Pembangunanekonomi adalah pertumbuhanekonomi yang disertai dengan perubahan dalam pembagian hasil dan struktur ekonomi. Perubahan- perubahan tersebut termasuk perbaikan kesejahteraan material dari golongan miskin, turunnya sumbangan sektor agraris pada gross national product (GNP) dan diikuti dengan pertambahan sumbangan sektor manufaktur/ industri, keuangan, jasa-jasa, konstruksi, perbaikan pendidikan dan keterampilan tenaga kerja. Namun pembangunanekonomi nasional tersebut membutuhkan banyak dana, dan karena Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, masih banyak membutuhkan modal, teknologi dan pengalaman-pengalaman. 1
DI PROVINSI JAWA TIMUR MARETHA BERLIANANTIYA
S421308009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pola keterkaitan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunanekonomi di wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2013 dan mengetahui hubungan dan pola keterkaitan ini dipengaruhi oleh karakteristik wilayah kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pola keterkaitan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunanekonomi di wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2013 dan mengetahui hubungan dan pola keterkaitan ini dipengaruhi oleh karakteristik wilayah kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Timur tahun 2004- 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur yang meliputi 29 Kabupaten dan 9 Kota terbagi dalam 4 Bakorwil. Penelitian ini menggunakan data sekunder selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis Indeks Williamson untuk mengukur ketimpangan pembangunan, korelasi product moment dan Regresion Curve Estimation. Hasil penelitian tentang PertumbuhanEkonomi dan Ketimpangan PembangunanEkonomi Antar Wilayah Kebijakan Pembangunan di Provinsi Jawa Timur adalah (1) Pola hubungan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunan cenderung berbentuk U, sehingga hipotesis Kuznets tidak berlaku di Provinsi Jawa Timur, dan nilai korelasi product moment negatif dan tidak signifikan, sehingga tidak dapat menjelaskan hubungan pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunan (2) Pada masing-masing Bakorwil, pola hubungan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunanekonomi terbukti dipengaruhi oleh karakteristik wilayah kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Timur, demikian juga dengan nilai korelasinya.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kebaikan, berkat, dan karunia-Nya kepada penulis selama ini, sehingga berkat izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis PertumbuhanEkonomi, Aglomerasi dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Ketimpangan PembangunanEkonomi Regional Tahun 2011-2018 (Studi Kasus Pulau Sumatera)”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.
Key Words: Economic Growth, Development Inequality, Kuznets Hypothesis
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pola keterkaitan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunanekonomi di wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2013 dan mengetahui hubungan dan pola keterkaitan ini dipengaruhi oleh karakteristik wilayah kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Timur tahun 2004- 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur yang meliputi 29 Kabupaten dan 9 Kota terbagi dalam 4 Bakorwil. Penelitian ini menggunakan data sekunder selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis Indeks Williamson untuk mengukur ketimpangan pembangunan, korelasi product moment dan Regresion Curve Estimation. Hasil penelitian tentang PertumbuhanEkonomi dan Ketimpangan PembangunanEkonomi Antar Wilayah Kebijakan Pembangunan di Provinsi Jawa Timur adalah (1) Pola hubungan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunan cenderung berbentuk U, sehingga hipotesis Kuznets tidak berlaku di Provinsi Jawa Timur, dan nilai korelasi product moment negatif dan tidak signifikan, sehingga tidak dapat menjelaskan hubungan pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunan (2) Pada masing-masing Bakorwil, pola hubungan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunanekonomi terbukti dipengaruhi oleh karakteristik wilayah kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Timur, demikian juga dengan nilai korelasinya.
Pertumbuhanekonomi suatu negara tidak terlepas terhadap adanya globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang saat ini terjadi, sehingga menyebabkan semakin berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antarnegara serta terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai wilayah dunia. Salah satu wujud intergrasi ekonomi adalah dideklarasikannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) oleh pemimpin negara ASEAN pada Bali Summit tahun 2003 yang akan diberlakukan pada tahun 2020. Akan tetapi, pada pertemuan 12 th ASEAN Summit tahun 2007 di Filipina implementasi MEA dipercepat menjadi tahun 2015. MEA akan mewujudkan pasar dan basis produksi tunggal di ASEAN yang ditandai dengan perekonomian yang sangat kompetitif serta pembangunanekonomi yang adil dan mampu berintegrasi dengan perekonomian global (Blueprint
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pola keterkaitan antara pertumbuhanekonomi dan ketimpangan pembangunanekonomi di wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2013 dan mengetahui hubungan dan pola keterkaitan ini dipengaruhi oleh karakteristik wilayah kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Timur tahun 2004-2013.
Konsep Pembangunanekonomi dan Pertumbuhanekonomi dua konsep yang sering digunakan dalam membahas EkonomiPembangunan dan pada dasarnya tidak lepas dari kaidah-kaidah ilmu ekonomipembangunan baik secara mikro maupun makro. Pembahasan ilmu ekonomi (economics) selalu berkaitan terutama dengan efisiensi dan alokasi sumber-sumber produktif yang langka (scarcity)dan dengan pertumbuhan yang optimal dari sumber-sumber itu untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih besar,sedangkan ekonomipembangunan mempunyai ruang lingkup (scope) yang lebih luas dan komplek.
