Penelitian ini mengenai etika pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu yang terkandung di dalam tarian SerampangXII serta melihat bagaimana nilai-nilai estetika (keindahan) di dalamnya, dan mengetahui bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tarian SerampangXII tersebut. Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah etika pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu dalam Tarian SerampangXII, nilai-nilai estetika, serta bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tarian SerampangXII. Adapun metode dasar yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kualitatif dengan melakukan penelitian di Taman Budaya Sumatera Utara dan di desa Pantai Cermin Kanan kecamatan Pantai Cermin. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Sosiologi dan teori etika utilitarianisme yang berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Setelah penulis menguraikan dan menganalisis data, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarian SerampangXII mengandung nilai-nilai etika di dalam pergaulan antara Pemuda dan Pemudi Melayu. Selain itu juga terdapat nilai-nilai estetika (keindahan) tersendiri yang terkandung baik di dalam gerak, musik, maupun busananya. Hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan khususnya mengenai etika pergaulan Pemuda dan Pemudi Melayu dalam Tarian SerampangXII, memberikan wawasan baru tentang kebudayaan nasional khususnya Tarian SerampangXII, dan untuk menginventarisasi khazanah budaya Melayu.
Penelitian ini mengenai etika pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu yang terkandung di dalam tarian SerampangXII serta melihat bagaimana nilai-nilai estetika (keindahan) di dalamnya, dan mengetahui bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tarian SerampangXII tersebut. Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah etika pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu dalam Tarian SerampangXII, nilai-nilai estetika, serta bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tarian SerampangXII. Adapun metode dasar yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kualitatif dengan melakukan penelitian di Taman Budaya Sumatera Utara dan di desa Pantai Cermin Kanan kecamatan Pantai Cermin. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Sosiologi dan teori etika utilitarianisme yang berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Setelah penulis menguraikan dan menganalisis data, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarian SerampangXII mengandung nilai-nilai etika di dalam pergaulan antara Pemuda dan Pemudi Melayu. Selain itu juga terdapat nilai-nilai estetika (keindahan) tersendiri yang terkandung baik di dalam gerak, musik, maupun busananya. Hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan khususnya mengenai etika pergaulan Pemuda dan Pemudi Melayu dalam Tarian SerampangXII, memberikan wawasan baru tentang kebudayaan nasional khususnya Tarian SerampangXII, dan untuk menginventarisasi khazanah budaya Melayu.
Penelitian ini mengenai etika pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu yang terkandung di dalam tarian SerampangXII serta melihat bagaimana nilai-nilai estetika (keindahan) di dalamnya, dan mengetahui bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tarian SerampangXII tersebut. Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah etika pergaulan Pemuda-Pemudi Melayu dalam Tarian SerampangXII, nilai-nilai estetika, serta bagaimana sikap masyarakat Melayu terhadap Tarian SerampangXII. Adapun metode dasar yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kualitatif dengan melakukan penelitian di Taman Budaya Sumatera Utara dan di desa Pantai Cermin Kanan kecamatan Pantai Cermin. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Sosiologi dan teori etika utilitarianisme yang berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Setelah penulis menguraikan dan menganalisis data, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarian SerampangXII mengandung nilai-nilai etika di dalam pergaulan antara Pemuda dan Pemudi Melayu. Selain itu juga terdapat nilai-nilai estetika (keindahan) tersendiri yang terkandung baik di dalam gerak, musik, maupun busananya. Hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan khususnya mengenai etika pergaulan Pemuda dan Pemudi Melayu dalam Tarian SerampangXII, memberikan wawasan baru tentang kebudayaan nasional khususnya Tarian SerampangXII, dan untuk menginventarisasi khazanah budaya Melayu.
Berdasarkan fenomena inilah penulis beranggapan sudah saatnya kita menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam kebudayaan asli daerah, yang salah satunya adalah budaya tari, dalam hal ini penulis fokus kepada Tari SerampangXII yang dikaji dari teori sosiologi tari. Tari SerampangXII memiliki makna gerakan yang membawa pesan moral yang sangat tinggi, mengenai nilai-nilai kesantunan serta tetap mengaplikasikan norma-norma agama dalam berkisah-kasih (pergaulan) antara pemuda dan pemudi Melayu.
bermakna atau dapat diresapkan, apabila dalam tarian itu terkandung kekuatan pesan yang komunikatif.Tinggi rendahnya mutu estetik ditentukan pada tahap yang paling awal oleh kemampuan komunikatif, dan oleh sebab itu pula, seni sering berfungsi sebagai perangkul makna umum masyarakat.Poin ini menjadi sangat penting pada penelitian ini karena tujuan dari seorang pencipta tari adalah untuk menyampaikan pesan kepada penikmatnya melalui karya yang dibuatnya. Begitu juga pencipta Tari SerampangXII ini yang sudah pasti ada pesan yang ingin disampaikannya melalui karyanya, hal inilah yang nantinya akan diteliti oleh penulis lewat penelitian ini.
Tari Payung asal Sumatera Barat Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan. Sama seperti tari serampang dua belas, tarian yang menggunakan payung sebagai properti utamanya ini juga mengisahkan perjalanan cinta sepasang muda mudi hingga keduanya dipertemukan dalam ikatan pernikahan. Dalam satu panggung, tarian ini kerap dimainkan oleh 3 sampai 4 pasang penari (6 sd 8 orang). Setiap pasangan penari harus memperagakan gerakan yang sama seiring dengan irama tabuhan alat musik dan syair yang dinyanyikan.
Chodry NasutionCO XII PAI 3 -Rissa Niantha XII PAI 3 -Ramadhayani XII IPA 1 -Fadhilah Insani XII IPA 3 -Elvita Yusnida XII IPA 1 -Annisa Sahara XII IPA 3 *Seksi Konsumsi -Raufi Y[r]
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi tari Serampang Dua Belas, pewarisan tari Serampang Dua Belas serta perubahan yang terjadi setelah masuknya tari modern di Kelurahan Simpang Tiga Pekan, Kabupaten Serdang Bedagai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan pengamatan yang tidak berpartisipasi observasi non partisipasi (Observation non participant),wawancara dan dokumentasi. Untuk memperdalam informasi mengenai tari Serampang Dua Belas selain penelitian lapangan, peneliti juga mencari informasi yang relevan dengan melakukan studi pustaka yang bersumber dari jurnal, internet, dan buku-buku pendukung. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dijelaskan bahwa: Tari Serampang Dua Belas merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Tari Serampang Dua Belas memiliki gerakan yang gesit dengan tempo yang cepat. Tarian dengan gerakan tercepat yang terdiri dari 12 (dua belas) gerakan. Pewarisan nilai budaya melalui pertunjukan tari Serampang Dua Belas dapat semakin berkembang, maju dan eksistensinya tetap terjaga dari masa kemasa. Eksistensi tari Serampang Dua Belas dapat kita lihat dari aspek sosial budaya, pewarisan (enkulturasi) dan fungsi. Jika dilihat dari aspek sosial budaya tari ini terus berkembang dan menjadi bagian yang penting dalam masyarakat karena dalam tari ini mengandung banyak nilai- nilai serta norma bagi kehidupan suku Melayu. Bentuk perubahan yang terjadi pada tari Serampang Dua Belas setelah masuknya tari modern hanyalah terletak pada penginspirasian dalam penggunaan alat musik modern, walaupun dengan masuknya tari modern membuat para generasi penerus tari Serampang Dua Belas tertarik mempelajarinya. Namun, mereka tetap menjaga dan melestarian tari Tradisional tersebut.Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari Serampang Dua belas tetap eksis dan dijaga kelestariannya serta diwariskan (enkulturasi) melalui keluarga, sanggar dan festival. Walaupun banyak tari modern yang masuk dan menarik minat para generasi muda tidak membuat para mereka melupakan dan mengabaikan tari Serampang Dua Belas. Namun perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah terhadap tari Serampang Dua Belas yang terlihat dari kurangnya fasilitas seperti sanggar, kostum tari dan pelatih profesional.
Provinsi Sumatera Utara SUMUT Ibukota nya adalah Medan Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor Rumah Adat : Rumah Bolon Senjata Tradisonal : Piso Surit Lagu Daera[r]
INGGRIS 4 JADWAL UALANGAN AKHIR SEMESTER 6 KELAS XII TAHUN PELAJARAN 2014-2015 HARI DAN TANGGAL WAKTU KELAS, MATA PELAJARAN, DAN RUANG XII IPA A XII IPA B XII IPA C XII IPA D XII I[r]
Rumus Umum Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus umum asam alkano[r]
Rencana Investasi Infrastruktur XII- 4 4. Kebijakan penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Sekadau Kebijakan pemerintah Kabupaten Sekadau dalam penataan gedung dan lingkungan didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kbupaten sekadau, yaitu unuk:
BAB XII DISKUSI DAN KESIM PULAN PRA RENCANA PABRIK ACRYLONITRILE DARI ETHYLENE CYANOHYDRINE FENGAN PROSES DEHIDRASI BAB XII DISKUSI DAN KESIMPULAN XII.1 Diskusi Perencanaan Pabr[r]
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL (praktik mengajar), praktikan mendapat tugas untuk mengajar kelas XII MIPA 1, XII MIPA 2, XII MIPA 3, dan XII MIPA 4, dengan mata pelajaran PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN, sesuai dengan bidang yang telah ditentukan oleh sekolah. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP), juga disesuaikan dengan susunan program pendidikan dan pelatihan keahlian masing-masing. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam pelaksanaan mengajar ini adalah rencana pembelajaran dan satuan pembelajaran untuk teori dan praktek. Kegiatan praktek mengajar ini dimulai pada tanggal 10 Agustus sampai dengan tanggal 12 September 2015.
Bentuk deklarasinya adalah : FILE *fopen char *namafile, char *mode; Keterangan : namafile : menyatakan nama dari file yang akan diaktifkan mode : jenis operasi yang akan dil[r]
Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor Rumah Adat : Rumah Bolon Senjata Tradisional : Piso Surit Lagu Daerah : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo B[r]
Jadwal Pelajaran Sumber: Analisis Pribadi HARI JAM X1 X2 X3 X4 X5 XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPS 1 XI IPS 2 XI BAHASA XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPS 1 XII IPS 2 XII BAHASA 07.00-07.45 Penjas[r]