SistemPengendalianManajemen merupakan sistem yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistempengendalianmanajemen terdiri atas struktur dan proses pengendalianmanajemen. Struktur pengendalianmanajemen adalah elemen-elemen yang membentuk sistempengendalian yang terdiri atas pusat-pusat pertanggungjawaban. Proses pengendalianmanajemen adalah cara bekerjanya sistempengendalianmanajemen yang terdiri atas pemrograman, penganggaran, pengukuran, pelaporan dan analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistempengendalianmanajemen terhadap kinerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Pada pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode simple random sampling dengan jumlah 53 karyawan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak bagian manajemen. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada 53 karyawan. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa sistempengendalianmanajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan t hitung < t tabel.
> F tabel (2,75) dengan nilai signifikannya sebesar 0,000 pada tingkat signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah fit atau tepat untuk memprediksi kinerja manajerial dan dapat juga diartikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistempengendalianmanajemen terhadap kinerja manajerial. Uji t (Partial individu test)
Sistempengendalianmanajemen adalah suatu mekanisme baik secara formal maupun informal yang didesain untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan peluang dan pencapaian harapan serta memperoleh hasil (output) yang diinginkan, dengan memfokuskan pada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan perilaku yang diinginkan partisipan. Sistempengendalianmanajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi. Dengan demikian tujuan utama sistempengendalianmanajemen adalah untuk menyelaraskan tujuan-tujuan itu; yaitu sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga tindakan-tindakan setiap anggota perusahaan untuk meraih kepentingannya sendiri bisa selaras dengan kepentingan perusahaan.
Manusia merupakan aspek penting dari sistempengendalianmanajemen. Apabila staf memiliki kompetensi dan dapat dipercaya, maka pengendalian lain mungkin dapat dipercaya. Seorang pegawai yang memiliki integritas diharapkan akan mampu melaksanakan tingkat pekerjaan yang berat walau hanya ada beberapa pengendalian yang mendukungnya. Sebaliknya, seorang pegawai yang tidak dapat dipercaya cenderung akan berusaha untuk menghancurkan sistempengendalian yang ada walaupun didukung dengan berbagai pengendalian. Namun demikian, seorang pegawai yang jujur dan dapat dipercaya sekalipun tidak luput dari kelemahan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pengendalian yang efektif atas sumber daya manusia, harus diciptakan kebijakan dan metode rekruitmen, pelatihan, pengembangan, promosi, dan kompensasi yang sesuai. Titik perhatian atas kebijakan dan prosedur dari sumber daya manusia adalah:
Pengendalianmanajemen merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk meng implementasikan strategi organisasi. Pengendalianmanajemen merupakan keharusan dalam suatu organisasi yang mana sistempengendalian harus sesuai dengan strategi organisasi.Anthony dan Govindrajan (2005) menjelaskan bahwa sistempengendalianmanajemen adalah sebagai suatu alat dari alat–alat lainnya untuk mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota-anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Menurut pandangan ini sistempengendalianmanajemen dapat mempengaruhi perkembangan strategi.
SistemPengendalianManajemen dalam penelitian ini mengadaptasi penelitian Miller dan Friesen (1982) mengenai (1) alat-alat pengendalian, Kenji Yasukata dan Tetsuo Kobayashi (2001) tentang (2) Sistem umpan balik (bagaimana menggunakan ukuran kinerja aktual sebagai umpan balik?) serta adaptasi penelitian Govindarajan (1988) untuk (3) Mekanisme sistem evaluasi anggaran. Pada indikator alat-alat pengendalian responden diminta untuk menilai frekuensi penggunaan alat-alat pengendalian tersebut dalam operasional perusahaan sehari-hari dengan ukuran skala likert 7 poin, sedangkan untuk sistem umpan balik responden diminta memilih seberapa sering penggunaan ukuran kinerja aktual sebagai umpan balik dengan skala likert 7 poin (1 : tidak pernah menggunakan ukuran kinerja aktual; 4 : kadang-kadang; 7 selalu menggunakannya) dalam memenuhi 4 item tujuan. Dan untuk mekanisme sistem evaluasi anggaran menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hopwood (1972) dalam Govindarajan (1988) dengan skala likert 7 point dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju pada empat item pernyataan seperti salah satunya “saya akan melakukan evaluasi terhadap unit saya berdasarkan kemampuan yang saya miliki untuk tetap sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan ”
Hipotesis kedua (H2) berbunyi sistempengendalianmanajemen non- keuangan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hotel bintang 2 lebih banyak menggunakan sistempengendalianmanajemen non-keuangan. Hal ini tidak relevan dengan fakta bahwa hotel berbintang 2 cenderung menggunakan strategi low-cost. Peneliti kemudian melakukan pengujian ulang dengan ANOVA untuk melihat apakah sistempengendalianmanajemen non-keuangan dipengaruhi oleh kelompok strategi bisnis. Hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan jumlah hotel yang menggunakan strategi low-cost dan diferensiasi tidak seimbang ternyata memiliki pengaruh terhadap sistempengendalianmanajemen yang digunakan oleh perusahaan. Maka dari itu, hal ini yang memungkinkan mengapa hipotesis kedua di tolak.
SistemPengendalianmanajemen merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur dan proses. Struktur pengendalianmanajemen meliputi pengendalian terhadap pendelegasian wewenang, pengambilan keputusan, penilaian prestasi dan pusat- pusat pertanggungjawaban, sedangkan proses pengendalian meliputi penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, serta pelaporan dan analisa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevalusi pelaksanaan sistempengendalianmanajemen dan kinerja manajerial pada Bank Jatim cabang Jember dan kantor cabang pembantu. Penelitian ini dilakukan di Bank Jatim cabang Jember dan kantor cabang pembantu dengan populasi adalah semua manajer (supervisor) di cabang dan kantor cabang pembantu Bank Jatim, sedangkan sampel yang digunakan adalah manajer (supervisor) yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik kuesioner. Berdasarkan pada data yang ada dan hasil analisis data yang telah disusun, maka dapat disimpulkan struktur dan proses sistempengendalianmanajemen telah berjalan dengan efektif, begitu pula dengan kinerja manajerial di Bank Jatim Cabang Jember dan Kantor Cabang sudah sangat memuaskan.
Mata kuliah ini mengkaji kerangka konseptual sistempengendalianmanajemen, lingkungan bisnis global dan perubahan paradigma manajemen, pembentukan mindset, perancangan struktur sistempengendalianmanajemen, jejaring informasi, sistem penghargaan berbasis kinerja, perancangan proses sistempengendalianmanajemen, dan reskilling manajer.
Setiap perusahaan tentunya memiliki manajemen yang berpengaruh penting, untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Pengaruh inilah yang nantinya akan diperankan oleh manajer. Pada umumnya perusahaan tidak lepas dari adanya fungsi pengendalian. Fungsi ini dibuat oleh perusahaan dengan tujuan untuk menjamin aktivitas yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Secara keseluruhan salah satu penunjang agar pelaksanaan suatu aktivitas menjadi efektif dan efisien adalah dengan adanya sistempengendalianmanajemen. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sistempengendalianmanajemen dalam meningkatkan produktivitas kerja manajer pada PT. X.
Oleh karena sifat dari pekerjaannya yang repetitive maka pihak manajemen berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan ini telah dikendalikan dengan cukup baik. Dalam rangka mengevaluasi hasil kerja para manajer tersebut secara individu, beberapa pertimbangan harus ditambahkan sebelum menerapkan factor-faktor standar kerja tersebut secara langsung. Misalnya saja untuk kelompok daerah pantai Atlantik, para peneliti itu seringkali menerima gabungan pinjaman tersebut dengan barang hipotik dalam bentuk suatu bagian dari satu kompleks perumahan yang luas. Permasalahan dari aspek hukumnya untuk hal transaksi seprti itu relative sama jenisnya. Sedangkan di bagian wilayah kerja yg lain, biasanya transaksi pinjaman itu datang dari lokasi-lokasi yang terpencar-pencar oleh karena itu tentunya aspek hokum yang terkait pun berbeda-beda pula.
