Pada penelitian ini, metode penentuan statusmutuair yang digunakan adalah metode STORET dan Indeks Pencemaran (IP). Penggunaan kedua metode tersebut mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003. Secara prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutuair yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan statusmutuair. Cara untuk menentukan statusmutuair adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA (Environmental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan statusmutuair dalam empat kelas. Sedangkan pada metode IP ditentukan dari resultan nilai maksimum dan nilai rata-rata rasio konsentrasi per paramater terhadap nilai baku mutunya. Segmen penelitian dimulai dari Taman Prestasi hingga Jembatan Petekan dengan 6 titik pengambilan sampel. Parameter kualitas air sungai yang diteliti meliputi: Suhu, TSS,pH, NO 3 - , PO 4 3- , BOD, COD dan DO. Seluruh
Penelitian ini dilakukan dengan cara pengum- pulan data-data yang dibutuhkan kemudian melaku- kan uji homogenitas. Setelah data yang akan digu- nakan homogen maka dapat dilakukan analisa sta- tus mutuair dengan menggunakan metode STORET dan Indeks Pencemaran. Selanjutnya adalah penen- tuan trend dari statusmutuair metode STORET dan metode Indeks Pencemaran pada tiap-tiap stasiun monitoring.
Metode Storet merupakan salah satu metoda untuk penentuan statusmutuair yang umum digunakan. Dengan metoda Storet ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutuair. Secara prinsip metoda Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutuair yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan statusmutuair. Apabila hasil pengukuran mutuair memenuhi baku mutu airnya yaitu bila hasil pengukuran < baku mutu, maka diberi nilai 0, apabila hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutuair yaitu bila hasil pengukuran > baku mutuair, maka diberi skor:
air, dapat digunakan pula cara yang lainnya yaitu indeks Fisiki-Kimia yang telah dicoba pada Daerah Aliran Sungai Citarum oleh peneliti Balai Lingkungan Keairon, Pusat Litbang SDA. Klasifikasi ini diharapkan dapat menyajikan kondisi yang lebih realistis sesuai dengan kondisi lapangan yaitu dengan tujuh kelas yaitu sangat baik, baik, agak baik, sedang, agar tercemar, tercemar, dan sangat tercemar. Indeks Kimia Fisika merupakan salah satu cara untuk menilai kualitas air sungai atau suatu sumber air. Nilai indeks kimia Fisika dihitung berdasarkan 8 parameter kualitas air yaitu : persen kejenuhan oksigen, BOD, pH, Daya Hantar Listrik, Temperatur, amonium, Nitrat dan Fosfat. Dari hasil kajian statusmutuair menunjukkan bahwa sumber- sumber air untuk Sungai Citarum pada Orde-I telah tercemar berat hampir disepanjang ruas sungainya. Hal ini disebabkan karena terlampauinya daya tampung beban pencemaran airnya. Tetapi untuk anak-anak sungai Citarum yang berada pada Orde-2 dan seterusnya, umumnya masih berstatus tercemar ringan (Pusat Litbang SDA, 2004).
b. Statusmutuair adalah tingkat kondisi mutuair yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutuair yang ditetapkan. c. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
Salah satu upaya untuk mengetahui kualitas air sungai dapat dikatakan baik dan masih dapat menampung beban limbah, bisa dilakukan netralisasi oleh sungai itu sendiri yaitu dengan melakukan perhitungan statusmutuair sungai sebagaimana yang diamanatkan Peraturan Pemerintah 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Pengelolaan Kualitas Air pada pasal 14 dan 20. Adapun sasaran sungai yaitu sungai lintas kabupaten/kota yang pada tahun 2017 ini ditetapkan Sungai Batang Masang Gadang yang merupakan salah satu sungai yang telah ditetapkan klasifikasi air sungai yang mengacu kepada PP 82 Tahun 2001.
