilihat kelompok K (-) memiliki jumlah sel fibroblas yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok P dan K (+). Pemberian lendirbekicot ( Acha tina fulica ) dan gel bioplacenton menyebabkan perbedaan efek penyembuhan luka yang ditandai oleh adanya penambahan jumlah sel fibroblas. Hal ini terjadi karena lendirbekicot ( Acha tina fulica ) mengandung zat heparan sulfat yang dapat mengaktivasi proliferasi fibroblas (Kim et a l ., 1996; Sen et a l ., 2002). Sedangkan dikutip dari Kalbe Farma (2010), gel bioplacenton mengandung ekstrak plasenta sehingga mempercepat proliferasi sel-sel pada proses penyembuhan luka, termasuk fibroblas. Jumlah sel fibroblas diamati dengan menghitung sel fibroblas pada empat lapang pandang berbeda, baik fibroblas aktif yang berbentuk bulat dan diameter besar, maupun fibroblas muda yang berbentuk stelat. Dari pengamatan tersebut, lapang pandang dengan sel-sel fibroblas yang aktif (berbentuk bulat) memiliki lapisan benang- benang fibrin yang lebih tebal dibandingkan dengan lapang pandang dengan sel- sel fibroblas muda yang berbentuk stelat.
Hasil uji LSD diketahui bahwa kontrol positif, gel lendirbekicot dengan basis carbomer konsentrasi 3 dan 5% serta gel lendirbekicot dengan basis HPMC konsentrasi 6 dan 8% berbeda bermakna dengan kontrol negatif (p<0,05). Hal ini menunjukkan kontrol positif, gel lendirbekicot dengan basis carbomer 3 dan 5% serta gel lendirbekicot dengan basis HPMC konsentrasi 6 dan 8% mampu mempercepat penyembuhan luka bakar. Sedangkan gel lendirbekicot berbasis carbomer 3% dan berbasis HPMC 6% berbeda tidak bermakna terhadap kontrol positif bioplacenton. Hal ini menunjukkan efek penyembuhan luka bakar antara gel lendirbekicot berbasis carbomer 3% dan HPMC 6% memiliki efek setara dengan kontrol positif bioplacenton. Berdasarkan rata – rata waktu penyembuhan, tampak bahwa kontrol positif dan gel lendirbekicot carbomer 3% dan HPMC 6% memiliki waktu penyembuhan luka bakar yang lebih cepat dibandingkan formula lain.
Metode Penelitian: Experimental dengan rancangan penelitian posttest control group design dengan sampel tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar sebanyak 24 ekor yang bulunya dicukur kemudian kulitnya dipanaskan menggunakan besi panas selama 1 detik. Kemudian tikus dibagi menjadi 4 kelompok (kontrol, pemberian 1 kali/hari, 2 kali/hari, dan 3 kali/hari). Bahan penelitian ini adalah lendirbekicot segar yang diambil sesaat sebelum pemberian perlakuan. Hasil Penelitian dan Diskusi: Dengan uji MANOVA didapatkan adanya perbedaan antara kelompok perlakuan sampai hari ke-7 (sig 0,000 lebih kecil dari p(0,05)), yang berarti terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan terhadap nilai penurunan luas luka dan peningkatan kontraksi luka sampai hari ke-7. Sedangkan pada uji korelasi antara frekuensi pemberian dan penurunan luas luka didapatkan -0,293 yang berarti semakin besar frekuensi pemberian lendirbekicot maka semakin menurunkan luas luka. Untuk uji korelasi antara frekuensi pemberian dan kontraksi luka didapatkan 0,697 yang berarti semakin besar pemberian lendirbekicot maka akan semakin meningkatkan kontraksi luka,