Oleh karena sifat dari pekerjaannya yang repetitive maka pihak manajemen berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan ini telah dikendalikan dengan cukup baik. Dalam rangka mengevaluasi hasil kerja para manajer tersebut secara individu, beberapa pertimbangan harus ditambahkan sebelum menerapkan factor-faktor standar kerja tersebut secara langsung. Misalnya saja untuk kelompok daerah pantai Atlantik, para peneliti itu seringkali menerima gabungan pinjaman tersebut dengan barang hipotik dalam bentuk suatu bagian dari satu kompleks perumahan yang luas. Permasalahan dari aspek hukumnya untuk hal transaksi seprti itu relative sama jenisnya. Sedangkan di bagian wilayah kerja yg lain, biasanya transaksi pinjaman itu datang dari lokasi-lokasi yang terpencar-pencar oleh karena itu tentunya aspek hokum yang terkait pun berbeda-beda pula.
Beberapa unit organisasi menghasilkan keluaran yang tidak dapat diukur dengan besaran nilai ung. Kebanyakan dari unit tersebut biasanya berupa unit staf administrasi (misalnya bagian akuntasni, bagian hukum ataupun bagian hubungan industrial), unit penelitian dan pengembangan prioduk serta beberapa ubit dalam kegiatan pemasaran. Per definisi, efisiensi atau efektivitas unit-unit organisasi diatas tidak dapat kita ukur dengan besaran nilai uang. Biasanya usaha proses pengendalian untuk unit-unit pembiayaan diskresioner ini dimulai dengan ditetapkannya suatu anggaran ataupun perencanaan tahunan yang telah disetujui oleh pihak manajemen. Pada tingkat ini sesungguhnya kita melakukan perbandingan antar besarnya tingkat masukan yang dianggarkan dengan besarnya tingkat masukan yang sebenarnya. Oleh karena pada proses pembandingan tersebut besarnya niali masukan itu tidak kita ukur dalam besaran nilai uang, maka pada dasarnya upaya ini tidak dapat kita katakana sebagai cara
Hingga saat ini gereja masih menggunakan format tata kelola keuangan anggaran berimbang, yang mengharuskan seluruh anggaran dipakai secara berimbang. Padahal dalam pelaporan keuangan di masing-masing jemaat sering terdapat saldo-saldo kas dalam angka yang tinggi. Kondisi ini dimungkinkan disebabkan oleh masalah tata kelola keuangan yang belum diatur dengan baik, tidak ada sistem pada pengendalian keuangan gereja, serta sistem rekruitmen tim verifikasi berdasarkan pengalaman (lih. tabel 1.1 nomor 9, 18, 19).
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari p engumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluar an beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan b iaya serta manfaat penyusutan dan penyampaian tepat waktu. Disini faktor-faktor lingkungan juga me mpengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusaaan multinasioanal AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manaj er kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah penting karena hal tersebut bisa menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan sistempengendalianmanajemen formal yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian actual.
Pengendalianmanajemen mencakup sistempengendalianmanajemen yang terdiri atas struktur organisasi, wewenang, tanggung jawab dan informasi untuk pelaksanaan pengendalian yang memastikan bahwa organisasi telah berfungsi untuk mencapai tujuan. Pengendalianmanajemen merupakan alat bagi manajemen dalam pengimplementasian rencana strategi dengan cara mempengaruhi anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mengembangkan pengendalianmanajemen yang efisien, organisasi harus memiliki tujuan, strategi, program dan kebijakan yang jelas. Pengendalianmanajemen yang efisien pada dasarnya memerlukan prosedur yang tepat sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengawasan pengevaluasian atas masukan dan keluaran secara optimum. Dengan demikian manajemen memerlukan suatu sistem untuk menangani proses untuk menjamin bahwa organisasi yang dikelolanya telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien, sistem ini dikenal dengan sistempengendalianmanajemen.
Tujuan pengendalian dapat dikategorikan bagi kepentingan pihak manajemen dan pegawai organisasi. Oleh karena manajemen organisasi berusaha mencapai visi dan misi organisasinya dan memberikan akuntabilitas atas kegiatan yang telah dilaksanakannya, maka manajemen perlu secara terus-menerus menilai dan mengevaluasi sistempengendalianmanajemen untuk memastikan bahwa sistempengendalian telah dirancang dan beroperasi secara baik, dimutakhirkan secara tepat untuk mengantisipasi perubahan kondisi dan lingkungan, dan pada akhirnya untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.