Kualitas perairan pesisir yang baik sangat penting dalam menunjang kehidupan organisme yang berada didalamnya. Adanya beban masukan dari daratan akan menyebabkan perubahan pada kualitas perairan baik pada badan air maupun pada dasar perairannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui statusmutuair dan sedimen perairan Desa Sukolilo Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan. Metode penelitian menggunakan pengambilan data dengan metode purposive sampling dimana lokasi pengambilan sampel adalah area penangkapan kerang simping. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di perairan desa Sukolilo Kec. Labang Kab. Bangkalan. Pengukuran parameter fisika kimia perairan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Statusmutuair dan sedimen ditentukan dengan menghitung Indek Pencemaran berdasarkan Kepmen LH No.115 tahun 2003 dengan nilai baku mutu untuk biota laut berdasar pada Kepmen LH No.51 tahun 2004 dan CCME tahun 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Indeks Pencemaran air berkisar 5,662-6,269 dengan statusmutu tercemar sedang, sedangkan pada sampel sedimen mempunyai nilai Indeks Pencemaran berkisar 8,834-9,474 dengan statusmutu tercemar sedang.
9. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat Anggota 10. UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Anggota 11. Instansi Lingkungan Hidup Kab. Pasaman Anggota 12. Instansi Lingkungan Hidup Kab. Pasaman Barat Anggota
Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang bersifat observasional non hipotetik, yaitu menggambarkan dinamika keterkaitan antara variabel dengan dampaknya. Variabel dalam penelitian ini meliputi kondisi saluran drainase limbah batik dan statusmutuair sumur. Sampel air sumur diambil dari kawasan Kampung Batik Laweyan yang memiliki sistem drainase permanen sebanyak 9 sumur dan kawasan dengan sistem drainase semi permanen sebanyak 9 sumur. Pengambilan sampel sumur dilakukan secara acak mengacu pada SNI 6989.58- 2008. Parameter kualitas air sumur terdiri atas parameter fisik yang meliputi suhu, kekeruhan dan partikel terlarut (TDS). Parameter kimia meliputi pH kalsium, besi, mangan, logam berat (merkuri, seng, timbal dan kromium heksavalen). Parameter biologi berupa kandungan coliform. Konsetrasi logam dianalisis dengan metode Spektrometer Serapan Atom (SAA). Penentuan statusmutuair sumur dilakukan dengan metode Storet.
Penelitian menggunakan metode observasi. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Penetapan stasiun pengamatan ditentukan berdasar-kan pada sumber masukan limbah dan jarak dari lokasi pembuangan limbah serta memperhatikan mudahnya medan yang ditempuh agar pelaksanaan pengambilan sampel dapat berjalan dengan baik. Lokasi pengamatan dibagi menjadi empat stasiun, dengan jarak antar stasiun + 500 meter. Pengambilan sampel air ditentukan berdasarkan debit rata-rata limbah harian sebanyak 1 kali pengambilan dan 3 kali pengulangan. Parameter lingkungan yang diteliti antara lain: kecepatan arus, debit air, suhu, TSS, pH, BOD, COD dan DO. Analisa data menggunakan Metoda Indeks Pencemaran untuk menentukan statusmutuair Sungai Klinter, selanjutnya dibandingkan dengan kriteria peruntukan air Kelas IV menurut PP.RI.No.82 Tahun 2001.
Suatu perairan atau sungai dikatakan tercemar jika air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan statusmutuair secara normal. Statusmutuair merupakan tingkat kondisi mutuair yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutuair yang ditetapkan. Sedangkan Mutuair merupakan kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode Indeks Pencemaran dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa pencemar.
Penentuan statusmutuair dengan menggunakan metode Storet dilakukan dengan mengumpulkan data kualitas air secar periodik sehingga membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air denfan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.Jika hasil pengukuran memenuh nilai baku mutuair (hasil pengukuran ≤ baku mutu) maka diberi skor 0.Jika hasi pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutuair (hasil pengukuran > baku mutu) maka diberi skor yang dapat dilihat pada Tabel 2.Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.
