2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif Think PairAndShare (TPS) Model kooperatif Think PairAndShare (TPS) dikembangkaan oleh Frank Lyman di University of Maryland pada tahun 1981 (Lie, 2005:57) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dikemukakan oleh Lie (2005:57) Think PairAndShare (TPS) adalah pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.
2. Dalam penelitian yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran Think PairandShare (TPS) ini terbukti bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai pre test, post test siklus I, sampai post test siklus II. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai siswa 34,93 (pre test) meningkat menjadi 70,62 (post test siklus I), dan meningkat lagi menjadi 89,68 (post test siklus II). Selain dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari ketuntasan belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Terbukti pada hasil pre test, dari 16 siswa yang mengikuti tes, ada 3 siswa yang tuntas belajar dan 13 siswa yang tidak tuntas belajar. Dengan presentase ketuntasan belajar 34,93% meningkat pada hasil post test siklus I, dari 16 siswa yang mengikuti tes ada 11 siswa yang tuntas belajar dan 5 siswa yang tidak tuntas belajar. Dengan presentase ketuntasan belajar 70,62%, meningkat lagi pada hasil post test siklus II, dari 16 siswa yang mengikuti tes, ada 15 siswa yang tuntas belajar dan 1 siswa yang tidak tuntas belajar. Dengan presentase ketuntasan belajar 89,68%.
This study aims to describe the increase in activity and learning outcomes subject triangle with cooperative learning learning model and type of think pairshare (TPS). The study design used is a Class Action Research (PTK). The subject receives the action is a class VII student E SMP Negeri 2 Pemalang totaling 30 students and subjects giving the action is assisted by a teacher of mathematics research class VII E SMP Negeri 2 Pemalang. Techniques of data collection is done through observation, field notes, documentation, and test methods. To ensure the validity of the data, using triangulation techniques. Conducted the data analysis techniques with a qualitative descriptive method comprising the flow of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed an increase in activity and learning outcomes triangles, which can be seen from the increasing indicators of learning activities include: (1) will respond to the presentation before the act of 30.00% to 79.31% after the action. (2) a willingness to answer questions before the act of 23.33% to 86.20% after the action, (3) will work on the problems in front of the class before the act of 23.33% to 75.86% after the action, and indicators of learning outcomes that are received values ≥ 36.67% KMM before the action after the action becomes 89.66%. Conclusions of this study is that the application of cooperative learning teaching model of the type of think pairandshare (TPS) can increase the activity and student learning outcomes.
Metode Think pairandshare dikembangkan oleh Frank Lyman dkk., dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Metode Think pairandshare merupakan salah satu metode atau model pembelajaran kooperatif sederhana (Trianto, 2012: 132). Metode think pairandshare sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Metode atau model ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Metode think pairandshare memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Metode atau model Think pairandshare sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Metode Think PairandShare menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan metode atau model ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta didik menyatakan senang belajar dengan menggunakan metode think pairandshare . Mereka senang bekerja sama dengan teman kelompoknya dan tidak menjenuhkan. Dan dari hasil angket respon peserta didik secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik positif dalam proses pembelajaran SKI dengan menggunakan metode think pairandshare . Sesuai paparan Miftahul Huda dalam bukunya bahwa manfaat dari metode think pairandshare memungkinkan peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain serta dapat mengoptimalkan partisipasi peserta didik. 12 Dengan demikian penerapan metode think pairandshare terbukti dapat membantu meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaan islam peserta didik kelas IV di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar.
Tipe think pairandshare dina pangajaran kooperatif ngalatih siswa pikeun mikir jeung silitukeur pikiran, boh jeung babaturan sabangku boh jeung sakelas. Kagiatan mikir jeung silitukeuran pikiran bisa ngundakkeun hasil diajar patali jeung ranah kognitif, sabab siswa salawasna diperedih pikeun ancrub dina prosés pangajaran sacara gembleng sangkan bisa ngajawab unggal pertanyaan dina sawala. Ciri pangpokona tipe think pairandshare dina pangajaran kooperatif téh nyaéta tilu lengkah nu dilaksanakeun dina proses pangajaran.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta kemudahan yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai pada waktunya dengan judul “ Penggunaan Model Pembelajaran Think PairandShare (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 102099 Tebing Tinggi T.A 2015/2016 ” . Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam bagi seluruh manusia. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.
Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui pasangannya tahap ini dikenal dengan “Sharing”, namun berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pokok permasalahan dan menambahkan materi yang belum diungkapkan para peserta didik dan memberikan kesimpulan dan siswa juga menulisnya. Kemampuan menulis dengan baik sangat diperlukan oleh peserta didik. Karena berguna untuk peserta didik dikemudian hari ketika dia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Model Think PairAndShare Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Di kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung, kecamatan medan timur T.A 2014/2015”.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa persentase hasil belajar siswa yang tuntas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siklus I meningkat dibandingkan pada data awal. Dalam data awal siswa yang tuntas hanya 7 siswa (28%) mengalami peningkatan menjadi 14 siswa (56%) dan untuk siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 18 siswa (72%) pada data awal menjadi 11 siswa (44%) pada siklus I. Tetapi peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe think, pairandshare pada siklus I ini belum mencapai ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu 75 % maka peneliti harus melaksanakan refleksi untuk perbaikan dan peningakatan pada siklus selanjutnya.
Pada pra siklus, perolehan skor rata-rata dari aspek partisipasi belajar siswa adalah sebesar 2,77. Skor tersebut masih sangat rendah karena berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga kemudian diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think, PairandShare pada proses pembelajaran di siklus selanjutnya. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think, PairandShare pada siklus I dan II, skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta mengalami peningkatan. Pada siklus I, skor rata-rata yang diperoleh oleh siswa adalah sebesar
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Langkah-langkah penggunaan Metode Think PairandShare yang dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa SD kelas V SD Negeri 1 Purwokerto Wetan melalui komponen Metode Think PairandShare yaitu tahap berpikir (thinking), tahap berpasangan (paired), dan tahap berbagi (sharing). 2) Penggunaan Metode Think PairandShare yang tepat dan dilaksanakan dengan langkah dan prosedur yang benar yaitu sesuai dengan komponen utama Metode Think PairandShare dapat meningkatkan keaktifan, keberanian dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Purwokerto Wetan. 3) Kendala yang ditemukan dalam penggunaan Metode Think PairandShare pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Purwokerto Wetan dapat ditemukan solusi.
Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: “Penerapan metode Think PairandShare dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Tambahsari tahun 2012” Peningkatan pemahaman tentang konsep pecahan siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas memenuhi KKM ≥ 70 adalah sebagai berikut:
Proses pembelajaran saat pra siklus sebelum menggunakan model pembelajaran Think PairAndShare (TPS) siswa terlihat kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dari kurang motivasinya siswa tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Setelah mengetahui hal tersebut peneliti melakukan proses pembelajaran dengan mengguna-kan model pembelajaran Think PairAndShare (TPS) pada siklus I dan siklus II, dari proses pembelajaran model Think PairAndShare (TPS) siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan tujuan dapat lebih aktif dengan teman maupun guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Dengan penerapan model pembelajaran Think PairAndShare (TPS) terbukti siswa tampak lebih termotivasi dan prestasi belajarnya dapat meningkat.
2. Pembelajaran melalui penggunaan metode Think PairAndShare (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MIN Kolomayan Wonodadi Blitar dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dapat dilihat dari proses belajar mengajar dan nilai tes akhir pada proses belajar mengajar siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 66,11. Peserta didik yan g mendapat nilai ≤75 sebanyak 8 anak dan ≥75 sebanyak 10 anak dengan presentase ketuntasan 55,55%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 85,88. Peserta didik yang mendapat nilai ≤75 sebanyak 2 anak dan ≥75 sebanyak 15
Periyus, Akbar. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Think PairShare disertai Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Materi Protista di SMA YWKA Palembang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Program Sarjana (S1). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Pembimbing: (I) Dr. Sri Wardhani, M.Si (II) Tutik Fitri Wijayanti, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci: think pairshare, peta konsep, hasil belajar, protista
Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Think, Pair, AndShare dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here pada standar kompetensi memahami pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus perusahaan dagang di kelas XII IPS SMA Mardi Lestari Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini berarti bahwa Model Pembelajaran Think, Pair, AndShare dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran akuntansi.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran berbasis belajar kelompok. Hamruni ( dalam Suyadi, 2013 :61) menyatakan bahwa falsafah dasar pembelajaran kooperatif learning adalah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Jadi , belajar dengan model kooperatif diharapkan dapat meningkatkan sikap sosial siswa terutama dalam hal kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama di kelas. Berdiskusi dalam aktivitas belajar merupakan hal yang lazim dalam pembelajaran kooperatif. Tetapi, sering kali guru memandu diskusi siswa di kelas dalam kelompok-kelompok dengan anggota yang banyak. Kelompok besar cenderung menimbulkan kesenjangan bagi anak yang pasif atau pendiam. Model pembelajaran Think PairandShare mencoba menjawab permasalahan tersebut. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sering disebut model TPS.
www.englishteachinglearning/thinkpairshare.org.uk.html in TPS, the teacher asks the students work in pair, after that the teacher gives a topic to discuss with their partners. The teacher provokes students’ thinking with a question. The students should take a few moments just to think about the question, and then students pair with their partner to discuss the topic or solution. The last is the students talk in pair for few minute and the teacher calls for pairs to share their thinking with the rest the class. The students can do this by going around in round, calling their pair; or they can take answer as they are called out or as hands are raised. Often, the teacher’s helper will record these responses on the board or on the overhead.
Media pembelajaran merupakan alat, bahan atau teknik yang digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran think pairshare berbantuan komputer pada pokok bahasan Tekanan Pada Zat Cair di Kelas VIII SMP Negeri Kisaran Semester Genap TA 2012/2013
Berdasarkan Tabel 5 dan rerata pada Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa pada model pembelajaran Think pairshare, siswa dengan gaya belajar auditorial menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual, siswa dengan gaya belajar visual menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik dan siswa dengan gaya belajar auditorial mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik. Berdasarkan hasil uji komparasi ganda antar sel pada baris tersebut, diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan hipotesis pada penelitian, yaitu model pembelajaran Think pairshare, siswa dengan gaya belajar auditorial menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual, dan siswa dengan gaya belajar auditorial menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik. Di sisi lain, ada kesimpulan yang tidak sesuai dengan hipotesis pada penelitian. Ketidaksesuaian keputusan uji dengan hipotesis penelitian dikarenakan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Think pairshare, siswa dengan gaya belajar auditorial dapat memanfaatkan kemampuan pendengarannya untuk memahami materi dalam diskusi kelompok, dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik yang kurang bisa memahami materi yang dipelajarinya karena tidak dapat melihat langsung objek yang dipelajarinya. Berdasarkan hal tersebut, pada model pembelajaran Think pairshare, siswa dengan gaya belajar auditorial menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik.