Dari penilaian pakar mengenai pemanfaatan limbah padat, diketahui tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah alternatif terbaik untuk dijadikan bahan bakar nabati (BBN) dengan bobot 25,7%. Limbah padat lain dapat digunakan sebagai pupuk (bobot 18,2%), mulsa (bobot 15,2%), pakan ternak (bobot 12,1%), bubur kertas (bobot 7,5%), biochar (bobot 5,4%), biofuel (bobot 5,4%), bahan industri (bobot 5,1%) dan briket (bobot 3,4%). Untuk pemanfaatan limbah cair diketahui POME adalah alternatif terbaik untuk menghasilkan gas metana dengan bobot 17,1%. Limbah cair lain dapat digunakan sebagai pupuk (bobot 16%), diproses untuk menghasilkan gas hidrogen (bobot 13,9%), karotin (12,2%), biodisel (bobot 11,1%), air bersih (bobot 10%), penisilin (bobot 10%), pelumas (bobot 5,8%) dan adsorben (bobot 3,9%). Hasil perhitungan ditunjukkan dengan hirarki pengolahan limbah padat dan cair kelapa sawit adalah; Teknologi (36%, 31%): Kelayakan teknis (29%, 27%), Keandalan (17%, 18%), Resiko teknis (11%, 11%), Jangka waktu tahap persiapan (5%, 5%), Jangka waktu tahap implementasi (7%, 8%) dan Kesinambungan kinerja (31%, 32%). Lingkugan (48%, 40%): Tingkat polusi (58%, 56%), Kebutuhan lahan (7%, 9%), Kebutuhan pembuangan limbah ( 35%, 35%). Sosial Budaya (6%, 9%): Keselarasan dengan kebijakan energi nasional ( 53%, 49%), Dukungan terhadap budaya ( 11%, 10%), Dukungan sosial (8%, 10%), Pengaruhnya terhadap karyawan (29%, 31%). Ekonomi (10%, 20%): Biaya implementasi (11%,13 %), Ketersediaan dana (48%, 46%), Nilai ekonomis (41%, 42%).
Show more
Read more