Wilayah pesisir Teluk Gorontalo memberikan kontribusi besar untuk kegiatan perekonomian Provinsi Gorontalo. Berbagai macam kegiatan atau kepentingan ada di wilayah pesisir Teluk ini, seperti perikanan (penangkapan), pariwisata, pemukiman, maritim dan kegiatan pelabuhan. Selain itu Teluk Gorontalo juga menerima masukan dari muara Sungai Bone-Bolango. Tingginya aktivitas manusia yang ada di Teluk Gorontalo dikhawatirkan akan memberikan dampak pencemaran terhadap kondisi kualitas air teluk tersebut, oleh karenanya diperlukan adanya pemantauan statusmutu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji statusmutuair di perairan Teluk Gorontalo berdasarkan Metode STORET. Penentuan statusmutuair dengan sistem STORET ini dimaksudkan sebagai acuan dalam melakukan pemantauan kualitas air suatu sistem akuatik.
Berdasarkan analisis iir terhadap penentuan statusmutuair dengan metode Storet terhadap 6 ttik Air danau batur (Kedisan, Toyo Bungkah, Abang, Songan, Terunyan dan Buahan) pada musim hujan dan kemarau ternyata terbagi dalam 3 kelas yaitu perairan di desa Kedisan, Toyo Bungkah dan Abang ketiganya masuk dalam Kelas B yaitu tergolong tercemar ringan (CR), Hal ini telah terjadi indikasi terjadi penurunan kualitas perairan karena di ketiga desa ini telah terjadi peningkatan activitas pariwisata (jasa angkutan perahu motor yang dapat mengeluarkan asap yang menyebabakan terakumulasi dan peningkatan kadar plumbum (Pb) di badan perairan) dan peningkatan aktivitas pertanian dan permukiman yang dapat memacu peningkatan sumber sampah dan limbah masuk ke badan perairan sebagai sumber bahan organik, sehingga memacu aktivitas mikrobia untuk mendegradasi sampah dan limbah, menyebabkan terjadipeningkatan kadar BOD.
Kajian ini dilakukan di kawasan akuakultur BLUPPB Karawang, Desa Pusakajaya Utara, Kec. Cilebar Kabupaten Karawang Jawa Barat pada siklus pemeliharaan udang vanamei bulan Mei – Agustus 2014. Enam petak tambak dengan dasar tanah di lokasi Blok B2 digunakan dalam kajian ini. Masing masing petak mempunyai luasan tambak 4000 m 2 , dengan ketinggian pematang 1,5 – 2 m. Sekitar 50 % dari total luasan petak tambak dilapisi dengan plastik mulsa. Hanya daerah tengah petakan yang masih menggunakan dasar tanah. Ketinggian air selama pemeliharaan diatur pada ketinggian 100 – 120 cm. Delapan hingga sepuluh paddle wheel dengan daya 1 PK digunakan pada masing – masing petak untuk mempertahankan tingkat kelarutan oksigen air tambak. Padat tebar udang untuk masing – masing petak adalah 80 ekor/m 2 . Pakan komersil dengan kandungan protein 35 – 40% diberikan secara penuh selama pemeliharaan. Pemberian pakan hingga mencapai 80 Kg/hari pada akhir periode pemeliharaan.
