Pemilihan model pembelajaran yang digunakan untuk mengajar diharapkan dapat meningkatkan hasilbelajar. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team- Achievement Division)merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling sedehana yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam memahami suatu materi pelajaran (Hamzah, 2009). Dalam pembelajaran dengan model STAD siswa dilatih bagaimana mengemukakan pendapatnya dan belajar menghargai pendapat orang lain, akan menjadikan siswa lebih terbiasa mencoba menyelesaikan permasalahan, sehingga materi yang diberikan akan lebih cepat dimengerti. Model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions) tepat untuk dilaksanakan oleh beberapa guru yang baru saja menerapkan strategi pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini, guru membimbing siswa dalam pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan efektif. Apabila model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dan pembelajaran konvensional diterapkan pada siswa dengan minatbelajar tinggi, maka siswa akan memperoleh hasilbelajar yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan siswa yang minat belajarnya tinggi sudah memiliki cukup pengetahuan yang berguna pada materi pembelajaran matematika selanjutnya. Dengan penerapan model pembalajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions) siswa dengan minatbelajar sedang dan rendah akan mendapatkan kemudahan dalam belajar karena dalam penyelesainnya masalah matematika dibantu dengan teman sekelompoknya. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa yang mempunyai minat sedang dan rendah akan cenderung diam, akibatnya akan kesulitan dalam belajar dan akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Selain itu, seorang guru juga harus memiliki kompetensi seperti kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian (UUD no. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dalam Kholil, 2012: 1). Keempat kriteria tersebut harus dimiliki guru agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Sehingga guru yang memiliki kompetensi akan melaksanakan tugasnya secara professional. Guru sebagai pengajar merupakan kunci utama agar siswa merasa nyaman belajar di kelas. Perasaan nyaman akan menimbulkan minatbelajar yang baik, sehingga hasilbelajar yang diinginkan siswa tercapai. Guru dapat menstimulus siswa agar menjaga semangat belajar dengan menerapkan manajemen kelas yang baik. Minat akan terbentuk saat guru berusaha dan mempersiapkan diri untuk mengatur siswa di dalam kelas. Guru mempersiapkan beberapa strategi sebelum menghadapi siswa di dalam ruang kelas dan membuat strategi-strategi lain jika tidak sesuai, strategi ini sangat membantu timbulnya minat yang baik bagi siswa (Hall, Quinn dan Gollnick, 2008: 485)
Mengingat banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang, dan tidak memungkinkan semua faktor yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan minatbelajar dan hasilbelajar membaca diteliti, maka masalah penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup “Hubungan antara MinatBelajar dan Hasil Belaj ar Membaca Mahasiswa Semester III Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI”.
Mengingat banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang, dan tidak memungkinkan semua faktor yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan minatbelajar dan hasilbelajar membaca diteliti, maka masalah penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup “Hubungan antara MinatBelajar dan HasilBelajar Membaca Mahasiswa Semester III Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI”.
Pada strategi diskoveri, pengajaran betul-betul menjadi student contered. Peran guru dalam proses belajar mengajar, lebih banyak sebagai fasilisator belajar siswa sehingga yang penting diupayakan bagaimana siswa belajar bukannya bagaimana guru mengajar (Sobel, 1991). Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedur strategi diskoveri menurut Djamarah (2002) adalah : (1) simulasi, Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan baik secara lisan atau tulisan, atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang membuat permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan, (3) pengumpulan data. Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan dengan melakukan uji coba sendiri (eksperimen), (4) pengolahan data. Semua informasi hasil ekperimen diolah, diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila perlu dihitung serta ditafsirkan, (5) pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan atau tafsiran, pertanyaan yang terdahulu kemudian dicek, apakah
Secara teknis operasional uji validitas instrument dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa instrument tersebut valid, maka instrumen tersebut layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah. Berikut ini merupakan hasil uji validitas angket penelitian tentang minatbelajar dan kebiasaan belajar :
