warna, kekeruhan dan besi (Fe) melebihi syarat kualitas air bersih berdasarkan Permenkes No.416 /MENKES /PER /IX/1990 tentang baku mutu air bersih parameter besi (Fe) 1.0 mg/L, kekeruhan 25 skala NTU dan warna 50 skala PtCo. Sehingga dengan menggunakan media saringanpasirlambat dan saringanpasir cepat dapat memperbaiki kualitas air bersih pada sumur gali di daerah kecamatan Sungai Raya Kab. Kubu raya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran butiran dan ketebalan lapisan pasir terhadap kualitas air sumur bor salah satu warga di Kelurahan Sitirejo III Kecamatan Medan Amplas tepatnya di Jalan Selamat Pulau Gg. Mawar dimana kondisi fisik air yang terlihat secara kasat mata pada air sumur bor tersebut melatarbelakangi digunakannya air tersebut sebagai sampel air yang perlu dilakukan pengolahan untuk memperbaiki kualitasnya. Sebagai salah satu alternatif pengolahan yang sangat sederhana yang dapat diterapkan adalah pengolahan dengan saringanpasirlambat sederhana. Penelitian ini menggunakan saringanpasirlambat sederhana dengan media pasir, kerikil dan sabut kelapa dengan variasi ukuran butiran dan ketebalan lapisan pasir. Variasi ukuran butiran 20,30,40,50,70 mesh dengan ketebalan lapisan pasir 60 cm dan variasi ketebalan lapisan pasir 20,30,40,50,60 cm dengan ukuran butiran 70 mesh. Dengan susunan lapisan sabut kelapa, kerikil, sabut kelapa, pasir dan kerikil. Analisis laboratorium, menggunakan alat ICP untuk pemeriksaan kadar Fe, alat TDS Meter untuk pemeriksaan zat padat terlarut (TDS), alat Turbidimeter untuk menguji kekeruhan, alat Konduktivitimeter untuk menguji daya hantar listrik dan alat pH meter untuk menguji pH air. Dari hasil penelitian, pada pemeriksaan kadar Fe diperoleh 2,0 mg/l, dan kelarutan zat padat (TDS) diperoleh 1932 mg/l. Berdasarkan variasi ukuran butiran dengan ketebalan lapisan pasir 60 cm dan variasi ketebalan lapisan pasir dengan ukuran butiran 70 mesh diperoleh: pada pengukuran kekeruhan yang terbaik yaitu 1,1 NTU pada ukuran butiran 70 mesh dan 0,8 NTU pada ketebalan lapisan pasir 60 cm, DHL tertinggi 915,97 µmho/cm,25°C pada ukuran butiran 20 mesh dan 909,33 µmho/cm,25°C pada ketebalan lapisan pasir 20 cm, sedangkan DHL terendah 372,71 µmho/cm,25°C pada ukuran butiran 70 mesh dan 424,57 µmho/cm,25°C pada ketebalan lapisan pasir 60 cm, pada pengukuran pH yang terbaik yaitu 6,9 pada ukuran butiran 70 mesh dan 6,5 pada ketebalan lapisan pasir 60 cm, hasil percobaan di lapangan perhitungan debit outlet hanya ada 2 variasi ukuran butiran yang memenuhi SNI 2008 tentang perencanaan SPL sederhana ditinjau dari persyaratan teknis berdasarkan kecepatan filtrasinya yaitu 0,2 dan 0,1 m/jam pada ukuran butiran 50, 70 mesh, sedangkan pada variasi ketebalan lapisan pasir hanya ada 3 yang memenuhi SNI 2008 tentang perencanaan SPL sederhana ditinjau dari persyaratan teknis berdasarkan kecepatan filtrasinya yaitu 0,4, 0,1, 0,1 m/jam pada ketebalan 40, 50, 60 cm.
Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul yang dip ilih dalam penelitian ini berupa “Pengaruh Butiran Dan Ketebalan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai Deli Dan Debit Outlet Pada SaringanPasirLambat, Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan Februari 2014 sampai dengan bulan agustus 2014. Tugas akhir ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik ingin meneliti “Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebakan lapiasan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai Deli Dan Debit Outlet Pada SaringanPasirLambat Sederhana Di Keluruhan Pekan Labuhan Di Kec Medan Labuhan ”. Oleh kerena itu peneliti tertarik untuk membuat alat penjernihan air sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar aliran sungai Deli dengan melakukan penelitian terhadap kondisi air sungai yang di pakai masyarakat sekitar sungai Deli sebagai air pokok bagi kehidupan mereka.
baku yang dipakai pada saringanpasirlambat adalah air sungai, akan tetapi pada penelitian ini saringanpasirlambat digunakan sebagai penyaring air buangan rumah tangga. Sebagaimana diketahui, kandungan-kandungan berbahaya pada air buangan jauh lebih banyak daripada air sungai. Meskipun demikian, berdasarkan hasil yang diperoleh ternyata saringanpasirlambat dinilai cukup mampu dalam mengurangi beban pencemaran. Adapun nilai perbandingan kualitas air antara hasil pengukuran dan pendugaan tersaji pada Lampiran 4. Nilai kualitas air hasil pendugaan didapat dengan cara mencari efisiensi saringanpasirlambat melalui studi pustaka, kemudian efisiensi tersebut diolah menggunakan data influen hasil pengukuran.
Menurut Hidayat (1999) dalam proses pengolahan air limbah cair industri pulp dan kertas, biokoagulan Moringa dapat mengendapkan flok limbah selama 500 detik. Berdasarkan hal tersebut diharapkan pengolahan limbah domestik dengan biokoagulan biji Moringa menghasilkan waktu pengolahan lebih singkat (<10 hari) dari pengolahan biologi. Biji Moringa yang sudah digerus yang dicampur dengan air akan menghasilkan protein larut dalam air. Protein yang larut akan terionisasi menjadi asam amino (Sofiany, 1999). Larutan tersebut memiliki sifat seperti polielektrolit alami dan merupakan polimer yang dapat mengikat partikel koloid dalam limbah dan membentuk flok yang kemudian mengendap (Mezi, 2008). Proses selanjutnya yaitu penggunaan saringanpasir cepat diharapkan dapat mempercepat waktu pengolahan dan meningkatkan efisiensi penyisihan parameter pencemar pada air limbah. Menurut Joko (2010) saringanpasir cepat memiliki kecepatan filtrasi lebih cepat 4000-5000 L/m 2 /jam dari pada saringanpasirlambat yang hanya memiliki
Dari hasil pemeriksaan dan juga dari tabel penurunan kadar Fe dan Mn air sumur dapat dilihat bahwa saringanpasirlambat sistem Up Flow ini efektif digunakan selama tiga minggu dalam menurunkan kadar Fe dan Mn sesuai dengan syarat kesehatan, kemudian dilakukan pencucian media saringan pada minggu keempat dengan menggunkan air yang naik ke atas sebagai media pencuci dan membuka kran/tutup yang tersaring, sehingga kualitas kimia khususnya Fe dan Mn air sumur gali tetap memnuhi syarat kesehatan.
Kualitas air daur ulang yang dapat digunakan masyarakat untuk kebutuhan umum rumah tangga, ditunjukkan pada Gambar 7. Saat ini masyarakat telah menggunakannya langsung untuk berbagai keperluan seperti mencuci baju, mandi, mencuci kendaraan, kebersihan rumah, dan lain lain. Nilai BOD yang terus mengalami penurunan di setiap efluen unit pengolahan terjadi seiring dengan penurunan kekeruhan di unit CW, namun terdapat kenaikan setelah unit upflow saringanpasirlambat (USPL) dan pada pengamatan berikutnya konstan. Hal ini kemungkinan masih terdapatnya bibit-bibit ikan atau binatang air yang terjebak di saluran unit USPL. Walaupun demikian nilai BOD pada air daur ulang masih dibawah baku mutu air daur ulang USEPA yaitu ≤ mg/L dan kekeruhan≤ mg/L. Sementara itu untuk parameter COD terjadi konsentrasi yang naik turun pada setiap efluen unit pengolahan, namun pada air daur ulang menunjukkan kualitas COD dengan nilai 8-21 mg/L yang ditunjukkan pada Gambar 7. Masih tingginya nilai COD air daur ulang yang lebih tinggi pada pengamatan pertama (I) menunjukkan pasir kuarsa di unit saringanpasirlambat (USPL) masih mengalami proses pematangan dan proses pembentukan biofilm serta masih banyaknya binatang-binatang air (seperti ikan, katak, dll.) yang berkembang biak karena belum diberi tutup pelindung sehingga memungkinkan naik turunnya kandungan organik ataupun anorganik. Pengamatan kualitas influen dan efluen secara kontinyu sangat diperlukan, terutama dari instansi terkait sehingga dapat menilai kinerja model DUAL-RT terhadap fluktuasi kualitas influen kolam anaerobik serta keamanan kesehatan bagi pengguna. Untuk mendukung kinerja proses pengolahan air limbah dalam menghasilkan air daur ulang tersebut, upaya pengoperasian sesuai prosedur dan pemeliharaan instalasi dari sampah atau binatang air, pemeliharaan tanaman lahan basah, backwash filter secara rutin ataupun penggantian karbon di unit filtrasi sangat disarankan.