Danau Kelapa Gading merupakan danau buatan yang terdapat di Kelurahan Kisaran Naga Kabupaten Asahan. Seiring perkembangan waktu danau ini tidak hanya dijadikan tempat penampung air hujan, namun saat ini Danau Kelapa Gading dijasikan sebagai tempat wisata dan keramba jaring apung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kualitas air. Penelitian ini mengunakan Purpossive Random Sampling dengan memilih 5 stasiun berdsarkan rona lingkungan. Data yang didapat dianalaisi dengan Metode Storet dan Indeks Pencemaran. Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan alat yang sejenis Van Dorn Water Sampler yang dimodifikasi. Parameter yang diukur Fisika (Suhu, TSS, Kecerahan dan Konduktifitas), Kimia (DO, pH, BOD, COD, Nitrat dan Fosfat) dan Biologi (Total coliform). Penelitian ini menghasilkan status kualitas air dengan metode storet berdasarkan baku mutu kelas II dan III dengan nilai -30 dan -7. Status kualitas air dengan metode indeks pencemaran berdasarkan kelas II dan III dengan nilai 2,75 dan 1,53. Status Kualitas Air Danau Kelapa Gading berdasarkan Indeks Pencemaran sesuai baku mutu II Tercemar Sedang dan baku mutu III Tercemar Ringan. Status Kualitas Air Danau Kelapa Gading berdasarkan Metode Storet sesuai baku mutu II Tercemar Sedang dan baku mutu III Tercemar Ringan.
Tabel 3 menunjukan hasil analisis kualitas air yang ada di pulau laut bagian selatan Kabupaten Kotabaru. Pada hasil tersebut didapatkan bahwa Pada perairan Pulau laut bagian selatan memiliki kandungan kadar nitrat melebihi batas baku mutu sehingga perairan tersebut tergolong tercemar. Hal itu ditandai dengan banyak ditemukanya sargassum. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 tentang baku mutuair laut untuk biota laut, diperoleh nilai baku mutu untuk Nitrat adalah 0,008 mg/l. Dan dapat disimpulkan bahwa kondisi Nitrat di Pulau laut bagian selatan melebihi batas baku mutu yang telah ditentukan. Artinya kandungan Nitrat pada perairan tersebut tersebut termasuk buruk. Jika kadar nitrat terlalu tinggi, maka akan menyebabkan blooming fitoplankton sealin itu juga, Nitrat menyebabkan kualitas air menurun, menurunkan oksigen terlarut, penurunan populasi ikan, bau busuk dan rasa tidak enak. Oleh sebab itu, pada perairan pulau laut bagian selatan tersebut jarang ditemukanya ekosistem lamun.
Kelapa gading Lake is an artifical lake in Kisaran naga District, Asahan Regency. The Development of the times, the lake not only used for Rain Shelter but also tourism and Mariculture Cage. The purpose of this research was to know about the status of the water quality of Kelapa Gading Lake. The conducted method in this research was Purposive random sampling. Research data by selecting five stations based on environment color. Analysis of the data used storet method and pollution index.The sampling of water using kind van don water sampler which in modification. Parameters measured were physics (Temperature, TSS, Brigthness and Conduction), Chemistry ( DO, ph, BOD, COD, Nitrate and Phosphate) and Biology (coliform total).the results of this research is the status of quality with the storet method based on basic quality class 2 and class 3 with value -30 & -7. The status of water quality with the pollution index method based on basic quality 2 and 3 with the value 2.75 and1.53. The status of water quality of Lake kelapa gading based on storet method, basic quality 2 is a medium contaminated and basic quality 3 is a low contaminated. The status of water quality of kelapa gading lake based on pollution index, basic quality 2 is a medium-contaminated and basic quality 3 is low- contaminated.
Mutuair adalah suatu kondisi kualitas air yang diukur atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Statusmutuair dapat mengindikasikan keadaan air dalam kondisi tercemar atau bebas dari pencemaran dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mtu yang ditetapkan. 2. Kualitas dan Kuantitas Air Bersih
Mengingat pentingnya air bagi kehidupan maka perkembangan peradapan sosial ekonomi akan selalu berpusat pada sumber atau aliran air sehingga terbentuklah kawasan urban pada sumber air atau aliran air. Ekosistem air sangat dipengaruhi oleh variasi antropogenik yang akan memberikan tekanan kepada ekosistem itu sendiri, tekanan pada ekosistem air tersebut berupa beban organik, sedimen maupun logam (Zoumis et al. 2001).