RiskBasedCapital (RBC) is a capital adequacy ratio of the risks covered and became one of the main indicators in assessing the financial health of insurance companies. This study is intended to determine how the influence RiskBasedCapital to Profitability in Islamic Insurance company registered in AASI. This study aimed to determine the effect RiskBasedCapital to Profitability in Islamic Insurance company registered in AASI. The data used in this research is secondary data such as financial statements of the company Sharia Insurance in Indonesia for the period 2012-2015. Samples were taken using purposive sampling technique. Samples were 12 companies from 45 Islamic insurance company registered in Sharia Insurance Association of Indonesia in 2012-2015. Data analysis technique used is the test panel fixed effect, random effect test and simple linear regression using eviews7. Based on the results of research and discussion expressed RiskBasedCapital does not have a significant influence on the profitability ROA and ROE level of influence by 6,513% and 4.519% sedangan rest influenced by other factors. Imlikasi from the research is that the shortcomings in the fulfillment of obligations will mengerus capital of the insurance company that has been provided. However, if the solvency excess will lead idle funds so as not productive and will also remove the opportunity to earn income(profitability).
According to the research, can be known that the development of RiskBasedCapital and insurance profitability at PT. Takaful General Insurance and PT Takaful Life Insurance have a fluctuating trend. Based on statictic test result by the simple linear regression analysis, the RiskBasedCapital has negative effect on the profitability of PT. Takaful General Insurance and PT Takaful Life Insurance. Based on Pearson correlation analysis found that there is a relationship between the RiskBasedCapital to Profitability with medium and strong level. The contribution of the RiskBasedCapital effect on the profitability of ROA and ROE in the PT Takaful Life Insurance is 36% and 35%. While The contribution of the RiskBasedCapital effect on the profitability of ROA and ROE in the PT. Takaful General Insurance is 55% and 67.5%. While the remaining 64% and 65% for Takaful Life Insurance is influenced by other factors that not examined in this study. While the remaining 45% and 32.5% for PT. Takaful General Insurance are influenced by other factors that not examined in this study.
Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi, dan umumnya khusus untuk perusahaan asuransi ada ketetapan dari pemerintah mengenai rasio resiko dengan modal dari perusahaan asuransi yaitu RiskBasedCapital (RBC). RiskBasedCapital (RBC) adalah merupakan rasio antara resiko yang ditanggung dengan modal dari perusahaan asuransi. RBC merupakan rasio yang ditetapkan oleh pemerintah dan harus dipatuhi oleh perusahaan asuransi karena usaha asuransi adalah usaha pengalihan resiko dari pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat resiko jika tidak dikelola dengan baik. Asuransi di ibaratkan seperti sebuah payung yang bisa memberi perlindungan keuangan atas resiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Industri asuransi juga merupakan lembaga keuangan karena memiliki beberapa fungsi yaitu menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Wijaya 2003 dalam Fitriani,2009).
Hasil penelitian dari Merawati (2002) menemukan bahwa Nilai RiskBasedCapital yang diperoleh oleh perusahaan tidak dapat hanya diartikan dengan besar kecilnya angka. Memang nilai RiskBasedCapital yang rendah mengisyaratkan bahwa perusahaan asuransi tersebut mempunyai kinerja yang kurang baik. Namun nilai RiskBasedCapital yang sangat tinggipun belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut adalah yang terbaik. Realitanya nilai RiskBasedCapital sebagian besar perusahaan asuransi jauh lebih tinggi diatas ketentuan yang berlaku yang hanya sebesar 120%. Sebagai contoh Tabel 1 dibawah ini yaitu 10 Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Yang Mempublikasi Laporan Keuangan Di Media Cetak Dengan Tingkat RiskBasedCapital Tertinggi 2011-2015.
Selain rasio riskbasedcapital, rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi yaitu rasio early warning system. Rasio early warning system merupakan tolak ukur perhitungan dalam mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi di Indonesia. Perhitungan rasio early warning system digunakan banyak negara dalam mengawasi kinerja keuangan suatu perusahaan asuransi, hal tersebut dikarenakan hasil analisis sistem ini memberikan peringatan dini (early warning) terhadap kondisi keuangan sehingga dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan asuransi. Faktor fundamental dalam perusahaan asuransi dapat dilihat dari rasio keuangan early warning system yang khusus digunakan dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan asuransi.
The objective of the study was to examine and to analyze the influence of financing policy, riskbasedcapital, company size, and company profile on the value in insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The study used secondary data. The population was 11 insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange in period of 2007 – 2013. The samples were taken by using purposive sampling technique. The data were processed by using multiple linear regression analysis. The result of the research showed that, simultaneously, financing policy, riskbasedcapital, company size, and company profit had significant influence on the company value. Partially, riskbasedcapital, company size, and company profit had significant influence on company value, while financing policy did not have any significant influence on company value. The result of interaction test showed that company profit did not moderate financing policy, riskbasedcapital, company size on company value.
Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan asuransi syariah dan konvensional yang terdaftar pada bursa efek Indonesia.Periode penelitian tahun dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA), Liquidity Ratio, RiskBasedCapital dan Trend Analysis.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai perlambatan pertumbuhan kinerja keuangan industri asuransi syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah periode 2008-2014 dengan menggunakan metode analisis Early Warning System (EWS) dan RiskBasedCapital (RBC). Analisis rasio keuangan yang digunakan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa. Rasio EWS yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio likuiditas, rasio pertumbuhan premi, rasio hasil investasi, dan rasio beban klaim. Metode RBC yang digunakan berdasarkan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Terdapat empat perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu Allianz Life Indonesia, BNI Life Insurance, Prudential Life Assurance, dan Asuransi Takaful Keluarga. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi periode 2008-2014 sudah cukup baik. Hasil analisis EWS dan RBC menunjukkan rasio keuangan sudah mencapai batas normal sesuai standar PSAK No. 36, namun rasio likuiditas, rasio pertumbuhan premi, dan rasio hasil investasi memiliki kelemahan dimana presentasenya mendekati batas normal yang ditetapkan pemerintah, sedangkan kinerja keuangan berdasarkan rasio beban klaim dan RBC sudah menunjukkan kinerja keuangan asuransi syariah yang sehat dan stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan asuransi pada PT. Asei Reasuransi Indonesia (Persero) periode 2011-2013 dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan dan RiskBasedCapital . Analisis rasio keuangan yang digunakan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian. Terdapat satu rasio keuangan yang tidak digunakan dalam penelitian ini, yaitu Premium Receivable to Surplus Ratio . Metode RiskBasedCapital yang digunakan berdasarkan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi PT. Asei Reasuransi Indonesia (Persero) tahun 2011-2013 sudah sangat baik. Hasil analisis rasio keuangan dan RiskBasedCapital menunjukkan bahwa semua rasio memenuhi batas normal, kecuali rasio pengembalian investasi. Rasio pengembalian investasi perusahaan masih di bawah batas minimal. Walaupun kinerja keuangan perusahaan sudah sangat baik karena hasilnya cenderung memenuhi standar, beberapa rasio keuangan perusahaan memiliki kelemahan dimana presentasenya mendekati batas normal.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara variabel independen yaitu rasio keunagan early warning system (EWS) yang dicerminkan oleh rasio likuiditas, rasio retensi sendiri, rasio beban, rasio investasi terhadap variabel dependen yaitu ras io solvabilitas dana tabaru’ yang diproksikan dengan rasio riskbasedcapital (RBC). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah diklakukan oleh Utami dan Khoiruddin (2016) yang meneliti pengaruh rasio keuangan Early Warning System (EWS) terhadap tingkat solvabilitas perusahaan asuransi jiwa syariah periode 2012-2013. Dalam penelitian ini penulis menambhakan rasio investasi (SAP).
Saran yang dapat diberikan adalah, pertama agar ditetapkan standar tentang pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan yang dibuatkan oleh semua perusahaan knowledge based terkhusus pada perusahaan asuransi jiwa. Hal ini juga untuk menggali lebih dalam mengenai intellectual capital, sehingga teori, pengukuran dan pengungkapan intellectual capital diperoleh lebih tepat. Yang kedua, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa meningkatkan tingkat kesehatan keuangannnya, yang diukur dengan RiskBasedCapital (RBC) setiap tahunnya.
The research objective is to understand bank’s health rate that are listed in Indonesia Stock Exchange in banking sub-sector period 2012. B ank’s health rate is assessed through R isk-Based Bank Rating method which includes four factors such as risk profile, Good Corporate Governance,, earning and capital of each bank. This research only considers two factors of four total factors Earning is measured by ratio of Return On Asset (ROA) to Net Interest Margin (NIM), Capital is proxied by Capital Adequacy Ratio (CAR). The assessment of bank’s health rate based on earning with Return On Asset analysis has shown that some banks are not healthy with Return On Asset below 1.25 %. The assessment with Net Interest Margin indicates that some banks are healthy. The assessment based on capital by Capital Adequacy Ratio shows positive result for each bank. In general, each bank has Capital Adequacy Ratio aboved 10 %. Considering these results, each bank in hea lthy category.