Abstrak . Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menganalisis secara empiris pengaruh interaksi siswa dan guru dan minatbelajar terhadap hasilbelajar matematika. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP DPN 86 Jakarta Selatan. Sampel penelitian sebanyak 70 yang diperoleh melalui metode random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan melalui teknik korelasi dengan tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas, yaitu interaksi siswa dan guru dan minatbelajar serta satu variabel terikat, yaitu hasilbelajar matemtika. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner (variabel interaksi siswa dan guru dan minatbelajar) dan teknik tes (variabel hasilbelajar). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif dan uji persyaratan data (uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinieritas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi siswa dan guru dan minatbelajar terhadap hasilbelajar matematika, dengan koefisien korelasi sebesar 0,877 dan koefisien determinasi 0,768 atau 76,8% interaksi siswa dan guru dan minatbelajar secara bersama-sama mempengaruhi hasilbelajar matematika. Persamaan regresi yang dihasilkan Ŷ = - 41,565 + 0,659 X 1 + 0,371 X 2 . Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik interaksi siswa dan
dengan peneliti adalah terletak pada strategi pembelajaran dan indikator minat. Persamaannya adalah tinjauan yang digunakan yaitu minat dan hasil belajar.Juter (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Students’ Attitudes to Mathematics and performance in Limits of Functions ” menyatakan bahwa hasil penelitiannya untuk sebagian besar siswa, matematika dianggap pelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, mengingat rumusnya, dan menimbulkan ide – ide baru. Kepercayaan diri siswa sangat penting dalam pembelajaran matematika karena kepercayaan diri siswa dapat menimbulkan minat siswa di dalam pembelajaran matematika. Terdapat kesamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Juter dengan peneliti yaitu peningkatan minatbelajar, sedangkan perbedaanya adalah indikator minatbelajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat dan pemanfaatan sumber belajar terhadap hasilbelajar akuntansi di kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh sebanyak 53 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan angket. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa (1) Pemanfaatan sumber belajar berpengaruh positif terhadap minatbelajar (2) Minatbelajar berpengaruh positif terhadap hasilbelajar (3) Pemanfaatan sumber belajar tidak berpengaruh terhadap hasilbelajar.
Di bawah ini akan disampaikan penelitian yang relevan tentang hubungan minatbelajar dengan prestasi belajar. Erfi Nugraeni Puranti (2011) meneliti tentang hubungan minatbelajar dengan hasilbelajar matematika. Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas IV SD Negeri Tersan Gede 1 tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa seluruhnya adalah 39 siswa. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumen. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik korelasi serial. Hasil penelitian menunjukkan: (1) minatbelajar siswa terdiri atas tiga kelompok yaitu kelompok minatbelajar rendah (2,56%), kelompok minatbelajar sedang (25,64%), dan kelompok minatbelajar tinggi (71,80%); (2) hasilbelajar matematika dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok hasilbelajar rendah (12,82%), kelompok hasilbelajar sedang (53,85%) dan kelompok hasilbelajar tinggi (33,33%); (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minatbelajar dengan hasilbelajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tersan Gede 1 tahun ajaran 2010/2011 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,751 yang termasuk pada tingkat korelasi kuat (r hitung = 0,718 > r tabel = 0,408); (4) sumbangan variabel minatbelajar terhadap
Penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran Word Square yang bertujuan untuk: (1) meningkatkan minatbelajar siswa kelas V di SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta tahun ajaran 2015/2016, (2) meningkatkan hasilbelajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V di SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang dimulai dari reduksi data, penyajian data kemudian mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan minatbelajar: 1) Minatbelajar pra-siklus sebesar 86,20% minatbelajar siswa tergolong kurang dan 13,79% tergolong cukup, 2) siklus I pertemuan I mengalami peningkatan yaitu siswa minat 6,89%, 3) siklus I petemua II siswa minat 44,82%, 4) siklus II pertemuan I mengalami peningkatan siswa sangat minat 24,13%, 5) siklus II pertemuan II siswa sangat minat 89,65%. Peningkatan hasilbelajar menunjukan: 1) tes pra-siklus 27,58% berpengetahuan kurang, 55,17% perpengetahuan cukup, 17,24% berpengetahuan baik, 2) siklus I 10,52% berpengetahuan kurang, 31,03% perpengetahuan cukup, 58,62% berpengetahuan baik, 3,44% berpengetahuan sangat baik, 3) siklus II menunjukan, 65,51% berpengetahuan baik, 24,13% berpengetahuan sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) strategi Word Square dapat meningkatkan minat siswa kelas V di Sd Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta, 2) strategi Word Square dapat meningkatkan hasilbelajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta.
4. Gender tidak memoderasi pengaruh minatbelajar terhadap hasilbelajar siswa kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Rangkasbitung dan SMK Negeri 2 Rangkasbitung. Hal ini dapat dilihat dari tingkat minatbelajar siswa laki-laki dan perempuan berada pada kategori sedang.
Secara umum kekurangan-kekuarangan yang ada pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II siswa bersemangat nampak lebih berani untuk bertanya kepada guru maupun temannya. Kerja sama kelompok sudah berjalan cukup optimal. Dalam penggunaan waktu pun dapat berjalan sesuai rencana yang di tentukan. Siswa terlihat lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, ini menunjukan bahwa minatbelajar lebih meningkat dari sebelumnya.
Berdasarkan pertimbangan pasal-pasal yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009 tanggal 12 Agustus 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat menyetujui isi perjanjian tugas belajar dengan ketentuan sebagai berikut.
Aktivitas bemain anak dalam outbound dapat merubah sikap dan perilaku dari peserta didik, diantaranya dalam permainan hajar aswad peseta didik mampu bersosialisasi, memiliki pengetahuan tentang nila-nilai keagamaan dengan memperkenalkan sejarah rosul. Permainan jari persahabatan, hasil yang anak peroleh seperti memiliki sifat sabar dalam melakukan sesuatu, melatih anak untuk berfikir kreatif dan bisa memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan mengenai kegunaan dan manfaat air, sebab permainan ini menggunakan air.
Peningkatan hasilbelajar siswa tidak terlepas dari pengaruh peningkatan minat terhadap pembelajaran. Slameto (2003: 54) mengatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasilbelajar yaitu faktor psikologis yang terdiri intelegensi, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan juga turut mempengaruhi hasilbelajar seseorang. Artinya bila seseorang yang memiliki intelegensi, bakat, kematangan, dan kesiapan tinggi namun tidak memiliki minat yang tinggi, maka seseorang itu belum tentu nantinya akan memperoleh hasilbelajar yang tinggi. Dengan demikian materi lagu daerah nusantara dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan minat siswa dari 61,290% berminat rendah menjadi 19,354% minat rendah pada siklus I dan 0% minat rendah pada siklus II, siswa mendapatkan skor minimal (40-51) dan hasilbelajar siswa 90,321% siswa memperoleh nilai >70. Dengan hasil tersebut, penelitian ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan minat dan hasilbelajar menyanyikan lagu daerah nusantara dalam pembelajaran seni budaya dengan media audio visual pada siswa kelas VIII B di SMP N 3 Semarang.
j. Membayar sejumlah ganti rugi atas biaya pendidikan yang telah dikeluarkan kepada Negara apabila membatalkan secara sepihak tugas belajar yang harus dilaksanakannya, membatalkan perjalanannya ke tempat belajar, tidak mendapat hasil yang sewajarnya dalam waktu yang telah ditetapkan karena kelalaiannya, tidak melaksanakan ikatan dinas baik untuk seluruhnya maupun untuk sebagian masa ikatan dinas yang telah ditentukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Alamat tempat tinggal :……………………………………………………………… Menurut pertimbangan kami memenuhi syarat untuk mengikuti tugas belajar pada program studi………….. di ……………. Jurusan/bidang ilmu………………. Fakultas……………….. pada……………. mulai bulan……….. tahun………….sampai dengan bulan…………..tahun…….., sesuai rencana kebutuhan organisasi.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe-Jigsaw dideskripsikan sebagai strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut ?kelompok asal?. Kemudian siswa juga menyusun ?kelompok ahli? yang terdiri dari perwakilan ?kelompok asal? untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah ?kelompok ahli? selesai melaksanakan tugas maka anggota ?kelompok ahli? kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka di ?kelompok ahli? tadi. Model Pembelajaran Kooperatif tipe-Jigsaw mengkondisikan siswa untuk beraktifitas secara kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah, memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar dimana siswa secara aktif melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna.
proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar (Jainuri: 2010). Hasilbelajar tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. Namun tidak semua siswa memiliki hasilbelajar yang tinggi. Masih banyak siswa yang memiliki hasilbelajar yang sedang bahkan kurang dengan nilai rata-rata mata pelajaran matematika dibawah 60% sedangkan secara klasikal, siswa dikatakan sudah menguasai materi yang diajarkan minimal 85% dari jumlah siswa (sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika SMK Negeri I Banyudono).