Oleh sebab itu, perlu adanya pengolahan air agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dalam penelitian ini dipilih reaktor Slow Sand Filter (SaringanPasirLambat) sebagai metode pengolahan. saringanpasirlambat adalah saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Unit ini sudah menjadi teknologi pengolahan air yang efektif lebih dari 150 tahun. Saringanpasirlambat ini dikenal di Inggris sebelum tahun 1830, dan pertama kalinya menjadi instalasi yang sukses dalam pengolahan untuk air minum (Taweel dan Ali, 1999).
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari SaringanPasir Cepat(SPC) dan SaringanPasirLambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan SaringanPasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan SaringanPasirLambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari SaringanPasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi SaringanPasirLambat.
Tipe kolom filtrasi yang dirancang dalam penelitian ini adalah saringanpasir cepat media pasir aktif dengan aliran dari atas ke bawah (downflow). Desain unit kolom filter untuk penentuan besarnya nilai headloss dan surface loading adalah sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar besi dan mangan air sumur gali dengan menggunakan pengolahan air bersih dengan kombinasi jarak jatuh pada aerasi bertingkat dan diameter pasir pada saringanpasir. Metode penelitian yang dipakai adalah experimental dengan desain Factorial. Yang menjadi objek penelitian adalah air sumur gali dan pengolahan air bersih dengan kombinasi jarak jatuh pada aerasi bertingkat (25 cm, 30 cm dan 35 cm) dan diameter pasir (0,5 mm, 1 mm dan 2 mm) pada saringanpasir dengan penambahan Oksidator (KMnO 4
Konsep penyaringan limbah yang digunakan adalah dengan menggunakan metode saringanpasir cepat. Media yang digunakan berupa pasir silika, zeolite, kerikil dan arang ampas tebu. Arang ampas tebu merupakan arang hasil olahan pembakaran dari ampas tebu yang telah melaui proses pengeringan terlebih dahulu. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah yang sederhana murah dan mudah di dapat.
Konsep penyaringan limbah yang digunakan adalah dengan menggunakan metode saringanpasir cepat. Media yang digunakan berupa pasir silika, zeolite, kerikil dan arang ampas tebu. Arang ampas tebu merupakan arang hasil olahan pembakaran dari ampas tebu yang telah melaui proses pengeringan terlebih dahulu. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah yang sederhana murah dan mudah di dapat.
PROSEDUR PRAKTIKUMA. Waktu dan TempatB. Alat dan Bahan? Tangki bahan bakar? Selang penyaluran? Saringan bahan bakar bagian luar? Pompa bahan bakar? Saringan bahan bakar bagian dalam? KarburatorC. Cara Kerja1. Dilakukan praktikum dengan mengamati secara langsung proses penyaluran bahan bakar pada mesin bensin, dan dilihat komponen-komponen pendukung proses penyaluran serta fungsinya.IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASANA. Analisa data praktikumBagian-bagian mesin bensin No. Nama komponen Fungsi a. Lubang ventilasi Tempat masuknya bahan bakar b. Tangki bahan bakar Tempat bahan bakar ditampung c. Pompa bahan bakar Memompa bahan bakar d. Saringan bahan bakar Menyaring bahan bakar dari kotoran e. Udara atmosfir Tempat masuk udara f. Saluran isap Menghisap udara dan bahan bakar ke dalam sileinder g. Saringan udara Menyaring udara yang masuk h. Karburator Mencampurkan bahan bakar dan udara à 1:15 i. Silinder Tempat terjadinya proses pembakaran j. Saluran buangan Membuang sisa pembakaran (exhaust) k. Peredam suara Meredam suara (knalpot) l. Gas buangan Sisa pembakaran C. PembahasanDari hasil analisa data praktikum dan hasil analisa data tugas, dapat diketahui bahwa sistem penyaluran bahan bakar pada mesin bensin adalah sangat kompleks. Skema penyaluran bahan bakar pada mesin bensin adalah