Rentabilitas (earning) merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam pengukuran tingkat kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor ini mencakup atas kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (suistainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. SE BI No 13/24/DPNP menerangkan kinerja rentabilitas dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan yakni Return on Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM). Faktor permodalan (Capital) dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan yakni Capital Adequecy Ratio (CAR). Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi kecukupan modal dan pengelolaan modal tersebut dibandingkan dengan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
Bank as a financial institution that is trusted by the community to carry out financial transactions required an assessment of the level of performance. Banks should be in a healthy performance so that people do not worry to conduct financial transactions. Assessment of the level of performance Bank Perkreditan Rakyat using CAMEL Analysis (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity). This study aims to determine the level of performance of PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya. This research uses descriptive research. Analysis data used is to calculate the capital ratio, the ratio of asset quality, management ratios, profitability ratios and liquidity ratios.The results showed the level of performance of PT. BPR Bumi Gora Jaya 2012-2014 period as a whole healthy. If viewed in more detail, the NPL in 2014 reached 5.53% which exceeded the Bank Indonesia regulations. KAP II ratio in 2014 showed fairly healthy ratio which is a decrease from previous years.Ratio of general management and risk management also decreased. The amount of credit granted in order not to exceed the amount of funds received, besides that the NPL does not go beyond the provisions of Bank Indonesia.
Dalam hal ini beban yang dikeluarkan untuk menciptakan kemampuan intelektual dapat dikatakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan bagi karyawannya dalam hal peningkatan profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa structural capital value added sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas bahkan dari tahun ke tahun nilainya semakin menurun. Oleh karena itu terlihat bahwa mengapa STVA berpengaruh negatif, yaitu karena penurunan nilai STVA yang terjadi setiap tahunnya sehingga dampaknya dengan profitabilitas juga akan negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh risiko keuangan yang diukur dengan Interest Rate Risk, Credit Risk dan CapitalRisk terhadap profitabilitas dari sudut pandang kekayaan pemegang saham yang diukur dengan menggunakan Return on Equity dalam bank swasta nasional yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan dan diambil dari website BEI. Sampel menggunakan bank swasta nasional yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis menggunakan regresi linier sederhana dan pengujian tes normalitas. Hipotesis diuji menggunakan tingkat signifikan 1%. Tes menggunakan software SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Interest Rate Risk, Credit Risk dan CapitalRisk berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Equity. Hal ini menunjukan bahwa bank harus mengatur risiko untuk meningkatkan tingkat profitabilitas pemegang saham.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara RiskBasedCapital (RBC) terhadap Peningkatan Pendapatan Premi. Setelah dilakukan perhitungan dengan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan program SPSS 16.0 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,095 dan probabilitas sebesar 0,000. Artinya probabilitas lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan RiskBasedCapital terhadap Peningkatan Pendapatan premi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meirianie (2012) yang menemukan bahwa variabel RiskBasedCapital berpengaruh positif terhadap laba perusahaan. RiskBasedCapital adalah jumlah modal minimum yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi sehingga jika jumlah RiskBasedCapital meningkat maka perolehan laba perusahaan juga akan berpengaruh
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari asset likuid berkualita tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini disebut juga risiko likuiditas pendanaan (funding likuidity risk). Risiko likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan bank melikuidasi asset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko likuiditas pasar (market likuidity risk).
untuk membedakan faktor dari sisi penawaran dan faktor dari sisi permintaan pertumbuhan kredit. Berger dan Udell (1994) meneliti penyebab terjadinya krisis kredit pada bank komersial USA dari tahun 1979 sampai pada tahun1992 menggunakan data dari semua neraca perbankan. Secara umum, mereka menemukan bahwa Basel Accord berpengaruh pada faktor sisi permintaan kredit dan pada sisi penawaran kredit. Dalam penelitiannya, Berger dan Udell (1994) menyatakan ada 4 (empat) faktor dari sisi penawaran kredit yang mempengaruhi pinjaman bank yaitu The risk-basedcapital; leverage capital; loan examination; and voluntary risk-retrenchment hypotheses. Selanjutnya, menurut Berger dan Udell (1994) ada 2 (dua) faktor dari sisi permintaan kredit yang mempengaruhi pinjaman bank yaitu macro – regional; and secular decline hypotheses.
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : Analisis Pengaruh Liquidity Risk, Deposit Risk, Credit Risk, CapitalRisk Terhadap Hutang Bank Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi mana pun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.