Indonesia memiliki kekayaan dalam seni ragam hiasnya yang sangat beragam. Ragamhias melambangkan makna bagi masyarakat pendukungnya. Ragamhias diterapkan pada bangunan rumah, pusaka, perhiasan, pakaian, peralatan rumah tangga, serta alat-alat untuk keperluan adat dan upacara. Ragamhias memiliki makna dan simbol berbeda, baik bentuk maupun ornamen yang dibuat. Ornamen bunga teratai misalnya melambangkan keagungan. Bunga melati melambangkan kesucian. Di bawah ini terdapat beberapa ragamhias yang diterapkan pada beberapa benda dengan bahan yang berbeda.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunianya- Nya, sehingga Tugas Akhir yang berjudul “ Perancangan Selendang Batik Tulis Dengan Sumber Ide OrnamenRagamHias Rumah Gadang Tradisi Minangkabau” dapat terselesaikan. Pengantar karya ini disusun untuk memenuhi sebagian Persyaratan guna melengkapi gelar sarjana seni jurusan Kriya Seni / Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
Proses penciptaan karya diawali dari penelitian keberadaan ornamen tradisional Karo, dengan hasil penelitian yang ditemukan 66 jenis ornamen. Inovator hanya mengaplikasikan 15 jenis ornamen untuk dikembangkan menjadi bentuk ragamhias Karo baru. Dari hasil pengembangan inovator menciptakan 13 motif ragamhias Karo baru yang di desain mulai dari tekhnik manual (sket), kemudian tekhnik digital dengan menggunakan program Photoshop CS5. Pada pembahasan hasil karya, inovator membahas secara terperinci, mulai dari unsur garis, bidang, bentuk, warna, dan tekhnik digital yang digunakan dalam proses pembuatan karya. Hasil penciptaan karya motif ragamhias Karo baru dikembangkan dalam bentuk yang lebih modern dan minimalis sehingga bisa diseimbangkan dengan perkembangan seni saat ini.
Ragamhias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah ber- kembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragamhias. Ragamhias di Indonesia di- pengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora dan fauna, serta budaya masing- masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Selain itu, pembuatan ragamhias juga di- dasarkan atas kebutuhan masyarakat baik yang bersifat praktis maupun yang ter- kait dengan kepercayaan atau agama. Ada ragamhias memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya. Meng gambar ragamhias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.
Ragamhias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragamhias. Ragamhias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, lora dan fauna, serta budaya masing-masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Selain itu, pembuatan ragamhias juga didasarkan atas kebutuhan masyarakat baik yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama. Terdapat ragamhias memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya yang terdapat di masyarakat pendukungnya. Menggambar ragamhias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.
menggunakan garis calligraphic mark …………………. 76 Gambar 27 Ragamhias utama batik lasem sekar jagad …………….. 77 Gambar 28 Ragamhias isen batik Lasem sekar jagad ………………. 78 Gambar 29 Ragamhias tepi (geometris) batik Lasem sekar jagad ….. 78 Gambar 3 0 Skema warna split-komplementer batik Lasem sekar
Atas dasar permasalahan tersebut, sebagai langkah awal yang perlu diperbahrui adalah pemahaman ragamhias di lingkungan akademik. Hal ini dilakukan selain untuk memperbaharuai pemahaman ragamhias mahasiswa selama ini, juga menyadari betul bahwa kampus sebagai pusat dan sumber penyebaran pengetahuan. Selain itu, dengan pembaharuan ini diharapkan mahasiswa lebih kreatif dalam menciptakan ragamhias yang relatif baru, sehingga akan memperkaya khasanah ragamhias tradisional; yang sudah terhampar diseluruh pelosok nusantara. Dalam tulisan yang sedrhana ini disodorkan sebuah pemikiran tentang perlunya redefinisi terhadap pemahaman ragamhias yang berkembang saat ini. Hal ini dilakukan terutama terkait dengan pemahaman mahasiswa tentang ragamhias yang selalu menghadirkan motif-motif klasik atau tradisional dalam menghias berbagai produk kerajinan yang dibuatnya.
Ragamhias diterapkan pada per muka- an bahan kayu yang berbentuk bidang dua dan tiga dimensi. Penerapan ragamhias pada bahan kayu ini dilakukan dengan menggambar atau mengukir. Penerapan ragamhias pada bahan kayu juga terdapat pada benda-benda seni kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragamhias ini dikerjakan dengan cara digambar kemudian diberi warna.
Bentuk ragamhias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat sablon. Proses pem buatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna.
Pengembangan pola ragamhias Trowuli yang berinspirasi dari gerabah Majapahit ini adalah satu dari beberapa upaya peneliti dalam rangka melestarikan seni dan budaya Indonesia, memberikan kebanggaan akan kebesaran negara Indonesia bahwa bangsa ini tidak kalah dengan bangsa asing. Ragamhias yang merupakan transformasi dari bentuk tiga dimensi ragamhias yang terdapat pada gerabah Majapahit menjadi dua dimensi dalam bentuk ilustrasi berbasis vector dengan mempertimbangkan kemampuannya untuk diaplikasikan dalam ukuran yang tidak terbatas dengan kualitas gambar yang tetap terjaga. Pengapilkasikan ragamhias dalam beberapa konfigurasi disertai pengaplikasian kombinasi dari warna-warna bernuansa energetic adalah hasil dari satu dari beberapa eksperimentasi yang dilakukan untuk menciptakan ragamhias dengan nuansa bergaya kontemporer.
• Ragamhias merupakan pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ragamhias juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Secara kualitatif akan dipaparkan data tentang aktualitas mengenai estetika atau keindahan ragamhias uis ragi barat, diawali bentuk-bentuk ragamhias desain struktur (structual design), pemilihan material kain, zat pewarna tekstil, hingga proses pembuatan tenunan uis (finishing). Maksud metode kualitatif di sini adalah membuat percobaan desain tekstil khususnya uis ragi barat secara manual sebab ada perbedaan antara desain tekstil uis ragi barat klasik dengan kreasi baru uis ragi barat. Sehingga penelitian ini dapat mengenal secara mendalam mengetahui bentuk ciri khas kain tradisional uis ragi barat batak karo baik itu dari bentuk tekstur, warna, ragamhias, teknik pembuatan, dan pengaplikasian tekstil tradisional uis.
bangunan yang ada pada dasarnya adalah termasuk dalam Arsitektur Tradisional berornamen baik yang ada di dinding, di pintu, di jendela bahkan bisa keluar dihalaman, yang kesemuanya didasarkan pada mitos orang- orang Tionghoa. Ornamen yang ditampilkan bermacam-macam meliputi motif flora, fauna, geometris, fenomena alam, bahkan sampai tema-tema legenda yang terkenal. Gaya orientalnya sangat kuat ditandai dengan penggunaan material kayu, kertas pelapis dinding, dengan warna-warna dominan merah, coklat tua dan emas, yang dimunculkan dalam disain interiornya termasuk penggunaan ornamen dalam bentuk ukiran seperti naga, singa dan lain-lain. Dari motif flora yang sering muncul seperti bunga lotus, bunga teratai, bambu, beringin, dan lain-lain yang selain tampil dalam bentuk ukiran, sering juga tampil dalam bentuk lukisan.
Istilah ornamen atau ragamhias berasal dari dua kata yaitu ragam dan hias yang terpadu menjadi satu pengertian yakni pola. Dalam Bahasa Inggris disebut ornament dan dalam Bahasa Belanda disebut Siermotieven. Di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa : kata “ragam” itu bermacam-macam, jenis, corak warna. Misalnya : kain yang banyak ragamnya, banyak warnanya, banyak coraknya, dan banyak jenisnya. Di dalam ragamhias banyak bermacam-macam pola hias yang antara lain :
Menurut ahli ragamhias A.G Sitepu, kesemua jenis ornamen lemah yang berbentuk garis, titik, bidang sama sisi yang terdapat pada uis Karo terjadi akibat tehnik penenunan yang masih sangat tradisional (gedongan) dan tidak memilki kemampuan alat yang tinggi dalam membentuk ornamen yang rumit, salah satu contohnya adalah yang pengaplikasi ornamen pengeret-ret pada beka buluh. Menurut Netty Juliana pada jurnalnya Kreasi RagamHias uis Nipes bentuk visual dalam uis Karo umumnya berbentuk geometrik, simetris, dan stilasi.
Mata kuliah ini terdiri dari teori dan praktek yang membahas tentang: ruang lingkup ragamhias tekstil, konsep pelayanan prima dan prosedur mengerjakan ragamhias tekstil yang sesuai dengan konsep K 3, mencipta desain motif ragamhias tekstil dengan menerapkan unsur-unsur dan prinsip desain, sumber ide dan pengembangannya. Teknik membesarkan dan mengecilkan pola ragamhias tekstil.Teknik memindahkan motif pada desain struktur. Macam-macam tusuk hias tekstil, Teknik membuat sulaman putih, sulaman berwarna dan sulaman istimewa dari bahan benang, pita, manik-manik dan kain/tekstil. Menghias benda fungsional dan dekoratif dengan teknik sulaman, serta teknik mengemas benda fungsional yang telah dihias.
Ragamhias biasa disebut juga ornamen. Ornamen berasal dari bahasa Yunani dari kata ornare yang artinya hisan atau perhiasan. Ragamhias berkaitan dengan pola hias dan motif. Pola hias merupakan unsur dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang suatu hiasan. Sedangkan, motif hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragamhias, meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan seperti manusia, binatang, tumbuhan, gunung, batuan, air, awan dan lainnya serta hasil kreasi manusia. Ragamhias atau ornamen itu sendiri terdiri dari berbagai jenis motif dan motif-motif itulah yang digunakan sebagai penghias. Oleh karena itu motif adalah dasar untuk menghias suatu ornamen.
Bentuk ragamhias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada bentuk ragamhias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragamhias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragamhias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragamhias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan kecenderungan penggunaan elemen, ragamhias, dan ruang. Yang paling sering digunakan adalah ragamhias flora dan alam. Seiring dengan meningkatkan hirarki bangunan, maka akan ditambah dengan fauna, dan selanjutnya agama. Yang paling sering untuk dihias adalah berturut-turut senthong, dalem, pringgitan, dan pendopo Saran bagi Penelitian Lanjut