dimulai dari tangki bahan bakar, dimana bahan bakar masuk ke dalam tangki bahan bakar melalui lubang ventilasi tangki. Ketika mesin tidak bekerja, tangki bahan bakar berfungsi sebagai tempat menampung bahan bakar. Ketika mesin bekerja, bahan bakar di dalam tangki masuk ke dalam selang penyaluran yang kemudian di pompa oleh pompa bahan bakar menuju karburator. Dalam perjalanan ke menuju karburator, bahan bakar yang telah di pompa terlebih dahulu disaring oleh saringan bahan bakar dari kotoran-kotoran (seperti debu, pasir, dan tanah) yang dapat menganggu proses pembakaran.Di dalam karburator, bahan bakar yang telah disaring bercampur dengan udara atmosfir (yang telah disaring oleh saringan udara) dengan perbandingan 1:15, proses pencampuran ini disebut karburasi. Jika perbandingan bahan bakar dan udara tidak 1:15, maka dapat menganggu kinerja mesin. Di dalam karburator terdapat sebuah katup yang berhubungan langsung dengan pedal gas, dimana jika kita menekan pedal gas lebih dalam, maka katup di dalam karburator tersebut akan terbuka lebih besar, dan
Pada penelitian ini tidak dilakukan percobaan dengan menggunakan filter dengan satu jenis media untuk masing-masing bahan yang digunakan. Oleh karena itu, kemampuan masing-masing bahan media filter (pasir dan karbon aktif) dalam mengurangi kandungan Fe dan Mn tidak dapat terlihat jelas. Kemampuan tiap variasi filter adalah hasil dari perpaduan kemampuan kedua bahan yang tersusun dalam suatu media. Dan untuk aplikasinya ke masyarakat yang bertujuan untuk menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur dengan menggunakan metode saringanpasirlambat, untuk lebih ditingkatkan variasi ketebalan dari pasir dan karbon aktif agar penurunan kadar Fe dan Mn pada air dapat mencapai 100%.
Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Dengan adanya peyusunan Tugas Akhir yang berjudul “MetodePengolahan Limbah Cair Batik dengan Metode SaringanPasir Melalui Media Pasir Silika, Zeolite, Kerikil dan Sphagnum moss ”, penulis berharap semoga laporan ini berguna bagi para pembaca dalam mempelajari serta dapat menambah pengetahuan.
• Jika lumpur yang ada di dalam lapisan pasir belum bersih secara sempurna, maka pencucian dapat dilakukan dengan mengalirkan air baku ke bak saringanpasir tersebut dari bawah ke atas dengan kecepatan yang cukup besar sampai lapisan pasir terangkat (terfluidisasi), sehingga kotoran yang ada di dalam lapisan pasir terangkat ke atas.
Permasalahan pada tugas akhir ini adalah merencanakan dimensi instalasi penjernihan air (IPA) dengan menggunakan saringanpasir cepat pada Embung Kalen serta perancangan bak distribusi (tandon) untuk mengatasi kekurangan air di musim kemarau.
Dari hasil perlakuan terhadap air gambut dengan lima kali ulangan, parameter fisik air yang sebelumnya tidak memenuhi persyaratan turun setelah melewati proses koagulasi-filtrasi. Pada proses koagulasi dilakukan penambahan tanah liat sebanyak 25 gram per 20 liter air gambut, selanjutnya dilakukan pengadukan (mixer) untuk melarutkan zat kimia (koagulan). Setelah dilakukan proses pengadukan selanjutnya koagulan dicampur dengan air gambut yang akan diolah. Air pada bak koagulasi mengendap karena telah berbentuk gumpalan atau flok. Pada bak koagulasi air baku masih berwarna dan keruh. Setelah melewati proses koagulasi, air selanjutnya dialirkan ke bak filtrasi. Pada proses filtrasi terjadi pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan. Flok-flok atau gumpalan hasil dari proses koagulasi disaring dengan menggunakan lapisan pasir, ijuk dan kerikil sehingga flok-flok atau gumpalan tersebut tersaring dan menghasilkan air baku yang jernih dan memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan sisa tanah liat yang digunakan sebagai koagulan setelah dilakukan penyaringan bisa digunakan kembali untuk proses koagulasi selanjutnya.