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingannya dengan daerah yang lebih besar (regional/nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perkonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu : (1). Pertumbuhanekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan. (2). Pergeseran proporsional mengukur perubahan relatif,
Pembangunanekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Lebih lanjut dijelaskan Sukirno bahwa untuk membedakan arti pertumbuhanekonomi dan pembangunanekonomi dengan menggunakan ungkapan: Pembangunanekonomi adalah pertumbuhanekonomi ditambah dengan perubahan. Artinya adalah bahwa ada tidaknya pembangunanekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, akan tetapi perlu diukur dari perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan dalam infrastruktur yang tersedia dan peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu pembangunanekonomi meliputi berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi. (Sukirno:2007)
tentang sifat atau karakter,tingkat, struktur dan arah kegiatan sosial ekonomipembangunan daerah. Setelah itu dilihat basic contraints-nya, menganalisis potensi dan masalah secara menyeluruh, masalah-masalah sektoral, masalah- masalah regional yang disertai dengan data angka secara kuantitatif sebagai bekal melakukan penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Tahapan berikutnya adalah melakukan proyeksi untuk kebijakan prospek daerah secara jangka panjang. Kegiatan proyeksi ini meliputi bidang ekonomi yang terdiri dari faktor- faktor produksi, permodalan, tabungan, konsumsi, investasi, ekspor dan impor dan lain-lain, sumberdaya material termasuk peralatan dasar, kegiatan sektor swasta atau ekonomi masyarakat dalam kelembagaannya. Sedangkan pada bidang sosial yang harus diperhatikan dalam rangka melakukan penyusunan terhadap perencanaan pembangunan adalah, kualitas pendidikan penduduk, kesehatan masyarakat, dan budaya yang berkembang dalam lingkungan tersebut. Hal ini penting diketahui sebagai bahan pertimbangan keberhasilan suatu proyek pembangunan daerah.
8. Negara A memiliki GNP yang besarnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, besarnya GNP negara A ialah Rp. 154.270 miliar. Selama dua tahun berturut-turut, GNP meningkat yang besarnya masing-masing Rp. 184.721 miliar dan Rp.
196.425 miliar. Berapakah laju pertumbuhanekonomi negara A pada tahun 2002 ? a. 6,34%
Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015. ASEAN telah menyepakati sektor-sektor prioritas menuju momen tersebut. Ketika berlangsung ASEAN Summit ke-9 tahun 2003 ditetapkan 11 Priority Integration Sectors 2 (PIS). Namun pada tahun 2006 PIS yang ditetapkan berkembang menjadi 12 yang dibagi dalam dua bagian yaitu tujuh sektor barang industri dan lima sektor jasa. Ke-7 sektor barang industri terdiri atas produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil, otomotif, dan produk berbasis kayu. Sedangkan kelima sektor jasa tersebut adalah transportasi udara, e-ASEAN, pelayanan kesehatan, turisme dan jasa logistik.
Berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada peranan pemerintah, organisasi- organisasi swasta dan kebudayaan masyarakatnya. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut ybs [r]
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari
tingkat. Suasana di pabrik yang memproduksi garmen.
Pertumbuhanekonomi dikatakan meningkat bila kenaikan Produk Domestik Bruto pada suatu periode lebih besar dibanding periode sebelumnya
Pembangunanekonomi harus berhasil karena dengan peningkatan kegiatan di bidang ekonomi, semakin banyak sumber dana yang dapat digarap dan dimanfaatkan. Peranan berbagai sumber dana tersebut semakin penting karena suatu negara bangsa bertekad untuk mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam upaya mencapai tujuan nasionalnya. Memang benar bahwa melalui kerja sama luar negeri, suatu negara mungkin memperoleh bantuan berupa hibah dan pinjaman. Jika dana bantuan seperti itu berupa bantuan tidak mengikat (untied aid) pemerintah penerima bantuan dapat menggunakannya untuk kepentingan yang dipandangnya paling tepat. Akan tetapi ada pula bantuan yang hanya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tertentu yang sudah disepakati bersama. Penting pula untuk disadari bahwa dalam hal mengusahakan pinjaman, suatu pemerintah biasanya sangat hati-hati sepanjang menyangkut jumlahnya, bunganya, dan waktu pengembaliannya dan persyaratan-persyaratan lainnya. Kehati-hatian itu mutlak diperlukan beban yang harus dipikul oleh masyarakat bangsa, baik sekarang maupun masa depan berada dalam batas-batas kemampuan memikulnya.
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhanekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
Menurut Sadono Sukirno, Pertumbuhanekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhanekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksiyang sebenarnya.
pembangunanekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan pendapatan total dan pendapatan per kapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk.
pembangunanekonomi juga disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dan pemerataan pendapatan. pembangunanekonomi erat kaitannya dengan pendapatan per kapita yang merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. selain itu, pembangunanekonomi dapat diartikan sebagai wujud perkembangan pdb yang berlaku dalam masyarakat yang diikuti oleh perubahan dan modernisasi struktur ekonomi yang pada umumnya masih bersifat tradisional. indonesia sebagai negara yang berkembang menghadapi berbagai masalah dalam mewujudkan pembangunanekonomi. masalah-masalah tersebut antara lain: