Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Analisisrasiokeuangan memegang peranan penting dalam keputusan investasi para investor. Selain sebagai acuan pengambilan keputusan investasi, analisis ini juga memegang peranan penting dalam pengevaluasian kinerjakeuangan perusahaan agar dapat lebih efisien dan efektif dalam penggunaan modal perusahaan. Dengan ini, penulis mengambil judul “ ANALISISPENGARUHRASIO CAR, BOPO, DAN LDR TERHADAP KINERJAKEUANGANPERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Tahun. 2008–2012)”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat dalam rangka menyelesaikan program pendidikan Strata-1 Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. LDR (Loan to Deposit Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerjakeuanganperbankan yang diukur dari ROA (Return on Assets) dengan nilai sebesar -1,9802 ≤ -0,881 ≤ 1,9802 dan tingkat signifikansi sebesar 0,380 > 0,05 yang berarti hipotesis tidak terbukti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi LDR suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk meningkatkan kinerjakeuangan perusahaan perbankan tersebut. Hal ini terjadi karena pengelolaan kredit pada perusahaan kurang baik sehingga tidak mempengaruhi perolehan laba.
Bank yang berfungsi sebagai lembaga yang menjaga kelancaran sistem pembayaran, pelaksana kebijakan moneter dan sebagai sarana untuk mencapai stabilitas sistem keuangan dituntut untuk memiliki kinerja manajemen yang baik. Hal ini dikarenakan bank menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu yang memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan pada waktu tertentu apakah kinerja manajemen berhasil dengan menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak. Selain itu laporan keuangan dapat memberi gambaran bagi pihak manajemen tentang kebijakan apa yang harus diambil di masa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kebijakan yang akan ditetapkan pada masa yang akan datang. Model yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasiokeuangan. Rasiokeuangan merupakan indikator tingkat kesehatan bank dan digunakan dalam interprestasi dana laporan finansial. Foster dalam Almilia dan Kristijadi (2003: 1) menyatakan 4 hal yang mendorong analisis laporan keuangan dengan model rasiokeuangan, yaitu 1) untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran perusahaan; 2) untuk membuat data lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan; 3) untuk menginvestasikan teori yang terkait dengan rasiokeuangan; 4) untuk mengkaji hubungan empirik antara rasiokeuangan dengan estimasi atau prediksi variabel tertentu seperti financial distress.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan yaitu metode yang mengumpulkan data dengan cara melakukan studi pustaka terhadap bahan pustaka seperti jurnal, penelitian terdahulu, dan buku-buku. Serta melakukan metode pencatatan laporan keuangan bank sebagai variabel penelitian dari Indonesia Capital Market Directory (ICMB) yang telah dibukukan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rasio CAR yang mewakili rasio permodalan bank dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan untuk 2 tahun sebelum financial distress. Hal ini berbeda dengan penemuan Almilia dan Herdiningtyas (2005) yang menemukan bahwa rasio CAR merupakan rasio yang memiliki pengaruh negatif dan signifikan dalam memprediksi financial distress . Almilia dan Herdiningtyas (2005) melakukan penelitian pada periode 2000-2002 dengan menggunakan kriteria yang berbeda dalam menentukan sampel bank yang mengalami financial distress, dimana kriteria yang digunakan adalah bank mengalami kerugian minimal 3 tahun berturut-turut, mengalami kerugian lebih dari 75% modal disetor dan mengalami kebangkrutan pada tahun 2004. Kriteria ke-2 yang digunakan oleh Almilia dan Herdiningtyas (2005) menunjukkan bahwa sampel yang dijadikan sebagai bank yang mengalami financial distress memiliki modal yang kecil sehingga rasio CAR yang dimiliki semakin rendah.
Hasil analisis yang diperoleh : 1) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan “ Diduga analisis ratio keuangan yang ada di perusahaan mempuyai pengaruh terhadap kinerja pada PT. BPR. Kartasura Saribumi Sukoharjo secara individu” terbukti kebenarannya, dibuktikan dengan hasil analisis uji t dapat diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio , DTAR, DER, TIER, Net Profit Margin, ROI terhadap kinerja perusahaan yang ada di PT. BPR. Kartasura Saribumi secara individu. 2) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “Diduga analisis ratio keuangan yang ada di perusahaan mempuyai pengaruh terhadap kinerja pada PT. BPR. Kartasura Saribumi Sukoharjo secara simultan” terbukti kebenarannya, dibuktikan dengan hasil anaslisi menggunakan uji F diperoleh bahwa Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio , DTAR, DER, TIER, Net Profit Margin, ROI berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang ada di PT. BPR. Kartasura Saribumi secara simultan. Dibuktikan dengan hasil perhitungan F hit sebesar 251,837. Ternyata besarnya F hit terletak di daerah penolakan Ho, yaitu
Berdasarkan hasil analisis data, nilai R square sebesar 0,910 yang berarti hal ini dapat dinyatakan bahwa variasi dari variabel ROA, ROE, EPS, PBV dan EVA adalah sebesar 91% dan sisanya 9% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Uji t menunjukkan bahwa ROE dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel ROA dan PBV berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Serta EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Sedangkan dengan Uji F dalam penelitian ini dihasilkan secara bersama-sama (simultan) variabel independen BOPO, LDR, CAR, dan NPL dan variabel dependen kinerjakeuangan (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan. Dengan 157,17 2,68 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05
Populasi dalam penelitian yang digunakan terbatas pada bank go public yang mempublikasikan laporan keuangan di Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006-2008. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis koefisien regresi berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh antara rasiokeuangan terhadap kinerjakeuanganperbankan pada PT. Bank Muamalat di Salatiga adalah diterima, karena dari masing-masing variabel RORA, DER, NPM dan ROI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerjakeuangan. Sehingga dengan analisisrasiokeuangan ini dapat diketahui adanya kinerjakeuangan pada PT. Bank Muamalat di Salatiga pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Salah satu sumber pendapatan bagi bank berasal dari pemberian kredit kepada pihak ketiga (masyarakat). Melalui pemberian kredit bank memeroleh pendapatan berupa pendapatan bunga. Tetapi, pemberian kredit tidak bisa dilakukan secara sembarang, karena diperlukan analisis terhadap calon debitur terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kredit macet. Selain itu, tingkat kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat juga perlu diperhatikan agar tidak mengganggu kelancaran aktivitas operasional lainnya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mouri (2012), Adriyanti (2011), dan Ponco (2008) menunjukkan hasil yang seragam, yaitu LDR memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Perumusan hipotesisnya adalah:
Berdasarkan hasil analisis data, nilai R square sebesar 0,910 yang berarti hal ini dapat dinyatakan bahwa variasi dari variabel ROA, ROE, EPS, PBV dan EVA adalah sebesar 91% dan sisanya 9% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Uji t menunjukkan bahwa ROE dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel ROA dan PBV berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Serta EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Analisis yang dilakukan berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, adapun penilaian kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMEL yaitu capital, asset, management, earning, dan liquidity. Melalui CAMEL dapat diketahui bagaimana kondisi kesehatan suatu bank. Kondisi kesehatan bank yang tidak sehat merupakan indikasi adanya manajemen bank yang tidak baik, serta kinerja bank yang tidak baik pula. Bank yang tidak selalu mendapatkan laba disetiap tahunnya dan bank yang tidak mampu memenuhi kewajibannya adalah salah satu contoh bank yang memiliki kinerja yang buruk dan apabila hal ini tidak diantisipasi maka bank yang kurang sehat tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya dan akan ditinggalkan oleh nasabah dan menyebabkan bank tersebut gulung tikar. Pada sisi lain kinerjakeuangan bank dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kesehatan bank (Sofyan, 2002).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi (R 2 ). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah bank-bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas, diperoleh 31 perusahaan sebagai sampel penelitian.
Sehingga pemerintah merasa perlu untuk menyusun UU Perbankan yang baru yaitu UU No. 7 tahun 1992 namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan adanya suatu kebijakan-kebijakan yang diharapkan mampu mengatasi sebagian besar rintangan dan tantangan tersebut. Perbaikan ekonomi nasional harus dilakukan serentak dengan sistem perbankan nasional yang kuat sekaligus sehat diperlukan adanya penyesuaian dan penyempurnaan berbagai kebijakan. Penyesuaian dana penyempurnaan kebijakan dibidang perbankan nasional diharapkan mempercepat terciptanya sistem perbankan nasional yang efektif dan efisien.
Sektor perbankan dianggap sebagai roda penggerak perekonomian suatu negara. Melalui kegiatan perkreditan dan jasa lain yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sistem perekonomian. Bank juga mempunyai peran sebagai pelaksana kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan adanya sistem perbankan yang sehat maka akan mendorong perekonomian negara. Sehat atau tidaknya suatu bank tidak terlepas dari kinerja bank itu sendiri. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Marwadi (2005), menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjakeuangan bank umum di Indonesia dengan total aset kurang dari 1 triliun. Dalam penelitiannya menggunakan empat variabel yaitu CAR, BOPO, NIM, dan NPL, disimpulkan bahwa variabel NIM yang memiliki pengaruh besar terhadap kinerjaperbankan yang diprosikan dengan ROA untuk variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA sedangkan variabel NIM dan CAR berpengaruh positif terhadap ROA.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh CAR, PPAP, NPM, BOPO dan LDR terhadap ROA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 6 perusahaan dengan data 30. Alat analisis yang digunakan Uji asumsi Klasik, regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinan.
Seiring dengan krisis multidimensi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus menerus mengakibatkan krisis kepercayaan, akibatnya banyak bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena dihantam kredit macet. Akhirnya pemeritah dengan rekomendasi IMF melakukan langkah- langkah penyehatan perbankan nasional, salah satu kebijakan tersebut adalah melikuidasi 16 bank yang bermasalah.
Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya. Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep per- bandingan output-input. Output meru- pakan hasil suatu organisasi, input meru- pakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Kasus peru- sahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk menge- tahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank untuk menunjukkan bahwa bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna.