menyatakan de ngan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : “Analisis Kualitas Hidup PasienDiabetesMelitusTipeII di RSUD Kabupaten Pasuruan” adalah benar - benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan skripsi ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan di RSUD Sukoharjo pada bulan Desember 2014. Sampel penelitian ini sebanyak 50 pasien yang dibagi menjadi 25 orang pasiendiabetesmelitustipeII yang disertai hipertensi dan 25 orang pasiendiabetesmelitustipeII yang tidak disertai hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Sukoharjo. Sumber data diperoleh dari rekam medis dengan metode purposive sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan uji t.
Jenis penelitian adalah desain survai analitik dengan pendekatan crossescitonal. Sampel penelitian adalah pasien penderita DM tipeII yang tercatat sebagai pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam sebanyak 87 orang dari populasi pasien DM 231 pasien. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling . Instrument penelitian menggunakan kuesioner tingkat depresi dari The Beck Depresion Inventory dan kualitas hidup yang menggunakan Quality of Life Instrument for Indian Diabetes Patients (QOLID). Analisis data penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasienDiabetesMelitustipeII menggunakan uji Fisher exact. Hasil penelitan diketahui 51 responden (58,6 %) mengalami depresi sedang dan 36 responden (41,4%) dengan depresi ringan. Terdapat 46 responden (52,9%) dengan kualitas hidup yang baik dan 41 responden (47,1%) dengan kualitas hidup buruk. Hasil analisis data dari uji fisher exact diperoleh p-value = 0,001. Nilai p- value <0,05 disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasienDiabetesMelitustipeII di Rumah Sakit Islam Surakarta
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan di RSUD Sukoharjo pada bulan Desember 2014. Sampel penelitian ini sebanyak 50 pasien yang dibagi menjadi 25 orang pasiendiabetesmelitustipeII yang disertai hipertensi dan 25 orang pasiendiabetesmelitustipeII yang tidak disertai hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Sukoharjo. Sumber data diperoleh dari rekam medis dengan metode purposive sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan uji t.
Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 setelah Amerika Serikat, China, India. Pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus yang menjalani terapi pengobatan dapat mempengaruhi kapasitas fungsional, psikologis dan kesehatan sosial serta mempengaruhi kesejahteraannya. Pasiendiabetes mellitus dalam kehidupan sehari-hari dapat mengalami keterbatasan aktivitas fisik. Hal ini karena rasa sakit yang dirasakannya. Kondisi ini dapat menjadikan rasa putus asa, kehilangan semangat dapat sehat yang akhirnya dapat menjadikan depresi. Depresi yang terjadi dapat semakin meningkat hingga pasien merasa hidupnya semakin kurang berarti. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di rawat inap Rumah Sakit Islam Surakarta 5 orang pasienDiabetesMelitus dikatahui 3 orang sudah mengalami komplikasi diantaranya gagal ginjal, stroke, penurunan penglihatan mereka mengatakan bosan karena penyakitnya tidak kunjung sembuh, dan merasa membebaninya. Dua orang pasien baru mengatakan baru mengetahui kalau dirinya terkena diabetes mellitus. Kondisi ini menjadikan hilangnya semangat dalam menjalani hidup. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasienDiabetesMelitustipeII di Rumah Sakit Islam Surakarta. Jenis penelitian adalah desain survai analitik dengan pendekatan croscecitonal. Sampel penelitian adalah pasien penderita DM tipeII yang tercatat sebagai pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam sebanyak 87 orang dari populasi pasien DM 231 pasien. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner tingkat depresi dari The Beck Depresion Inventory dan kualitas hidup yang menggunakan Quality of Life Instrument for Indian Diabetes Patients (QOLID). Analisis data penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasienDiabetesMelitustipeII menggunakan uji Fisher exact. Hasil penelitan diketahui 51 responden (58,6 %) mengalami depresi sedang dan 36 responden (41,4%) dengan depresi ringan. Terdapat 46 responden (52,9%) dengan kualitas hidup yang baik dan 41 responden (47,1%) dengan kualitas hidup buruk. Hasil analisis data dari uji fisher exact diperoleh p- value = 0,001. Nilai p- value <0,05 disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasienDiabetesMelitustipeII di Rumah Sakit Islam Surakarta
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIENDIABETESMELITUSTIPEII YANG DISERTAI DENGAN OBESITAS DAN TANPA OBESITAS” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana kedokteran. Terwujudnya skripsi dan publikasi jurnal ilmiah ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
Para peneliti menyatakan komponen dalam kopi dapat membantu metabolism gula didalam tubuh dan dapat mengurangi resiko terserang penyakit diabetes, menurut Dr. Hu pria yang minum 6 cangkir atau lebih kopi sehari beresiko lebih rendah untuk terkena diabetes dibandingkan yang bukan peminum kopi. Minum kopi 4-6 cangkir sehari dapat menurunkan resiko sampai 29%. Wanita yang mengkonsumsi 4-6 cangkir kopi perhari dapat menurunkan resiko terkena diabetes sampai 30% (Tjekyan, 2007).
Tingginya pasienDiabetesMelitus di Rumah Sakit Islam Surakarta, serta adanya gejala depresi pada beberapa pasienDiabetesMelitus, maka penulis tertarik dan ingin melakukan penelitian yang terkait dengan “hubungan antara tingkat depr esi dengan kualitas hidup pasienDiabetes
Edukasi diabetes adalah suatu proses yang berkesinambungan dan perlu dilakukan beberapa pertemuan untuk menyegarkan dan mengingatkan kembali prinsip-prinsip penatalaksanaan diabetes. Edukasi dapat membantu pasien hingga merasakan dirinya lebih sehat, dapat mengontrol diabetes, mencegah komplikasi, dan akhirnya dapat mengurangi biaya pengobatan (Noer, 2004).
Röckl, K., Hirshman, M., Brandauer, J., Fujii, N., Witters, L., & Goodyear, L. 2007. Skeletal Muscle Adaptation to Exercise Training AMP-Activated Protein Kinase Mediates Muscle Fiber Type Shift. Diabetes. 56. Agustus 2007: 2062 – 2069.
Sukardji, K. 2009. Penatalaksanaan Gizi pada DiabetesMelitus, dalam Buku Penatalaksanaan DiabetesMelitus Terpadu (Panduan Penatalaksanaan DiabetesMelitus bagi Dokter dan Edukator). Edisi ke-2, Cetakan ke-7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Perbandingan Efektifas Senam Diabetes Dengan Senam Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu Pasien DM TipeII DI Puskesmas I Bukateja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukan senam diabetes lebih efektif menurunkan kadar gula darah pada pasien DM tipeII.
penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air. Penelitian epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi(Yogiantoro, 2006).
DiabetesTipeII (Diabetesmelitus tak tergantung insulin, NIDDM) merupakan suatu kelompok heterogen yang terdiri dari bentuk diabetes yang lebih ringan yang terutama terjadi pada orang dewasa tetapi kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Sirkulasi insulin endogen cukup untuk mencegah terjadinya ketoasidosis tetapi insulin tersebut dalam kadar kurang normal atau secara relatif tidak mencukupi karena kurang pekanya jaringan. Obesitas umumnya menyebabkan gangguan kerja insulin, sehingga merupakan faktor resiko pada diabetestipe ini, sebagian besar pasien dengan diabetestipeII bertubuh gemuk (Katzung, 2002). Pada NIDDM pankreas masih mempunyai beberapa sel beta yang berfungsi untuk menghasilkan insulin untuk memelihara homeostasis glukosa. DiabetestipeII sering dihubungkan dengan resistensi organ target yang membatasi respon insulin endogen dan eksogen. Pada beberapa kasus disebabkan oleh penurunan jumlah atau mutasi reseptor insulin.
Morren D.Y., et. al. 2014. Duration of Type 2 Diabetes and Very Low Density Lipoprotein Levels Are Associated with Cognitive Dysfunction in Metabolic Syndrome. Hindawi Publishing Corporation Cardiovascular Psychiatry and Neurology : USA. Vol : 2014. pp: 1-6
sebagaimana orang sehat, untuk negara berkembang adalah tajam penglihatan 3/60 atau lebih rendah yang tidak dapat dikoreksi. Penyebab utama kebutaan kronis termasuk katarak, glaukoma, usia yang berhubungan dengan degenerasi makula, kekeruhan kornea, retinopati diabetik, trakoma, dan kondisi mata pada anak-anak (misalnya disebabkan oleh kekurangan vitamin A). Kebutaan yang berkaitan dengan usia meningkat di seluruh dunia, seperti kebutaan akibat diabetes yang tak terkendali. Di sisi lain, kebutaan yang disebabkan oleh infeksi menurun, sebagai akibat dari tindakan kesehatan masyarakat. Tiga perempat dari semua kebutaan dapat dicegah atau diobati (WHO, 2009).
Perhatian seharusnya lebih dicurahkan pada kondisi jaringan luar yang optimal beserta mikroorganisme yang terdapat didalamnya. Hal ini terutama dimaksudkan dalam profilaksis dan pencegahan endoftalmitis terutama setelah pembedahan (Speaker dkk, 1991). Terutama pada individu yang rentan terhadap terjadinya infeksi yang disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh, dimana salah satunya adalah diabetesmelitus. Diabetesmelitus tidak hanya mengganggu respon imun akan tetapi juga menempatkan pasien pada risiko infeksi yang lebih besar karena komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi yang nantinya akan memerlukan tindakan pembedahan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kuman pada area perlukaan akan terjadi lebih cepat sehingga penyembuhan menjadi lebih lama dibandingkan individu yang sehat.
Penulis panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul Profil Penggunaan Insulin Long Acting pada PasienDiabetesMelitusTipe 2 di RSUD Kabupaten Sidoarjo dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Sakit berdampak pada konsep diri seseorang, termaksuk pada penderita diabetesmelitustipeII, klien yang mengalami perubahan konsep diri karena kondisi sakitnya mungkin tidak lagi mampu memenuhi harapan kelurganya, yang akhirnya akan menimbulkan ketegangan atau konflik. Akibatnya anggota keluarga akan mengubah interaksi mereka dengan klien sehingga klien akan merasa kehilangan fungsi sosialnya. Selain itu juga perubahan konsep diri terjadi pada penderita diabetestipeII yang telah mengalami komplikasi, seperti kebutaan, penyakit ginjal, gangrene (dan harus diamputasi), penyakit jantung dan stroke. (6)
Diabetesmelitus uncontrolled will lead to complications of various diseases like stroke, hypertension, and heart disease. The complications due to the uncontrolled intake of carbohydrates and the level of triglycerides. The level of triglycerides influenced by intake of carbohihydrates and the productions of triglycerides. Extra calories especially comes from carbohydrate which will increase the production of the levels of triglycerides in the liver. This research aimed to understand the relationship between intake of carbohydrates toward the level of triglycerides in patients type 2 Diabetesmelitus. This research was an observasional with the cross-sectional approach. The data of intake carbohydrates were obtained from 4x24 hour food recall. Laboratory checks to the levels of triglycerides used TMG 24I premium. Analysis of the data used Spearman Rank correlation test. The intake of carbohydrates were low. The subject who had high levels of triglycerides was 56,5 % and 43,5 % of the subject have levels of triglycerides normal. According to the Rank Spearman test the relationship between intake of carbohydrates and the levels of triglycerides in patients with diabetesmelitusII showed pvalue = 0,044. There was relationship between the intake of carbohydrates and the levels of triglycerides of diabetesmelitus type II outpatients in hospitals Sukoharjo. Hospitals Sukoharjo are expected to increase human resources in optimally especially in providing education to the patient about the management of diabetesmelitus to control the levels of triglycerides. Futhermore patients of diabetesmelitus are expected to reduce the intake of foods that contain carbohydrate in order to reduce triglycerides and prevent complications.